Anda di halaman 1dari 32

DARI REDAKSI PENGANTAR

Salam hangat kami haturkan pada edisi perdana tahun 2018 ini.
Kegiatan Rakerkesnas 2018 kami sajikan sebagai topik utama yang
ditindaklanjuti oleh Ditjen Farmalkes pada wilayah binaannya. Pada
triwulan pertama 2018 juga telah dilaksanakan pelantikan PPNS di
Kementerian Kesehatan, Workshop Alkes Dalam Negeri Berbasis Riset,
Peningkaan Peran AoC, dan artikel tentang Sindrom Menkes.
Akhir kata, semoga informasi yang kami sampaikan dalam Buletin ini
bisa dinikmati oleh pembaca semua.

Salam Sehat!

Gambar Sampul:
Isa Islamawan, SH

SUSUNAN REDAKTUR
PENASIHAT
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
DAFTAR ISI
PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan Alat Pengembangan Industri
Kesehatan Rakerkesnas 2018 03 21 Alkes Berbasis Riset Untuk
Menuju Kemandirian Alkes
KETUA REDAKSI Dalam Negeri
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, Dan Launching E-Licencing
Kefarmasian 07
Hubungan Masyarakat
Pelantikan PPNS Ditjen
23 Kefarmasian dan Alkes
SEKRETARIS REDAKSI Wilayah Binaan
Kepala Subbagian Advokasi Hukum dan Ditjen Farmalkes 09
Hubungan Masyarakat Siap Menindaklanjuti Kemandirian Bahan Baku Obat
Rekomendasi 25 Dinanti Oleh Industri Farmasi
ANGGOTA REDAKSI Rakerkesnas 2018 Indonesia dan Dunia
Sri Suratini, S.Si, Apt, M.Farm
Mariani Sipayung, SH Monitoring dan Evaluasi 13 Apoteker Sebagai Agent Of
Isa Islamawan, SH di Kabupaten Natuna, 28 Change Gema Cermat, Siap
Rudi, Amd. Ml Kepulauan Riau Mengguncang Dunia
Dian Mulia, S.Ds
Rakonas Farmalkes
ALAMAT REDAKSI 16 Menkes: Sebutan Menteri Atau
Jln. H.R. Rasuna Said Blok X5
Makasar Regional Timur 30 Suatu Penyakit Langka?
Kav. 4 - 9, Jakarta Selatan
Kementerian Kesehatan RI Upayakan Layanan Prima 19 5 Tahun Realisasi Keuangan
Setditjen Kefarmasian dan Alkes, Dengan Peningkatan 31 Ditjen Farmalkes
Subbagian Advokasi Hukum & Humas
Sumber Daya Manusia
Lt. 8 R.802
(021) 5214869 / 5201590 Ext. 8009
TOPIK UTAMA
Wujudkan Universal
Health Coverage
(UHC) melalui
Percepatan Eliminasi
Tuberkulosis,
Penurunan Stunting
dan Peningkatan
Cakupan serta Mutu
Imunisasi

3 Buletin INFARKES Edisi I 2018


TOPIK UTAMA

P
ada Selasa pagi (5/3),
Menteri Kesehatan RI,
Prof. Dr. dr. Nila Farid
Moeloek, Sp.M(K),
secara resmi membuka
kegiatan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakerkesnas) tersebut.
Acara dihadiri lebih kurang 1.850
peserta dari seluruh provinsi dan
kabupaten yang ada di Indonesia,
yang terdiri dari 526 peserta pusat
dan 1.274 peserta daerah. Menkes
menyatakan bahwa Rakerkesnas
secara khusus bertujuan untuk
menyusun rencana aksi daerah
(RAD) baik jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang
dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
Menkes mengungkapkan bahwa
Indonesia yang telah memiliki
jaminan kesehatan (BPJS) akan terus
meningkatkan fasilitas kesehatan
di Indonesia. Menurutnya, capaian
program Jaminan Kesehatan
Nasional saat ini makin membaik.
”Oleh karena itu, Kemenkes terus
mendorong upaya agar angka
stunting terus menurun. Tak hanya
stunting, tuberkulosis, dan juga
meningkatkan imunisasi dalam
negeri semaksimal mungkin
“Sinergisme Pusat dan Daerah dalam dilakukan oleh pemerintah untuk
menciptakan masyarakat yang
Mewujudkan Universal Health Coverage sehat dan cerdas,” kata Menkes
(UHC) Melalui Percepatan Eliminasi dalam sambutannya membuka
Rakerkesnas.
Tuberkulosis, Penurunan Stunting dan Upaya mewujudkan cakupan
Peningkatan Cakupan serta Mutu Imunisasi”, kesehatan semesta (universal
health coverage) ini tentu memiliki
demikian tema yang diangkat dalam acara tantangan yang tidak mudah.
tahunan Rapat Kerja Kesehatan Nasional Bukan hanya melihat angka
cakupan kepesertaan Jaminan
(Rakerkesnas) tahun 2018 yang digelar pada Kesehatan Nasional (JKN) melalui
5-8 Maret 2018 di International Convention Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang
terus mengalami peningkatan.
Exhibition (ICE) BSD Tangerang. Pada akhir tahun 2014 tercatat
kepesertaan sebanyak 133,4 juta

Buletin INFARKES Edisi I 2018 4


TOPIK UTAMA
jiwa terus meningkat hingga data merupakan kesempatan emas Menkes menyatakan bahwa
per 1 Februari 2018 telah mencapai untuk memperbaiki status pada pertemuan Global SDGs
192.029.645 jiwa. Lebih dari itu, kesehatan masyarakat, utamanya yang membahas tentang Ending
program JKN mampu menjawab mempersiapkan generasi yang TBC tingkat Menteri pada bulan
kebutuhan masyarakat Indonesia akan lahir di tahun depan dan November 2017 di Rusia dikatakan
akan pelayanan kesehatan terbukti tahun-tahun mendatang agar status bahwa dari global TB report 2017
dari tingginya angka pemanfaatan kesehatannya baik, bertumbuh disebutkan dari 1.020.000 kasus
JKN oleh pesertanya, yakni sebesar kembang secara optimal, terhindar baru di Indonesia, hanya sepertiga
219,6 juta kunjungan sampai dari risiko penyakit tidak menular yang terobati, masih ada yang
dengan akhir 2017. Peningkatan (PTM), serta terlindungi dari belum terobati atau sudah terobati
kepesertaan dan tingginya angka berbagai penyakit infeksi yang namun belum terlaporkan. Untuk
pemanfaatan di hilir alur sistem membahayakan atau mengancam itu, perlu peningkatan sinergitas
pembangunan kesehatan tentu jiwanya. lintas program dan lintas sektor
perlu diimbangi dengan kecukupan “Terkait tiga prioritas masalah agar upaya penanganan TBC
jumlah dan distribusi fasilitas yang diangkat, karena kita perlu dapat dilakukan secara lebih
pelayanan kesehatan (Fasyankes), mencegah, mendeteksi, dan segera komprehensif dan holistik mulai
baik di tingkat primer maupun melakukan respons cepat”, tutur dari penemuan kasus, deteksi dini,
rujukan. Karena itu, penguatan Menkes. diagnosis sampai dengan terapi.
Fasyankes menjadi salah satu Menindaklanjuti komitmen
komitmen utama pemerintah Isu Prioritas I: Tuberkulosis (TBC) global tersebut pada bulan
untuk menjaga kualitas pelayanan Hingga saat ini, TBC masih Desember 2017 Kementerian
kesehatan bagi masyarakat. menjadi tantangan, mengingat Kesehatan dan Pemerintah
Sementara itu di hulunya, prevalensi TBC di Indonesia Daerah telah menandatangani
kita perlu melihat adanya masih menduduki posisi kedua di butir - butir komitmen bersama
sebuah peluang besar dari sisi tingkat dunia, padahal upaya yang yaitu: 1) Memprioritaskan eliminasi
demografi, yakni bahwa belasan keras terus menerus dilakukan, TBC pada tahun 2030 melalui
tahun mendatang diprediksi bahkan dana yang besar telah respon multisektoral (pemerintah,
jumlah penduduk usia produktif dialokasikan untuk program swasta dan komunitas) di pusat,
menjadi sangat besar. Saat ini penanggulangan. Secara khusus, propinsi maupun kabupaten/kota;

