KEPERAWATAN MATERNITAS II
Oleh Kelompok 10 :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Maternitas II yang berjudul “Perawatan Tali Pusar di Rumah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritikan dari Ibu/Bapak Dosen dan saudara pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi tehadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
Bab IIPembahasan
2.1.1.Pencegahan Primer.............................................................5
3.1 Kesimpulan....................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tali pusar merupakan suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri
atau plasenta. Selama dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan
makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan,
ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas
sendiri melalui hidungnya.
Tujuan perawatan tali pusar adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusar, baik dari alat yang tidak steril,
pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2005). Kasus kesakitan dan
kematian neonatal yang berhubungan dengan infeksi tali pusat masih banyak
ditemukan.
Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh
wilayah Indonesia (Depkes, 2007).
Guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi,
Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai program yang berhubungan
dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya pencegahan tetanus neonatorum.
Upaya ini dilaksanakan dengan pencegahan infeksi pada persalinan dan perawatan
tali pusat (Depkes, 2007).
3
8. Bagaimana mengobservasi tanda infeksi pada tali pusar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tali pusar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perawatan tali pusar.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dari perawatan tali pusar.
4. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi lepasnya tali pusar.
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur perawatan tali pusar.
6. Untuk mengetahui apa hal penting dalam perawatan tali pusar.
7. Untuk mengetahui apa faktor yang dapat mempengaruhi lepasnya tali
pusar.
8. Untuk mengetahui bagaimana mengobservasi tanda infeksi pada tali pusar.
1.4 Manfaat
1. Berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Keperawatan
Maternitas II dalam kasus Perawatan Tali Pusar di Rumah
2. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan dalam melakukan Perawatan Tali Pusar.
BAB II
PEMBAHASAN
Tali pusar dalam istilah medisnya umbilical cord. Merupakan suatu tali
yang menghubungkan janin dengan uri atau plasenta. Selama dalam rahim,
4
tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin
yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan
oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas sendiri melalui hidungnya.
Oleh karena itu sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera
dipotong dan dijepit atau diikat (Vivian, 2010).
Perawatan tali pusat adalah kegiatan merawat tali pusat bayi setelah tali
pusat dipotong sampai sebelum lepas. Teknik perawatan yang salah dapat
mempengaruhi lama pelepasan tali pusat hingga infeksi tetanus neonatorum.
(Dian Puspita Reni, 2018).
Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti. Tali
pusat yang masih menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan
terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh jelly
Wharton atau aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat
dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab
dan kotor (Mitayani, 2010).
5
Pada sisa potongan tali pusat inilah yang menjadi sebab utama terjadinya
infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan
tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang
berasal dari lingkungan sekitar.
Penyakit tetanus ini diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan basil
clostridium tetani yang dapat mengeluarkan toksin yang dapat
menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan
“Tetanospasmin” yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan
ketegangan dan spasme otot (Jitowijoyo dan Kristiyanasari, 2010).
Prosedur :
Cuci tangan
Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan
dengan kassa steril
Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terpajan udara
dan tutupi dengan kain bersih yang longgar
Lipatlah popok dibawah sisa tali pusat
Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci bersih dengan sabun dan air,
kemudian keringkan
Cuci tangan.
6
5. 1 set pakaian bayi
Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat.
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong
yang sudah digelar.
4. Buka bedong bayi.
5. Lepas bungkus tali pusat.
6. Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah.
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus.
9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di
pinggir.
10. Bereskan alat.
11. Cuci tangan.
Untuk mencegah infeksi pada puntung tali pusat, puntung tali pusat harus
tetap bersih dan kering.
1. Lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntung tali pusat kotor,
bersihkan dengan air matang kemudian keringkan kembali secara
seksama.
2. Warna kemerahan atau timbulnya nanah pada pusar atau puntung tali
pusat adalah tanda abnormal ( bayi perlu dirujuk untuk penanganan lebih
lanjut).
3. Selalu mencuci tangan Anda sebelum menyentuh tali pusat.
4. Jika tali pusat menjadi kotor atau memiliki banyak darah kering,
bersihkan dengan sabun dan air matang yang sudah didinginkan, alkohol
medis, atau dengan gentian violet. Perlakukan tali pusat dengan lembut.
5. Jangan meletakkan apa pun pada tali pusat, debu, dan kotoran, terutama
sangat berbahaya.
7
6. Jika di tempat tinggal anda banyak lalat, anda harus menutup puntung tali
pusat dengan kain bersih dan kering. Akan tetapi biasanya , anda harus
membiarkan puntung tali pusat tidak terbungkus apa pun.
Puntung tali pusat biasanya lepas dalam 5 hingga 7 hari setelah pelahiran.
Mungkin akan terdapat sedikit tetesan darah atau mukus encer tali pusat
lepas. Itu normal. Akan tetapi, jika terdapat darah atau pus, cari bantuan
medis. (Susan Klein dkk,2012).
1. Cara perawatan tali pusat, tali pusat yang dibersihkan dengan air, sabun
dan di tutup dengan kassa steril cenderung lebih cepat puput (lepas) dari
pada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
2. Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan
apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab.
3. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko
infeksi.
4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. Tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan.
5. Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang
tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan
8
bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi
abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya.
6. Gangguan – gangguan pada tali pusat.
Tali pusat basah, berbau, dan menunjukkan tanda-tanda radang yang
jika tidak segera dibantu akan menyebabkan sepsis, meningitis, dan lain-lain
(Wiknjosastro, 2005).
Infeksi pada bayi paling sering disebabkan oleh kuman yang masuk ke
puntung tali pusat. Jika tali pusat terinfeksi area di sekitar tali pusat biasanya
menjadi merah, terdapat pus, terasa panas atau berbau busuk. Jika tanda
infeksi terlihat ringan mulai dengan membersihkan dan mengoleskan gentian
violet sebanyak 2 kali sehari jika tanda tersebut belum membaik atau justru
memburuk setelah satu atau dua hari, cari bantuan medis.
Tanda peringatan :
Bayi tampak sangat lemah atau letih, atau berhenti menyusu.
Bayi diare.
Bayi tidak dapat tetap hangat, walaupun sudah dibendung.
Bayi demam di atas 38oC.
Frekuensi jantung bayi cepat dan lemah.
Bayi sulit bernafas, dan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit.
Bayi tampak sakit.
9
1. Bayi terlihat gelisah dan rewel. Hal ini sesudah anda memastikan bahwa
kegelisahan bayi tidak disebabkan oleh hal lain misalnya karena pipis,
pup, lapar, kepanasan atau penyebab lainnya.
2. Terlihat adanya tanda kemerahan di sekitar pangkal tali pusat dan perut
bayi.
3. Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah
(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).
4. Suhu tubuh bayi meningkat, tubuh terasa hangat atau panas. Untuk lebih
akurat, anda bisa menggunakan thermometer untuk mengukur suhu tubuh
bayi.Jika suhu tubuh melebihi 380 C maka bayi sudah terkena demam.
5. Bisa membubuhkan obat antiseptik di area tali pusat, cukup dibubuhkan
sedikit dengan menggunakan kapas.
6. Jika tidak teratasi dengan baik, sebaiknya segera bawa bayi ke tenaga
kesehatan terdekat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan
bagi mahasiswa keperawatan. Dan kedepannya makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
12