Anda di halaman 1dari 10

D.

BENTUK SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)

SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)


NOMOR : …………………….

Perjanjian ini (termasuk lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari perjanjian, yang selanjutnya disebut KONTRAK ), Pada hari ini …..
Tanggal …….. bulan ………. tahun ………………. (…………..) bertempat di
…………………..………. :

ANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS (sebagai PENGGUNA ANGGARAN) yang


diwakili oleh :

1. Nama : ………………………(pejabat pembuat komitmen)


Jabatan : …………………………………………………
Alamat : …………………………………………………

Yang berwenang dalam hal ini bertindak dan atas nama Pemerintah Kabupaten
Tanggamus, berdasarkan …………………………….………. tanggal …………………
tentang …………………………………………………… Tahun Anggaran ………… ;
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

DAN

2. Nama : ………………………
Jabatan : Direktur/Direktris PT/CV……………………….
Alamat : ……………………………………………………
( Sebagai Penyedia Barang / Jasa )

Yang berwenang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ……………………,
berdasarkan Akte ……………………….. tanggal …………….. yang dibuat di
hadapan Notaris …………….… di ….…………; selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

MAKA DENGAN INI disetujui oleh dan di antara para Pihak tersebut, hal-hal sebagai
berikut :

PASAL 1
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

Pihak Pertama memberikan tugas kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua harus
melaksanakan menyelesaikan, memperbaiki pekerjaan yaitu :

Kegiatan : ………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………
Lokasi : ………………………………………………
Sumber dana : ………………………………………………
Tahun Anggaran : ………………………………………………
PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan dimaksud seperti pada Pasal 1 ( satu ) Surat
Perjanjian ini atas dasar peraturan teknis pembangunan tersebut di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya tidak merugikan kepentingan/tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari perjanjian ini :
a. Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 serta perubahan-perubahannya.
b. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia (Algemene
Voorwarden/ AV 1941).
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI 1971 ).
d. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI 1971).
e. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia ( PUBBI 1982 ).
f. Peraturan Muatan Indonesia ( PMI 1970 ).
g. Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Normal ( SK SNI T-15-1990-03).
h. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) untuk Jalan Raya ( SNI
No : 1373-1989-F ) .
i. Peraturan Direktorat Jenderal Depnaker Tentang Penggunaan Tenaga kerja
dan Kesehatan Kerja.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini berlaku dan mengikat :


a. Surat Perjanjian Kerja ( Kontrak )
b. Surat Penawaran berikut kuantitas dan harga.
c. Amandemen Kontrak ( bila ada ).
d. Dokumen Pelelangan.
e. Gambar-gambar.
f. Jaminan-jaminan.
g. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa ( SPPBJ ).
h. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).
i. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
j. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK )
k. Petunjuk dan peringatan baik lisan maupun tertulis dari Konsultan Pengawas
yang ditunjuk atau Petugas Pengawas Pekerjaan dari Pihak Pertama.

3. Dokumen Surat Perjanjian :


a. Dokumen Kontrak ( Perjanjian ) harus dibuat dalam 8 ( delapan ) rangkap
dan bermaterai cukup.
b. Salinan resminya selanjutnya harus diberikan kepada pihak-pihak yang
berwenang yang akan diatur oleh pemberi tugas.
c. Seluruh biaya pembuatan dokumen kontrak menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua.

PASAL 3
PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA

1. Di lokasi pekerjaan harus selalu ada wakil Pihak Kedua yang ditunjuk sebagai
Pimpinan Pelaksana/ Tenaga ahli yang mempunyai kuasa/ wewenang penuh untuk
mewakili Pihak Kedua dan dapat menerima atau memutuskan segala petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.

2. Petunjuk Pimpinan Pelaksana ini harus mendapat persetujuan dari Pihak Pertama.

3. Apabila menurut pertimbangan Pihak Pertama, Pimpinan Pelaksana/ Tenaga ahli


yang digunakan oleh Pihak Kedua tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan,
maka Pihak Pertama akan memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua,
dan Pihak Kedua harus segera mengganti dengan Pimpinan Pelaksana/ Tenaga
ahli lain yang memenuhi persyaratan tersebut.
4. Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas segala kerugian Pihak Pertama
sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua.

5. Pihak Kedua harus menugaskan secara terus-menerus staf pelaksana yang cakap
dan memenuhi syarat sesuai dengan yang disebutkan dalam daftar isian kualifikasi
dan segala instruksi yang diberikan oleh Pihak Pertama melalui Konsultan
Pengawas kepadanya harus dianggap telah disampaikan kepada Pihak Kedua.

6. Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, apabila Pihak Kedua mempergunakan fasilitas dan


prasarana milik Pemerintah harus memperbaiki seperti semula apabila terjadi
kerusakan-kerusakan.

PASAL 4
PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan


pekerjaan, Pihak Pertama akan menunjuk Pejabat atau Badan Hukum sebagai
Pengawas Pekerjaan yang berfungsi membantu Pejabat Pembuat Komitmen dan
akan diberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua.

2. Pihak Kedua harus mematuhi segala petunjuk teknis yang diberikan oleh pengawas
pekerjaan baik lisan maupun tertulis.

PASAL 5
MASA KONTRAK DAN PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100 % (seratus persen)


yang tersebut dalam Surat Perjanjian Kerja ( Kontrak ) ini ditetapkan selama
…………(………..……….…) hari kalender dihitung sejak tanggal mulai kerja yaitu
tanggal ……………….. sampai dengan tanggal ……………………….

2. Kontrak tersebut berlaku sejak tanggal penandatanganan kontrak oleh pihak


kedua belah pihak yang bersangkutan. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK )
diterbitkan setelah kontrak ditandatangani.

3. Waktu penyelesaian tersebut dalam Ayat 1 (satu) Pasal ini tidak dapat diubah
oleh Pihak Kedua, kecuali adanya Keadaan Kahar (Force Majeur) seperti diatur
dalam Pasal 8 (delapan) Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, atau adanya perintah
penambahan pekerjaan sesuai dengan Pasal 7 (tujuh) dari Surat Perjanjian Kerja
(Kontrak) ini dan harus disetujui oleh Pihak Pertama secara tertulis bahwa waktu
penyelesaian ditambah.

4. Permohonan perpanjangan waktu secara tertulis sudah harus diterima oleh


Pihak Pertama selambat-lambatnya 14 ( empat belas ) hari kalender sebelum
tanggal penyerahan pertama pekerjaan.

5. Permohonan tersebut akan dijawab oleh Pihak Pertama secara tertulis


selambat-lambatnya 14 ( empat belas ) hari kalender setelah diterimanya surat
permohonan.

6. Biaya pengawasan selama perpanjangan waktu pelaksanaan/kerja lembur


menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
PASAL 6
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 180 ( Seratus Delapan
Puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan.

2. Seluruh cacat, susut, cacat tersembunyi, kerusakan atau kesalahan lain yang timbul
selama masa pemeliharaan Pihak Kedua harus memperbaiki seperti tersebut di
atas.

3. Apabila Pihak Kedua melalaikan kewajiban sebagaimana tercantum dalam Ayat 2


(dua) pasal ini, sedangkan Pihak Kedua sudah diberi peringatan baik secara tertulis
maupun lisan belum juga dilaksanakan, sedangkan masa pemeliharaan tersebut di
atas sudah terlampaui, maka masa pemeliharaan diperpanjang tanpa harus dibuat
addendum sampai dengan pekerjaan tersebut diperbaiki dan diselesaikan dengan
biaya dibebankan kepada Pihak Kedua.

4. Apabila Pihak Kedua telah memperbaiki segala kerusakan yang tercantum dalam
Ayat 2 (dua) pasal ini, maka pada saat selesainya masa pemeliharaan Pihak Kedua
bersama-sama Pihak Pertama menandatangani Berita Acara Penyerahan Akhir
Pekerjaan.

5. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan


dalam Ayat 1 (satu) pasal ini, maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan
berakhirnya perbaikan yang dilakukan.

PASAL 7
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Pekerjaan tambah kurang hanya dapat diberikan atas dasar usulan Konsultan
Pengawas dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas

2. Nilai Pekerjaan tambah kurang tidak dapat lebih dari 10 % ( sepuluh persen ) dari
Nilai Kontrak.

3. Bila terjadi pekerjaan tambah kurang, maka yang dipakai adalah harga satuan
dalam Surat Perjanjian Kerja ( Kontrak ). Jika tidak tercantum dalam daftar harga
satuan pekerjaan maka harga yang digunakan adalah harga yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak.

4. Untuk pekerjaan tersebut di atas dapat dibuat surat Perjanjian Kerja Tambah-
Kurang (Addendum Kontrak)

PASAL 8
RESIKO KENAIKAN HARGA DAN KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)
1. Selama penyelenggaraan pekerjaan, Pihak Kedua tidak dapat mengajukan klaim
kepada Pihak Pertama, apabila terjadi kenaikan harga bahan dan upah kerja.