5 Buletin INFARKES Edisi I 2018


TOPIK UTAMA
2) Sinkronisasi program melalui potensi di wilayah kerjanya serta kabinet November 2017, Presiden
komitmen politik dan kepemimpinan mampu meningkatkan surveilans secara langsung menyampaikan
yang efektif; 3) Menyusun dan di daerahnya. Hasil riset telah arahan kepada seluruh menteri
melaksanakan rencana aksi daerah menunjukkan bahwa daerah yang untuk melaksanakan kegiatan
tentang percepatan eliminasi TBC mampu melakukan surveilans dan padat karya di desa dengan
Provinsi, Kabupaten/Kota. imunisasi yang kuat dan efektif, mengarusutamakan pencegahan
terbukti mampu menahan transmisi dan penanggulangan stunting
Isu Prioritas II: Peningkatan penularan dan peningkatan kasus sebagai fokus prioritas bersama
Cakupan dan Mutu Imunisasi penyakit menular. lintas kementerian.
Dengan memberikan penekanan
pada penanganan yang seksama Isu Prioritas III: Gizi Masyarakat Launching E-Licensing
terhadap kewaspadaan atas yang Berfokus pada Pencegahan Kefarmasian
kemungkinan terjadinya potensi Stunting Dalam kegiatan tersebut juga
kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi Amanat Presiden Jokowi pada dilakukan launching program
di berbagai daerah belakangan ini, Rakerkesnas 2017 lalu, telah E-Licensing untuk pelaku
maka dari itu upaya penguatan mengingatkan kita semua bahwa usaha Bahan Baku Farmasi,
surveilans, cakupan, serta mutu pemenuhan gizi bagi generasi Penandatanganan MoU antara
imunisasi merupakan sebuah bangsa merupakan hal utama, yang Kementerian Kesehatan dunia
keharusan yang tidak bisa ditawar harus disadari setiap keluarga di usaha, serta peluncuran website
lagi. Kekebalan spesifik dari penyakit Indonesia. Mengemukanya kasus Asean Helthcare Services dan
yang bisa dicegah dengan imunisasi gizi buruk dan campak di Kabupaten Sekretariat.
(PD3I) hanya bisa didapatkan Asmat perlu menjadi perhatian Dalam rangka percepatan
melalui imunisasi. Karena itu, besar yang tidak hanya bagi kemudahan melakukan usaha di
perlindungan generasi bangsa dari wilayah Papua saja, namun menjadi bidang produksi dan distribusi
penyakit berbahaya perlu diperkuat. pembelajaran berharga bagi seluruh kefarmasian, Kemenkes
Melalui Rakerkesnas, Kemenkes jajaran kesehatan se-nusantara. mengembangkan sistem sertifikasi
menguatkan seluruh kepala dinas Presiden konsisten dengan sarana produksi dan distribusi
kesehatan baik di tingkat provinsi arahannya terkait pembangunan produk kefarmasian berbasis online
maupun kabupaten/kota bahwa kualitas generasi bangsa. Fakta yang dinamakan E-Licensing.
mereka harus mampu memetakan menunjukkan bahwa pada sidang

Buletin INFARKES Edisi I 2018 6


TOPIK UTAMA

Launching E-Licencing Kefarmasian

D
alam rangka percepatan kemudahan Satu Pintu (DPMPTSP), serta Badan Pengawas Obat
melakukan usaha di bidang produksi dan Makanan (POM) dan Balai POM. Sehingga dengan
dan distribusi kefarmasian, Kemenkes E-Licencing, maka sistem sertifikasi online tersebut
mengembangkan sistem sertifikasi akan siap terintegrasi dengan Online System Submission
sarana produksi dan distribusi (OSS).
produk kefarmasian berbasis online yang dinamakan Sistem ini diperuntukkan bagi industri farmasi,
E-Licencing. E-Licensing merupakan sistem yang industri obat tradisional, industri ekstrak bahan alam,
digunakan dalam sertifikasi produksi dan distribusi industri kosmetika, dan pedagang besar farmasi (PBF).
kefarmasian, monitoring evaluasi, dan manajemen Penerapan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan
risiko. Sistem ini terintegrasi dengan Badan Koordinasi akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi
Penanaman Modal (BKPM), Dinas Kesehatan Provinsi, dalam penyelenggaraan sertifikasi kefarmasian.
dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

7 Buletin INFARKES Edisi I 2018


TOPIK UTAMA

Wilayah Binaan Ditjen Farmalkes


Siap Menindaklanjuti Rekomendasi
Rakerkesnas 2018
9 Buletin INFARKES Edisi I 2018
TOPIK UTAMA

P
ertemuan Pembinaan Indonesia Nomor HK.02.02/ percepatan atau perbaikan untuk
Wilayah Ditjen Menkes/221/2016 tentang daerah binaannya. Direktorat
Kefarmasian dan Pembina, Pendamping dan Jenderal Kefarmasian dan Alat
Alat Kesehatan Koordinator, serta Pendukung Kesehatan memiliki tugas dan
Tahun 2018 telah Pembinaan Wilayah di Lingkungan tanggung jawab dalam melakukan
dilaksanakan di Batam pada 10- Kementerian Kesehatan, bimbingan dan pendampingan
12 April 2018 yang dibuka oleh Pembina Wilayah memiliki tugas terhadap lima provinsi yaitu
Dirjen Farmalkes, dan dihadiri dan tanggung jawab antara Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
oleh Sesditjen dan para Direktur lain adalah melaksanakan Bengkulu, Provinsi Daerah
di Farmalkes; Dirjen P2P. Kepala inventarisasi permasalahan, Istimewa Yogyakarta, Provinsi Bali
Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo, melakukan bimbingan dan dan Provinsi Kalimantan Utara
Para Kepala Dinas dari provinsi pendampingan dalam pencapaian dimana masing-masing provinsi
wilayah binaan Ditjen Kefarmasian tujuan upaya pencapaian tersebut memiliki Koordinator
dan Alkes, serta para Kepala Dinas pembangunan kesehatan nasional; Wilayah yakni Eselon II di
Kesehatan Kabupaten/Kota di mengkoordinasikan pelaksanaan lingkungan Direktorat Jenderal
Wilayah Kepulauan Riau, dan lintas kebijakan dan langkah strategis Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
program terkait dari Kemenkes. dalam pemecahan masalah pada Dalam rangka mewujudkan
Kegiatan ini merupakan wujud program pembangunan kesehatan Universal Health Coverage (UHC)
pelaksanaan dari Keputusan di daerah binaannya; serta tahun 2019, upaya-upaya
Menteri Kesehatan Republik membuat rekomendasi upaya strategis terus dilakukan baik di
tingkat pusat dan daerah. Dalam
spektrum yang luas, UHC tidak
hanya meliputi layanan kesehatan
prioritas dan berkualitas, namun
juga memastikan seluruh aktivitas
promosi kesehatan sampai
pada pencegahan, pengobatan,
rehabilitasi, dan perawatan paliatif.
UHC utamanya adalah menjamin
setiap orang mampu mengakses
layanan dalam menangani
penyebab penyakit dan kematian,
serta memastikan kualitas layanan
tersebut cukup baik untuk
meningkatkan kesehatan setiap
individu penerima manfaat. Untuk
meningkatkan cakupan layanan
kesehatan dan kualitas kesehatan
bergantung pada ketersediaan
dan aksesibilitas sarana prasarana,
SDM kesehatan, alat kesehatan,
mutu dan sistem rujukan sesuai
dengan standar.
Rakerkesnas 2018 telah
mengamanahkan kepada pusat
dan daerah untuk menjalankan

