Anda di halaman 1dari 29

TUGAS INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

ALAT UKUR LAJU ALIR DAN KOMPOSISI

Disusun oleh :
Cindy Mei Saputri (I8317006)
Nafi’Atun Ni’mah (I8317020)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
ALAT UKUR LAJU ALIR DAN KOMPOSISI

A. ALAT UKUR LAJU ALIR


1. Berdasarkan Perbedaan Tekanan
a) Orifice plate

Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang
diukur, serta merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda
tekanan antara aliran pada up stream dan down stream dari orifice itu sendiri.
Orifice merupakan salah satu alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal
dan umumnya orifice diletakkan sebelum separator.

Gambar 1.1 Prinsip Kerja Orrifice Plate

Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa
untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan
kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan
minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan dan
tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan
pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju
aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli. Prinsip dasar
pengukuran Flat orifice dari suatu penyempitan yang menyebabkan timbulnya
suatu perbedaan tekanan pada fluida yang mengalir.
Flat orifice dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1) Jenis Concentric Orifice
Pada jenis Concentric Orifice dipergunakan untuk semua jenis fluida yang
tidak mengandung partikel-partikel padat. Concentric dibuat dengan mengebor
port secara sentrik dalam bagian tengah. Tipe orifice ini lebih popular karena
konstruksinya yang lebih sederhana dan mudah dibuat

Gambar 1.2 Flat Jenis Concentric Orifice

2) Jenis Eccentric Orifice


Eccentric Orifice memiliki potongan lubang pembatas secara eccentric
sehingga mencapai bagian dasar pipa. Pada jenis eccentric orifice ini
dipergunakan untuk fluida yang mengandung partikel-partikel padat. Tipe
orifice ini sangat bermanfaat untuk pengukuran cairan yang telah memiliki
padatan.Bila padatan tidak berkumpul pada orifice, maka sisi orifice tidak
akan mengalami kerusakan atau error dalam pengukurannya dapat dikurangi

Gambar 1.3 Flat Orifice Jenis Eccentric Orifice

Gambar 1.2 Flat Jenis Eccentric Orifice

3) Jenis Segmental Orifice


Pada jenis segmental orifice ini dipergunakan untuk mengukur laju aliran yang
mengandung padatan, sama seperti jenis eccentric orifice hanya saja kalau
jenis eccentric berbentuk lingkaran yang berada di bawah atau dekat dasar
pipa, sedangkan kalau jenis segmental ini berlubang setengah lingkaran

Gambar 1.3 Flat Orifice Jenis Segmental Orifice

Kelebihan Orifice :
 Konstruksinya sederhana
 Rancangannya mudah
 Harganya relatif murah
 Mudah dikalibrasi
 Mudah dirancang / didapat
 Tingkat ketelitian cukup baik
Kekurangan Orifice :
 Penurunan tekanan sedang-tinggi
 Nilai akurasi penggunaan ditentukan oleh ketepatan dalam pemasangan posisi
pelat itu sendiri dan ini sangatlah riskan.

b) Ventury tube
Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi
untuk mendapatkan beda tekanan Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 3 bagian
utama yaitu :
1) Bagian Inlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan dengan diameter yang sama seperti
diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada
bagian ini.
2) Inlet Cone
Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida.
3) Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat
datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan
dari aliran yang keluar dari inlet cone.

Gambar 1.4 Prinsip Kerja Venturimeter

Prinsip Kerja Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli
yang berbunyi: Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar
adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah
pada bagian kelajuan alirnya paling besar.
Kelebihan Venturi Meter :
 Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
 Dapat pengukur debit besar.
 Jauh dari kemungkinan tesumbat kotoran.
 Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid ).
 Rugi tekanan ( Pressure Loss ) permanen relatif rendah dari pada orifice
atau flow nozzle.
 Dapat digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung endapan
padatan (solids)
Kekurangan Venturi Meter :
 Harga relatif mahal.
 Sulit dalam pemasangan karena panjang.
 Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.
c) Flow nozzle
Flow Nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil

Gambar 1.5 Flow nozzle

Kelebihan Flow Nozzle :


 Pressure loss lebih rendah dibandingkan orifice plate.
 Dapat digunakan untuk fluida yang mengandung padatan ( solids )

Kekurangan Flow Nozzle :


 Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 inchi.
 Harga lebih tinggi dibanding dengan orifice.
d) Pitot tube
Fungsi dari pilot tube untuk mengukur tekanan fluida pada wind tunnel dan
menghitung profil kecepatan aliran pada pipa. Sedangkan aplikasi Pitot
Tubediterapkan untuk mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed) ,altimeter
pesawat dan mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).