2. Apabila terjadi Keadaan Kahar (Force Majeur), Pihak Kedua harus segera
memberitahukan kepada Pihak Pertama secara tertulis, selambat-lambatnya dalam
waktu 24 jam setelah adanya kejadian tersebut, demikian pula apabila force majeur
berakhir.
3. Seluruh kerugian akibat kejadian force majeur seperti : gempa bumi, angin topan,
gelombang pasang, banjir, tanah longsor, hujan lebat yang terus-menerus, huru
hara, pemberontakan, sabotase, perang, serta tindakan Pemerintah di bidang
moneter dan kejadian-kejadian yang dapat dibenarkan.

PASAL 9
JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua, maka selambat-lambatnya


pada saat Perjanjian ditandatangani, Pihak Kedua wajib menyerahkan kepada
Pihak Pertama berupa Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari Nilai
Kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan yang berupa Bank Garansi harus dikeluarkan oleh Bank
Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat).

3. Jaminan Pelaksanaan dapat juga dikeluarkan oleh Perusahaan Asuransi yang


mempunyai Program Asuransi Kerugian (Surety Bond) dan mempunyai dukungan
re-asuransi sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

4. Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut pada Ayat 1 (satu) akan diserahkan kembali
oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dalam 14 (empat belas) hari setelah
tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak.

5. Jaminan Uang Muka.


Apabila Pihak Kedua mendapat Uang Muka dari Pihak Pertama maka berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Sebelum pembayaran uang muka oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua
dilakukan, maka Pihak Kedua wajib menyerahkan Jaminan Uang Muka yaitu
maksimum 30% (tiga puluh persen) dari Nilai Kontrak.
b. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap tahap pembayaran dan paling lambat lunas pada saat
pekerjaan mencapai 100% (seratus persen).

6. Apabila Pihak Kedua mengundurkan diri sesudah penandatanganan Surat


Perjanjian Kerja (Kontrak) secara sepihak, maka Jaminan menjadi milik Negara,
dengan memperhitungkan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Pihak
Kedua.

PASAL 10
JUMLAH NILAI KONTRAK

1. Jumlah Nilai Kontrak untuk pekerjaan yang tertuang di dalam Pasal 1 (satu) Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak) ini ditetapkan sebesar Rp. …………………………
(……………………………………………………..). Harga tersebut sudah termasuk
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan dibebankan pada ………………………………..
Tahun Anggaran ……….. pada …………………………………………………...

2. Harga Kontrak tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran Pihak Kedua
beserta pajak-pajak dan pungutan-pungutan lainnya.

3. Harga Kontrak tersebut telah meliputi seluruh lingkup pekerjaan baik yang
tercantum dalam gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat daftar uraian dan
volume pekerjaan, yang masing-masing saling melengkapi satu terhadap yang lain,
serta menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
PASAL 11
CARA PEMBAYARAN

Cara pembayaran pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 (satu) di atas dilaksanakan secara
bertahap sebagai berikut :

1. Pembayaran ke-1 (satu) sebesar 50% (lima puluh persen) dari harga pekerjaan
dan dibayarkan setelah pekerjaan mencapai 60% (enam puluh persen) selesai,
dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, besarnya pembayaran
setelah dipotong pengembalian Uang Muka, yaitu sebesar :
( 50 % x Rp. …………..,- ) – ( 50 % x Rp. …………..,- ) = Rp. …………………,-
( ……………………………………………………………..…… ).

2. Pembayaran ke-2 (dua) sebesar 45% (empat puluh lima persen) dari harga
pekerjaan dan dibayarkan setelah pekerjaan mencapai 100% (seratus persen)
selesai, dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita
Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan, besarnya pembayaran setelah
dipotong pengembalian Uang Muka, yaitu sebesar :
( 45 % x Rp. …………….,- ) – ( 50 % x Rp. …………..,- ) = Rp. ………………..,-
( …………………………………………………………………….).

3. Pembayaran ke-3 (tiga) sebesar 5% (lima persen) dari harga pekerjaan yang
dibayarkan setelah masa pemeliharaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan,
besarnya pembayaran yaitu :
( 5 % x Rp. ……………….,-) = Rp. ………………….,-
( …………………………………………………………………….).

PASAL 12
PENGATURAN HALAMAN TEMPAT PEKERJAAN

Sebelum Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan, maka Pihak Kedua terlebih dahulu
merundingkan dengan Pengawas mengenai pembagian halaman pekerjaan, tempat
penimbunan bahan, tempat didirikannya barak kerja dan lain-lain sebagainya agar
pekerjaan berjalan dengan lancar.

