00 Kekar
00 Kekar
(Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Geologi Struktur)
Pertama, kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan
nikmat berupa kesehatan sehingga dapat terselasaikannya makalah ini dengan tepat waktu.
Kemudian, shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.
Kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada orang tua kami, berkat do’a dan
ridhanya juga makalah ini bisa selesai dengan tepat waktu. Tak lupa kepada dosen kami yang
telah memberikan kami masukan terhadap makalah ini. Kepada teman-teman kami tentunya
yang tiada henti juga mendukung kami.
Kekar didefinisikan sebagai rekahan atau pecahan pada batuan yang tidak mengalami
pergeseran, namun hanya sekedar peregangan (extension). Jika tidak terisi oleh mineral
dinamakan sebagai joint (kekar), sedangkan apabila terisi oleh mineral dinamakan sebagai vein.
Jenis-jenis kekar diantaranya adalah kekar berlembar, kekar kolom, kekar tarik, dll. yang akan
kami bahas pada bab selanjutnya.
Kami kira cukup sekian pengantar dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan pada makalah ini, sebab itu kami sangat
menerima masukan dari para pembaca. Terima kasih.
i
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Penulis.
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah geologi struktur,
dan sebagai penambahan wawasan terkait geologi struktur, utamanya kekar.
1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui definisi kekar.
1.3.2. Mengetahui klasifikasi kekar.
1.3.3. Mengetahui cara mengukur kekar di lapangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kekar memiliki berbagai ukuran, mulai dari ukuran millimeter (kekar mikro)
hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Kekar dapat dijumpai pada semua batuan beku
dalam, sebagian besar batuan lelehan, sedimen yang tidak mengalami gangguan tektonik
dan masih lepas, lapisan batubara yang sedikit terangkat, serta pegunungan lipatan dan
batuan kristalin berumur pratersier (pola kekar rumit).
Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran yang berarti
(bagian masanya masih berhubungan/bergabung). Kekar merupakan gejala yang umum
dan sering dijumpai. Pada umumnya menunjukkan pola sistematik (prefered orientaton)
dan seringkali simetrik. Walaupun demikian, kekar adalah unsur struktur yang sulit
dipakai di dalam interpretasi kondisi "strain" dan "stress" dari proses deformasi yang
telah lampau.
3
pembentukan rekahan berdasarkan failure envelop (didiskusikan pada bab 4). Ada tiga jenis
kekar utama yaitu:
1. Meregang (dilation) tegaklurus permukaan (Mode 1)
2. Bergeser (shear) sejajar permukaan (Mode 21)
3. Kombinasi dari keduanya (Mode 3)
Secara umum dapat disimpulkan yang termasuk sesar adalah rekahan mode II atau mode III,
sedangkan kekar/ joint adalah rekahan mode I.
Lingkungan pengendapan kekar antara lain ada pada:
• Pada lapisan yang mendatar
Paling sering diakibatkan sesar mendatar
• Pada daerah yang terdeformasi kuat
Karena adanya stress baik itu extension, compression dll
• Pada daerah pertemuan lempeng
• Baik pada batuan beku (utama) dan batuan metamorf
4
Karena proses Lipatan
Diakibatkan gaya deformasi compression (kompresi) sehingga membentuk lipatan
yang semakin melipat lama-lama akan semakin menimbulkan retakan/rekahan.
5
1.3.KLASIFIKASI KEKAR
Klasifikasi kekar dapat dibagi berdasarkan struktur, genesa, bentuk,
ukuran/dimensinya, serta kerapatannya,
1. Berdasarkan Struktur
a. Kekar Berlembar
Jenis ini sangat umum ditemui pada batuan beku granitik. Kekar berlembar ini
berbentuk tipis, melengkung dan umumnya berlapis cembung keatas sejajar
dengan topografi lokal. Kekar lembar ini makin kedalam akan bertambah tebal
dan jumlahnya makin sedikit dan pada akhirnya hilang pada sekitar kedalaman
40 m. Kekar berlembar umumnya mengalami tekanan gaya kompresi yang sejajar
dengan panjangnya.
