Ayuni Adinda
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang
E-mail: nee357@yahoo.co.id
1
2
Penelitian yang dilakukan oleh Faizin (2009:47) pada siswi kelas IX SMP
Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh informasi bahwa
penggunaan model pembelajaran multimedia interaktif dapat meningkatkan
penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa serta juga dapat
membantu siswa dalam memahami materi (konsep) yang diajarkan dengan cara
konsep-konsep yang bersifat abstrak dengan multimedia interaktif
divisualisasikan menjadi lebih konkret. Selain itu, ternyata nilai rata-rata dan
ketuntasan belajar siswa juga meningkat sebesar 12,5%.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif ini
membutuhkan komputer untuk pengoperasian multimedia interaktif tersebut.
Salah satu sekolah yang memiliki sarana dan prasarana komputer yang memadai
adalah SMAN 7 Malang. Berdasarkan hasil observasi SMAN 7 Malang tersedia
laboratorium komputer yang memiliki 40 unit komputer pentium 4. Jumlah unit
komputer ini sangat mendukung kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
masing-masing siswa dapat belajar dengan menghadapi 1 komputer. Selain itu,
selama ini laboratorium komputer yang ada kurang dimanfaatkan untuk pelajaran
lain selain untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Berdasarkan kendala yang dialami dalam materi sel dan tersedianya
komputer di SMAN 7 Malang beserta keunggulan yang dimiliki oleh media
pembelajaran multimedia interaktif maka perlu dikembangkan media
pembelajaran multimedia interaktif pada materi sel untuk siswa kelas XI SMAN 7
Malang. Pembelajaran dengan multimedia interaktif inilah yang diharapkan akan
dapat menyelesaikan permasalahan yang selama ini dialami dalam pembelajaran
mengenai sel.
METODE
Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan (Research and
Development). Penelitian pengembangan adalah penelitian yang mencatat,
menulis, dan mengadakan penyempurnaan seperlunya terhadap semua kejadian
yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar, sehingga akhirnya
ditemukan prototipe metode penyampaian dengan menggunakan Software
Autoplay (Arikunto, 2006:13). Sedangkan menurut Sugiyono (2011:2) metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Prosedur pengembangan mengikuti prosedur pengembangan Borg dan Gall
(1983) yang meliputi 10 tahap pengembangan. Namun, dalam penelitian ini hanya
dilakukan pada 5 tahapan saja.
Tahap pertama merupakan tahap pengumpulan informasi dan penelitian.
Tahapan ini meliputi kegiatan pengamatan kelas, kajian pustaka, identifikasi
permasalahan, dan merangkum permasalahan yang terjadi selama pembelajaran di
kelas. Tahapan ini dilakukan melalui wawancara dengan guru biologi dan
observasi.
Tahap kedua yaitu tahapan yang meliputi kegiatan melakukan identifikasi
dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran,
menentukan uji ahli dan uji skala kecil.Tahapan ini dilakukan melalui observasi
ketrampilan siswa, analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
perencanaan lama pembuatan media, perencanaan uji coba.
4
Keterangan:
V : Validitas
TSEV : Total Skor Empirik Validator
S-max : Skor Maksimal yang diharapkan
100 : konstanta
(Sumber: Akbar dan Sriwiyana, 2010:213)
Tabel 1Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validator Media, Materi, Praktisi
Lapangan, dan Siswa
No Kriteria Tingkat Validitas
1 75,01% - 100% Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)
2 50,01% - 75% Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi kecil)
3 25,01% - 50,00% Tidak valid (tidak dapat digunakan)
4 00,00% - 25,00% Sangat tidak valid (terlarang digunakan)
(Sumber: Akbar dan Sriwiyana, 2010:212)
5
HASIL
Data kuantitatif berupa rata-rata nilai persentase skor yang diberikan oleh
subjek ahli dan siswa selama validasi.Data kuantitatif yang telah diperoleh, yaitu:
Terdapat dua data yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli media antara
lain data sebelum revisi dan data setelah revisi. Berikut ini data hasil validasi ahli
media sebelum revisi yang disajikan pada Tabel 2 dan data hasil validasi setelah
revisi padaTabel 3.
besar 75% dengan tingkat validitas cukup valid. Kesimpulan rata-rata skor total
yang diberikan oleh validator sebesar 89,17% yang menunjukkan bahwa produk
media yang telah direvisi memiliki tingkat validitas sangat valid.
