Anda di halaman 1dari 3

Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dengan Aparat Penegak Hukum

(APH) Selatan melakukan kesepahaman terkait penanganan laporan atau


pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Kesepahaman dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) yang ditandatangani
Gubernur Sumatera Selatan, Kapolda, Kajati bersama Bupati dan Kapolres serta
Kajari se Provinsi Sumsel di Griya Agung, Kamis (12/7).
Insprektur Jenderal (Irjend) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
(Kemendagri) Sri Wahyuningsih mengatakan, penyamaan persepsi ini merupakan
tindaklanjut dari nota kesepakatan yang telah ditandatangi oleh Kemendagri,
Jaksa Agung dan Kapolri terkait pengawasan dan penindakan kasus korupsi yang
melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Abdi Negara, terkhusus terhadap tugas yang bersentuhan langsung dengan
keuangan negara.
Dijelaskannya dalam MoU itu, ketiga pihak yaitu Kemendagri, Kejagung, dan
Polri, sepakat untuk saling tukar-menukar data atau informasi laporan atau
pengaduan masyarakat yang berindikasi pada tindak pidana korupsi.
“Prinsipnya semua laporan masyarakat mesti ditindaklanjuti oleh APIP dan APH,
sepanjang data identitas nama dan alamat pelapor serta laporan dugaan tindak
pidana korupsi dilengkapi dengan bukti-bukti permulaan/pendukung berupa
dokumen yang terang dan jelas,” ujarnya.
Perjanjian Kerjasama ini lanjut Sri Wahyuningsih, penting mengingat sejak
gencarnya penanganan kasus korupsi di Indonesia, para Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) dan Bendahara di daerah banyak yang takut untuk melaksanakan
suatu kegiatan. Sehingga, perlu adanya kebijakan dan regulasi untuk memberikan
jaminan atas pekerjaan yang mereka lakukan.
“Ini bagian amanat undang-undang dan perintah langsung Presiden agar tidak
terjadi kegamangan penyelenggaraan pemerintahan di daerah dalam bertindak
karena takut tersangkut pidana atau dicari-cari kesalahannya untuk dipidana,
sehingga pembangunan daerah berjalan lamban” cetus Sri.
Untuk itu, Kemendagri menurutnya mengharapkan agar PKS ini dapat segera
diimplementasikan di jajaran kewilayahan sehingga target pembangunan di
daerah dapat tercapai.
Namun demikian Sri menegaskan adanya MOU bukan berarti melindungi
kejahatan, melindungi koruptor.
“Jadi jelas batasan- batasan yang disepakati di dalam perjanjian kerja sama
tersebut, utamanya soal batasan laporan yang berindikasi administrasi atau
pidana” tandasnya.
Laporan yang berindikasi administrasi, sambungnya, apabila tidak terdapat
kerugian keuangan negara/daerah. Apabila terdapat kerugian keuangan
negara/daerah, namun telah diprdoses melalui tuntutan ganti rugi atau tuntutan
perbendaharaan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak laporan hasil
pemeriksaan APIP atau BPK diterima oleh pejabat atau telah ditindaklanjuti dan
dinyatakan selesai oleh APIP atau BPK sifatnya tetap kepada indikasi administrasi.
Namun jika ada indikasi tindak pidana korupsi menurutnya APIP bisa
menyerahkan laporan itu ke kejaksaan atau kepolisian (aparat penegak
hukum/APH) untuk penyelidikan. Sebaliknya, jika Kejaksaan atau Kepolisian
menemukan kesalahan administrasi, maka APH bisa meneruskan ke APIP.
Sementara itu Bupati OKI, H. Iskandar, SE mengungkapkan dengan adanya
perjanjian kerjasama antara APIP dan APH ini memberikan angin segar bagi ASN
dan Kepala Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
“Dengan adanya perjanjian kerjsama APIP dan APH ini jelas memberikan jaminan
ASN dan Kepala Daerah dalam bekerja, namun bukan bermaksud untuk
berlindung dengan sebuah kesalahan,” ungkap Iskandar.
Inspektur Kabupaten OKI, Endro Suarno menekankan bahwa koordinasi APIP dan
APH tidak ditujukan untuk melindungi tindakan kejahatan ataupun membatasi
APH dalam penegakan hukum.
”Pendekatannya adalah mengedepankan hukum administrasi sehingga
penanganan pidana merupakan upaya akhir dalam penanganan suatu
permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,” ujar Endro.
Dengan adanya MOU ini menurut dia Inspektorat siap berkoordinasi, terlebih
sudah ada PKS APIP dan APH, terangnya.

Anda mungkin juga menyukai