PASAL 13
PENJAGAAN DAN PENERANGAN HALAMAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua harus mengurus penjagaan di luar jam kerja siang dan malam dalam
komplek pekerjaan termasuk pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

2. Pihak Kedua harus menyediakan lampu penerangan pada tempat tertentu atas
persetujuan pengawas untuk keamanan tempat kerja.

3. Pihak Kedua harus selalu menjaga jangan sampai terjadi kebakaran, atau sabotase
di tempat pekerjaan dan alat-alat untuk keperluan pekerjaan harus selalu berada di
tempat.

4. Pihak Kedua sepenuhnya bertanggung jawab terhadap bahan-bahan dan alat-alat


yang dipergunakan dalam pekerjaan maupun yang disimpan dalam gudang
material. Apabila terjadi kebakaran atau pencurian, maka tetap menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua dan tidak diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya
serta harga Kontrak atau dalam kelancaran pekerjaan.
5. Segala resiko kemungkinan terjadinya kebakaran yang dapat menimbulkan
kekerasan pada pelaksanaan dan pekerjaan bahan-bahan material, gudang, direksi
keet dan peralatan lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

PASAL 14
KESELAMATAN DAN KESJAHTERAAN PEKERJA

1. Pihak Kedua diwajibkan menyediakan obat-obatan (P3K) sesuai dengan


persyaratan dan disediakan di lapangan untuk pertolongan pertama bagi pekerja.

2. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala kecelakaan yang mungkin terjadi
akibat pelaksanaan pekerjaan.

3. Apabila terjadi kecelakaan maka Pihak Kedua harus segera mengambil tindakan
untuk memberikan pertolongan pertama yang perlu bagi si korban dan segera
membawa ke rumah sakit terdekat serta memberitahukan kepada Direksi pekerjaan
ini.

4. Pihak Kedua harus menyediakan air bersih untuk air minum yang cukup dan
diwajibkan mendirikan kakus darurat yang tertutup di tempat pekerjaan.

5. Segala sesuatu yang menyangkut jaminan keselamatan kerja lainnya wajib


dipenuhi oleh Pihak Kedua, sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi pekerja
yang diasuransikan.

PASAL 15
GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN REVISI

1. Pihak Kedua wajib memasang gambar-gambar kerja sesuai dengan dokumen yang
telah diterima atau petunjuk pengawas, demi kelancaran pekerjaan di lapangan.

2. Apabila pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan Pihak Kedua diwajibkan


memasang gambar revisi berdasarkan aslinya sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Pengawas / Pihak Pertama.

PASAL 16
MESIN-MESIN, PESAWAT UKUR DAN ALAT BANTU LAINNYA

Bila sewaktu-waktu diperlukan, Pihak Kedua harus menyediakan alat-alat dan pesawat
ukur serta tenaga bantu yang diperlukan untuk pemeriksaan hasil pekerjaan dari
pekerjaan atau kelancaran pekerjaan atas petunjuk pengawas.

PASAL 17
KETELITIAN PELAKSANAAN

1. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala pelaksanaan pekerjaan tersebut


menurut ukuran-ukuran dalam RKS dan Gambar Kerja.

2. Pihak Kedua diwajibkan untuk meminta persetujuan dari Pengawas/ Direksi bila
memulai suatu pekerjaan.
PASAL 18
PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini harus sesuai
persyaratan yang ditetapkan.

2. Semua bahan bangunan sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan


terlebih dahulu dari direksi/ pengawas. Jika bahan tersebut ditolak, maka bahan
tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan 1 X 24 jam dari waktu
penolakan.

3. Bagian bangunan yang mempergunakan bahan bangunan yang ditolak oleh


Pengawas harus segera dihentikan dan segera dibongkar serta diganti dengan
bahan bangunan yang disetujui.

4. Apabila ada perbedaan mengenai kualitas bahan maka Pengawas berhak


mengirimnya ke balai penelitian bahan bangunan untuk diteliti dengan biaya dari
Pihak Kedua.

PASAL 19
LAPORAN

Pihak Kedua harus menyediakan laporan diketahui pengawas dalam rangkap 3 (tiga)
berupa :

1. Laporan Harian yang berisikan tentang.


a. Jumlah dan rincian tenaga kerja.
b. Pemasukan bahan bangunan.
c. Catatan kejadian setiap hari ( badai, hujan, dll )
d. Catatan peringatan dari pengawas / direksi.