Berdasarkan hasil validasi ahli materi terdapat dua data yang diperoleh
antara lain data sebelum revisi dan data setelah revisi. Berikut ini data hasil vali-
dasi ahli materi sebelum revisi yang disajikan pada Tabel 4 dan data hasil validasi
setelah revisi pada Tabel 5.
Data hasil yang diperoleh setelah melakukan validasi materi yaitu pada
bagian kompetensi diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas
sangat valid.Pada bagian materi struktur umum sel mendapatkan rata-rata skor
sebesar 75% dengan tingkat validitas cukup valid. Pada bagian materi organel sel
hewan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 81,67% yang dengan tingkat
validitas sangat valid. Pada bagian materi organel sel tumbuhan diperoleh rata-rata
92,3% yang bermakna sangat valid. Pada bagian latihan soal diperoleh skor rata-
rata skor sebesar 80% dengan tingkat validitas sangat valid.Pada bagian secara
keseluruhan diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat
valid. Kesimpulan rata-rata dari skor total yang diberikan oleh validator sebesar
88,16% yang menunjukkan bahwa materi dalam media pembelajaran yang telah
dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat valid. Namun, peneliti tetap
melakukan revisi terhadap materi dalam media.Setelah dilakukan revisi, diperoleh
rata-rata skor pada setiap bagian materi dalam media sebesar 100% yang
menunjukkan bahwa materi yang disajikan dalam media memiliki tingkat
validitas sangat valid.
Validasi oleh ahli praktisi lapangan dilakukan oleh 2 guru Biologi yang
berpengalaman mengajar minimal 5 tahun.Data hasil validasi oleh ahli praktisi
lapangan disajikan pada Tabel 6.
7
Data hasil validasi materi oleh 2 ahli praktisi lapangan dianalisis berdasar-
kan rata-rata skor dari tiap bagian materi dalam media.Pada bagian kompetensi
diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada
bagian materi struktur umum sel mendapatkan rata-rata skor sebesar 97,5% den-
gan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian materi organel sel hewan rata-rata
skor yang diperoleh sebesar 98,3% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada ba-
gian materi organel sel tumbuhan diperoleh rata-rata skor 100% dengan tingkat
validitas sangat valid. Pada bagian latihan soal diperoleh rata-rata skor sebesar
97,5% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian secara keseluruhan dipe-
roleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat valid. Kesimpu-
lan dari rata-rata skor total yang diberikan oleh validator ahli praktisi lapangan
sebesar 98,88% yang menunjukkan bahwa materi yang disajikan dalam media
memiliki tingkat validitas sangat valid sehingga tidak perlu direvisi.
Validasi oleh siswa dilakukan oleh 15 siswa kelas XI SMAN 7 Malang
yang telah dibelajarkan materi sel. Data hasil validasi oleh siswa disajikan pada
Tabel 7.
PEMBAHASAN
8
sangat valid; (3) media pembelajaran yang telah dikembangkan ini merupakan
media pembelajaran yang interaktif karena pada media interaktif ini terdapat
interaksi dengan siswa. Jenis interaksi yang terjadi mengklik mouse, men-drag
mouse, serta penyajian feed back dan penguatan bagi siswa; (4) media
pembelajaran yang disusun mengintegrasikan komponen teks, gambar, audio, dan
video yang dapat memfasilitasi siswa yang memiliki kemampuan menyerap
pelajaran dengan cara yang berbeda; (5) media pembelajaran yang telah
dikembangkan ini dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas bersama guru
maupun dipelajari secara individual di rumah.
Media pembelajaran yang telah dikembangkan ini juga memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan dalam media pembelajaran ini adalah sebagai berikut,
antara lain: (1) media pembelajaran ini memiliki spesifikasi minimal komputer
dan mengharuskan pengguna untuk menginstal software tertentu agar dapat
menjalankan program; (2) media pembelajaran ini merupakan media
pembelajaran audio-visual sehingga membutuhkan alat bantu seperti headset
untuk dapat mendengarkan suara pada media jika media ditampilkan pada
komputer sekolah; (3) media pembelajaran ini membutuhkan siswa dengan
kemampuan mengoperasikan komputer dengan baik.
Saran
Pemanfaatan produk sebagai salah satu alternatif pembelajaran hendaknya
tidak menggantikan posisi guru sebagai fasilitator pembelajaran.Guru juga perlu
mengatur kegiatan pembelajaran kontekstual seperti kegiatan praktikum yang
11
DAFTAR RUJUKAN
(staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Multimedia%20Interaktif%20Dalam
%20Pembelajaran.pdf multimedia Pengajaran.pdf, diakses tanggal 26 De-
sember 2012).