Gambar 1.6 Prinsip Kerja Pitot tube

Prinsip Kerja : Energi kinetik dikonversikan menjadi static pressure head


Cara kerja pitot tube adalah :
1) Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer.
2) Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi
(p0).
3) Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli
untuk mengetahui kecepatan alirannya.
4) Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena
adanya friksi pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan
akibat faktor C (friksi empirik).
Aplikasi Pitot Tube :
 Mengukur kecepatan pada pesawat ( airspeed ).
 Altimeter pesawat.
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel ( terowongan angin ).

Kelebihan Pitot Tubes :


 Susunana sederhana.
 Relatif mudah dan murah.
 Tidak perlu adanya kalibrasi.
 Pressure drop aliran kecil.
 Tidak ada pressure loss.
Kekurangan Pitot Tubes :
 Ke akuratan rendah untuk beberapa aplikasi.
 Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
 Sensitif pada gangguan pada hulu ( upstream ).
e) Anubar
Annubar adalah gabungan beberapa pitot tube (multiple ported pitot tube), untuk
menghasilkan kecepatan aliran rata-rata.
Kelebihan
 Pressure drop dapat diabaikan.
 Dapat dipasang untuk service dengan tekanan rendah.
Kekurangan
 Tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
f) Dall Tube
Dall tube merupakan sebuah kombinasi dari tabung Venturi dan pelat orifice, fitur
dall tube sama dengan bagian masukan yang meruncing dari
tabung venturi namun memiliki 'bahu' mirip dengan bagian keluar dari pelat
orifice untuk membuat penurunan tekanan yang tajam. Dall tube biasanya
digunakan pada aplikasi dengan laju aliran yang lebih besar.

g) V-Cone
Sebuah elemen penyumbat yang berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai
pengubah penampang ditempatkan di pusat pipa untuk menghitung kecepatan
aliran dengan mengukur perbedaan tekanan.
2. Berdasarkan Variabel Area
a) Rotameter
Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau
gas dalam tabung tertutup.
Rotameter terdiri dari:
 float
 metering tube
 scale
 packing and seal
 upper body
 lower body
 process connection
 -accessories
Keuntungan
 Rotameter tidak memerlukan daya eksternal atau bahan bakar, hanya
menggunakan sifat yang melekat pada cairan, bersama dengan gravitasi, untuk
mengukur laju aliran.
 Rotameter sebuah perangkat yang relatif sederhana yang dapat diproduksi
massal dari bahan murah, memungkinkan untuk digunakan secara luas.
 Bagian aliran meningkat terjadilah float bergerak naik dalam tabung, maka
skala adalah sekitar linier.

