Anda di halaman 1dari 15

Nitrogen

Posted on 1 November 2010

15 Votes

[N] [P] [K] [Ca] [Mg] [S]

Bentuk dan fungsi N

N dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada
tanah-tanah yang tidak dipupuk. Berupa asam amino, amida dan amin yang berfungsi sebagai
kerangka (building blocks) dan senyawa antara (intermediary compounds). Berupa protein,
khlorofil, asam nukleat: protein/ensim mengatur reaksi biokimia, N merupakan bagian utuh dari
struktur klorofil, warna hijau pucat atau kekuningan disebabkan kekahatan N, sebagai bahan
dasar DNA dan RNA.

Mobilitas N

Unsur N sangat mobil dalam jaringan tanaman, dialihtempatkan dari daun yang tua ke daun yang
muda. Gejala kekahatan klorosis muncul pada daun dibagian bawah yaitu daun yang lebih tua.
Jika berlebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju fotosintesis tinggi, penggunaan
CH2O juga tinggi, akibatnya menghambat kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen,
tanaman rebah, mudah terserang penyakit.

Sumber N

Beberapa sumber N adalah : perombakan bahan organik: daur N; penyematan biologis: simbiotik
dan non simbiotik; deposisi atmosfir: karena muatan listrik dan kegiatan industri; pupuk N dan
rabuk, kompos dan biosolid.

Bentuk N yang diserap tanaman

Bentuk NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepaskan dari daun ke udara,
jumlahnya tergantung konsentrasi di udara. Sebagian besar N diambil akar dalam bentuk
anorganik yaitu NH4+ (ammonium) and NO3– (nitrat). Jumlahnya tergantung kondisi tanah, nitrat
lebih banyak terbentuk jika tanah hangat, lembab dan aerasi baik. Penyerapan NH4+ lebih banyak
terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3– pada pH rendah. Senyawa NO3– umumnya
bergerak menuju akar karena aliran masa, senyawa NH4+ bersifat tidak mobil, gerakan
disebabkan oleh difusi juga aliran masa.

Senyawa ammonium ini tidak harus direduksi di dalam tubuh tanaman sehingga menghemat
energi, kandungan protein tanaman lebih tinggi (CH2O). Keseimbangan kation/anion:
mengurangi penyerapan Ca, Mg, K, tetapi meningkatkan penyerapan fosfat, sulfat dan klor.
Suasana pH risosfer: akar melepas H+.

Senyawa nitrat harus direduksi terlebih dahulu di dalam tubuh tanaman sebelum disintesis
menjadi asam amino, NO3– à NH3. Keseimbangan kation/anion: meningkatkan penyerapan Ca,
Mg, K, tetapi menurunkan penyerapan fosfat, sulfat, dan klor. Suasana pH risosfer: akar melepas
HCO3– (OH–)

Jika kadar NH4+ tinggi dapat bersifat meracun, NH4+ à NH3, sedangkan jika kelebihan NO3–
dapat secara aman disimpan dalam vakuola. Preferensi tanaman: kebanyakan tanaman tumbuh
baik pada kondisi campuran, tanaman yang tahan terhadap suasana masam umumnya lebih baik
jika diberi NH4+, sebaliknya keluarga terung-terungan (Solanaceae) lebih menyukai NO3–, karena
membutuhkan banyak kation lainnya (penyerapan nitrat merangsang penyerapan kation).

Transformasi N dalam tanah

Di dalam tanah unsur N dapat mengalami alihrupa sebagai berikut: Mineralisasi, Immobilisasi,
Nitrifikasi, Denitrifikasi, Volatilisasi, Fiksasi N.

Mineralization

Pelepasan N organik menjadi N yang tersedia bagi tanaman yaitu: NH4+, melibatkan mikrobia
heterotrof yaitu bakteri dan kapang. Bahan organik tanah mengandung N sekitar 5%, sekitar 1-
4% dari N organik mengalami mineralisasi setiap tahunnya.

 Aminisasi: proteins + H2O –> asam amino + amina + urea + CO2 + energi. pemecahan
protein menjadi unit lebih kecil, yang mengandung gugus NH2

 Ammonifikasi:

R – NH2 + H2O –> NH3 + R – OH + energi


NH3 + H2O –> NH4+ + OH–

Immobilisasi (assimilasi)

Berkebalikan dengan proses mineralisasi. Pengambilan bentuk N anorganik dari tanah kemudian
menyatukan bahan tersebut menjadi bentuk N organik oleh mikrobia, dapat berupa NH4+ atau
NO3–. Kesetimbangan antara mineralisasi dan immobilisasi ditentukan oleh nisbah C:N .