b. Kekar Kolom
Terbentuk saat proses pendinginan pada batuan beku volkanik. Proses
pembentukannya meliputi kontraksi thermal ketika batuan mulai mengalami
proses cooling dan akhirnya mengkerut, sehingga mengakibatkan pecahnya
batuan. Paling sering, terbentuk pada batuan beku basaltik.
c. Kekar Tarik
Yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung
untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang
6
cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang
berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
Kekar tarik dapat dibedakan menjadi :
1. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan
tegasan.
2. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur
ini biasanya disebut juga dengan nama STYLOLITE.
d. Kekar Gerus
Kekar Gerus yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung menggelincir
antara bidang satu dengan bidang lainnya yang berdekatan.
Ciri-ciri dilapangan :
Biasanya bidangnya licin.
Memotong seluruh komponen batuan.
Biasanya terdapat gores garis.
Adanya joint set berpola belah ketupat.
2. Berdasarkan Genesa
a. Kekar Orde Pertama
7
Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari gaya pembentuk
kekar. Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relatif
besar.
b. Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh
gaya balik atau lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan.
3. Berdasarkan Bentuk
a. Kekar sistematik, ialah bentuknya berpasangan dan arahnya sejajar satu sama
lain. Kekar sistematis daopat dikenali dengan melihat bidang permukaan yang
halus, terpisah dalam jarak teratur dengan bidang kekar didekatnya, dan
memanjang mengikuti satu arah tertentu. Data kekar sistematik bersifat konsisten
dalam suatu wilayah yang relatif luas, sehingga bisa digunakan untuk interpretasi
tektonik suatu daerah. Kekar jenis ini biasanya terjadi akibat dari proses tektonik.
4. Berdasarkan Ukuran/Dimensi
a. Master Joint, yaitu menolong melalui sejumlah lapisan batuan atau bahkan satuan
batuan dan mempunyai ukuran hingga ratusan meter.
8
b. Mayor Joint, yakni ukuran yang lebih kecil dari master joint dan masih bisa untuk
analisa struktur.
c. Minor Joint, yakni dengan ukuran beberapa meter hingga satu inchi. Kekar jenis
ini tidak dapat digunakan untuk analisa tektonik.
d. Minor joint, yakni dengan ukuran dari 1 inchi hingga 0,5 mm.
5. Berdasarkan Kerapatan
Kekar dengan klasifikasi ini dinyatakan dengan jumlah/satuan jarak lintasan
pemangatan yang dibuat tegak lurus pada arah kekar. Kerapatan kekar juga tidak
merata, yakni berbeda-beda menuruti jenis batuannya. Untuk setiap batuan
ditentukan oleh ukkuran batuan tersebut. Kerapatan kekar ditentukan oleh derajat
pelenturan/deformasi. Sebagai berikut adalah aspek kerapatan kekar:
- Kerapatan kekar beberapa ratus ribu kali lipat daripada sesar.
- Kerapatan tidak merata tetapi berbeda-beda berdasarkan jenis batuan.
- Kerapatan untuk setiap jenis batuan tergantung dari ukuran atau ketebalan batuan
- Kerapatan dipengaruhi oleh derajat pelenturan.
1.4. VEINS
Veins terbentuk ketika joints atau rekahan jenis lainnya di dalam batuan dengan
sedikit pergesaran terisi oleh mineral yang terbentuk dari fluida. Untuk berbagai alasan
veins sangat berguna untuk mempelajari lokal maupun regional deformasi karena:
Dapat digunakan untuk mengukur besaran strain
Kebanyakan mengandung mineral yang dapat ditentukan umurnya
Fluis inclusions yang terdapat dalam mineral dapat digunakan untuk menentukan
temperatur dan tekanan pembentukan mineralnya.
