Ina Yulianti
Abstrak
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat,
menyebabkan tingginya pemenuhan kebutuhan bahan pangan, yang berimbas pada persaingan diantara
para produsen. Penambahan zat aditif seperti pewarna sistetis pada bahan olahan pangan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas bahan pangan tersebut supaya terlihat menarik dengan warna yang cerah. Pemakaian
zat aditif pewarna tekstil rhodamin B terhadap campuran bahan pangan olahan sangat dilarang dan
melanggar peraturan nomor No. 722/Menkes/Per/IX/1988 karena dapat merusak sistem organ dalam tubuh
khususnya hati dan ginjal. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk
meluruskan kekeliruan yang ada di masyarakat. Selain dari menganalisis kebenaran opini tersebut, juga
harus diteliti secara ilmiah terhadap sampel yang tercermar bahan aditif pewarna tekstil seperti rhodamin B.
Ilmuwan harus bersifat konsisten terhadap proses penelaahan keilmuan, imperatif menempatkan masalah
sesuai pada proporsi yang sebenarnya, perspektif terhadap kebenaran, untung-rugi, baik-buruk sehingga
permasalahan diselesaikan secara objektif dan masyarakat dapat menerima keputusan hasil dari penjelasan
ilmuwan tersebut. Tanggung jawab sosial terhadap pemakaian rhodamin B di masyarakat harus diselesaikan
ilmuwan secara persuasif, argumentatif, menyampaikan dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh
masyarakat pada umumnya, tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan daya analisisnya akan tetapi juga
didukung dengan integritas kepribadiannya
(24) Ponceau 3R, (25) Ponceau SX (26) Ponceau ylidene]dietil ammonium klorida, cerise toner
6R, (27) Rhodamin B, (28) Sudan I, (29) Scarlet X127, certiqual rhodamine, cogilor red 321.10,
GN, (30) Violet 6B. Zat pewarna tersebut cosmetic briliant pink bluish D conc, edicol supra
dinyatakan berbahaya melalui PERMENKES RI No. rose B, elcozine rhodamine B, geranium lake N,
239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu hexacol rhodamine B extra, rheonine B, symulex
yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya. magenta, takaoka rhodmine B, tetraetilrhodamine.
Pemahaman pengetahuan keamanan pangan yang Proses pembuatan zat pewarna sintetik
baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
hari, dapat menghindarkan masyarakat dari atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi
berbagai bahaya akibat mengkonsumsi makanan oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
yang tidak aman. racun. Pada pembuatan zat pewarna organik
Berdasarkan hasil pengamatan di pasar-pasar sebelum mencapai produk akhir, harus melalui
ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling suatu senyawa antara yang berbahaya dan sering
banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk
kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari lima zat senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat
pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa
rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014%
pewarna ini termasuk golongan zat pewarna dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001%,
industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.
dan lain-lain, bukan untuk pewarna makanan dan Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam
minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang
pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus larut air dan diperjual belikan dalam bentuk
dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, granula, cairan, campuran warna dan pasta,
boraks, juga merupakan zat aditif favorit yang digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat
sering digunakan oleh produsen makanan. ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus
Rhodamin B dengan berat molekul sebesar sosis dan lain-lain.
479.000 berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui
kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air pengendapan dari penyerapan dye pada bahan
menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet,
berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air campuran adonan kue, cake dan donat.
juga larut dalam alkohol, HCl dan NaOH. Rhodamin
B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di Deteksi Zat Pewarna
laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk Telah diketahui bahwa berbagai jenis
identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th. Rhodamin B makanan dan minuman yang beredar di Indonesia,
sampai sekarang masih banyak digunakan untuk baik secara sengaja maupun tidak disengaja, telah
mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman diwarnai dengan pewarna tekstil atau yang bukan
(terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti zat pewarna "food grade", yaitu yang tidak
kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu. diizinkan digunakan dalam makanan. Pewarna-
Rhodamin B mempunyai rumus kimia pewarna tersebut memang lebih banyak digunakan
C28H31N2O3Cl dan rumus struktur seperti terlihat untuk tekstil, kertas atau kulit. Pewarna-pewarna
pada Gambar 1. tersebut sangat tidak etis jika digunakan dalam
mewarnai makanan, bahkan pewarna sintetis yang
boleh sekalipun jika digunakan melebihi batas
yang seharusnya itupun dapat dijudge sebagai
suatu pelanggaran. Identifikasi zat pewarna
sintetis pada makanan, sebagian besar dianalisa
berdasarkan prinsip kromatografi atau
menggunakan alat spektrophotometer.