Buletin INFARKES Edisi I 2018 10


TOPIK UTAMA

upaya-upaya antara lain: 1) dalam Rujukan Tingkat Lanjut (rumah sakit) fokus pada upaya pencegahan
rangka Percepatan Eliminasi dan fasilitas kesehatan lainnya, dan intervensi baik intervensi
Tuberculosis dilakukan penanganan sangatlah diperlukan. Selain itu spesifik maupun sensitif melalui
terhadap missing cases yang dilakukan peningkatan compliance pendekatan “Lifecycle” pada remaja,
disebabkan oleh underreported, (kepatuhan dalam pengobatan) baik ibu hamil dan ibu menyusui, bayi
unreacheable maupun undetected kepatuhan individu dalam minum 0-5 bulan, bayi 6-23 bulan, balita
terutama pada kasus yang obat maupun kepatuhan fasilitas 24-59 bulan dan prasekolah.
tidak terlaporkan pada fasilitas dalam melayani pengobatan. Upaya Untuk BBLRk dan/atau pendek
pelayanan kesehatan rujukan. lainnya yaitu penanggulangan mendapatkan pelayanan kesehatan
Konsep sinergisme pelaporan Tuberculosis Resisten Obat/Multi- yang lengkap dan stimulasi dini.
kasus antar-Dinas Kesehatan, drug-resistant (MDR) karena tidak 3) dalam rangka Peningkatan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama efektifnya pengobatan TBC; 2) Cakupan serta Mutu Imunisasi
(puskesmas), Fasilitas Kesehatan dalam rangka Penurunan Stunting fokus kepada upaya peningkatan

11 Buletin INFARKES Edisi I 2018


TOPIK UTAMA
cakupan dan mutu imunisasi Rencana Aksi Daerah (RAD) daya anggaran yang bersumber
serta penguatan surveilans. Untuk masing-masing provinsi dan akan dari APBD I/II, Dana Dekonsentrasi,
peningkatan cakupan langkah- dibahas pada Rapat Koordinasi Dana Alokasi Khusus dan lainnya.
langkah yang dilakukan melalui law Teknis dan/atau Rakerkesda yang Berdasarkan data yang bersumber
enforcement dengan penetapan dilaksanakan di daerah. Untuk dari Aplikasi Keluarga Sehat per
Peraturan Daerah serta membuat itu pada pertemuan ini masing- 6 April 2018, cakupan keluarga
MoU dengan 3 OPD terkait dan masing provinsi binwil memaparkan terdata yang tertinggi di lima wilayah
dituangkan dalam satu regulasi. RAD terkait Percepatan Eliminasi binaan Ditjen Farmalkes adalah
Untuk peningkatan mutu imunisasi Tuberkulosis, Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu dengan jumlah
dilakukan penguatan Komite Daerah dan Peningkatan Cakupan serta 93.475 KK. Sedangkan data Indeks
(Komda) KIPI, melaksanakan EVM Mutu Imunisasi dengan menjelaskan Keluarga Sehat (IKS) tertinggi adalah

(Effective Vaccine Management) upaya yang telah dilakukan hingga Provinsi Bali yakni sebesar 0,278
setiap enam bulan sekali, dan saat ini dan rencana pelaksanaan dimana % IKS secara nasional
melaksanakan DQS (data quality upaya-upaya yang akan dilakukan ke sebesar 0,158.
asessment) setiap satu tahun sekali depan. Pada sesi diskusi, didapatkan
di tingkat provinsi, kab/kota dan Untuk itu, Program Indonesia beberapa hal terkait pelaksanaan
puskesmas serta melaksanakan RCA Sehat dengan Pendekatan Keluarga program PIS-PK di daerah, seperti
(Rapid Convenience Assesment) untuk (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat kendala dalam memasukkan data
memastikan capaian. Dan untuk Hidup Sehat (Germas) dapat IKS. Untuk itu diharapkan walaupun
penguatan surveilans PD3I dilakukan mendukung upaya penyelesaian masih terdapat beberapa kendala,
dengan peningkatan pelaksanaan masalah terkait tuberkulosis, jajaran kesehatan tetap dapat
surveilans aktif RS dan Fasyankes stunting, dan imunisasi. yang melaksanakan PIS-PK dengan
swasta dalam upaya mendeteksi dilakukan secara berkesinambungan baik, bukan sekedar melakukan
dini kasus PD3I. dengan memanfaatkan sumber pendataan keluarga saja.
Secara lebih detail, upaya- daya yang ada, baik sumber daya
upaya tersebut dituangkan dalam manusia di daerah dan sumber

Buletin INFARKES Edisi I 2018 12


TOPIK UTAMA

N
atuna (12/04/18),
Termasuk dalam
rangkaian Pembinaan
Wilayah Ditjen
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Tahun 2018 yang
dilaksanakan di Provinsi Kepulauan
Riau, Tim Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi (Monev) Direktorat Jenderal


Kefarmasian dan Alat Kesehatan
yang dipimpin oleh Direktur Jenderal

di Kabupaten Natuna, Kefarmasian dan Alat Kesehatan –


Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D.,
mengunjungi salah satu Wilayah

Kepulauan Riau Binaannya di Provinsi Kepulauan


Riau, yaitu Kabupaten Natuna. Turut
hadir dalam kesempatan itu antara
lain Direktur Pelayanan Kefarmasian
- Dra. R. Dettie Yuliati, Apt., M.Si.,
beserta tim dari Direktorat Pelayanan
Kefarmasian, Sekretariat Ditjen
Farmalkes dan Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat 3
(tiga) agenda yang akan dilaksanakan

13 Buletin INFARKES Edisi I 2018


TOPIK UTAMA
Sesampainya di Natuna,
tim diterima oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal
Rinaldy, S.Si., M.Kes., beserta jajaran
dan langsung mengunjungi Instalasi
Farmasi Kabupaten Natuna. Dalam
kesempatan ini dibahas mengenai
pengelolaan obat dan vaksin di
wilayah cakupan Kabupaten Natuna
serta pemanfaatan Dana Alokasi
Khusus Subbidang Pelayanan
Kefarmasian.
Pada kesempatan berikutnya,
Ibu Dirjen beserta tim menghadiri
pertemuan Forum Diskusi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
dan Orientasi SDIDTK Revisi bagi
Nakes di Puskesmas dan Tenaga
Pendidik Paud di Kabupaten
Natuna yang dibuka secara resmi
Ibu Dirjen beserta Tim Monev di Puskesmas dan Tenaga Pendidik oleh Bupati Kabupaten Natuna -
Natuna antara lain mengunjungi Paud di Kabupaten Natuna serta Drs. H. Abdul Hamid Rizal, M.Si.
Instalasi Farmasi Kabupaten Natuna, mengikuti Senam Sehat Bersama Dalam sambutannya, Bupati
hadir dalam pertemuan Forum Masyarakat Kab. Natuna dalam Natuna menyampaikan tantangan
Diskusi Gerakan Masyarakat Hidup rangka Germas dan Penurunan kesehatan saat ini, bahwa indonesia
Sehat (Germas) dan Orientasi Stunting. khususnya Kepulauan Riau
SDIDTK Revisi bagi Nakes di menghadapi masalah kesehatan

