Tutor MGG 1 4 PDF
Tutor MGG 1 4 PDF
1 Modul 1
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Skenario 1.
Bagaimana Anda menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui oleh Andi? Akankah sistim kesehatan yang
akan diterapkan di Indonesia dapat memberikan layanan yang universal?
STEP 3
1. Apa isi Perpres RI no 72 tahun 2012?
Jawab:
Perpres RI no 72 tahun 2012 berisi tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN adalah
SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dikelompokkan dalam subsistem:
a. upaya kesehatan;
b. penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. pembiayaan kesehatan;
d. sumber daya manusia kesehatan;
e. sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
f. manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan
g. pemberdayaan masyarakat.
Manfaat asuransi kesehatan dari perawatan yang diberikan. Asuransi kesehatan memberikan
berbagai jenis perawatan yang bisa Anda dapatkan. Anda akan mendapatkan perawatan
yang sesuai dengan perjanjian pada polis.
Setiap perawatan yang tertera pada polis juga memiliki plafon atau batas untuk besaran biaya
perawatan. Plafon yang diberikan oleh pihak asuransi disesuaikan dengan besar premi yang
Anda bayarkan secara rutin setiap bulan atau di awal.
Asuransi kesehatan memberikan berbagai jenis perawatan yang bisa Anda dapatkan. Anda
akan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan perjanjian pada polis.
Setiap perawatan yang tertera pada polis juga memiliki plafon atau batas untuk besaran biaya
perawatan. Plafon yang diberikan oleh pihak asuransi disesuaikan dengan besar premi yang
Anda bayarkan secara rutin setiap bulan atau di awal.
Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS kelas D Pratama dengan
kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan. Pada
regional Papua akan didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara pada Regional Sumatera,
Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55 Rumah Sakit Pratama.
1.nilai premi
setiap peserta bpjs dan asuransi kesehatan tentunya diwajibkan untuk membayar iuran atau
premi. Nilai iuran bpjs kesehatan tergolong murah, dan dibedakan menurut kelas layanan.
Iuran untuk kelas 1 sebesar rp59.500,-, kelas 2 sebesar rp42.500,-, dan kelas 3 sebesar
rp25.500,- per bulan.
Sementara nilai premi asuransi kesehatan cenderung mahal dan dibedakan menurut kelas
layanan juga usia. Semakin tua usia peserta, maka semakin mahal premi asuransinya. Secara
nominal, nilai premi asuransi kesehatan swasta antara yang satu dengan yang lain bisa jadi
berbeda. Namun, rata-rata mencapai Rp300.000,- hingga Rp500.000,- per bulan.
2.Sistem Layanan
Dalam hal sistem pelayanan, BPJS menggunakan sistem berjenjang dan rujukan. Untuk
memeriksakan kesehatannya, peserta harus melalui fasilitas kesehatan (faskes) tingkat
pertama lebih dulu, yaitu bisa puskesmas, klinik, atau dokter pribadi. Jika ternyata penyakit
yang diderita oleh peserta tidak bisa ditangani oleh faskes 1, baru dirujuk ke rumah sakit yang
bekerjasama. Itupun peserta tidak bisa memilih sendiri rumah sakit yang diinginkan, tetapi
tergantung pada faskes 1 yang membuat rujukan. Meski dalam kondisi darurat, peserta bisa
langsung berobat ke rumah sakit manapun, namun BPJS memberlakukan ketentuan gawat
darurat yang cukup ketat.
Pada asuransi kesehatan, sistem layanan yang diterapkan bersifat langsung. Artinya peserta
bisa berobat langsung ke rumah sakit yang diinginkan tanpa perlu rujukan. Asal rumah sakit
yang dituju telah bekerjasama dengan perusahaan asuransi yang diikuti. Dengan begitu,
peserta bisa memperoleh layanan kesehatan secara cepat
3. Batasan Plafon
Penggunaan layanan kesehatan dengan BPJS tidak dibatasi dengan plafon. Berapapun biaya
pemeriksaan dan perawatan yang dibebankan pada peserta akan ditanggung seluruhnya oleh
BPJS. Maka dari itu, peserta tak perlu lagi khawatir dengan biaya perawatan ketika
mengalami gangguan kesehatan, apapun penyakitnya. Sebaliknya, biaya perawatan pada
asuransi kesehatan dibatasi dengan plafon. Sebagai contoh peserta membeli premi asuransi
dengan plafon Rp20 juta. Jika peserta sakit dan dirawat dengan total biaya mencapai lebih
dari plafon, maka kelebihan biaya menjadi tanggungan peserta itu sendiri.