Gambar 1.7 Rotameter


b) Movable vane

c) weir
d) flume
3. Berdasarkan Positve Displacment
a) Piston
b) Oval-gear
c) Nutating disk
d) Rotary-vane type
4. Berdasarkan Turbin
Pengukur aliran turbin merupakan pengukur yang sangat teliti (0,5% pembacaa n)
dan dapat digunakan untuk cairan bersih dan cairan kental hingga mencapai 100
centistokes. Sebuah pipa lurus berdiameter 10 diperlukan pada saluran masuk.
Keluaran yang paling umum adalah frekuensi gelombang sinus atau gelombang k
uadrat, namun pengkondisi sinyal dapat disimpan di puncak meteran untuk
keluaran analog dan pengklasifikasian anti ledakan. Meterannya terdiri dari sebuah
rotor multi-bladed yang dipasang pada sudut yang tepat terhadap aliran dan
tersuspensi dalam aliran fluida pada bearing yang berjalan bebas.
5. Berdasarkan Impeller
6. Berdasarkan Elektromagnetik
7. Berdasarkan Ultrsonik
Ultrasonik flowmeter adalah jenis flowmeter yang mengukur kecepatan cairan atau
gas dengan menggunakan prinsip ultrasound. Menggunakan transduser
ultrasonik, flow meter dapat mengukur kecepatan rata-rata sepanjang jalannya
sinar yang dipancarkan dari ultrasound, dengan rata-rata perbedaan waktu
transit diukur antara ultrasound yang berdenyut menyebarkan ke dalam
dan melawan arah aliran.
a) Droppler
Pengukur aliran ultrasonik Doppler biasanya digunakan pada penggunaan cairan
kotor seperti limbah cair dan cairan kotor lainnya dan lumpur yang biasanya
menyebabkan kerusakan pada sensor konvensional. Prinsip dasar operasi
memakai pergantian frekuensi (Efek Doppler) dari sinyal ultrasonik ketika
direfleksikan oleh partikel yang mengambang atau gelembung gas (tidak
sinambung) dalam pergerakan.
b) Transit Time
Pengukuran berdasarkan perbedaan waktu antara gelombang transmitter yang
telah dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida baik searah dan berlawanan arah
8. Berdasarkan Vortex Shedding
9. Berdasarkan Thermal Mass Flow Sensor
10. Berdasarkan Coriolis Effect
11. Berdasarkan Drag Force
B. ALAT UKUR KOMPOSISI
1. Kromatografi
2. Refraktometer

1. KROMATOGRAFI

a). Definisi Kromatografi


Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,yaitu fase diam dan
fase gerak.
Apabila fase diam berupa zat padat dikenal dengan istilah kromatografi penyerapan
(adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, makateknik ini disebut
kromatografi pembagian(partition chromatography).
Ada dua fase dalam kromatografi, yaitu:
a. Fasa diam (adsorben atau lapisan penyerap)
Bertindak sebagai pemisah campuran.Contoh pelrut yang digunakan adalah silika gel,
alumunium oksida, selulosa. Namun yamg paling banyak digunakan adalah slika gel dan
alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh nyata terhadap daya.
b. Fasa gerak (Eluen)
Bertindak sebagai pembawa campuran. Komponen-komponen campuran akan bergerak
dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi
pemisahaan.

b). Macam-macam Kromatografi


Berdasarkan teknik kerja yg digunakan, kromatografi ada bermacam-macam diantaranya
adalah Kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi kolom, kromatografi cair-
vakum, dan kromatografi preparat

a. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Teori Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari satu sampel yang
ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran.
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah silika atau alumina yang
seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika atau
alumina meupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali
mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultraviolet. Bahan
adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa.
Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Pada kromatografi lapis tipis, sebuah garis
digambarkan dibagian atas dan bawah lempengan dan setetes pelarut (fase gerak) dari
campuran pewarna di tempatkan pada garis yang telah ditentukan.Diberikan penandaan pada
garis dilempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika dilakukan dengan tinta,
pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram di bentuk.
Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat
langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relatif f pada
pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak
tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa.
Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf:
1. Sifat dari penyerap dan derajat aktivitas.
2. Struktur kimia dari senyawa dipisahkan.
3. Kerapan dari satu pasang penyerap.
4. Pelarut (derajat kemurnian) fase bergerak.
Syarat-syarat pelarut yang diinginkan dalam KLT:
- Pelarut yang digunakan tergantung pada sifat zat yang akan dianalisa. Yang polar akan
larut pada pelarut polar.
- Untuk komponen yang lebih polar.
Keuntungan KLT:
 Waktu relatif singkat
 Menggunakan inestasi yang kecil.
 Paling cocok untuk analisis bahan alam dan obat.
 Jumlah cuplikan yang dengan sedikit.
 Kebutuhaan ruang minimum.
 Penanganan sederhana.
 Zat yang bersifat asam/basa kuat dapat dipisahkan dengan KLT.
Kelemahan KLT:
1 Hanya merupakan langkah awal untuk menentukan pelarut yang cocok dengan pada
kromatografi kolom
2 Noda yang terbetuk belum tentu senyawa murni.