Buletin INFARKES Edisi I 2018 14


TOPIK UTAMA

triple burden, yaitu masih tingginya emosional maupun sosial serta masalah terkait tuberculosis,
penyakit infeksi/menular, khususnya memiliki intelegensi majemuk stunting dan imunisasi. Untuk
TBC, meningkatnya penyakit tidak sesuai dengan potensi genetiknya. itu pelaksanaan program ini
menular atau (PTM) dan muncul Periode ini merupakan kesempatan tetap harus dilakukan secara
kembali penyakit-penyakit yang emas sekaligus masa-masa yang berkesinambungan dengan
seharusnya sudah teratasi melalui rentan terhadap pengaruh negatif, memanfaatkan sumber daya yang
Imunisasi, serta peningkatan Kasus tuturnya. ada, baik sumber daya manusia di
Stunting dimana Kabupaten Natuna Pada kesempatan yang sama, daerah dan sumber daya anggaran
ini termasuk dalam 100 Kabupaten Ibu Dirjen Farmalkes memberikan yang bersumber dari pusat maupun
dengan angka stunting tertinggi sambutan dalam pertemuan ini daerah.
Nasional. dan menyampaikan prioritas Dikesempatan lainnya Ibu Dirjen
Bupati Natuna mengatakan, Kementerian Kesehatan beserta beserta Tim menghadiri Kegiatan
Upaya menurunkan Stunting Pemerintah Daerah di tahun 2018 Senam Sehat Bersama Masyarakat
dapat dilakukan melalui program ini yakni mewujudkan Universal Kab. Natuna dalam rangka Germas
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Health Coverage melalui Percepatan dan Penurunan Stunting yang
Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) Eliminasi Tuberculosis, Penurunan juga dihadiri oleh Bupati Natuna.
yang dilakukan sejak anak Stunting dan Peningkatan Cakupan Kegiatan ini disambut positif
dalam kandungan sampai lima serta Mutu Imunisasi. oleh masrakat Natuna dilihat
tahun pertama kehidupannya, Selain itu Ibu Dirjen dari banyaknya masyarakat yang
ditujukan untuk mempertahankan menyampaikan Program Indonesia antusias menghadiri kegiatan
kelangsungan hidupnya sekaligus Sehat dengan Pendekatan Keluarga Germas ini. Diharapkan kegiatan
meningkatkan kualitas hidup (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat seperti ini terus dilakukan secara
anak agar mencapai tumbuh Hidup Sehat (Germas) dapat rutin
kembang optimal baik fisik, mental, mendukung upaya penyelesaian

15 Buletin INFARKES Edisi I 2018


LIPUTAN

Rakonas Sasaran Pembangunan kesehatan


adalah untuk meningkatkan derajat

Farmalkes kesehatan masyarakat Indonesia yang


setinggi-tingginya dengan melibatkan

Makassar
seluruh komponen pemerintahan di
pusat dan daerah, agar mendorong
masyarakat memiliki kemauan dan

Regional kemampuan untuk hidup sehat,


disertai penyediaan akses terhadap
pelayanan kesehatan yang bermutu
Timur dan merata di seluruh wilayah.

Buletin INFARKES Edisi I 2018 16


LIPUTAN

R
apat Koordinasi Coverage melalui Percepatan STRA Online dengan Penerbitan 3
Nasional Bidang Eliminasi Tuberculosis, Penurunan SIPA.
Kefarmasian dan Stunting & Peningkatan Cakupan Dengan demikian, diharapkan
Alat Kesehatan serta Mutu Imunisasi; Sinkronisasi rekomendasi dan rencana aksi
(Rakonas Farmalkes) Pelaksanaan Perizinan pada PTSP yang disusun akan mendorong
berlangsung di Grand Clarion dan Percepatan Kemudahan percepatan pelaksanaan Program
Makassar, 13-16 Maret 2018, Berusaha (Perpres 91/2017) Kefarmasian dan Alat Kesehatan
dengan tema Sinergisme Pusat dan dan Reformasi Peraturan (Single untuk mewujudkan aksesibilitas
Daerah melalui Reformasi Peraturan Licensing); serta Kebijakan dan mutu sediaan farmasi dan
dan Penerapan Elektronik Sistem Program Kefarmasian dan Alat alat kesehatan dalam mencapai
untuk Meningkatkan Aksesibilitas Kesehatan dalam mendukung derajat kesehatan masyarakat yang
dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat reformasi peraturan dan setinggi-tingginya.
Kesehatan. penerapan elektronik sistem untuk Dalam penyelenggaraan
Dihadiri lebih dari 450 orang meningkatkan aksesibilitas dan Rakonas ini juga, Bagian Hukormas
peserta, termasuk peserta mandiri mutu sediaan farmasi dan alat Setditjen Farmalkes membuka gerai
dari 16 provinsi wilayah Timur, kesehatan. konsultasi berkoordinasi dengan
Rakonas ini ditujukan untuk Secara khusus, rapat koordinasi beberapa Direktorat yang terkait
meningkatkan koordinasi dan akan membahas dan menyusun Materi dan juga pembahasan
sinergisme antara pusat dan rencana aksi dalam aspek Rakonas ini, serta dari hasil diskusi
daerah, sehingga tersusun rumusan Manajemen Pengelolaan Obat; permintaan permohonan dari
komitmen dan rekomendasi dalam Pengawasan produk alat kesehatan berbagai sumber untuk dapat
rangka pelaksanaan Program dan perbekalan kesehatan rumah memfasilitasi berbagai pertanyaan
Kefarmasian dan Alkes yang sesuai tangga, serta sertifikasi sarana dan pemecahan masalah yang
dengan dinamika terkini. produksi dan distribusi kefarmasian dihadapi di setiap provinsi terkait
Sejalan dengan hal tersebut, dan alat kesehatan; Gerakan program dan Kebijakan yang
pembangunan kesehatan di bidang Masyarakat Cerdas Menggunakan dikeluarkan oleh Kemenkes
kefarmasian dan alat kesehatan Obat (GEMA CERMAT) dan khususnya Direktorat Jenderal
terus dikembangkan untuk Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
mendukung terwujudnya tujuan Negeri; serta Penerapan Permenkes
pembangunan kesehatan tersebut. No. 31 Tahun 2016 melalui Integrasi
Pembangunan di bidang
kefarmasian dan alat kesehatan
dilakukan sejalan dengan kebijakan
strategis yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat, antara lain
Inpres No. 91 Tahun 2017 tentang
Percepatan Kemudahan Berusaha
dan Inpres No. 7 Tahun 2017 yang
mendasari perubahan pengawasan
tata niaga produk kesehatan impor.
Kebijakan ini mengarahkan institusi
pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pengawasan dengan
mendorong kemudahan berusaha.
Pembahasan umum Rapat
Koordinasi membahas mengenai
Kebijakan Kemenkes dalam
Mewujudkan Universal Health