Nitrifikasi
Perubahan NH4+ menjadi NO3–, sumber NH4+ dapat berupa bahan organik atau pupuk. Oksidasi
biologis: bilangan oksidasi N meningkat dari -3 menjadi + 5, melalui 2 tahapan proses:

2NH4+ + 3O2 –> 2NO2– (nitrit) + 2H2O + 4H+ (Nitrosomonas bacteria) dan
2NO2– + O2 –> 2NO3– ( Nitrobacter bacteria)

Nitrit bersifat meracun, umumnya tidak sampai mengumpul, karena reaksi nitrit menjadi nitrat
jauh lebih besar dibanding perubahan ammonium menjadi nitrit. Ada dua jenis bakteri ototrof
yang menonjol, mereka mendapatkan energi dari oksidasi N, sedangkan C diambil dari CO2

Proses nitrifikasi

Meningkatkan potensi pelindian N. Senyawa NO3– sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat
dipegang oleh koloid tanah. Senyawa NH4+ merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh
koloid tanah, bersifat mobil dalam tanah pasiran tanah yang memiliki KPK rendah. Untuk
berlangsungnya proses nitrifikasi diperlukan suasana aerasi yang baik, karena yang aktif bakteri
aerobik, oksigen diperlukan sebagai reaktan dalam kedua reaksi yang terlibat. Proses ini bersifat
mengasamkan tanah, 2 mol H+ dihasilkan per mol NH4+ yag dinitrifikasi, ini dapat berasal dari
pupuk ammonium atau mengandung pembentuk ammonium (urea). Sangat cepat pada pH tinggi,
optimum pada pH 8.5, bakteri memerlukan cukup Ca dan P, keseimbangan reaksi lebih cocok
pada pH tinggi tersebut. Reaksi cepat pada temperatur hangat dan tanah yang lembab.
Penghambat nitrifikasi: digunakan untuk membatasi pelindian nitrat, N-Serve (nitrapyrin)
karena bersifat meracun bagi Nitrosomonas.

Denitrifikasi

Kehilangan N dalam bentuk gas, reaksi NO3– menjadi N2 dan N2O. Bakteri anaerob:
Pseudomonas, Bacillus, menggunakan N sebagai sumber O2 dalam respirasi, terjadi pada tanah
tergenang atau terbatasnya oksigen, sekitar akar atau seresah yang sedang terombak. Bakteri
memerlukan bahan organik, bahan orgaik yang siap dirombak sebagai sumber energi

4(CH2O) + 4NO3– + 4H+ –> 4CO2 + 2N2O + 6H2O


5(CH2O) + 4NO3– + 4H+ –> 5CO2 + 2N2O + 7H2O

Kehilangan N dari pupuk umumnya 10-30%, pada kondisi: penambahan bahan orgaik dan
kurangnya aerasi, temperatur hangat : antara 50 – 80 F, pH >5.5, cukup sediaan nitrat,
pertumbuhan tanaman, dapat menyumbang C dan kurangnya oksigen, tanaman dapat juga
membatasi denitrifikasi dengan mengurangi kadar air dalam tanah dan nitrat karena diserap

Volatilisasi

Kehilangan berupa gas NH3, terutama dari pupuk N di permukaan, juga rabuk di permukaan
tanah, kehilangan rabuk juga terjadi saat penanganan dan penyimpanan, dengan reaksi NH4+ –>
H+ + NH3 . Kehilangan NH3 terutama pada pH tinggi, pH larutan >7 , pada kesetimbangan reaksi
bergerak ke kanan, kehilangan tersebut dapat ditekan dengan cara pemberian pupuk dibenamkan,
atau dengan penyiraman air irigasi, urea bersifat sangat larut.
Pada tanah masam dan netral: kehilangan urea lebih besar dibanding pupuk NH4+ , reaksi awal
NH4+ bersifat asam. Hidrolisis Urea meningkatkan pH sekitar butiran:

CO(NH2) 2 (urea) + H+ + 2H2O –> 2NH4+ + HCO3–


ini memerlukan H+ dan menaikkan pH, dapat mencapai > 7
mendorong reaksi : NH4+ + HCO3– –>NH 3 + H2O + CO2

Pada tanah kapuran (calcareous soils), kehilangan Urea secara potensial tetap tinggi. Pupuk
NH4+ lebih mudah menguap dibanding dalam suasana asam, karena bereaksi dengan karbonat,
NH4+ + HCO3– NHà 3 + H2O + CO2 , kehilangan ammonium fosfat and sulfat lebih tinggi
dibanding garam ammonium yang terlarut seperti klorida dan nitrat.