4. Batasan Usia
Peserta BPJS tidak ada batasan usia, dalam arti berapapun usia seseorang tetap bisa menjadi
peserta BPJS. Selain itu, perbedaan usia maupun gender tidak mempengaruhi besaran iuran
yang harus dibayarkan. Besar iuran tergantung pada kelas layanan yang diinginkan, kelas 1, 2,
atau 3.
Sementara pada asuransi kesehatan terdapat batasan usia. Umumnya asuransi kesehatan
menolak kepesertaan seseorang yang telah memasuki usia tidak produktif, yaitu 55 tahun ke
atas.
5. Pre Existing Condition
BPJS tidak memberlakukan pre existing condition. Hal ini dimaksudkan bahwa BPJS
menerima kepesertaan seseorang apapun kondisinya tanpa memperhatikan riwayat sakit
yang pernah diderita. Berbeda dengan asuransi kesehatan yang menerapkan pre existing
condition. Artinya, penyakit yang pernah diderita oleh peserta sebelum mengikuti asuransi
kesehatan tidak akan dijamin pembiayaannya.
8. Apa saja hak dan kewajiban peserta jaminan kesehatan dan pemberi layanan kesehatan?
Jawab :
A. Hak Peserta
· Mendapatkan kartu peserta sebagai identitas peserta untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
· Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
· Mendapatkan pelayann kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja dengan BPJS
Kesehatan, dan
· Menyampaikan keluhan / pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis kepada
BPJS Kesehatan.
B. Kewajiban Peserta
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, BPJS berhak
untuk:
a. memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari
Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program Jaminan Sosial dari
DJSN setiap 6 (enam) bulan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, BPJS berkewajiban
untuk:
a. memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
b. mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya
kepentingan Peserta;
c. memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi
keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
d. memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UndangUndang tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional;
e. memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti
ketentuan yang berlaku;
f. memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan
memenuhi kewajibannya;
g. memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; h. memberikan informasi kepada
Peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; i. membentuk
cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan berlaku umum;
j. melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan Jaminan Sosial; dan
k. melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6
(enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur, membiayai, atau
memberikan pelayanan, namun juga termasuk kelompok aneka organisasi yang memberikan input
pada pelayanan kesehatan, terutama sumber daya manusia, sumber daya fisik (fasilitas dan alat), serta
pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000). Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga
pendidikan lain, pusat penelitian, perusahaan kontruksi, serta serangkaian organisasi yang
memproduksi teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat dan suku cadang.
WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana mempunyai maksud
utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan. Mengingat maksud tersebut di atas, maka
termasuk dalam hal ini tidak saja pelayanan kesehatan formal, tapi juga tidak formal, seperti halnya
pengobatan tradisional. Selain aktivitas kesehatan masyarakat radisional seperti promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan raya , pendidikan yang
berhubungan dengan kesehatan merupakan bagian dari sistem.
Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, penyediaan sumber daya dan stewardship/ regulator. Fungsi-fungsi tersebut akan
direpresentasikan dalam bentuk subsistem dalam sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan.
Masing-masing fungsi/subsistem akan dibahas tersendiri. Di bawah ini digambarkan bagaimana
keterkaitan antara fungsi-fungsi tersebut dan juga keterkaitannya dengan tujuan utama Sistem
Kesehatan.
Program ASKES
Program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikenal dengan nama Asuransi Kesehatan (ASKES)
yang dikelola oleh PT Askes Persero, hanya dikhususkan untuk memberikan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi kalangan pegawai pemerintah.
Kalangan ini meliputi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pejabat Negara, Penerima Pensiun PNS, Penerima
Pensiun TNI/Polri, Penerima Pensiun Pejabat Negara, Veteran dan Perintis Kemerdekaan, sehingga
hanya pegawai pemerintahan saja yang bisa mendapatkan manfaatnya.