17 Buletin INFARKES Edisi I 2018


Buletin INFARKES Edisi I 2018 18
LIPUTAN

Upaya Direktorat
Penilaian Alat Kesehatan,
Upayakan Layanan
sebagai organisasi
dalam Kementerian Prima Dengan
Kesehatan yang memiliki
otoritas untuk menjamin Peningkatan Sumber
alat kesehatan yang
aman, bermutu, dan
bermanfaat serta
Daya Manusia

D
untuk implementasi
Asean Medical Devices irektorat Penilaian pemantauan, evaluasi, dan
Alat Kesehatan pelaporan di bidang penilaian
Directive (AMDD),
dan Perbekalan alat kesehatan dan perbekalan
menyelenggarakan Kesehatan Rumah kesehatan rumah tangga. Untuk
peningkatan kapasitas Tangga (PKRT) mengimplementasikan fungsi
memiliki tugas yaitu melaksanakan dalam penyiapan perumusan
SDM di Swiss Bel Hotel perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian alat
Cirebon, 13-15 Februari kebijakan, penyusunan norma, kesehatan; penyiapan pelaksanaan
2018. standar, prosedur, dan kriteria, kebijakan di bidang penilaian alat
dan pemberian bimbingan kesehatan; penyiapan penyusunan
teknis dan supervisi, serta norma, standar, prosedur, dan

19 Buletin INFARKES Edisi I 2018


LIPUTAN
kriteria di bidang penilaian alat Sebagai materi awal di hari tentang Izin Edar Alat Kesehatan,
kesehatan; penyiapan pemberian pertama adalah mengenai Alat Kesehatan Diagnostik in Vitro,
bimbingan teknis dan supervisi di “Evaluasi Anti Reagensia Anti HIV” dan PKRT, maka Permenkes 62
bidang penilaian alat kesehatan; yang disampaikan oleh dr. July ini merupakan janji layanan bagi
serta pemantauan, evaluasi, dan Kumalawati, D.M.M SpPK(K) dari Kementerian Kesehatan khususnya
pelaporan di bidang penilaian alat Departemen Patologi Klinik FKUI- Direktorat Penilaian Alat Kesehatan
kesehatan yang terbagi dalam RSCM Jakarta dan menjabat sebagai untuk harus berupaya menyiapkan
bermacam spesifikasi baik kelas Ketua Bidang Profesi Perhimpunan sarana dan prasarana, perangkat
A, kelas B, kelas C, kelas D, produk Dokter Spesialis Patologi Klinik termasuk kemampuan SDM
radiologi, produk diagnostik, dan Kedokteran Laboratorium sehingga dapat melaksanakan
alat kesehatan khusus, produk Indonesia didampingi oleh Kepala peraturan dengan baik.
perbekalan kesehatan rumah Subdirektorat Alat Kesehatan Kelas Pada hari ke-2 pelatihan
tangga, dan produk mandiri. C dan D, Lupi Trilaksono , SF, MM, ini dipaparkan juga mengenai
Apt. Teknologi Diagnostik dengan
“Sesuai dengan amanat Produk alat kesehatan saat ini flouroscopy dan Magnetic Resonance
Presiden Republik Indonesia, memiliki teknologi yang beragam Imaging (MRI) yang disampaikan
bahwa Kementerian dan mulai dari produk sederhana hingga oleh Product Manager Flouroscopy,
Lembaga harus memberikan produk yang memiliki teknologi Agus Helmi dan Product Manager MRI,
Pelayanan Prima terhadap tinggi sehingga memiliki critical Gatot Santosa dari PT. GE Healthcare
masyarakat, dimana pelayanan point of review yang berbeda antara Indonesia. Pemaparan serta diskusi
dituntut cepat dan transparan. suatu produk dengan produk oleh Muhammad Lutfi Ashari, S.Si.,
Cepat dalam pengurusan lain. Misalnya stabilitas produk Apt terkait Validasi Proses Sterilisasi
proses perizinannya dengan Diagnostik in Vitro yang sangat dengan metode Gas Etilen Oksida
tetap harus memperhatikan mempengaruhi kinerja produk, dan Radiasi.
keamanan dan mutu alat jaminan sterilitas produk yang Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan” karenanya steril, sampai dengan teknologi harus tetap dijalankan sesuai
kemampuan SDM dalam alat diagnostik seperti MRI yang dengan peran pemerintah dalam
Kementerian dan Lembaga harus telah luas digunakan di fasilitas menjamin keamanan, mutu
terus ditingkatkan. Demikian arahan pelayanan kesehatan. Dalam rangka dan manfaat produk yang akan
Dirjen Farmalkes yang disampaikan implementasi AMDD yang sedang digunakan oleh masyarakat
oleh drg. Arianti Anaya, MKM - dalam proses ratifikasi, dan telah sehingga produk-produk tersebut
Direktur Penilaian Alat Kesehatan diberlakukannya Peraturan Menteri harus lulus penilaian sebelum
dan PKRT. Kesehatan Nomor 62 tahun 2017 diedarkan.

Buletin INFARKES Edisi I 2018 20


LIPUTAN

Pengembangan
Industri Alkes
Berbasis Riset
untuk Menuju
Kemandirian
Alkes Dalam
Negeri

I
ndustri alat kesehatan nasional memiliki pertumbuhan Dalam rangka mendorong
dalam negeri terus 12% pertahun. Sebagai gambaran, peningkatan Alkes dalam negeri,
mengalami peningkatan, anggaran Kemenkes untuk Kemenkes menggelar Workshop
dimana perkembangan pembelian alat kesehatan sekitar Peningkatan Kemanfaatan Alat
jumlah industri alat Rp. 12 triliun pada 2017 dan Kesehatan Dalam Negeri dengan
kesehatan dalam negeri pada meningkat menjadi Rp. 18 triliun tema Membangun Industri Alat
awal tahun 2018 meningkat pada 2018. Kesehatan Nasional Berbasis Riset.
25,3%, yakni 27 industri. Sehingga, Untuk mengejar pemenuhan Workshop ini merupakan salah satu
saat ini telah ada 242 industri kebutuhan tersebut, industri upaya mendorong lembaga riset
dengan jenis alat kesehatan yang alat kesehatan dalam negeri dan perguruan tinggi melakukan
diproduksi sebanyak 294 jenis. sangat membutuhkan dukungan berbagai penelitian di bidang alat
‘’Peningkatan ini menggambarkan pengembangan industri berbasis kesehatan. Pada workshop tersebut
potensi perkembangan industri riset. Saat ini ada beberapa juga turut dipamerkan berbagai
alat kesehatan, tentunya harus lembaga riset seperti BATAN dan alat kesehatan berbasis riset yang
sejalan dengan peningkatan BPPT serta pendidikan tinggi seperti sudah atau sedang dikembangkan
teknologi produk alat kesehatan UGM dan ITB yang terlibat sebagai oleh lembaga riset maupun
nasional,’’ kata Menteri Kesehatan sumber munculnya riset-riset perguruan tinggi.
RI Nila Moeloek pada pembukaan inovatif di bidang alat kesehatan. Diharapkan pengembangan
Workshop Peningkatan Kemanfaatan Dalam mendukung pengembangan industri alat kesehatan dalam
Alat Kesehatan Dalam Negeri di alat kesehatan berbasis riset yang negeri ini dapat menghasilkan alat
Jakarta, Senin (19/3).. membutuhkan tahapan uji klinis, kesehatan yang aman, bermutu
Kebutuhan alat kesehatan Kementerian Kesehatan telah dan bermanfaat, sehingga bisa
tiap tahunnya meningkat seiring menerbitkan Peraturan Menteri dimanfaatkan secara luas oleh
dengan pemenuhan pelayanan Kesehatan nomor 63 tahun masyarakat menuju kemandirian
kesehatan semesta di era JKN ini. 2017 tentang Cara Uji Klinik Alat alat kesehatan di Indonesia.
Ditenggarai, pasar alat kesehatan Kesehatan yang Baik.