Selain itu, veins dapat mempunyai nilai ekonomi yang tertinggi karena banyak endapat
mineral dijumpai dalam bentuk veins.
9
Analisa Struktur Fiborus Veins
Aspek yang paling berguna dari veins adalah mineral tumbuh dalam bentuk
serabut dari dinding veins, dimana sumbu panjang dari serabutnya sejajar dengan arah
dan besaran peregangan.
Ada dua jenis fibrous veins dan sangat penting untuk dibedakan sebelum bisa
digunakan dalam menganalisa struktur:
Syntaxial veins terbentuk ketika veins mempunyai komposisi yang sama dengan
batuan sampingnya (misalnya kalsit vein di batugamping). Mineral yang pertama
akan terkristalisasi pada dinding vein dan berkembang selanjutnya secara bertahap
dari sana. Material selanjutnya ditambah ditengah-tengah vein.
Antitaxial veins terbentuk ketika vein material berbeda komposisi dengan batuan
samping (misalnya kalsit vein di batuan kuarsit). Material baru selalu ditambah
pada vein.
10
Fibrous veins adalah salah satu dari sedikit struktur di alam yang memperlihatkan
sejarah perputaran dari deformasi yang sangat penting dalam mempelajari deformasi
simple shear.
Satu hal penting yang harus diingat bahwa serabut tidak terdeformasi. Mereka
hanya berkembang bersamaan dengan deformasi.
En Enchelon Sigmoidal Veins
Veins dimana bagian ujungnya berkembang selama deformasi, sehingga semua
veins berkembang menjadi besar juga memberikan informasi sejarah dari
perkembangan deformasi. Ujungnya (tips) selalu berkembang tegak-lurus pada
perkembangan dari sumbu extension. Walaupun bagian utama dari veins mungkin
mengalami rotasi selama deformasi simple shear. Veins ini dinamakan sigmoidal veins
atau sering dikenal sebagai ”tension gashes”. Vein ini juga bisa dijumpai sebagai
syntaxial atau antitaxial, sehingga dapat memberikan informasi tambahan.
Perkembangan semua jenis ini dalam satu system shear zones adalah sebagai
berikut
11
Di dalam shear zones, sumbu dari infinitesimal strain ellipse akan selalu berotasi
45˚ terhadap bidangnya. Dikarena ujung dari sigmoid veins selalu berkembang tegak-
lurus pada arah sumbu utama extension, maka orientasi ujungnya akan selalu
mempunyai sudut 45˚ terhadap batas dari shear zones. Jika veins berkembang sebagai
jenis syntaxial maka serabutnya pada bagian ujung dan pada bagian ditengah vein juga
akan berorientasi 45˚
Kekar dan veins mempunyai hubungan erat dengan struktur geologi lainnya
terutama
Sesar dan Shear zones
Perlipatan
12
2. Striated surface/gores-garis, yakni sebagai pencerminan atau jejak pergeseran
3. Stylolitik joint, yakni sebagai pencerminan tegasan utama yang dapat ditentukan gerak
relatifnya.
4. Kekar akibat perlipatan.
13
4. Spasi, yakni jarak antar kekar yang satu dengan kekar yang lain yang sejajar. Semakin
jauh spasi antar kekar, maka kekar akan semakin kuat ketahanan batuannya, dan berlaku
sebaliknya.
5. Bukaan, yakni besarnya lubang kekar yang terbentuk. Kekar yang memiliki bukaan,
batuannya lebih lemah dibandingkan kekar yang tidak memiliki bukaan.
6. Panjang kekar, ialah panjang yang terjadi pada permukaan batuan. Pengukuran ini
dilakukan untuk mendapat besar gaya yang pernah terjadi pada suatu tubuh batuan.
7. Isi kekar, yakni berupa hasil mineralisasi yang dapat membedakan kualitas batuan.
Kualitas batuan yang termineralisasi lebih kuat disbanding yang tidak termineralisasi.