BPJS Kesehatan merupakan salah satu program pemerintah yang dapat membantu masyarakat buat
bisa berobat gratis.
Gratis di sini bukan berarti kamu sama sekali gak mengeluarkan uang ya. Pasalnya, setiap bulannya
kamu tetap diharuskan membayar iuran yang jumlahnya disesuaikan dengan tipe kelasnya.
Iuran atau premi BPJS Kesehatan yang harus dibayarkan setiap bulan juga terbilang murah dan masih
terjangkau.
Biasanya buat para pekerja, iuran bakal ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan buat veteran dan
fakir miskin secara penuh ditanggung pemerintah.
Ibaratnya ya semacam subsidi silang gitu deh.
kartu bpjs kesehatan (pepnews)
Menurut situs resmi BPJS Kesehatan, ada tiga kelas dengan biaya iuran yang berbeda setiap
bulannya, yaitu:
Kelas III, biaya iuran per bulan sebesar Rp 25,5 ribu.
Kelas II, biaya iuran per bulan sebesar Rp 51 ribu.
Kelas I, biaya iuran per bulan sebesar Rp 80 ribu.
Pembayarannya sendiri harus dilakukan secara rutin setiap bulan dan paling lambat setiap tanggal 10.
Jika kamu telat membayar, maka bakal dikenakan denda sebesar dua persen dari total iuran.
Kamu gak perlu repot mengantre di kantor BPJS Kesehatan buat melakukan pembayaran. Pasalnya,
kamu bisa membayar iurannya melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri).
Sayangnya, hingga kini cuma bank-bank tertentu aja yang telah bekerja sama dengan pihak BPJS
buat bisa melakukan pembayaran iuran via ATM. Bank yang dimaksud adalah BRI, BNI, BTN, Mandiri,
dan BCA.
Langkah-langkahnya juga terbilang mudah. Contohnya kalau lewat BRI:
Masukan kartu ATM.
Pilih Bahasa dan masukan PIN ATM kamu.
Pilih menu “TRANSAKSI TUNAI” atau “PAKET TUNAI”.
Pilih menu “TRANSAKSI LAINNYA”.
Pilih menu “PEMBAYARAN”.
Pilih menu “BPJS KESEHATAN”.
Masukan kode 88888 dan tambahkan 11 digit angka kartu BPJS Kesehatan kamu dan tekan
“BENAR”.
Setelah itu bakal muncul nama serta jumlah yang harus kamu bayar.
Masukkan jumlah nominal yang bakal dibayar, lalu tekan “BENAR”.
Kemudian bakal muncul konfirmasi pembayaran, tekan angka 1 dan pilih “YA”.
Selesai.
Sebenarnya yang membedakan dari masing-masing kelas cuma buat ruang perawatan atau rawat
inap di rumah sakit aja kok. Sedangkan buat berobat atau rawat jalan, baik kelas satu maupun kelas
tiga mendapatkan fasilitas yang sama, yaitu sama-sama gratis.
Buat obat yang kamu dapat juga gak berbeda. Penyakit yang ditanggung pihak BPJS Kesehatan juga
sama.
Balik lagi, yang membedakan cuma saat rawat inap aja kok.
Pelayanan yang ditanggung oleh pihak BPJS Kesehatan meliputi:
Konsultasi dokter.
Pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium, radiologo (rontgen), dan lainnya.
Obat Formularium Nasional (Fornas) maupun obat bukan Fornas.
Bahan dan alat medis habis pakai.
Akomodasi atau kamar perawatan.
Biaya lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pasien.
BPJS Kesehatan sempat membuat permasalahan dan kebingungan tersendiri di lapangan khususnya
terkait dengan karyawan perusahaan yang saat ini sudah terbiasa mendapatkan layanan asuransi
swasta dan tapi tetap harus mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan karena sifat jaminan sosial ini
sudah wajib bagi semua warga negara. Bagi perusahaan, aturan wajib ini membuat pihak perusahaan
mendapatkan beban ganda harus membayar polis BPJS Kesehatan dan juga polis asuransi swasta
yang saat ini sudah ada.