Prinsip Kromatografi Lapis Tipis


Prinsip kerja dari kromatografi lapis tipis adalah dengan memisahkan sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.
Tahapan Kromatografi Lapis Tipis

Alat
1. Plat KLT digunakan sebagai media pada noda
2. Pipa kapiler digunakan sebagai alat untuk meneteskan hasil soklet pada KLT
3. Chamber digunakan untuk tempat proses pendorongan noda oleh eluen
Bahan
1. Hasil ekstrak soklet sebagai sampel yang akan di uji senyawanya
2. Pelarut atau eluen digunakan untuk mendorong noda pada KLT
Tahapan
1. Fase diam ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang
cocok.
2. Campuran yang akan dipisah berupa larutan , ditotolkan berupa berupa bercak atau
pita (awal).
3. Setelah plat atau lapisan ditaruh didalam bejana/chamber tertutup rapat yang berisi
larutan pengembang yang cocok
4. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler. Karena pelarut bergerak lambat pada
lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan
bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak
warna.

b. KROMATOGRAFI KERTAS

Teori Kromatografi Kertas


Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair-cair dengan kertas sebagai zat
pendukung(fase diam) karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah
yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian
yang lebih polar dari cairan yang di pakai sebagai eluen (fase gerak)akan berlaku sebagai
fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-
cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas,
fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan
campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah
bagian campuran yang kurang polar.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena
mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai
titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap
jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu
senyawa tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi
sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji
kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama,
terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram
dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0

Prinsip Kromatografi Kertas


Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara
dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi dalam pelarut yang
bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan
campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Tahapan Kromatografi Kertas


Tahapan kromatografi kertas adalah sebagai berikut cuplikan yang mengandung
campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas
sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana
tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak
(jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari
kertas).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan
komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila
permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang
telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi
tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka
akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus
dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi
yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa.Bila
daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari
senyawa.Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari
noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.

 Misalnya memisahkan (mengidentifikasi) zat warna pada tinta berwarna hitam.


 Tinta berwarna hitam ini merupakan campuran dari berbagai macam zat yang
berwarna. Cara mengidentifikasinya adalah sampel tinta diteteskan pada kertas saring
yang telah diberi tanda garis dengan pensil sebagai titik awal. Kertas saring (sebagai
fasa diam) kemudian ditempatkan di dalam gelas beaker yang telah berisi pelarut
(sebagai fasa gerak), misalnya aseton. Pelarut tidak boleh mengenai sampel tinta.
 Pelarut akan meresap pada kertas saring dan bergerak naik, kemudian memisahkan
tinta menjadi beberapa zat warna. Zat warna yang paling mudah larut dalam fase
gerak akan bergerak lebih cepat ke atas daripada zat warna yang terabsorb kuat pada
fase diam. Setelah fase gerak mencapai bagian atas, kertas saring kemudian dapat
diambil dan dikeringkan, menghasilkan kromatogram.

c. KROMATOGRAFI KOLOM

Teori Kromatografi Kolom


Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok:


a. Kolom analitik : garis tengah dalam 2 – 6 nm. Panjang bergantung pada jenis
kemasan,untuk kemasan pelikel biasanya panjang kolom 50 – 100 cm. Untuk
kemasan mikropartikel berpori, biasanya 10 – 30 cm;

b. Kolom preparatif : umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang
kolom 25 – 100 cm.
Pembagian fase dalam kromatografi kolom:
1. Fasa diam
Fasa diam yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah suatu adsorben
padat.Biasanya berupa silika gel atau alumina.Dahulu juga sering digunakan bubuk
selulosa.Fasa diam berbentuk serbuk microporus untuk meningkatkan luas
permukaan.
2. Fasa gerak
Fasa gerak atau eluen adalah campuran cairan murni. Eluen dipilih sedemikian
rupa sehingga faktor retensi senyawa berkisar antara 0,2-0,3 supaya meminimalisir
penggunaan waktu dan jumlah eluen melewati kolom. Jenis eluen yang digunakan
dapat dicoba terlebih dahulu menggunakan kromatografi lapis tipis. Setelah dirasa
cocok, eluen yang sama digunakan untuk mengelusi komponen dalam kolom.