Gambar 1. Rumus struktur rhodamin B
A. Teknik Analisa Canggih
Toksisitas rhodamin B termasuk bahan kimia Identifikasi zat warna menggunakan
berbahaya (harmful) bila tertelan, terhisap spektrofotometer termasuk teknik analisa canggih
pernapasan atau terserap melalui kulit. yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Toksisitasnya adalah ORL - RAT LDLO 500 mg Kg-
1.
Nama Lain rhodamine B : acid bruliant pink B,
ADC rhodamine B, aizen rhodamine BH, aizen
rhodamine BHC, akiriku rhodamine B, briliant pink
B, calcozine rhodamine BL calcozine rhodamine BX,
calcozine rhodamine BXP, cerise toner, [9-(orto-
Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-
Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Kreativitas individu yang didukung oleh
Hokoriku, Kanazawa, Jepang. Efek rhodamine B komunikasi sosial yang bersifat terbuka menjadi
pada kosmetik adalah pada proliferasi dari proses pengembangan ilmu yang berjalan sangat
fibroblas yang diamati pada kultur sistem. efektif. Dalam konteks perkembangan ilmu,
rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan Suriasumantri (2009) mengganalogikan filsafat
diatasnya secara signifikan menyebabkan sebagai pasukan merinir yang merebut pantai
pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. untuk pendaratan pasukan infanteri. Filsafat
Rhodamine 6G dapat menyebabkan kerusakan sel menyediakan pijakan bagi ilmu untuk berkembang.
yang parah dan rhodamine B secara signifikan Itulah sebabnya filsafat sering disebut sebagai
mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak induk segala ilmu (mater scientiarum) (Rapar,
memiliki efek yang berarti, sedangkan. lebih jauh 1995). Suriasumantri (2009) menyatakan bahwa
lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler bahan kajian filsafat pada dasarnya meliputi empat
endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot aspek, yaitu : Apa yang benar dan apa yang tidak
polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri benar, yang melahirkan logika ((logic); Mana yang
setelah 72 jam dalam kultur sehingga tidak baik mana yang buruk yang melahirkan etika
berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa (ethics); apa yang termasuk indah mana yang
rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo termasuk jelek, yang melahirkan estetika
fibroblast pada manusia. (aesthetics); apa hakekat keberadaan, yang
Zat warna yang akan digunakan harus melahirkan metaphysics (metafisika). Percabangan
menjalani pengujian dan prosedur berikutnya dari filsafat terjadi karena kajian-kajian
penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. filsafat yang lebih spesifik, seperti filsafat ilmu,
Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, filsafat matematika, filsafat pendidikan dan lain-
biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap lain. Dalam konteks filsafat ilmu, terdapat tiga
zat warna tersebut. unsur pokok yaitu epistemologi (teori
pengetahuan), ontologi (teori keberadaan obyek
Tanggung Jawab Sosial ilmu) dan aksiologi (teori penggunaan ilmu).
Melalui pengamatan dan pengalaman Sebelum memverifikasi secara ilmiah, pengetahuan
berinteraksi dengan lingkungan, manusia baru mencapai tingkat “kepercayaan (belief)” yang
mengkonstruksi pengetahuan (knowledge) dalam belum pasti kebenarannya (Soetriono & Hanafie,
benaknya untuk memuaskan keingin tahuannya. 2007). Disiplin ilmu memfokuskan kajian pada
Nasution (1988) menyatakan bahwa pengetahuan wilayah kajian spesifik dan mengembangkan
berasal dari naluri ingin tahu. Terdapat dua jenis asumsi, pola pikir, dan pendekatan yang spesifik
pengetahuan yaitu pengetahuan umum dan pula. Oleh karenanya cabang-cabang ilmu semakin
khusus yang keduanya berlandaskan pengalaman. terspesialisasi, dan semakin sukar berinteraksi satu
(Poedjawijatna, 1991) menyatakan pengetahuan sama lain (Bakhtiar, 2004). Ilmu-ilmu berbeda-
yang benar harus memenuhi kriteria beda bukan terutama karena obyek material
korespondensi yaitu kesesuaian dengan objek berbeda, tetapi khususnya karena masing-masing
yang dituju pada pernyataan itu (Bertrand Russel), berbeda menurut obyek formalnya (Van Melsen
koherensi yaitu konsistensi dengan pernyataan- 1985).