Faktor lain yang mendorong volatilisasi antara lain: bentuknya cairan vs. padatan. Aplikasi
permukaan disebar (broadcast surface applications), dibandingkan setempat atau dicampurkan.
Temperatur yang tinggi. Permukaan tanah yang lembab dan evaporasi yang cepat. KPK yang
rendah: retensi NH4+ dan penyanggaan pH. residu tanaman di permukaan, penggembalaan dan
gumpal tanah, menjaga lengas tanah permukaan, mengurangi kontak tanah dan gerakan ke dalam
tanah

Inhibitor Urease merupakan alat untuk menghambat perombakan urea dan mengurangi
volatilisasi N, contoh: Agrotrain. umumnya kurang efektif dibandingkan dengan perbaikan cara
pemupukan, misalnya concentrated banding. Urease adalah ensim yang memecah urea, berasal
dari tanaman atau tanah (mikrobia). Usaha yang lain dengan membuat Slow release, urea-based
fertilizers Contoh: Ureaform: Urea-formaldehyde, SCU (Sulfur-coated urea), manfaatnya:
pemberian cukup satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya 3 – 6 atau 9 bulan,
hemat pada tempat yang memiliki potensi pelindian atau penguapan yang tinggi, Sering
digunakan untuk tanaman hias atau tanaman tahunan.

Ammonia anhidrat, karena bentuknya mudah menguap, maka disuntikkan di bawah permukaan
tanah, standar 15 cm untuk tanah kasar lebih dalam lagi. Kondisi yang cocok untuk kehilangan:
tanah yang kering: lubang bekas injeksi tidak menutup rapat, NH3 tidak berubah menjadi NH4+,
tanah lempung basah: lubang bekas injeksi tidak menutup rapat, tekstur kasar: difusi NH3 , tanah
berbongkah: difusi NH3 , bahan organik rendah: bahan organik memegang NH3,

Tujuan penggunaan Inhibitor nitrifikasi untuk menghambat nitrifikasi, dan mengurangi pelindian
N. Umumnya digunakan pada musim gugur, atau di tanah pasiran. Contoh: bahan N-Serve, DCD
yang berfungsi menghambat perubahan ammonium menjadi nitrit dalam proses nitrifikasi.

Fiksasi N

Meskipun kadar N udara 78%, tetapi ketersediaan N dalam tanah sering menjadi faktor
penghambat. Terdapat 70 juta kg N setiap hektar tanah. N2 harus diubah menjadi bentuk yang
tersedia bagi tanaman. Fiksasi industri: N2 direduksi dengan energi yang besar (high energy
inputs), pada temperatur tinggi 1.200 0C dan tekanan tinggi 500 atm. dengan reaksi: 3H2 + N2 –
> 2NH3. NH3 (amonia anhidrat) digunakan langsung sebagai pupuk atau sebagai bahan baku
pupuk N yang lain.
Berbagai mikrobia dapat menyemat N2: Simbiotik atau hidup bebas. Rhizobia dan legum. Hal ini
penting bagi dunia pertanian. Bakteri simbiotik membentuk bintil akar, tanaman inang
menerima N yang tersemat sedangkan bakteri menerima fotosintat.

Rhizobia dan legum memiliki hubungan yang bersifat spesifik, legum yang yang berbeda
membutuhkan spesies Rhizobia tertentu yang sesuai. Umumnya dilakukan inokulasi pada biji
yang akan ditanam. Hal ini diperlukan terutama jika lahan baru untuk pertama kali ditanami
legum tersebut atau untuk introduksi suatu strain baru. Strain memiliki kemampuan menyemat N
yang berbeda-beda.

Faktor yang mempengaruhi penyematan N antar alain: Keadaan pH tanah : pH yang rendah
membahayakan Rhizobia dan akar tanaman, adanya keracunan Al dan Mn , serta kekahatan Ca,
Mo dan P. Spesies dan strain memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda. R. meliloti (alfalfa,
sweet clover) sangat peka terhadap pH yang rendah, strain lain lebih toleran. Kadar Nitrogen
tersedia tanah: jika kandungan N tanah tinggi, maka penyematan akan rendah. Pertumbuhan
tanaman dan manajemen: laju fotosintesis tinggi akan meningkatkan penyematan N, sebaliknya
hal yang menurunkan batang atau hasil juga menurunkan penyematan N misalnya frekuensi dan
waktu pemangkasan pada HMT. Kemampuan penyematan N pada legum tahunan
(perennial) : 100-200 kg/ha/th, sedangkan legum semusim (annual) : 50-100 kg/ha/th