21 Buletin INFARKES Edisi I 2018


Buletin INFARKES Edisi I 2018 22
LIPUTAN

“S
elamat atas
pelantikan
dan selamat
menjalankan
tugas sebagai
penyidik khusus, meskipun langit
runtuh, hukum harus ditegakkan”,
demikian dikatakan oleh Dirjen
AHU Kementerian Hukum dan
HAM, Salahudin,SH dalam acara
pengambilan sumpah jabatan
dan pelantikan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil dilingkungan Ditjen
Farmalkes yang dilaksanakan di
Gedung AHU Kementerian Hukum
dan Ham, tanggal 1 Maret 2018.
Dirjen berpesan agar PPNS yang
dilantik dapat memperlihatkan
eksistensi serta mem-back-up
penegakan hukum dan tidak
sebatas koordinasi tetapi sinergitas
pusat dan daerah, menjadi korps
penyidikan yang setara dalam
kinerja bekerja dengan Penyidik
Kepolisian.
Sebelumnya, telah dilaksanakan
dua gelombang pelatihan PPNS,
yaitu gelombang pertama pada
tanggal 9 Agustus sampai 7
Oktober 2016 untuk 27 peserta.
Pada tanggal 4 Maret sampai 5
Mei 2017 dilaksanakan pelatihan
gelombang ke dua untuk 26
peserta yang terdiri dari 9 peserta

Pelantikan PPNS
Ditjen Kefarmasian dan Alkes
Meskipun Langit Runtuh, Hukum Harus Ditegakkan
23 Buletin INFARKES Edisi I 2018
LIPUTAN
di lingkungan Ditjen Farmalkes dan Berdasarkan Pasal 1 angka 5 PP negeri sipil dalam melaksanakan
17 peserta dari Dinas Kesehatan No. 43 Tahun 2012, yang dimaksud tugas penyidikan adalah penyidik
Jatim, DKI Jakarta, Sumatera dengan PPNS adalah Pejabat pegawai negeri sipil kedudukannya
Selatan, Banten, Kepri, Bengkulu, Pegawai Negeri Sipil tertentu yang berada di bawah koordinasi
dan Jambi. Keseluruhan pelatihan berdasarkan peraturan perundang- penyidik Polri dan di bawah
dilaksanakan di Pusdikreskrim undangan ditunjuk selaku Penyidik pengawasan penyidik Polri.
Mega Mendung, Jawa Barat. Untuk dan mempunyai wewenang untuk Dalam Undang Undang Nomor
selanjutnya Direktur Jenderal melakukan penyidikan tindak pidana 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Farmalkes bersurat dengan nomor dalam lingkup undang-undang yang terdapat amanat mengenai peran

UM.01.05./2/405/2018 pada menjadi dasar hukumnya masing- Penyidik Pegawai Negeri di Bidang
tanggal 31 Januari 2018 kepada masing. Menurut ketentuan Pasal 6 Kesehatan. Pada pasal 183 UU No
Direktur Jenderal Administrasi ayat (1) huruf a, salah satu instansi 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa
Hukum Umum Kementerian Hukum yang diberi kewenangan untuk menteri atau kepala dinas dalam
dan Ham terkait permohonan melakukan penyidikan ialah pejabat melaksanakan tugasnya dapat
pelantikan. polisi negara. Memang dari segi mengangkat tenaga pengawas
Kemudian ditindaklanjuti differensiasi fungsionalpun, KUHAP dengan tugas pokok untuk
balasan surat dengan Nomor telah meletakkan tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap
AHU.3.UM.03.02-3 tanggal 13 fungsi penyidikan kepada instansi segala sesuatu yang berhubungan
Februari 2018 perihal Pelaksanaan Kepolisian. Namun demikian dengan sumber daya di bidang
Pelantikan dan Pengambilan agar seorang pejabat kepolisian kesehatan dan upaya kesehatan.
sumpah 16 orang PPNS dapat diberi jabatan sebagai Untuk menjalankan amanat
dilingkungan Ditjen Farmalkes penyidik, harus memenuhi syarat tersebut, maka Ditjen Farmalkes
yang dilaksanakan di Ruang Oemar kepangkatan, seperti diatur dalam menunjuk sejumlah Aparat Sipil
Senoadji Lt. 6 Gedung Dirjen AHU Pasal 6 ayat (2) KUHAP Kedudukan Negara (ASN) di lingkungan Ditjen
Kemenhumham Jakarta. dan wewenang penyidik pegawai Farmalkes dan Dinas Kesehatan.

Buletin INFARKES Edisi I 2018 24


LIPUTAN

Kemandirian
Bahan Baku
Obat Dinanti
oleh Industri
Farmasi
Indonesia
dan Dunia

K
ementerian Kesehatan melalui Direktorat
Produksi dan Distribusi Kefarmasian
“Berbagai upaya telah sebagai pemangku kebijakan berupaya

dilakukan pemerintah mendorong kemandirian bahan


baku obat nasional, dengan program
dalam rangka Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas
Produksi Bahan Baku Obat (BBO) dan Bahan Baku
mendorong kemandirian Obat Tradisional (BBOT). Untuk itu, berbagai upaya
terobosan terus bergulir, pertama, Peraturan Menteri
bahan baku obat. Kesehatan No.87/2013 tentang Peta Jalan (roadmap)
Pengembangan Bahan Baku Obat. Kedua, tindak
Keseriusan pemerintah lanjut dari Paket Kebijakan Ekonomi X dan Peraturan
Presiden No.44/2016 yang memfasilitasi kepemilikan
tersebut ditunjukkan asing hingga 100% untuk industri bahan baku obat, dari
sebelumnya 85%. Ketiga, Instruksi Presiden No.6/2016
dengan menerbitkan yang memerintahkan sejumlah kementerian terkait
untuk mengambil langkah sesuai tugas dan kewenangan
sejumlah regulasi”. masing-masing untuk mendukung percepatan
pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.

25 Buletin INFARKES Edisi I 2018


LIPUTAN
Salah satu tindak lanjut yang produksi BBO dan BBOT tepat guna tidak terintegrasi dengan industri
dilakukan Dirjen Farmalkes adalah yang telah melalui serangkaian bahan baku obat sintetik. Kedua,
memfasilitasi pengembangan dan proses terstandar sehingga dapat kebijakan belum komprehensif
peningkatan kapasotas produksi teraplikasikan di industri. dan terintegrasi. Ketiga, skala
bahan baku obat dan bahana baku Latar belakang dilakukannya produksi yang diperlukan kecil
obat tradisioanal yang merupakan program ini antara lain hasil jika hanya menggantungkan
program tahunan yang ditawarkan riset atas pasar produk farmasi pasar farmasi nasional. Berbeda
kepada Perguruan Tinggi di Indonesia yang tumbuh rata-rata halnya jika memanfaatkan pasar
Indonesia Diharapkan, kemandirian 10% per tahun (CAGR) pada periode ASEAN, di mana pasar bisa lebih
bahan baku obat dan bahan baku 2011-2015. Pada 2016 pasar besar sehingga skala produksi

obat tradisional tingkat nasional farmasi Indonesia diperkirakan bisa lebih besar dan mencapai
akan terwujud. Secara khusus, sekitar Rp 69 triliun dan diharapkan skala ekonomi. Jadi agar kebijakan
program tersebut ditujukan untuk mencapai Rp 102 triliun pada 2020. pemerintah untuk pengembangan
mendorong dan memfasilitasi Namun demikian, pasar produk industri bahan baku obat kondusif,
kerjasama riset pengembangan farmasi yang berkembang tidak perlu sinergi dengan terobosan
BBO dan BBOT antara industri didukung oleh perkembangan dan kebijakan teknis strategis
dengan lembaga penelitian yaitu sektor hulunya, yaitu industri bahan lain.Akibat berbagai kendala itu,
perguruan tinggi atau institusi baku obat. Indonesia masih harus mengimpor
penelitian lainnya. Selain itu, Pengembangan bahan baku obat sebagian besar bahan baku industri
program tersebut ditujukan untuk di Indonesia masih menghadapi farmasi. Ketergantungan yang
memperoleh dokumen master berbagai kendala. Pertama, tinggi akan impor bahan baku obat
produksi tervalidasi serta teknologi industri kimia dasar dalam negeri menyebabkan industri farmasi