pernyataan sebelumnya (Plato & Socrates) dan Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab
pragmatisme dimana kebenaran suatu pernyataan sosial yang terpikul dipundaknya, bukan saja
ditinjau dari kriteria apakah pernyataan tersebut karena dia adalah warga masyarakat yang
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis kepentingannya terlibat secara langsung di
(William James & John Dewey). masyarakat namun yang terpenting adalah karena
Memurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan
(1996) mendefinisikan Ilmu sebagai pengetahuan hidup bermasyarakat. Zat aditif/BTP pewarna
suatu bidang yang disusun secara sistematis sintetik sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia
menurut metode-metode tertentu yang dapat secara berlebihan dan terus menerus sehingga
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertimbun dalam tubuh karena akan
tertentu. Ilmu merupakan hasil karya mengakibatkan rusaknya fungsi organ-organ
perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji tubuh. Untuk melindungi masyarakat dari bahaya
secara terbuka oleh masyarakat. Sekiranya hasil yang diakibatkan oleh pemakaian zat warna
karya itu memenuhi syarat-syarat keilmuan maka tersebut Departemen Kesehatan RI telah mengatur
akan diterima sebagai bagian dari kumpulan ilmu tentang penggunaan zat warna yang berbahaya ini
pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat agar masyarakat terhindar dari akibat yang
tersebut. Penciptaan ilmu bersifat individual merugikan.
sedangkan komunikasi dan penggunaan ilmu Secara historis, fungsi sosial dari kaum
bersifat sosial. Peranan individu inilah yang ilmuwan telah lama dikenal dan diakui. Raja
menonjol dalam kemajuan ilmu dimana penemuan Charles II dari Inggris mendirikan The Royal
orang seperti Newton dan Edison dapat mengubah Society yang bertindak selaku penawar bagi
wajah peradaban. fanatisme di masyarakat waktu itu. Andre
Sakharov bukan saja mewakili sikap pribadinya kebenaran. Manusia dalam usaha menemukan
namun pada hakekatnya mencerminkan sikap kebenaran menempuh cara yang bermacam-
kelembagaan profesi keilmuan dalam menanggapi macam sehingga menimbulkan pemeo, kepala
masalah-masalah sosial. Sikap sosial seorang sama berambut namun pendapat berbeda-beda.
ilmuwan adalah konsisten dengan proses Sebagai homosapien, manusia merupakan makhluk
penelaahan ilmuwan yang dilakukan. Semua yang berpikir harus sanggup menghadapi masalah
penelaahan ilmiah dimulai dengan menentukan secara rasional, manusia mampu membuat
masalah dan demikian juga dengan pengambilan rasional dan rasionalisasi.
keputusan dalam hidup bermasyarakat. Apakah Pikiran manusia bukan saja dapat
mungkin suatu masalah diselesaikan sekiranya dipergunakan untuk menemukan dan
masyarakat itu sendiri tidak sadar akan mempertahankan kebenaran namun sekaligus juga
pentingnya masalah tersebut?. Beberapa masalah dapat dipergunakan untuk menemukan dan
sedemikian esoterik dan rumit sehingga mempertahankan hal-hal yang tidak benar.
masyarakat tidak dapat meletakan proporsi yang Seorang manusia biasa berdalih untuk menutup
sebenarnya. nutupi kesalahan baik terhadap dirinya sendiri atau
Terkait pemakaian pewarna tekstil rhodamin B orang lain. Dalih yang berbahaya adalah
di masyarakat, peranan ilmuwan menjadi sesuatu rasionalisasi yang disusun secara sistematis dan
yang imperatif, dengan pengetahuannya meyakinkan. Dalih semacam ini dapat memukau
diharapkan dapat menempatkan masalah sesuai apalagi didukung oleh sarana seperti kekuasaan.
pada proporsi yang sebenarnya. Oleh karena itu Bagaimana sikap ilmuwan menghadapi pemikiran
ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk yang keliru ini?. Seorang ilmuwan pada
menyampaikan hal tersebut kepada masyarakat hakekatnya adalah manusia yang berpikir dengan
banyak dalam bahasa yang mudah dicerna. teratur dan teliti, segenap materi yang menjadi
Menghadapi masalah yang kurang mengerti bahan pemikiran dikaji dengan teliti, berpikir
biasanya masyarakat bersikap ekstrim, di satu sisi secara cermat, pola pemikiran inilah yang
mereka bisu karena ketidak tahuannya. Disisi lain membedakan ilmuwan dengan orang awam.
