Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rafi Renaldy

Nim : 09181044

TUGAS WAWASAN KEBANGSAAN

Wamil ataukah Bela negara

1. Apakah peraturan yang mendukung wamil atau bela negara ?


Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran
bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga
yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam
Undang-undang. Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-
undang Dasar 1945, khususnya pasal 30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa
membela bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

2. Apakah sasaran tujuan program wamil atau bela negara ?


Terdapat 2 tujuan utama dari program ini yaitu :
1. Secara fisik, hal ini dapat sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara
tersebut , contoh Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara
perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing
terhadap kedaulatan bangsa.

2. non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa
tersebut. Contoh secara non fisik adalah untuk menjaga bangsa serta
kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Nasionalisme
adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam
negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah
air. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan
dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

3. Apakah dampak positif dan negatifnya ?


Dampak positf :
1. Indonesia akan memiliki warga negara yang siap tempur
Siap tempur saya terjemahkan ke dalam 2 hal, yaitu tempur dalam artian
mengangkat senjata dan tempur dalam artian menghadapi tantangan hidup.
2. Indonesia akan kembali menjadi Macan Asia
Dengan memiliki warga negara yang siap tempur maka kewibawaan
Indonesia yang dulu sempat menjadi mercusuar bagi negara-negara Asia-
Afrika akan kembali terangkat. Setidaknya mereka akan berpikir sekian kali
ketika akan membuat masalah dengan Indonesia
3. Mendidik dan mengembangkan pemuda-pemudi Indonesia
Dengan demikian pemuda-Pemudi indonesia akan memiliki sifat dan sikap
disiplin, cinta dan bangga akan negaranya, peduli sesamanya (berjiwa korsa
/tidak apatis), menghormati orang lain terutama yang lebih tua, bersahaja dan
tidak hedonis, serta sifat dan sikap baik lain yang saat ini sangat perlu
ditanamkan pada pemuda-pemudi Indonesia.
Dampak negatif :
1. Secara psikologis dan sosiologis bangsa Indonesia adalah bangsa yang
suka berperang, mencintai kekerasan dibalik keramahannya
Ini dibuktikan dengan pasti adanya tari perang di setiap suku di Indonesia
dan beragamnya senjata-senjata tradisional di hampir semua kebudayaan
lokal di Indonesia. Juga masih banyak ditemukannya peristiwa-peristiwa
bentrokan di berbagai daerah dengan berbagai latar belakangnya.
2. Membengkakan anggaran untuk sektor pertahanan dan keamanan
Mendidikan dan latihan militer selama beberapa bulan saja menghabiskan
biaya yang besar, apalagi jika dilaksanakan sepanjang 24 bulan seperti di
Korea Selatan, pasti akan terjadi pembengkakan anggaran. Belum lagi celah
korupsi yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaannya.
3. Kekhawatiran akan adanya angkatan kesekian setelah TNI AD, AL, dan
AU
Dulu sekitar tahun ’60-an pernah muncul wacana dari PKI tentang
pembentukan Angkatan Kelima (setelah AD, AL, AU, dan Polisi), yaitu
mempersenjatai buruh dan petani. Wacana ini ditentang keras oleh pihak militer.
Nah, dengan banyaknya partai politik, organisasi masyarakat, LSM, organisasi
keagamaan, dan organisasi-organisasi lain di Indonesia sekarang ini,
dikhawatirkan anggota organisasi yang telah mengecap wajib militer akan
menggunakan kepandaiannya untuk membentuk sayap militer bagi masing-
masing organisasinya. Bisa dibayangkan bila separuh saja organisasi di Indonesia
memiliki sayap militer, tidak mustahil mereka akan menggunakannya untuk
mendukung tindakan atau kebjakan organisasi

Anda mungkin juga menyukai