Metode kromatografi kolom:

1. Metode kering
Pada metode kering kolom diisi dengan fasa diam kering, diikuti dengan penambahan
fasa gerak yang disiramkan pada kolom sampai benar-benar basah.
2. Metode basah
Pada metode basah bubur (slurry) disiapkan dengan mencampurkan eluen pada serbuk
fasa diam dan dimasukkan secara hati-hati pada kolom.Dalam langkah ini harus
benar-benar hati-hati supaya tidak ada gelembung udara.Larutan senyawa organik
dipipet di bagian atas fasa diam, kemudian eluen dituangkan pelan-pelan melewati
kolom.
Pembagian Kromatografi Kolom:
1. Kromatografi Fase Normal
Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat polar, misalnya silika gel,
alumina, sedangkan fase geraknya bersifat non polar seperti heksan.
2. Kromatografi Fase Terbalik
Pada kromatografi fase terbalik, fase diamnya bersifat non polar, yang banyak dipakai
adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan oktilsilan (C8). Sedangkan fase geraknya
bersifat polar, seperti air, metanol dan asetonitril

Prinsip Kromatografi Kolom


Prinsip dari kromatografi kolom adalah adsorpsi dan partisi.Adsorpsi adalah
mekanisme berupa komponen sample secara selektif diadsorpsi oleh permukaan fasa
diam.Partisi adalah mekanisme berupa komponen sample secara selektif terpartisi antara
eluen dan lap.Cair tipis yang terikat pada padatan pendukung inert.

Tahapan Kromatografi Kolom


Tahapan kromatografi kolom adalah sebagai berikut: Komponen tunggal ditahan pada
fasa diam berupa adorben karena telah terikat. Ketika eluen dialirkan, maka senyawa akan
melakukan migrasi, terbawa oleh eluen sesuai dengan kesesuaian kepolaran. Masing-masing
senyawa dalam komponen mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dalam melewati kolom.
Selama proses berlangsung, akan didapatkan beberapa fraksi. Masing-masing fraksi
kemungkinan mengandung senyawa yang berbeda.Untuk mengujinya, fraksi hasil
kromatografi kolom dapat diamati menggunakan KLT. Fraksi dengan Rf yang mirip,
kemungkinan mengandung senyawa yang sama. Fraksi dapat diamati leih lanjut
menggunakan spektroskopi.

Gambar kromatografi kolom

d. KROMATOGRAFI CAIR – VAKUM


Teori Kromatografi Cair-Vakum
Kromatografi vakum cair merupakan salah satu jenis dari kromatografi kolom.
Kromatografi kolom merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan
perbandingan pelarut dan kerapatan dengan menggunakan bahan kolom. Kromatografi kolom
lazim digunakan untuk pemisahan dan pemurnian senyawa .
Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa metabolit
sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai absorben dan berbagai
perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi gradien) dan menggunakan
pompa vakum untuk memudahkan penarikan eluen .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan kromatografi kolom vakum cair
meliputi :
Biasanya jenis adsorben digunakan silika gel F60. Adsorban ini cocok untuk fraksinasi
senyawa yang terdapat pada ekstrak nonpolar atau semipolar, tetapi tidak cocok untuk
komponen senyawa yang polar karena senyawa tersebut akan diikat kuat oleh adsorben
Digunakan corong G3 dalam pembuatan kolom. corong ini diisi dengan adsorben
sampai setinggi 2,5 cm, kemudian bagian luar corong diketuk-ketuk dengan jari sambil
dihisap dengan pompa vakum dan permukaan diratakan.
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik tertentu yang mudah menguap yaitu
umumnya untuk ekstrak nonpolar digunakan eter minyak bumi, sedangkan untuk ekstrak
polar digunakan metil klorida atau kloroform .
Pengelusian dan penampungan fraksi. Pengelusian diawali dengan komposisi pelarut
yang nonpolar, kemudian dilanjutkan komposisi pelarut berdasarkan yang meningkat. Jumlah
pelarut yang digunakan setiap kali elusi harus dapat membasahi isi kolom (Kusmardiyani dan
Nawawi, 1992).
Kromatografi Vakum Cair mempunyai keuntungan yang utama dibandingkan
dengan kolom konvensional yaitu :
1. Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan
alir fase gerak lebih lambat (10-100μl/menit)
2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spectrometer massa

Prinsip Kromatografi Cair-Vakum


Prinsip dari kromatografi vakum cair adalah untuk pemisahan komponen senyawa yang
terkandung dalam suatu ekstrak kedalam beberapafraksi berdasarkan kepolaran .