mereka dapat bersikap radikal dan irrasional. Seorang awam terkadang mempunyai asumsi yang
Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan tidak benar karena secara sepintas lalu seperti
dalam hal ini memberikan perspektif yang benar masuk akal, proses rasionalisasi didasarkan kepada
untung-ruginya, baik buruknya, sehingga pemikiran yang keliru atau materi pemikiran yang
penyelesaian secara obyektif dapat dimungkinkan. tidak benar. Terkadang juga terpukau oleh
Mugkin masyarakat mengalami suatu masalah pemikiran yang brilian dengan materi tidak benar
yang perlu untuk dipecahkan tapi berhubung satu atau sebaliknya terpukau dengan kenyataan-
dan lain hal masalah tersebut belum muncul ke kenyataan yang memang dikenalnya, yang benar
permukaan dan belum mendapat dukungan. menurut anggapan dan kepercayaannya, namun
Dalam hal ini maka seorang ilmuwan harus tampil gagal untuk melihat jalan pemikiran yang keliru
terdepan dan berusaha mempengaruhi opini dalam menganalisis kenyataan-kenyataan tersebut.
masyarakat terhadap masalah sosial tersebut. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara
Seorang ilmuwan terpanggil dalam tanggung cermat dan teratur inilah yang menyebabkan
jawab sosial mengenai hal ini dikarenakan ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial untuk
mempunyai kemampuan yang bersifat persuasif dapat berbicara atau menjelaskan bahwa
dan argumentatif berdasarkan keilmuan yang pemikiran tersebut keliru, apa yang membuat
dimilikinya. Pada hal lain mungkin saja masalah itu keliru dan terpenting lagi harga apa yang harus
baru muncul disebabkan oleh proses yang dibayar untuk menebus kekeliruan tersebut.
sekarang sedang berjalan, seorang ilmuwan harus Djamaris (2010) menyatakan bahwa makna
mampu meramalkan apa yang akan terjadi. hakiki dari filsafat ialah cara mencari kebenaran
Kemampuan analisis seorang ilmuwan mungkin melalui pengamatan dan berpikir secara kritis,
pula menemukan alternatif dari objek terbuka, toleran, tanpa prasangka, dan bebas dari
permasalahan yang sedang menjadi pusat mitos. Berfilsafat pada hakekatnya adalah berpikir
perhatian. Kemampuan analisis ilmuwan dapat secara mendasar (radikal), menyeluruh
dipergunakan untuk mengubah kegiatan non (komprehensif) dan spekulatif (Rapar, 1995).
produktif menjadi produktif yang bermanfaat bagi Menurut Latif (2014) Kajian filsafat ilmu bersifat
masyarakat banyak. Ilmuwan yang elistis dan mendasar, universal, konseptual, dan spekulatif.
esoterik harus berbicara dengan bahasa yang Kini filsafat ilmu telah berkembang sebagai suatu
sederhana yang dapat dicerna olah orang awam. ilmu yang mempunyai objek material pengetahuan
Ilmuwan harus bersikap seperti apa yang ilmiah (scientific knowledge), dan objek formal
dicetuskan oleh Norman Denzim selaku seorang problem-problem mendasar dari ilmu.
salesmen, untuk itu maka ilmuwan bukan hanya Proses menemukan kebenaran secara ilmiah
mengandalkan pengetahuan dan daya analisisnya mempunyai implikasi etis bagi seorang ilmuwan.
namun juga terintegritas kepribadiannya. Karakteristik proses tersebut merupakan kategori
Karakteristik lain dari seorang ilmuwan adalah moral yang melandasi sikap etis seorang ilmuwan.
terletak dalam cara berpikir untuk menemukan Kegiatan intelektual yang meninggikan kebenaran
sebagai tujuan akhirnya secara langsung akan harga yang harus dibayar terhadap kekeliruan
mempengaruhi pandangan moral. Kebenaran tersebut.
berfungsi bukan saja sebagai jalan pikirannya Menemukan kebenaran secara ilmiah
namun seluruh jalan hidupnya. Dalam usaha merupakan kegiatan intelektual yang bertujuan
masyarakat untuk menegakan kebenaran inilah untuk meninggikan kebenaran
maka seorang ilmuwan terpanggil oleh kewajiban Implikasi etis/moral merupakan kewajiban
sosialnya, bukan saja sebagai penganalisis materi sosial ilmuwan untuk menganalisis kebenaran
kebenaran tersebut, namun juga sebagai prototipe prototif moral yang baik.
moral yang baik.