Permasalahan makin runyam manakala, klaim BPJS Kesehatan ternyata bertingkat mulai dari
pengobatan di faskes (fasilitas kesehatan ) tingkat pertama dan seterusnya (klaim berjenjang). Bagi
yang terbiasa dengan asuransi swasta tentu ini akan sangat merepotkan, misalnya saja saat peserta
asuransi sakit jantung maka dia terbiasa langsung berobat ke dokter spesialis jantung, namun jika
menggunakan BPJS Kesehatan maka dia harus berobat lebih dahulu ke dokter layanan primer baru
melakukan rujukan berjenjang. Beberapa kendala seperti ini sebenarnya sudah mendapatkan solusi
dengan adanya skema kerjasama manfaat antara asuransi swasta dan BPJS Kesehatan, atau istilahnya
adalah COB (Coordination of Benefit).
Mengenal CoB BPJS Kesehatan, Mekanisme dan Manfaatnya bagi Peserta Program
Di era program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri
Inhealth) menawarkan mekanime Coordination of Benefit (COB) dalam skim JKN oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Artinya perusahaan ini menjanjikan tambahan
manfaat yang sudah ada di BPJS Kesehatan lewat fasilitas kecepatan dan kenyamanan. Direktur
Utama Mandiri Inhealth, Iwan Pasila saat Konferensi Pers Hari Ulang Tahun ke-7 mengungkapkan,
seiring transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan, perusahaan harus mengikuti irama
tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional Mandiri Inhealth, Wahyu Handoko mengakui,
perusahaan ingin mengubah tantangan menjadi peluang, sehingga diterapkan mekanisme koordinasi
manfaat (COB).
Dengan mekanisme COB, korporasi dapat mengurangi dampak pembayaran ganda (double payment)
atas pertanggungan karyawan karena sebagian klaim dapat ditanggung dalam skim JKN. Skim
managed care ini merupakan bisnis inti sejak awal pendirian Mandiri Inhealth pada 2008. "Kami
melihat ruang yang ada di dalam JKN, yakni dengan memberikan kecepatan dan kenyamanan lain.
Sebab tidak ada asuransi yang bisa melawan BPJS Kesehatan, wong dari ujung kepala sampai ujung
kaki, penyakit panas, kadas, kurap sampai ganti organ ditanggung," paparnya. Wahyu menyebut,
fasilitas managed care atau COB menyasar target pasar institusi yang mempunyai kemampuan lebih
untuk alokasi anggaran kesehatan karyawannya.
Sebagai contoh, perusahaan yang selama ini mengalokasikan anggaran kesehatan 10 persen,
sementara kewajiban BPJS Kesehatan 6 persen dan sisanya 4 persen dikelola asuransi
komersial. "Dana 4 persen inilah yang kami mau garap. Karena BPJS memang bagus, tapi hanya saja
namanya standar, tentu pekerjaan rumahnya kenyamanan dan kecepatan. Kalau antre ke puskesmas,
dokter keluarga kan perlu waktu dan produktivitas terganggu, jadi kami bisa memberikan alternatif
lebih eksklusif," terang Wahyu.
Menurutnya, produk kesehatan Mandiri Inhealth ada 4 jenis, yakni kategori silver, gold, platinum dan
diamond. Untuk kategori silver, tetap harus ada rujukan dokter klinik, bukan puskesmas. Namun
provider yang bekerjasama dengan perusahaan bisa memberikan waktu konsultasi lebih cepat.
"Untuk gold, bisa langsung ke spesialis anak, kandungan, THT atau mata. Sementara platinum, tanpa
rujukan sama sekali, jadi klien bisa langsung ke rumah sakit atau spesialis. Sedangkan katgeori
diamond, kami akan menjamin klaim kesehatan sampai ke luar negeri," jelas Wahyu. Plt Komisaris
Utama Mandiri Inhealth, Rico Usthavia Frans menyebut, produk managed care perusahaan tidak
membatasi limit klaim peserta, termasuk mengatur rumah sakit mana yang bisa menjadi rujukan
kesehatan. "Kami managed prosesnya, tanpa dibatasi mau sakit apa dan rumah sakit mana saja. Sakit
apapun dan di manapun kami layani atau tanggung. Jadi kami memberikan kenyamanan lebih di atas
BPJS Ketenagakerjaan," pungkasnya.