8. Kekuatan kekar, dilakukan dengan menguji kekuatan bidang atau dinding kekar.
9. Blok kekar, yakni tergantung pada kerapatan kekar.
10. Keterdapatan air, yakni dilihat dari kering, lembab, menetes, dan mengalir.
11. Ser kekar, yakni pasangan kekar.
12. Kekerasan, keadaan permukaan dari kekar yang dapat mempengaruhi kualitas batuan.
Semakin kasar, semakin berkualitas.
13. Litologi, sebagai interpretasi kandungan mineral yang dijumpai pada batuan ketika
pengukuran.
14. Tingkat pelapukan batuan, kadar atau kertedapatan air yang berguna untuk interpretasi
vegetasi suatu daerah. Tingkat pelapukan berbanding lurus dengan vegetasi.
14
1.7. MEMPELAJARI KEKAR
Kekar (yang berhubungan dengan struktur) dapat terbentuk pada lingkungan
geologi regional yang berbeda-beda, misalnya :
- pada lapisan yang mendatar
- pada daerah yang terdeformasi kuat
- pada batuan plutonik clan volkanik
- pada batuan metamorfik
Perlu ditentukan/ dipisahkan dalam "Domain Struktur", atau dipelajari sebagai
"joint sets"/"Joint system"
Di dalam analisa struktur, struktur kekar diukur ;
- Kedudukan/Orientasi nya
- Kerapatan (densitas) nya
yang kemudian disajikan pada Peta dan Diagram.
15
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kekar adalah struktur yang dihasilkan dari batuan yang bersifat brittle dimana
batuan relative belum mangalami dislokasi/pergeseran, hanya peregangan (extension).
Kekar banyak ditemui di berbagai jenis batuan. System kekar terbentuk dari kumpulan
beberapa set kekar yang memiliki orientasi berbeda. Klasifikasi kekar dapat dibedakan
berdasarkan struktur, genesa, bentuk, ukuran/dimensinya, serta kerapatannya. Saat di
lapangan, kita dapat melihat kekar dan langsung mengukurnya dengan menggunakan
kompas dan busur derajat. Elemen yang diukurnya antara lain adalah strike, dip, dip
direction, dan lain sebagainya yang menunjang fisik dari kekar.
Kekar juga dapat menghasilkan veins, yaitu terbentuk ketika joints atau rekahan
jenis lainnya di dalam batuan dengan sedikit pergesaran terisi oleh mineral yang
terbentuk dari fluida. Untuk berbagai alasan veins sangat berguna untuk mempelajari
lokal maupun regional deformasi karena:
Dapat digunakan untuk mengukur besaran strain
Kebanyakan mengandung mineral yang dapat ditentukan umurnya
Fluis inclusions yang terdapat dalam mineral dapat digunakan untuk menentukan
temperatur dan tekanan pembentukan mineralnya.
Selain itu, veins dapat mempunyai nilai ekonomi yang tertinggi karena banyak endapat
mineral dijumpai dalam bentuk veins.
16
Daftar Pustaka
Alfiansyah, A. (Retrieved: Juli 2018). Manfaat Pengukuran Data Struktur Kekar di Lapangan.
Academia edu.
Goldstein A., and S. Marshak, S. and G. Mitra (eds.) Basic Methods of Structural Geology,
Prentice Hall, New Jersey, pp. 249-267.
Husein, Salahuddin & Marliyani, Gayatri. (2008). Genesa Sistem Kekar di Semen, Bayat, Jawa
Tengah dan Implikasinya terhadap Sejarah Deformasi Pegunungan Selatan.
10.13140/RG.2.1.1252.1682.
Ulfiana, Emi. Kekar (Joint) Geologi Struktur. Jakarta. 2018. Academia edu.
http://penambang007.blogspot.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/kekar-joint-fracture-rekahan.html
http://www.geosindonesia.online/2017/03/apa-itu-kekar-jenis-jenis-kekar.html
https://arriqofauqi.blogspot.com/2014/08/geologi-struktur-dan-jenisnya.html
xvii