Penyematan N lainnya

Azolla Anabaena : paku air dan ganggang hijau biru (cyanobacteria), jumlah N yang tersemat
cukup untuk padi sawah. Cyanobacteria (blue-green algae), hidup bebas, pada tanah tergenang,
permukaan tanah yang lembab. Azospirillum: bakteria yang hidup bebas, atau bersekutu dengan
akar serealia atau rerumputan. Azotobacter: bakteria hidup bebas, di tanah, air , risosfer, atau
permukaan daun. Bentuk hubungan yang lain kurang berhubungan dengan pertanian, tetapi
bermanfaat bagi ekosistem alam atau agroforestry. Pohon legum: Black locust, mimosa, akasia.
Frankia: aktinomisetes simbiotik, Alder.
Magnesium
Posted on 1 November 2010

[N] [P] [K] [Ca] [Mg] [S]

Bentuk dan fungsi Mg dalam tanaman

Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit
dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg <Ca. Esensial untuk
fotosintesis: menjadi atom pusat dari molekul klorofil, jumlahnya 15- 20% total Mg dalam
tanaman. Komponen struktural pada ribosom: sintesis protein. Aktivasi ensim: transfer fosfat dan
gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer energi, fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.

Mobilitas Mg

Mg bersifat mobil dalam tanaman: dialihtempatkan dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala
kekahatan yang muncul: dimulai pada daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan utama
berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan tulang daun
tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa tanaman daun di bagian
bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut daun mengalami nekrosis. Kelebihan Mg
tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan Mg dapat disimpan di
vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat penyerapan kation yang lainnya,
misalnya menmgakibatkan kekahatan K atau Ca.

Sumber Mg

1. Bahan organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami


mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia. oleh karena itu
denganmudah hilang sebelum diberikan ke lahan
3. Mg tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation termasuk reaski
terpenting bagi Mg dalam tanah
4. Pelarutan mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung sekunder, tanah kasar
lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus, kadar Mg lebih tinggi pada lahan
kering semi arid atau arid.
5. Kapur dan Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH
tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya
garam Epsom (MgSO4 ) dan K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag)

Bentuk Mg yang diserap tanaman

Mg diserap tanaman dalambentuk kation divalen Mg2+


Gerakan Mg menuju akar:

Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Root interception Mg jauh lebih rendah
dibanding pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim sedang (temperate).

Transformasi Mg dalam tanah

1. Pertukaran kation: Adsorpsi – desorpsi dari lempung dan bahan organik


2. Presipitasi – dissolusi kapur dan mineral sekunder: gamping dolomiti; mineral lempung
kaya Mg (lempung 2:1 , vermiculite)
3. Pelapukan mineral tanah primer: Biotite, hornblende, olivene

Pertukaran kation

Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan Mg dalam tanah. Keseimbangan cepat
antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar menyangga Mg dalam larutan, ingat faktor kuantitas
dan intensitas. Mg2+ diikat lebih kuat dibanding kationmonovalen: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ =
NH4+ > Na+

Ketersediaan Mg bagi tanaman

Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman, kejenuhan
Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding, tanah dengan KPK yang
bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1, Mg kurang tersedia pada pH rendah: karena
kejenuhan Mg2+ lebih rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+ .
Kation lain: Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat
dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+

Pengangkutan Mg

1. Erosi: jika KPK lebih tinggi kehilangan akan lebih tinggi


2. Pelindian: Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju saluran drainase,
menyumbang pemasaman tanah

Manajemen Pupuk Mg

Pengapuran: Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah berpH rendah
(dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar Ca yang
tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah]. Kekahatan: tanah masam,
pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat
meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan
Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass tetany: kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi
meskipun kadar dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan
ternak dibanding pemupukan lewat tanah
Kalium
Posted on 1 November 2010

[N] [P] [K] [Ca] [Mg] [S]

Bentuk dan fungsi K dalam tanaman

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara
N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak menjadi
komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik, K+ berada dalam
larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya: R-COO–K+. Fungsi
utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.

