SMA N 1 Rumbia
Kabupaten Lampung Tengah
T.P 2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
karya Ilmiah yang berjudul Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan. Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Ibu Siti Khayati selaku guru Sosiologi dan sekaligus
pembimbing penulis yang memberi tugas karya tulis ini serta banyak memberikan materi
Teman-teman yang memberi dukungan dan semangat sehingga karya ilmiah ini dapat
terselesaikan. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Pembaca yang budiman. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, kritik, saran dan pendapat yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
SYAHRIZAL RAZAQ
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan………………………..………… 4
1.4 Metode penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kearifan Lokal…………………………………………… 5
2.2 Definisi Globalisasi……………………………………..……….... 6
2.3 Macam-Macam Globalisasi ............................................................ 7
2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kearifan Lokal............................. 9
2.5 Cara Meredam Pengaruh Globalisasi Terhadap Kearifan Lokal ..... 10
BAB III PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia dengan berbagai suku bangsa mempunyai keanekaragaman kearifan
lokal, kearifan tradisional, dan budaya yang di dalamnya terkandung nilai-nilai etik dan
moral, serta norma-norma yang sangat mengedepankan pelestarian fungsi lingkungan.
Nilai-nilai tersebut menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat, menjadi pedoman
dalam berperilaku dan berinteraksi dengan alam, memberi landasan yang kuat bagi
pengelolaan lingkungan hidup, menjadikan hubungan antara manusia dengan alam
menjadi lebih selaras dan harmoni sebagaimana di tunjukkan dalam pandangan
manusia pada fase pertama evolusi hubungan manusia dengan alam.
Pada saat itu kondisi alam dengan berbagai unsur sumberdayanya dapat
terpelihara dan terjaga keseimbangannya, sehingga alam benar-benar berfungsi
mendukung kehidupan manusia atau masyarakat di sekitarnya. Kearifan lokal yang
sebenarnya merupakan modal sosial tersebut, dalam perspektif pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan kiranya penting untuk digali, dikaji dan
ditempatkan pada posisi strategis untuk dikembangkan, menuju pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan kearah yang lebih baik.
Melihat argumen tersebut di atas, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk
menjadi negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradab. Akan tetapi realita
yang terjadi hari ini, kearifan lokal tidak mampu mengaktualkan potensi yang dimiliki
Indonesia untuk menjadi negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradap.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor globalisasi.
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi
informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya busana, gaya bicara hingga
gaya hidup. Hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui
siaran televisi, akses internet yang begitu mudah baik, dapat menimbulkan rasa simpati
masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara
meniru atau menerapkannya modernisasi di segala bidang kehidupan, menyebabkan
karifan lokal yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat menjadi terkikis.
Misalanya terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat
dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual.
1
Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri
seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai
budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak
dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Berpijak dari sinilah penulis tertarik untuk mempelajari, globalisasi dan kearifan
lokal dan kemudian dituangkan ke dalam suatu karya dalam bentuk makalah, dengan
judul “Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas dan untuk lebih memfokuskan
penulisan makalah ini, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah
sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 DEFENISI GLOBALISASI
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan
Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung
oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya dan agama.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita
pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita
turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
4
Sementara itu Erhard Eppler mengatakan bahwa globalisasi menyebabkan
kekuasaan pemerintah terbatas. Gerakan modal global adalah kekuatan yang membatasi
kekuasaan pemerintah untuk mengambil tindakan dan memaksanya untuk menganut
suatu kebijakan yang tidak tercantum dalam manifesto setiap partai politik. gerakan
modal global memaksa seluruh negara, tidak peduli siapa yang memerintah, untuk
terlibat dalam suatu persaingan menarik penanaman modal ke dalam negari.
5
· Menghambat pertumbuhan sektor industri
· Memperburuk neraca pembayaran
· Sektor keuangan semakin tidak stabil
· memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
2. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-
aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang
adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat
semenjak lama.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal
ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan
tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini
menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses
suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
c. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
d. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
e. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
f. Bertambah banyaknya event-event berskala global
6
dan nyaman menimbulkan pengaruh positif dan juga hal negatif yang akan mengancam
dan sulit untuk dihindari. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan
terpenaruhi, misalnya sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia.
Era globalisasi dalam hal ini perkambangan terkhnologi dan informasi memberi
andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia, bahkan tekhnologi juga menjadi
indicator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan menjadi lebih cepat
apabila didukung oleh faktor kamajuan tekhnologi. Tekhnologi merupakan langkah
lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk perkembangan ekonomi. Makin cangggih
tekhnologi berarti makin tinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
1. Rehumanisasi
2. Kemampuan Memilih
3. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang
berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa
depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan menyeluruh. Usaha-usaha
revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif mauoun negatif oleh
faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
BAB III
PENUTUP
9
Secara Etimologi Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal
(local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain
maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-
pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
10
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat., Jurnal
Filsafat
Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi Komunitas Adat
Terpencil
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan Pemanfaatan
dan Pesisir., Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1
Erhard, Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman Neoliberal., Forumprees,
United kingdom.
Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010)., Wawasan ipteks
Yanto, Subari & Arifin Zainal. (2007/2008). Filsafat Ilmu (Pengantar Kuliah Umum
Di Perguruan tinggi)., Anugerah Mandiri, Makassar
Harley David. (2009). Neoliberalism dan Restorasi Kelas Kapital., Resist Book,
Yogyakarta
Pandur, Servas. (2011). Testimoni Antasari Azhar (Untuk Hukum dan Keadilan)., PT.
Laras Indra Semesta, Jakarta
Shadr, Ayatullah Muhammad Baqir. (2013). Falsafatuna., Rausyan Fikr Institute,
Yogyakarta
Muthahhari, Murtada. (2012). Masyarakat dan Sejarah., Rausyan Fikr Institute,
Yogyakarta
Rakhmat, Jalaluddin.(1999). Rekayasa Sosial., Remaja Yosdakarya, Devisi Buku
Umum, Bandung.
11