Tahapan Kromatografi Cair-Vakum


Adapun cara kerja kromatografi cair vakumyaitu kolom kromatografi dikemas kering
(biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40 μm) dalam keadaan vakum agar diperoleh
kerapatan kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah
dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah sampai kering dan
sekarang siap dipakai .

Gambar kromatografi volum

e. KROMATOGRAFI PREPARATIF

Teori Kromatografi Preparatif


Kromatografi mungkin preparatif atau analitis.Tujuan dari kromatografi preparatif
adalah untuk memisahkan komponen campuran untuk digunakan lebih lanjut (dan dengan
demikian suatu bentuk pemurnian).Analisis kromatografi dilakukan biasanya dengan jumlah
yang lebih kecil bahan dan untuk mengukur proporsi relatif dari analit dalam
campuran.Keduanya tidak saling eksklusif.
Pada kromatografi preparative, proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya
serapdan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yangakan bergerak
mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serapadsorben terhadap komponen kimia tidak
sama, maka komponenbergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah
yangmenyebabkan pemisahan.Kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi
murni dari campuran
Prinsip Kromatografi Preparatif
Prinsip kromatografi preparatif adalah memurnikan jumlah senyawa yang cukup dari
bahan untuk digunakan lebih lanjut.
Tahapan Kromatografi Preparatif
Komponen tunggal ditahan pada fasa diam berupa adorben karena telah terikat.
Ketika eluen dialirkan, maka senyawa akan melakukan migrasi, terbawa oleh eluen sesuai
dengan kesesuaian kepolaran. Masing-masing senyawa dalam komponen mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda dalam melewati kolom. Selama proses berlangsung, akan
didapatkan beberapa fraksi. Masing-masing fraksi kemungkinan mengandung senyawa yang
berbeda.Untuk mengujinya, fraksi hasil kromatografi kolom dapat diamati menggunakan
KLT. Fraksi dengan Rf yang mirip, kemungkinan mengandung senyawa yang sama. Fraksi
dapat diamati leih lanjut menggunakan spektroskopi.

2. REFRAKTOMETER

Definisi
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui indeks refraksi,
kerapatan jenis, dan konsentrasi dari suatu zat terlarut misalnya mengukur kadar gula, kadar
urin dan protein dalam tubuh. Refraktometer ini seperti dapat untuk mengukur konsentrasi
serta komposisi standar larutan
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari refraktometer adalah mamanfaatkan refraksi cahaya polikromatis
dari sinar lampu yang menyinari day light plate. Sampel diteteskan pada day light plate,
kemudian dikenakan cahaya polikromatis dan selanjutnya diteruskan ke prisma. Pada prisma,
cahaya polikromatis diubah menjadi cahaya monokromatis, selanjutnya terjadi pemfokusan
pada lensa. Cahaya monokromatis yang telah melewati lensa diteruskan ke biomaterial skip
sehingga tertera skala.
Jenis – jenis refraktometer
 Refraktometer Abbe
Merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian,
kualitas dispersi dari sampel cair, padat, dan plastik. Dapat digunakan untuk
mengukur bermacam – macam indeks bias suatu larutan. Dapat juga digunakan untuk
mengukur kadar tetapi kita harus membuat kurva standar.
Bagian refraktormeter abbe yaitu mempunyai dua lubang pengamatan. Contoh sampel
yang dapat digunakan untuk dianalisis dengan refraktometer abbe adalah
a) Larutan: alkohol dan eter
b) Minyak : wax(lilin)
c) Minuman : sari buah, sirup
 Refraktometer Brix
Refraktometer Brix digunakan untuk mengkur konsentrasi padatan terlarut
dari gula,garam, protein, dan lebih spesifiknya untuk makanan dan cairan ideal untuk
control kualitas. Hand refraktometer brix digunakan untuk gula 0-32%.