Ensim yang diaktifkan antara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis, reduksi nitrat,
translokasi gula ke biji, buah, umbi atau akar. Pengaturan air sel: K+ mengatur potensial air sel
dan osmosis, Na+ dapat menggantikan fungsi K+ pada sebagian spesies. Turgor sel: ketegaran
tanaman, pembukaan dan penutupan stomata. Pengambilan air oleh akar: tarikan osmotik. K dan
ketahanan terhadap cekaman: ketahanan terhadap kekeringan: mengatur transpirasi dan
penyerapan air oleh akar, musim dingin atau beku, ketahanan terhadap serangan penyakit jamur,
ketahanan terhadap serangan serangga, mengurangi kerebahan : batang lebih kuat.

Mobilitas K

Unsur K sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari daun tua ke bagian titik
tumbuh. Gejala kekahatan: klorosis/nekrosis ujung dan tepi daun, dimulai dari daun tua atau
bagian bawah tanaman (jika disebabkan kegaraman, maka gejala tepi terbakar dimulai pada daun
muda), pada legum: muncul becak putih atau nekrosis pada tepi daun, sering jumbuh dengan
bekas gigitan serangga, tanaman rebah, tidak tahan kekeringan, rentan terhadap serangan
penyakit dan serangga.

Jika K berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman. Kadar K dalam tanah yang tinggi
dapat menghambat penyerapan kation yang lain (antagonis) dapat mengakibatkan kekahatan Mg
dan Ca. K dapat mengatasi gangguan karena kelebihan N yang merangsang pertumbuhan
vegetatif, tanaman menjadi sukulen (basah), mudah rebah dan rentan terhadap serangan
penyakit/serangga, sedangkan K memiliki pengaruh yang sebaliknya.

Sumber K

1. Bahan organik: sebagian besar K mudah terlindi dari seresah tanaman, pelepasan tersebut
tidak berkaitan dengan tingkat perombakan sebagaimana N atau P, hal ini disebabkan K
tidak menjadi komponen dalam struktur senyawa organik.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan K dalam bentuk terlarut, sehingga segera
tersedia bagi tanaman
3. K tertukar: sebagai K+ dalam kompleks pertukaran, pertukaran merupakan reaksi dalam
tanah yang paling penting bagi K
4. K tidak tertukar : K+ pada posisi antar kisi dalam mineral lempung 2:1
5. Pelarutan mineral K: kebanyakan tanah memiliki kadar K total yang tinggi, K yang
dimiliki tersebut lebih banyak dibanding hara yang lain, sedangkan untuk tanah pasir
secara alami kandungan K memang rendah, sumber K adalah mineral feldspar dan mika,
yang akan tersedia dengan lambat, ini menjadi sumber K dalam jangka panjang, K
tersedia merupakan sebagian kecil saja dari K total
6. Pupuk K

Bentuk K yang diserap tanaman

Unsur K diserap dalam bentuk kation (K+). Konsumsi berlebihan: jika K+ terlarut sangat tinggi,
tanaman akan menyerap lebih banyak K dibanding yang diperlukan, ini menyebabkan kelebihan
(banyak sekali) K yang terangkut oleh panen, sehingga dapat menyebabkan ketimpangan hara
bagi ternak, yakni kekurangan Ca, Mg, Na.

Gerakan K menuju akar

Kadar K dalam larutan tanah umumnya 1-10 ppm, sedangkan rerata untuk tanah pertanian adalah
4 ppm. K+ bergerak karena difusi dan aliran masa. K bergerak menuju akar terutama oleh disfusi,
pada kebanyakan tanah besarnya mencakup 90%. Jangkauan gerakan K sangat terbatas, selama
satu musim tanam hanya 1-4 mm. Gerakan K karena aliran masa sangat penting pada tanah yang
memiliki K tinggi, demikian juga K yang berasal dari pupuk K yang diberikan, atau pada tanah
dengan KPK yang rendah.

Alih rupa K dalam tanah

1. Pertukaran kation: jerapan dan pelepasan dari permukaan lempung atau bahan organik
tanah.
2. Penyematan: K berada di antara kisi lempung, yaitu pada mineral lempung sekunder,
pelepasan K ini sangat lambat karena sukar ditukar kation lain
3. Pelapukan mineral primer: feldspar, mika

Ketersediaan K

1. Segera tersedia: K labil, K dalam larutan tanah atau komplek pertukaran, meliputi 1-2%
dari total K dalam tanah.
2. Tersedia lambat : K tidak tertukar, K tersemat, meliputi 1-10% K total dalam tanah.
3. Tidak tersedia: K dalam struktur mineral primer, dengan lambat akan mengisi pangkalan
K tersedia, meliputi 90-98% total K dalam tanah.