2. Laporan Mingguan yang berisikan tentang kesimpulan dari laporan harian.

3. Laporan Bulanan yang berisikan tentang kesimpulan dari laporan Mingguan.

4. Laporan Akhir yang berisikan Laporan Keseluruhan Pelaksanan Pekerjaan.

PASAL 20
DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Pihak Kedua harus mengadakan pemotretan di lokasi


pekerjaan, atau pada tempat-tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan
direksi dalam keadaan 0% (nol persen) dengan ukuran 9 X 14 cm sebanyak 3 (tiga)
set.

2. Pemotretan untuk setiap jenis pekerjaan minimal 3 (tiga) kali, masing-masing dalam
keadaan 0%, 50% dan 100%.

3. Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran (termijn) maupun untuk Serah


Terima Pertama Pekerjaan dan Serah Terima Akhir Pekerjaan, harus diadakan
pemotretan yang menunjukan kemajuan prestasi pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
PASAL 21
CARA DAN SYARAT-SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) Pihak Kedua berhak mengajukan
secara tertulis kepada Pihak Pertama untuk melakukan Serah Terima Pekerjaan
Pertama. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan yang
dibuat oleh Tim Pemeriksa Pekerjaan yang dibentuk oleh Pihak Pertama, maka
Pihak Pertama mengesahkan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.

2. Setelah Masa Pemeliharaan berakhir dan semua kewajiban Pihak Kedua dalam
pemeliharaan dipenuhi, Tim Pemeriksa menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan
Akhir Pekerjaan. Pada akhir masa pemeliharaan berdasarkan hasil pemeriksaan
Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh Pihak Pertama, maka Pihak Pertama
mengesahkan Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan yang dilampiri dengan
gambar-gambar hasil pelaksanaan ( as built drawing).

PASAL 22
SANKSI DAN DENDA

1. Jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan dalam Kontrak atau dalam waktu yang disetujui untuk
perpanjangan, maka Pihak Kedua dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu per mil)
per-hari dari Nilai Kontrak untuk setiap keterlambatan, dengan setinggi-tingginya
5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.

2. Pihak Pertama berwenang untuk memutuskan Kontrak segera setelah menerbitkan


Peringatan 1, 2 dan 3 terhadap kelalaian Pihak Kedua, dan setelah denda-denda
yang dikenakan karena penyerahan pekerjaan yang terlambat mencapai
maksimum seperti ditetapkan dalam kontrak.

3. Apabila terdapat hasil temuan Tim Pemeriksa (Pemimpin Kegiatan, Pengawas


Lapangan, Bawasda Kabupaten, Bawasda Propinsi, BPKP, BPK) pada saat
pelaksanaan pekerjaan atau pekerjaan telah diserah-terimakan yang disebabkan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua tidak sesuai dengan Bestek dan
Gambar Rencana serta Petunjuk Teknis, yang mana pekerjaan tersebut telah
mendapat teguran tertulis / lisan dari Pihak Pertama maka semua kerugian Daerah
atau Negara ditanggung oleh Pihak Kedua (Kontraktor).

PASAL 23
KETENTUAN HUKUM

Untuk kepentingan Kontrak ini, Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk
mengabaikan Pasal 1266 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata.

PASAL 24
DOMISILI

Segala permasalahan / perselisihan / sengketa yang terjadi pada saat pelaksanaan


pekerjaan ini Kedua Belah Pihak telah sepakat memilih (domisili) yang tetap dan syah
di wilayah hukum Kantor Pengadilan Negeri ……………..
PASAL 25
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini,
termasuk perubahan-perubahan yang dipandang perlu akan diatur kemudian
bersama oleh Kedua Belah Pihak.

2. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini dinyatakan berlaku dan mengikat sejak tanggal
ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak dan apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan maka Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

3. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini dibaca, diteliti dan dipahami oleh Kedua Belah
Pihak sebelum ditandatangani.

4. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan) terdiri dari 2
(dua) asli bermaterai cukup yang sama kuatnya untuk Pihak Pertama dan Pihak
Kedua, dan selebihnya akan diberikan kepada pihak yang berkepentingan yang
ada hubungan dengan pekerjaan ini.

5. Seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini merupakan satu
kesatuan serta tidak dapat dipisahkan termasuk segala sanksinya dan mempunyai
kekuatan yang mengikat.

Dibuat di : ………………
Pada Tanggal : ………………

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

PT/CV. ………………… …………………(pejabat pembuat komitmen)

materai Rp. 6.000,- materai Rp. 6.000,-


bertanggal, tanda tangan, cap bertanggal, tanda tangan, cap

………………………. …………………………
…….. ………

Anda mungkin juga menyukai