 Refraktometer Salt
Refraktometer Salt digunakan untuk mengukur kada garam pada bagian
perseribu atau ppt dan berat jenis atau persen salinitas(kadar garam) tergantung pada
model. Refraktmeter salt digunakan untuk mengukur konsentrasi garam dari air atau
air garam. Hand refraktometer salt untuk NaCl 0-28%.
 Refraktometer tangan/hand refraktometer
Refraktometer tangan hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja. Bagian
hand refraktometer hanya mempunyai satu luang pengamatan saja.
Ada dua jenis refraktometer tangan/genggam yaitu analog dan digital
(Gambar 1 ) .

Prinsip kerja dari refraktometer analog maupun digital yaitu cahaya yang masuk ke
prisma memiliki karakteristik yang unik. Setiap karakteristik cahaya memiliki nilai pada
skala dalam satuan yang dikenal sebagai ° Brix. Indikasi bahwa lampu tidak diganggu saat
melewati prisma yaitu ketika cahaya masuk ke dalam prisma dengan kondisi yang kering,
bidang pandang pada refraktor analog secara keseluruhan akan berwarna biru (Gambar 2 ).

Sedangkan pada refraktometer digital , ditandai dengan pesan error atau tidak yang
akan muncul. Untuk pengukuran air murni pada refraktometer harus menghasilkan
pembacaan nol (Gambar 3 ) . Suatu larutan yang mengandung sukrosa ( gula meja atau jus
buah ) jika ditempatkan pada permukaan prisma maka akan mengubah arah cahayanya secara
signifikan . Tergantung pada jumlah sukrosa dalam larutan, º Brix akan berkisar dari 0
sampai 25 + untuk pengukuran kadar gula pada tanaman pertanian. Pada Gambar 4 , sebuah
refraktometer analog menampilkan pembacaan dari sampel yaitu 17 º Brix .

Refraktometer analog Handheld nyaman karena tidak memerlukan sumber energi.


