Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KECELAKAAN KERJA

1. ADILAH DIANI SAFITRI (17036)


2. APRILIA WIDIARTI (17041)
3. DILA ALVIONITA (17046)
4. INTAN CAHYA (17051)
5. MILLA SUKMAWATI (17057)
6. PIPIT AGUS R (17062)
7. SULISTIYONINGSIH (17066)

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia telah mengalami kemajuan dan
mendapat porsi yang seimbang dengan perkembangan sektor industri yang lain. Keseimbangan
tersebut diindikasikan oleh peran serta sektor konstruksi dalam aktivitas pembangunan di
Indonesia. Semakin berkembangnya industri konstruksi juga menunjukkan tantangan yang
semakin ketat dan kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi memberikan kontribusi
yang esensial terhadap proses pembangunan di Indonesia. Hasil pembangunan dapat dilihat dari
semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana infrastruktur jalan dan jembatan, sarana irigasi
dan bendungan, perhotelan, perumahan dan sarana prasarana lain.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat
unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang
terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga
kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah,
akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengganggu proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia maupun harta benda. Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi
dapat menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung maupun
tidak langsung.Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada ekonomi yang cukup signifikan,
mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya untuk biaya pengobatan, kompensasi yang
harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-
biaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup
kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan
(penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya
reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha
(kehilangan pelanggan pengguna jasa).

1.2 Kejadian Kecelakaan


Tingginya kecelakaan kerja yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa
menyebabkan dampak secara langsung terhadap perusahaan dan penyedia jasa. Berikut ini
adalah bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi :
• Jatuh dari ketinggian (fall from above)
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggike tingkat yang
lebih rendah. Misalnya “ 3 Pekerja Tewas Terjatuh dari Lantai 25 Proyek Apartemen di
Pademangan “
Jakarta - Tiga orang pekerja tewas setelah terjatuh dari lantai 25 proyek
pembangunan apartemen North Land Ancol, Pademangan Barat, Jakarta Utara. Saat ini polisi
masih melakukan penyelidikan kasus jatuhnya para pekerja ini.
"Para korban jatuh dari lantai 25 dari Apartemen North Land dan bekerja sebagai buruh
kontrak," kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes Muhammad Iqbal kepada wartawan, Jumat
(20/12/2013). Kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang ini terjadi pada pukul 15.15
WIB. Tiga orang korban tersebut diantaranya bernama Jhoni, Febri dan Yoto. Saat itu ketiganya
sedang memindahkan material dari atas truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu ketiganya
terperosok kemudian terjatuh dari lantai 25 apartemen itu. "Para korban jatuh beserta matrial dari
lantai 25 ke lantai dasar," jelasnya. Semua korban tewas meninggal dalam keadaan yang
mengenaskan. "Korban ditemukan tewas dengan kondisi patah tulang dan luka di sekujur
tubuhnya,"

1.3 Penyebab Kecelakaan


Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah metode
pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan gedung runtuh yang menewaskan
banyak korban. Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia umumnya terjadi karena lemah nya
pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang disiplin nya tenaga kerja dalam mematuhi
ketentuan K3 dan kurang memadainya kuantitas dan kualitas alat perlindungan diri di proyek
konstruksi. Faktor faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja pada proyek “ 3 Pekerja
Tewas Terjatuh dari Lantai 25 Proyek Apartemen di Pademangan “ adalah
1. Faktor Manusia
o Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja.
Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam
memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat
atau dari segi keamanan diri, sedangkan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan
berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Dari kasus tersebut dapat
diketahui bahwa pekerja adalah pekerja kontrak dengan pendidikan rendah, sehingga pekerja
tersebut lalai dalam bekerja.
o Psikologis
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis
seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan
ketika bekerja. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
- Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
- Suasana kerja yang tidak kondusif.
- Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
o Ketidaktahuan
Dalam kasus tersebut pekerja menggunakan alat berta yaitu crane, dimana dalam
menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh
teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja.
o Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan
kerja.Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang
diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan. Dalam kasus tersebut pekerja bekerja di
ketinggian dan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap seperti helm
pengaman, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, tali pengaman untuk pekerja di
ketinggian.
2. Faktor mekanik dan lingkungan
Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan
suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut
kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa
benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan manual (tangan), menginjak
atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari
kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi
maupun di tempat datar.
3. Faktor Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari
kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatam
kerja dapat berupa:
a. Helm pengaman (safety helmet)
b. Sepatu (safety shoes)
c. Pelindung mata (eye protection)
d. Pelindung telinga (ear plugs)
e. Penutup lubang (hole cover )
4. Faktor kelemahan sistem manajemen
Berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pimpinan terhadap
pentingnya peran keselamatan dan kesehatan kerja, faktornya yang meliputi :
a. Sifat manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat
kerja.
b. Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab, serta pelimpahan
wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara jelas.
c. Sistem dan prosedur kerja yang lunak, atau penerapannya tidak tegas.
d. Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat
diandalkan.
e. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik

1.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama pekerja ikut
bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya luka, kelainan tubuh, cacat
bahkan juga kematian. Gangguan terhadap pekerja demikian adalah suatu kerugian besar bagi
pekerja dan juga keluarganya serta perusahaan tempat ia bekerja. Tiap kecelakaan merupakan
suatu kerugian yang antara lain tergambar dari pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan.
Biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya
tersebut bukan semata-mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban masyarakat dan
negara secara keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi biaya atas
P3K, pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja, kompensasi
cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin dan biaya tersembunyi
meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu pasca kecelakaan
terjadi, seperti berhentinya operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong korban,
biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang
sakit serta berada dalam perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada pekerjaan
di tempat terjadinya kecelakaan.
Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada pekerja yang mengalami kecelakaan.
Kerugian juga terjadi pada keberlangsungan proyek konstruksi, yaitu mencakup kerugian waktu
kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan produktivitas),
pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya reputasi perusahaan, denda dari
pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan
pengguna jasa).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi mempunyai dampak atau kerugian yang
sangat besar bagi semua pihak yang bersangkutan, seperti kontraktor, konsultan, dan para
pekerja. Seperti mengakibatkan korban jiwa dan meningkatnya biaya produksi suatu proyek.
Kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi dapat dilakukan pencegahan dalam beebagai
bidang, yaitu
1. Lingkungan
Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan
penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat
menjamin keselamatan
c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan penyimpanan barang,
penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan.
2. Mesin dan peralatan kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau
tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang
berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif
tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai
terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.
4. Faktor manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja, mempertimbangkan
batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi
kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

5. Faktor Managemen Perusahaan dan Pemerintah


Perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan terlaksananya
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Perusahaan harus membekali para pekerja
dengan melakukan berbagai pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
seperti
a. Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap item pekerjaan
misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan terjadi kelongsoran tanah, pekerja
terkena cangkul, sehingga diketahui upaya pencegahanya seperti pembuatan tembok sementara
dari bamboo untuk menahan tanah serta memasang rambu-rambu hat-hati pada lokasi galian
tanah
b. Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya seperti
waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara speaker “Selamat bekerja, gunakan alat
pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluarga menunggu dirumah atau kata-kata lain
yang dapat mengingatkan setiap pekerja proyek untuk berhati-hati dalam bekerja.
c. Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void yang
memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran pada area rawan
kebakaran.
d. Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga emosi
negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak fokus terhadap pekerjaan.
e. Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari lokasi proyek
sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani secara cepat untuk mencegah hal-hal
selanjutnya yang tidak diinginkan.
f. Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai personil sampai peralatan
mungkin terlihat mahal namun biaya tersebut akan lebih murah jika tidak mengadakanya
sehingga terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikan jalannya pekerjaan atau pengalihan
aktifitas pekerjaan pada upaya menyelamatkan korban kecelakaan.
Selain itu, peran pemerintah melalui peraturan – peraturan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja dan lembaga-lembaga yang berwenang dalam mewujudkan kesehatan dan
keselamatan kerja sangat diperlukan. Lembaga-lembaga seperti DK3N, P2K3, PJK3, Lembaga
Hiperkes, PJ Diklat K3, Asosiasi K3 harus mampu melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing
lembaga secara adil, transparan dan bertanggung jawab. Lembaga-lembaga tersebut harus bekerjasama
dengan pihak –pihak yang bersangkutan agar terjadinya kecelakaan kerja dapat di minimalisir.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu akibat dari perkembangan teknologi yang merugikan adalah kecelakaan.
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Keselamatan kerja bisa terwujud
bilamana tempat kerja itu aman dan dalam kondisi sehat, sehingga terbebas dari risiko terjadinya
kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati dan terbebas dari risiko
terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi
kurang baik di tempat kerja.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan terjadinya
kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan
atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan
material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan umat manusia.

3.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja
oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985

-------------------,1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. [s.]:Direktorat Bina Peran
Masyarakat Depkes RT.

Anda mungkin juga menyukai