Pertukaran kation

Reaksi pertukaran kation dirajai oleh kelakuan K dalam tanah. Terjadi keseimbangan yang cepat
antara K tertukar dengan K larutan tanah, K tertukar menjadi penyangga yang akan mengisi K
dalam larutan, perlu diingat kembali konsep faktor kuantitas dan intensitas (BC = ΔQ/Δ I ). K
dalam larutan tanah dan K tertukar dipengaruhi oleh jenis dan jumlah kation yang lain serta
watak tapak pertukaran tanah. K+ dipegang lebih lemah dibandingkan kation polivalen lainnya
dengan deret kekuatan ikatan : Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+ , (ingat Lyotropic series)
. Kejenuhan basa dan pH tanah: jerapan K lebih tinggi jika kejenuhan basa lebih tinggi, K+
segera menggantikan Ca2+ dan Mg2+ lebih cepat dibandingkan Al3+ . Pengapuran meningkatkan
jerapan K+, pengapuran meningkatkan kejenuhan basa (Ca2+ dan Mg2+), peningkatan jerapan K+
tersebut sejalan dengan adanya peningkatan KPK yang disebabkan bertambahkanya muatan
karena kenaikan pH (ingat variable charge).

Tipe tapak pertukaran K+ : (1).posisi p (planar): permukaan luar dari mineral lempung,
nonspesifik, (2). posisi e (edge): tepian mineral lempung, spesifik untuk K, (3). posisi I (inner):
permukaan dalam mineral lempung, sangat spesifik bagi K. K dalam larutan tanah disangga oleh
K+ pada posisi “p” .

K tidak tertukar

K dalam posisi ini tidak segera tersedia, tetapi dalam keseimbangan dengan pangkalan K labil:
“K tidak tertukar –> lambat –> K tertukar –> cepat –> K larutan tanah”. Penyematan dan
pelepasan K: mineral primer mika membentuk mineral sekunder: lempung 2:1, yaitu Illit dan
vermikulit. “Fixed” K: K+ terikat pada posisi antar kisi, merekatkan kedua kisi, menghilangkan
sifat kembang kerut lempung tersebut. proses dapat balik dengan lambat : pelepasan K: Mika –>
illit –> vermikulit, penyematan K: K pupuk bergerak menuju tapak antar kisi pada lempung 2:1,
Vermikulit à illit. Penyematan Ammonium (NH4+) dapat juga terjadi untuk mengisi posisi antar
kisi tersbut

Faktor yang mempengaruhi penyematan dan pelepasan K: (1). jumlah dan jenis lempung, (2).
kehadiran NH4+ dan (3). daur lengas tanah: basah/kering, beku/cair, pengaruhnya bervariasi
tergantung kadar K tertukar dan jenis lempung

Pelapukan mineral K

Unsur K terlepas dari pelapukan mika: Mika memiliki kisi silikat 2:1 (pada mineral primer),
akan membentuk mineral lempung sekunder 2:1. K-feldspar: pelapukan lebih lambat dibanding
mika, pelepasan K akan terjadi setelah adanya pelarutan mika, pada tanah dengan tingkat
pelapukan sedang (moderately weathered soils) maka kandungan K akan tertinggi sedangkan
pada tanah yang sudah mengalami pelapukan lanjut (highly weathered soils) kadar K akan
rendah.

Alih tempat K

Kehilangan K dari tanah setiap tahunnya, lebih besar dibanding N atau P. Erosi: kehilangannya
besar pada tanah yang kaya K. Pelindian: K lebih mudah terlindi dibanding P, sedikit pelindian
jika KPK tanah tinggi. pelindian dominan pada tanah dengan KPK rendah, yaitu tanah pasiran
masam yang memiliki KPK berasal dari muatan terubahkan dari bahan organik, atau wilayah
tersebut memiliki curah hujan yang tinggi, atau menggunakan irigasi yang baik
K tersedia bagi tanaman

Faktor kuantitas dan intensitas, BC = ΔQ/Δ I . Faktor intensitas (I): kadar hara larutan tanah,
yaitu hara yang segera tersedia bagi tanaman. Faktor kuantitas (Q): K tertukar, K ini berada
dalam keseimbangan dengan K yang berada dalam larutan, artinya jika K dalam larutan diserap
oleh akar, maka akan segar diisi kembali. BC sebanding dengan KPK: uji tanah mengukur K
tertukar, sejumlah K yang tidak tertukar (nonexchangeable atau fixed) dapat juga dilepaskan
menjadi tersedia selama musim tanam

K pupuk: sangat larut dalam air, meningkatkan kadar K dalam larutan tanah. Tambakan K
tersebut segera akan mengisi tapak pertukaran atau mengalami penyematan. Pada tanah dengan
BC yang tinggi padatan tanah akan mengambil K yang berada dalam larutan tanah,
menyebabkan kadar (intensitas) K dalam larutan mungkin lebih rendah dibandingkan tanah yang
memiliki KPK yang lebih rendah. Meskipun demikian kemampuannya untuk menjaga stabilitas
kadar K dalam larutan jelas lebih lama.