Buletin INFARKES Edisi I 2018 26


LIPUTAN
rentan terhadap fluktuasi nilai tukar Penelitian yang difasilitasi untuk melalui beberapa tahapan, yaitu
rupiah. Padahal pada dasarnya, tahun 2018 adalah sejumlah 10 Penyusunan dan finalisasi Kerangka
Indonesia memiliki peluang (sepuluh) penelitian yang berasal Acuan Penyusunan Proposal Dalam
mengembangkan industri bahan dari Universitas Udayana, BPPT, Rangka Fasilitasi pengembangan
baku obat dengan pendekatan Universitas Andalas, Universitas dan peningkatan kapasitas produksi
sintesis kimia maupun bioteknologi. Indonesia, Universitas Hasanuddin, BBO dan BBOT tahun 2018 telah
Kami melihat, potensi yang paling dan Universitas Gadjah Mada dilaksanakan oleh tim ahli dan tim
besar untuk dikembangkan dalam yang tercantum dalam SK Dirjen administratif di Bogor pada 18-
jangka panjang adalah industri Kefarmasian dan Alat Kesehatan 20 Mei 2017; Sosialiasi fasilitasi
bahan baku obat berbasis tanaman, tentang Fasilitasi Pengembangan pengembangan dan peningkatan
mikro organisme dan biota laut. dan Peningkatan Kapasitas Produksi kapasitas produksi bahan baku
Selain itu, tren masa depan industri Bahan Baku Obat dan Bahan Baku obat dan bahan baku obat
farmasi adalah berbasiskan Obat Tradisional Tahun 2018 tradisional tahun 2018 kepada
biopharmaceuticals dan produk Nomor HK.02.02/IV/0336/2018 instansi penelitian dan pendidikan;
natural. pada tanggal 2 Maret 2018. Penerimaan dan penilaian proposal
Pada tanggal 19 Maret Rangkaian Pelaksanaan Fasilitasi untuk tahun 2018 telah dilakukan
2018 dilakukan Pelaksanaan Pengembangan dan Peningkatan dari bulan Juni – September 2017;
Penandatanganan MoU, Perjanjian Kapasitas Produksi Bahan Baku dan Pelaksanaan penentuan
Kerja Sama dan Kontrak Kerja Obat dan Bahan Baku Obat fasilitasi untuk tahun 2018 telah
Sama Pekerjaan Tahun 2018 yang Tradisional Tahun 2018 sebagai dilaksanakan pada bulan Oktober
dilaksanakan antara Direktorat berikut: 2017 bersama Tim Reviewer di
Produksi dan Distribusi Kefarmasian Fasilitasi pengembangan dan Bogor. Nama peneliti, judul, dan
dan Perguruan Tinggi. Dihadiri peningkatan kapasitas produksi instansi tersebut akan dituangkan
oleh Rektor, Dekan perwakilan dari BBO dan BBOT merupakan dalam SK Dirjen Farmalkes.
Universitas Udayana, Universitas salah satu upaya pemenuhan Semua potensi yang bisa
Indonesia, Universitas Andalas, indikator Direktorat Produksi dan mendukung dalam mewujudkan
Universitas Gadjah Mada, Distribusi Kefarmasian yang telah kemandirian bahan baku memang
Universitas Hasanuddin, serta dilaksanakan sejak tahun 2012. harus segera dikerahkan untuk
perwakilan BPPT, serta disaksikan Kegiatan Fasilitasi mewujudkan Nawa Cita Bahan Baku
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Pengembangan dan Peningkatan Obat di Indonesia.
Alat Kesehatan – Dra. Maura Linda Kapasitas Produksi BBO dan BBOT
Sitanggang, Ph.D. untuk tahun 2018, dilaksanakan

27 Buletin INFARKES Edisi I 2018


LIPUTAN

APOTEKER
SEBAGAI AGENT
OF CHANGE
GEMA CERMAT,
SIAP
MENGGUNCANG
DUNIA

D
alam rangka yang melibatkan seluruh provinsi saat ini, Sosialisasi GeMa CerMat
percepatan upaya dengan tujuan agar gerakan ini sudah dilaksanakan di 115 kab/kota
peningkatan dapat terlaksana dengan baik di 34 provinsi, dengan jumlah Agent
kesadaran, di seluruh wilayah Indonesia. of Change (AoC) GeMa CerMat yang
kepedulian, Sasaran kegiatan yaitu organisasi sudah dilatih sebanyak 2.892 orang
pengetahuan dan keterampilan masyarakat, organisasi profesi dan jumlah peserta masyarakat
masyarakat tentang pemilihan dan kesehatan, lembaga pemerintah. dan para pemangku kepentingan
penggunaan obat secara tepat Pada program ini uga dilaksanakan sebanyak 17.774 orang.
dan rasional, serta peningkatan penunjukan apoteker sebagai Dalam rangka menindaklanjuti
pelayanan kefarmasian dalam Agent of Change (AoC) yang menjadi kegiatan Pembekalan Apoteker
pemberian informasi dan edukasi edukator dan motivator bagi AoC dan Sosialisasi GeMa CerMat
yang memadai bagi masyarakat, masyarakat dan tenaga kesehatan. pada tahun 2016-2017, pada
sejak 13 November 2015 telah Apoteker AoC diharapkan memiliki tahun ini dilaksanakan kegiatan
dilakukan Gerakan Masyarakat komitmen dan kemampuan Optimalisasi Peran Apoteker
Cerdas Menggunakan Obat (GeMa mempengaruhi perilaku masyarakat sebagai Agent of Change GeMa
CerMat) yang berkesinambungan di dan tenaga kesehatan dalam rangka CerMat, yang dilaksanakan di
tingkat pusat hingga daerah. pemberdayaan masyarakat untuk Jakarta pada 27-29 Maret 2018,
Pada implementasinya, GeMa meningkatkan penggunaan obat dengan 142 peserta yang terdiri
CerMat dilakukan dengan sosialisasi secara rasional. Sampai dengan dari 120 Apoteker AoC terpilih