Dibidang etika, tanggung jawab sosial seorang DAFTAR PUSTAKA
ilmuwan bukan lagi memberikan informasi tetapi Anonimus. (2006, 5 Januari). Rhodamin B
memberikan contoh. Ilmuwan harus tampil ditemukan pada makanan dan minuman
terdepan secara obyektif, terbuka, menerima kritik, di Makasar. Republika.
menerima pendapat orang lain, kukuh dalam http://www.republika.co.id/online_det.
pendirian yang dianggap benar dan berani Jakarta : Balai Pustaka.
mengakui kesalahan. Semua sifat tersebut Bakhtiar, A. (2004). Filsafat ilmu. Jakarta: Raja
merupakan implikasi etis dari proses penemuan Grafindo Persada
kebenaran secara ilmiah. Ditengah situasi dimana Djamaris, M. (2011). Ilmu, filsafat, dan filsafat
segenap nilai mengalami kegoncangan, maka ilmu. Dalam S.A. Akhadiah & W.D.
ilmuwan harus tampil kedepan. Pengetahuan yang Listyasari, Filsafat ilmu lanjutan (hlm.
dimilikinya merupakan kekuatan yang akan 101-131). Jakarta: Kencana.
memberikan keberanian, harus dapat memberikan Hidayat N Anis E. (2006). Membuat pewarna alami.
teladan. Aspek etika dari hakikat keilmuan ini Trubus Agrisarana.
kurang mendapatkan perhatian dari para pendidik Latif, M. (2014). Orientasi kearah pemahaman
maupun para ilmuwan itu sendiri. Sebagai contoh filsafat ilmu. Jakarta: Kencana.
kebanyakan masyarakat mendidik anak-anaknya Lee TA, Sri BH, Counsel. (2005). The food from
supaya cerdas tanpa mempersiapkan dengan hell : food colouring. Syah et al. gManfaat
seksama agar kecerdasan itu dilengkapi dengan dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan,
nilai-nilai moral yang luhur. Para pendidik bukan Bogor. Himpunan Alumni Fakultas
saja lupa memasukkan hal tersebut dalam materi Teknologi Pertanian.
kurikulumnya namun juga gagal memberikan Nasution, A.H. (2014) Pengantar ke Filsafat sains,
teladan dalam proses belajar mengajar. Bogor : Literasi Antar Nusa.
Salah satu sendi masyarakat modern adalah Poejawijatna, I.R. (1991). Tahun dan Pengetahuan
ilmu dan teknologi. Kaum ilmuwan tidak boleh : Pengantar ke Ilmu Filsafat, Jakarta :
picik dan menganggap ilmu dan teknologi itu alpha Rineka Cipta.
dan omega dari segala-galanya, masih terdapat Rapar, J.H.(1995). Pengantar filsafat. Jakarta :
sendi-sendi lain yang menyangga peradaban Kanisius.
manusia yang baik. Demikian juga masih terdapat Soetriono & Hanafie, R. (1991). Pengantar ke
kebenaran-kebenaran lain disamping kebenaran filsafat sains. Bogor: Litera Antar Nusa.
keilmuan yang melengkapi harkat kemanusiaan Subandia. (1999). Penelitian kadar arsen dan
yang hakiki. Namun bila kaum ilmuwan konsekwen timbal dalam pewarna rhodamin B dan
dengan pandangan hidupnya, baik secara auramine secara Spektrofotometri : Suatu
intelektual maupun secara moral, maka salah satu Penelitian,
penyangga masyarakat modern itu akan berdiri http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/mi
dengan kukuh. Berdirinya pilar penyangga pa/199a.htm
keilmuan ini merupakan tanggung jawab sosial Suriasumantri, J.S. (2009) Tentang hakekat ilmu.
seorang ilmuwan. Dalam J.S. Suriasumantri (Ed) Ilmu dalam
perspektif. Jakarta : Yayasan Obor
III. KESIMPULAN Indonesia.
Penggunaan rhodamin pada bahan makanan Suriasumantri, J.S. (2010). Filsafat Ilmu : Sebuah
perlu diwaspadai, peran serta ilmuwan dalam pengantar populer. Jakarta : Sinar
mengarahkan/ membimbing masyarakat sangat Harapan.
diperlukan. Van Melsen, A. G. M. (1985). Ilmu pengetahuan
Ilmuwan harus dapat meluruskan pemikiran dan tanggung jawab kita. Jakarta:
yang keliru dengan mengatakan pada masyarakat Gramedia.
dimana kekeliruannya, apa yang membuat keliru &