Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS MIKROPLASTIK DAN MAKROPLASTIK PADA IKAN

TONGKOL (Euthynnus affinis) DI PANTAI PADANG PURUS

Skripsi Sarjana Farmasi

Oleh

NABYLA RIANDA

1611011045

Pembimbing :

1. Fithriani Armin, M.Si., Apt


2. Prof. Dr. Akmal Djamaan, MS., Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara global, produksi plastik ada dimana-mana di darat dan di air dan
semakin meningkat. Produksi plastik meningkat bersamaan dengan negara-negara
maju dan berkembang yang mengadopsi budaya pakai-dan-buang. Produksi plastik
tahunan telah meningkat dari 1,5 juta ton pada 1950-an menjadi 288 juta ton pada
2012(1). Produksi plastik telah meningkat secara eksponensial dalam beberapa dekade
terahir karena praktik pengelolaan limbah yang tidak memadai di berbagai belahan
dunia(2). Plastik non-daur ulang dibuang di tempat pembuangan sampah atau di
lingkungan sebagai polutan(1). Polusi plastik di laut telah menjadi perhatian sejak
tahun 1970-an, ketika laporan pertama konsumsi mikroplastik pada ikan diterbitkan(1).
Plastik berkembang di seluruh lingkungan laut dengan sebanyak 80% puing laut
menjadi plastik karena sifatnya yang tahan lama(1).

Adanya mikroplastik dalam perut ikan menimbulkan masalah lingkungan.


Mikroplastik yang tertelan oleh ikan keluar melalui tinja, dan ditahan di saluran
pencernaan atau dipindahkan dari usus ke jaringan tubuh melalui lapisan epitel(1). Sifat
beracun dari plastik itu sendiri dan polutan lain di lingkungan yang diserap oleh plastik
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan ikan(1).

Partikel plastik dapat di transmisikan melalui makanan yang dimakan ikan yang
sebelumnya telah menelan plastik, tetapi seringkali ikan dapat langsung memakan
plastik karena mengira plastik itu adalah makanannya. Dengan demikian, karakteristik
spesifik plastik ( kelimpahan, ukuran, bentuk) bisa menjadi factor kunci yang
mempengaruhi konsumsi plastik oleh ikan(3).

Mikroplastik terdiri dari polimer organik sintetik yang merupakan media


transportasi untuk persisten organic pollutans (POPs). Polimer bertindak sebagi spons
dan menyerap racun, seperti bifenil poliklorinasi (PCB), dioksin, pestisida,
penghambat-api, dan karsinogen dari lingkungan laut(1).
Berdasarkan studi literatur, telah dilakukan analisa mikroplastik pada ikan
pelagis meggunakan FT-IR oleh Lefebevre, et.al (2019) yang melakukan penelitian
terhadap saluran pencernaan ikan pelagis di Gulf Of Lions menggunakan FT-IR
didapat hasil analisa mikroplastik yaitu ditemukan mikroplastik sebanyak 12% pada
ikan sarden dan 11% pada ikan teri. Nie, et.al (2019) juga menganalisis kandungan
mikroplastik pada ikan di sekitar Karang Nanxun menggunakan Raman Spektroskopi
didapatkan hasil yaitu ditemukan mikroplastik di sebagian besar sampel ikan, ukuran
mikroplastik yang diteliti <0,5 mm.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Su, et.al (2019) yang
menganalisis mikroplastik di saluran pencernaan ikan yang berada di 4 wilayah
berbeda dengan menggunakan FT-IR didapat hasil analisa yaitu serat lebih sering
ditemukan di saluran pencernaan ikan sedangkan ukuran mikroplastik pada saluran
pencernaan lebih besar dari pada ukuran mikroplastik dalam insang ikan.

Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian untuk menganalisa mikroplastik


dan makroplastik pada ikan dengan menggunakan metoda FT-IR.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dibuat rumusan masalah sebagai


berikut:
1. Apakah terdapat kandungan mikroplastik dan makroplastik dalam saluran
pencernaan ikan tongkol (Euthynnus affinis)?
2. Apa saja jenis mikroplastik yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan
tongkol (Euthynnus affinis)?

1.3 Tujuan Penelitian

Bersadarkan rumusan masalah di atas, maka dibuat tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroplastik dan makroplastik yang


terkandung dalam saluran pencernaan ikan tongkol (Euthynnus affinis)?
2. Untuk mengetahui jenis mikroplastik dan makroplastik yang ditemukan dalam
saluran pencernaan ikan tongkol (Euthynnus affinis)?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat mikroplastik dan makroplastik pada saluran pencernaan ikan


tongkol (Euthynnus affinis)?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi
2.2 Mikroplastik
Mikroplastik umumnya didefinisikan sebagai partikel atau serat dengan
diameter <5 mm yang terdiri dari polimer. Batas bawah belum ditetapkan,
tetapi istilah “mikro” menyiratkan 1µm. Namun, sebagian besar penelitian
meneliti partikel >300 µm. Saat ini, kategori “besar” ( 1 mm hingga 5 mm)
dan “kecil” (<1 mm) telah diperkenalkan. Batas bawah sebagian besar
ditentukan oleh ukuran saringan atau jaring yang digunakan untuk filtrasi
sampel(4).

Anda mungkin juga menyukai