Penyerapan K oleh tanaman dipengaruhi adanya kation lain dalam tanah. Nisbah aktivitas larutan
(solution activity ratios) dapat digunakan untuk menaksir ketersediaan K: Aktivitas K+ /
(aktivitas Ca2+ + aktivitas Mg2+)½, perlu mempertimbangkan Al3+ di tanah masam dan Na+ di
tanah garaman

Manajemen K pupuk

Aplikasi pupuk K: berikan pupuk dalam jumlah yang sedikit tetapi lebih sering (use smaller but
more frequent) pada tanah dengan daya penyematan yang tinggi atau untuk membatasi konsumsi
yang berlebihan dan hilang karena pelindian.

Penempatan pupuk: (1). aplikasi permukaan K memiliki keterbatasan mobilitas dalam tanah, K
yang diberikan di permukaan tanah akan bergerak menuju akar dengan sangat lambat, (2).
disebarkan dan dibenamkan, menempatkan K pada zona perakaran, penyematan K akan
maksimum pada tanah dengan tektsur halus dan memiliki daya semat yang tinggi, (3). lingkaran,
kontak antara tanah dengan pupuk terbatas, dapat mengurangi penyematan K, sangat bermanfaat
pada tanah yang memiliki kadar K rendah tetapi punya daya semat yang tinggi.

K yang berada dalam mineral jika mengalami pelapukan akan menyediakan sejumlah K yang
cukup berarti pada beberapa tanah, perlu diperhatikan dalam pemupukan. Pengapuran dapat
meningkatkan kejenuhan basa dan KPK tanah karena sumbangan muatan terubahkan, dapat
meningkatkan K tersedia dan mengurangi pelindian K.

Advertisement
Advertisements
Kalsium
Posted on 1 November 2010

[N] [P] [K] [Ca] [Mg] [S]

Bentuk dan fungsi Ca dalam tanaman

1. Hara makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, lebih sedikit dibanding N
dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
2. Kebanyakan Ca berada dalam dinding sel dan dinding membran: hara “apoplastik”,
fungsi utama berada di luar sitoplasma, perannya dalam metabolisme sedikit, menjadi
jembatan divalen yang mengubungkan antar molekul dan bersifat reversible.
3. Komponen struktural membran sel, menjaga stabilitas membran dan integritas sel:
mengatur selektivitas serapan ion, mengatur permeabilitas membran dan mencegah
kebocoran larutan dalam sel.
4. Komponen struktural dinding sel, berupa Ca-pektat di lamela tengah diantara dinding sel
yang saling berdekatan berfungsi menguatkan dinding sel dan ketahanan terhadap infeksi
jamur, atau berada di antara dinding sel dengan membran plasma, fungsi membran.
5. Diperlukan dalam pemanjangan dan pembelahan sel: membentuk dinding sel dan
membran sel yang baru, ini merupakan fungsi pengaturan sebagaimana fungsi struktur,
dan ikatan yang reversible di dalam membran dan dinding sel memungkinkan sel untuk
tumbuh dan berkembang.

Mobilitas Ca

Unsur Ca sangat tidak mobil dalam tanaman, alih tempat terbatas dari daun tua ke bagian yang
sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah, umbi dan titik tumbuh akar dan
batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah yang memiliki kadar Ca yang tinggi, terutama
jika laju transpirasinya rendah. Gejala kekahatan pertumbuhan titik tumbuh batang dan akar
terhambat, daun pada jagung lengket (sticky), daun yang baru terbentuk tergulung, gangguan
fisiologis pada organ penyimpanan: “blossom end rot” pada tomat dan lombok, “bitter pit” pada
apel atau terbakar pada tepi daun serta, “cupping” pada daun muda, ujung daun terbakar pada
sawi. Keturahan Ca tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme lain, tanah yang
memiliki Ca tinggi dapat menghambat serapan hara yag lain, dapat juga menyebabkan kekahatan
K atau Mg