Namun, mereka mungkin tidak akurat jika digunakan di luar rentang suhu tertentu.
Refraktometer yang sudah tua akan memberikan pembacaan yang akurat hanya ketika suhu
berada pada 68 º F ( 20 º C ) . Ketika suhu berada di atas atau di bawah optimal , meja
koreksi (corrections table) diperlukan untuk menentukan º Brix sebenarnya . Pembacaan pada
refraktometer bisa menurun hingga 0,89 º Brix ketika suhu 50 º F ( 10 º C ) jika faktor koreksi
tidak dilakukan .
Komponen-komponen yang terdapat pada refraktometer
1. Sumber Cahaya
Sumber cahaya berfungsi sebagai sumber cahaya polikromatis yang pada
nantinya menyinari day light plate dan sampel.
2. Day light plate
Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan, debu dan
benda asing yang dapat menempel. Day light plate juga berfungsi menjaga
sampel yang diteteskan pada prisma tidak jatuh dan tumpah. Day light plate
biasanya terbuat dari bahan kaca.
3. Prisma
Prisma merupakan komponen yang sensitif terhadap goresan dan pengganggu
cahaya yang masuk ke prisma, contohnya debu. Prisma mengubah cahaya
polikromatis menjadi monokromatis
4. Lensa
Lensa pada refraktometer berfungsi untuk memfokuskan cahaya dan berada
dalam bagian handle.
5. Biomaterial-skip
Biomaterial skip merupakan komponen yang berfungsi untuk menstabilkan
suhu dengan range suhu 20-25oC dan berada dibagian dalam handle.
6. Lensa pembesar
Lensa pembesar berfungsi untuk melihat atau mempermudah ketajaman skala,
serta berada dibagian dalam handle.
7. Eye pieces
Untuk melihat pembacaan skala dengan menggunakan detektor mata.
8. Knop pengatur skala
Berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan menggunakan aquades. Cara
kalibrasi yaitu obeng minus diletakkan pada pengatur skala, lalu diputar
hingga spesific gravity atau rapatan jenis menunjukkan hasil 1,000 .
9. Skala
Sebagai pembacaaan spesific gravity atau rapatan jenis (Sp G) , indeks refraksi
atau indeks bias (ND), dan konsentrasi suatu zat yang dianalisis. Skala berada
di bagian dalam handle.
10. Handle
Area genggaman pada saat memegang refraktometer yang dilengkapi dengan grip
(permukaan kasar) agar tidak licin saat memegang alat tersebut dan juga menjaga suhu tetap
stabil. Handle terbuat dari bahan karet karena merupakan bahan isolator yang tahan terhadap
panas dan juga dapat menjaga kestabilan suhu.
Cara pengoperasian alat refraktometer:
1. Day light plate dibuka menggunakan ibu jari.
2. Day light plate dan prisma dibersihkan dengan aquades. Kemudian dilakukan
penyekaan secara satu arah dan bebas.
3. Apabila refraktometer sudah lebih dar 3 bulan tidak digunakan, bleaching (pemutih
10%) digunakan untuk membersihkan plak-plak yang terbentuk.
4. Kalibrasi dilakukan menggunakan aquades. Aquades diteteskan pada prisma dan
jangan sampai ada gelembung. Apabila terdapat gelembung, maka akan
mempengaruhi nilai indeks bias sehingga pengukuran tidak tepat.
5. Mata melihat hasil pengukuran dari eye pieces sehingga ada garis perbatasan antara
biru dan putih yang menunjukkan hasil pengukuran.
6. Setelah digunakan, prisma dan day light plate dibersihkan dengan aquades kemudian
diseka dengan secara satu arah dan bebas.
7. Refraktometer disimpan kembali di dalam box atau wadah.
Lingkungan:
 Peralatan disimpan pada tempat bebas debu dan tidak terkena sinar matahari
langsung
 Bila ruangan AC, jaga kelembapan 60-70% rh
 Apabila ruangan tidak menggunakan AC, harus dipasang dehumidifier dan
terhindar dari penyimpanan bahan kimia.
 Laboratorium harus dilengkapi dengan genset apabila listrik PLN sering
padam.
Keselamatan kerja:
 Alat refraktometer diletakkan menjauhi pinggir meja agar tidak jatuh mengenai
analis.
 Analis menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.
 Pastikan kabel daya terhubung dengan baik dan tidak ada yang rusak.
Pemeliharaan alat refraktometer:
 Alat refraktometer diletakkan di tempat yang datar dan tahan getaran.
 Hindarkan dari kotoran, debu, hewan-hewan kecil, dll.
Pemeliharaan komponen refraktometer:
1. Prisma
 -Sebelum dan sesudah digunakan selalu dibersihkan dengan aquades
 -Diseka menggunakan tissue atau bahan yang lembut dan menyerap air secara
satu arah dan bebas
 -Hindarkan dari cahaya matahari agar terhindar dari terbentuknya embun.
 -Prisma dijaga agar tidak tergores karena jika tergores akan mengganggu hasil
pengukuran
2. Day light plate
 -Sebelum dan sesudah digunakan selalu dibersihkan dengan aquades.
 -Diseka menggunakan tissue atau bahan yang lembut dan menyerap air secara
satu arah dan bebas.
 -Hindarkan dari cahaya matahari agar terhindar dari terbentuknya embun.
3. Knop pengatur skala
 -Hindarkan dari tumpahan bahan kimia dan minyak yang membuat knop
menjadi licin ketika dipakai.
 -Sebelum dan sesudah digunakan dibersihkan dengan tissue atau lap kering.
 -Knop selalu di cek apabila knop sudah longgar.
4. Lensa
 -Hindarkan dari cahaya matahari agar terhindar dari terbentuknya embun.
 Hindarkan dari kotoran, debu, hewan-hewan kecil, dll.
5. Handle
6. Biomaterial skip
7. Lensa pembesar
8. Eye pieces
9. Skala

Anda mungkin juga menyukai