Buletin INFARKES Edisi I 2018 28


LIPUTAN
dan para pemangku kepentingan pertama telah diberikan materi hari ketiga diberikan materi tentang
terkait. Peserta pada kegiatan presentasi dari narasumber tentang metode edukasi masyarakat dalam
ini merupakan hasil seleksi dari Optimalisasi Apoteker AoC dan peningkatan penggunaan obat
serangkaian pemantauan dan Tehnik Komunikasi Efektif dalam rasional, dan dilanjutkan dengan
evaluasi. oleh Dinas Kesehatan Pelayanan Kefarmasian. Pada diskusi kelompok.
Kabupaten/Kota yang disetujui hari kedua, setelah pembukaan Pada akhirnya, setelah
oleh Dinas Kesehatan Provinsi. acara secara resmi akan diberikan pertemuan ini, diharapkan akan
Para Apoteker AoC terpilih ini akan materi presentasi dari narasumber diperoleh hasil pemantauan dan
menjadi Tim Pembina yang disebut mengenai upaya promotif, preventif, evaluasi pelaksanaan kegiatan
Master of AoC GeMa CerMat, yang dan pemberdayaan masyarakat, GeMa CerMat oleh Apoteker AoC
kriteria penilaiannya antara lain dan komunikasi, dilanjutkan sekaligus daftar nama Apoteker
dilihat dari pelaksanaan kegiatan dengan Keynote speech Ibu Menteri AoC yang aktif melanjutkan kegiatan
GeMa CerMat, jumlah masyarakat Kesehatan RI. Kemudian dilakukan GeMa CerMat; diperolehnya
yang diedukasi, kemampuan pembacaan dan penandatanganan gambaran keberhasilan
melakukan KIE pada masyarakat, Pakta Integritas Apoteker AoC pelaksanaan GeMa CerMat oleh
penyebaran informasi melalui GeMa CerMat, serta pengalungan Apoteker AoC secara individual dan
media sosial, cetak dan elektronik, tanda pengenal dan penyerahan tim; dan diperolehnya best practice
kreatifitas dan inovasi dalam sertifikat secara simbolis oleh inovasi kegiatan GeMa CerMat
melakukan KIE. Ibu Menteri Kesehatan RI kepada melalui Apoteker AoC yang aktif dan
Pada pertemuan ini. di hari perwakilan Apoteker AoC. Pada kreatif.

29 Buletin INFARKES Edisi I 2018


ARTIKEL

Menkes: Sebutan Menteri atau


Suatu Penyakit Langka? Oleh:
Fajar Ramadhitya Putera

K
ementerian Kesehatan diseasemaps.org, terdapat 29 penderita berkurangnya kesempatan profesional.
Republik Indonesia penyakit ini yang tersebar di Eropa, Terbatasnya pengetahuan ilmiah
adalah kementerian yang Amerika Utara, dan Amerika Selatan. dan informasi mengenai penyakit
membidangi urusan Seperti diulas di www.rarediseaseday. langka kerap menghambat diagnosis
kesehatan dan sejak 27 Oktober org, penyakit langka merupakan serta akses pelayanan dan perawatan
2014 dipimpin oleh Ibu Prof. Dr. dr. penyakit yang hanya mempengaruhi yang pada akhirnya meningkatkan
Nila Djuwita F. Moeloek, SpM. Dalam sebagian kecil dari populasi. Di Eropa, beban sosial dan ekonomi pasien.
berbagai acara dan liputan Menteri suatu penyakit disebut langka jika Kondisi ini dapat menjadi lebih berat
Kesehatan biasa dirujuk dengan mempengaruhi kurang dari 1 dalam dengan kurangnya informasi terkait
sebutan “Menkes”. Namun tahukah 2.000 orang, sementara di Amerika referensi tenaga kesehatan yang
anda bahwa istilah “Menkes” bisa pula Serikat, jika mempengaruhi kurang dari memiliki kompetensi dalam penyakit
merujuk pada sebuah penyakit langka? 1 dalam 200.000 orang pada waktu tersebut. Demikian seperti diulas di
Sindrom Menkes atau dikenal tertentu. http://www.eurordis.org.
juga dengan nama Menkes Kinky Hair Kelainan genetik, alergi, infeksi Sindrom Menkes dinamai demikian
Disease adalah suatu penyakit genetik bakteri, atau virus dapat memicu karena ditemukan oleh John Hans
neurodegeneratif yang timbul akibat terjadinya penyakit langka. Namun Menkes yang pada tahun 1962,
kelainan gen ATP7A, yakni gen yang para ahli sering kali mengalami meneliti lima anak-anak yang meninggal
memproduksi protein transportasi kesulitan dalam mencari informasi pada usia tiga tahun. Menkes adalah
tembaga. Tembaga sendiri diperlukan untuk melakukan perawatan yang seorang neurologis pediatrik, yang
untuk perkembangan tulang, syaraf tepat. Data epidemiologi yang ada lahir di Wina, Austria, pada tahun 1928.
dan jaringan lain, sehingga gangguan sering kali tidak tersedia secara Pada usia 11 tahun, setelah aneksasi
penyerapan tembaga dari usus akan memadai untuk sebagian besar Jerman, Menkes pindah ke Amerika
dapat memicu akumulasi berlebihan penyakit langka. Banyak penyakit langka Serikat dengan keluarganya pada
pada otak, hati dan ginjal. Hal ini hanya digambarkan sebagai “kelainan tahun 1939. Ia meraih gelar sarjana di
menyebabkan perubahan dalam endokrin dan metabolik lain”. Dengan bidang kimia organik di University of
pertumbuhan rambut dan pembuluh demikian, penderita penyakit langka Southern California, lalu menempuh
darah. pada umumnya tidak terdaftar dalam program residen pediatrik neurologi di
Gejala sindrom Menkes biasanya database karena kesulitan dalam Columbia-Presbyterian Medical Center,
muncul dalam waktu tiga bulan pendataannya. New York. Menkes mengabdikan dirinya
setelah kelahiran dan dapat mencakup Pasien penyakit langka kerap tidak di bidang pediatrik neurologi, genetik
pertumbuhan yang terhambat, hanya menghadapi beratnya beban dan dermatologi. Demikian seperti
perubahan tonus otot dan rambut penyakit itu sendiri, namun juga terkait diulas di http://jamanetwork.com.
kinky (pendek, jarang, kasar dan ketidakpastian akan kemungkinan- Makna sebuah kata dalam suatu
bengkok, biasanya berwarna putih kemungkinan yang dapat terjadi. Jarang bahasa dipengaruhi banyak hal seperti
atau abu-abu). Seperti diulas di http:// sekali ada orang di sekitarnya yang latar belakang sosial budaya dan faktor
themenkesfoundation.org, saat ini mengalami hal yang sama sehingga lainnya. Penggunaan istilah “Menkes”
tidak ada pengobatan untuk sindrom kesepian merupakan hal yang sering dalam Keputusan-keputusan Menteri
Menkes selain pengobatan paliatif, yang dirasakan oleh penderita penyakit Kesehatan telah ada sejak tahun
biasanya ditujukan pasien yang sudah langka. Selain itu, sebagian penderita 1980-an sampai saat ini. Lalu jika
tidak bereaksi terhadap pengobatan penyakit langka mungkin tidak sebutan Menkes sebagai figur penting
kuratif. Pengganti asupan tembaga memiliki kemampuan untuk keluar dalam instansi kesehatan ternyata
dapat diinisiasi secara subkutan, rumah. Hidup dengan penyakit langka juga merupakan istilah untuk sebuah
intramuskular, atau intravena. memiliki implikasi di aspek pendidikan, penyakit langka, apakah perlu dicarikan
Insidens sindrom Menkes terjadi pekerjaan dan sebagainya. Bahkan istilah baru, “Menhat” misalnya?
pada sekitar 1 kasus setiap 100.000- dapat mengarah pada stigmatisasi atau Bagaimana menurut anda?
250.000 kelahiran. Menurut data pengasingan dari komunitas sosial serta

Buletin INFARKES Edisi I 2018 30

Anda mungkin juga menyukai