Sumber Ca
1. Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah tanaman,
sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan perombakan bahan
tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air, bentuk yang
segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan tersebut diberikan di
lapangan.
3. Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran kation
merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
4. Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat bervariasi. Pada tanah
yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah yang halus teksturnya, kadar Ca juga
rendah pada tanah yang sudah terlapuk lanjut, kadarnya cukup banyak pada tanah
humida, atau wilayah beriklim temperate, tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca
yang lebih rendah karena sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran, terbentuk
senyawa Ca karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah kering.
5. Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah senyawa untuk
menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan CaMgCO3. Gipsum digunakan untuk
memasok Ca tanpa mempengaruhi pH tanah, Ca juga terkandung dalam pupuk
superfosfat

Serapan Ca oleh tanaman

Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+ . Penyerapan Ca2+ terbatas pada ujung akar:
wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel endodermis belum mengalami suberisasi. Ca
memasuki pembuluh xilem melalui jalur apoplastik. Pengangkutan menembus membran terbatas,
diperlukan pertumbuhan akar terus menerus agar pengambulan Ca mencukupi kebutuhan.
Pengangkutan melalui xilem, Ca terbawa oleh aliran air transpirasi. mobilitas lewat floem
terbatas

Gerakan Ca menuju akar

Kation Ca2+ dipasok oleh intersepsi akar dan aliran masa, Ca2+ di kebanyakan tanah bersifat
sangat mobil , kadar dalam larutan tanah 30-300 ppm, kecukupan untuk tanaman secara umum >
15 ppm, Ca akan mengumpul di sekitar akar, pada tanah yang memiliki kadar Ca yang tinggi.

Transformasi Ca dalam tanah

1. Pertukaran kation: Adsorsi – desorpsi dari lempung dan bahan organik


2. Presipitasi – pelarutan kapur dan mineral sekunder: karbonat dan Ca-fosfat
3. Pelapukan mineral primer
Pertukaran kation (cation exchange)

Reaksi pertukaran kation merajai kelakuan Ca dalam tanah. Terjadi keseimbangan yang cepat
antara Ca tertukar dengan Ca larutan. Ca tertukar menyangga Ca dalam larutan. Ikatan Ca2+ lebih
kuat dibanding kation lain dengan urutan: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+.

Ketersediaan Ca bagi tanaman

Kejenuhan basa dan pH tanah: kejenuhan Ca2+ yang tinggi diperlukan agar hara ini tersedia bagi
tanaman. Angkanya beragam sesuai tipe tapak pertukaran : kejenuhan pada lempung 2:1
besarnya >70% , sedangkan pada bagan organik tanah dan lempung 1:1 besarnya 40 to 50%.
Pada ph yang rendah Ca kurang tersedia: disebabkan kejenuhan Ca2+ rendah, adanya Al3+ dalam
larutan menghambat penyerapan Ca2+ . Kation yang lain misalnya Mg2+, K+, NH4+ jika kadarnya
tinggi akanmenghambat penyerapan Ca, sebaliknya anion Nitrat akan meningkatkan serapan Ca.

Pengangkutan Ca

Kehilangan Ca dapat disebabkan erosi: kehilangan akan lebih tinggi pada tanah yang memiliki
KPK lebih tinggi , atau pelindian: seringkali Ca merajai sebagai kation di dalam air pelindian
dan bergerak menuju saluran drainase, menjadi faktor penting munculnya pemasaman tanah.

Pengelolaan Ca

Umumnya dilakuakan pengapuran, jika pH suatu tanah pada level baik umumnya Ca mencukup
kebutuhan tanaman. Kekahatan: tanah pasiran dengan KPK rendah yang terlindi hebat, tanaman
yang memerlukan pH rendah untuk tumbuhnya, misalnya kentang untuk mengatasi scab,
tanaman yang memerlukan Ca tinggi . Gangguan fisilogis seringkali bukan karena masalah
kesuburan tanah, tetapi: masalah distribusi atau alihtempat, atau pasokan untuk jaringan tidak
mencukupi karena laju transpirasi rendah, untuk : buah atau daun muda, sehingga menimbulkan
gejala blossom end rot atau tipburn. Managemen air: dipacu (aggravated) oleh kondisi selang-
seling basah dan kering, diperlukan pengambilan Ca secara sinambung, manajemen irigasi yang
lebih baik. Penyemprotan Ca dalam beberapa hal sangat membantu, harus mencapai jaringan
yang terkena gejala, penyemprotan dapat meningkatkan masa penyimpanan buah yang dipetik.

Advertisement
Advertisements

Anda mungkin juga menyukai