Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL

PENGELOLAAN OBAT DAN LOGISTIK

I. PENDAHULUAN
Pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting karena ketidakefisienan akan
memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis maupun
ekonomis (Anonim, 1994). Pengelolaan obat tidak hanya mencakup aspek logistik saja,
tetapi juga mencakup aspek informasi obat, supervisi dan pengendalian menuju
penggunaan obat yang rasional (Justicia, 2009). Pengelolaan obat berhubungan erat
dengan anggaran dan belanja rumah sakit. Secara nasional biaya obat sebesar 40-50%
dari jumlah operasional pelayanan kesehatan (Anonim, 2005). Oleh karena itu,
pengelolaan perbekalan farmasi harus dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien dan rumah sakit.
Bagian logistik farmasi adalah bagian dari Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
yang berfungsi sebagai sarana pengelola perbekalan farmasi yang digunakan di rumah
sakit. Menurut SK Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, pengelolaan
perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan. Tujuan dari pengelolaan perbekalan farmasi adalah mengelola perbekalan
farmasi yang efektif dan efisien, menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan,
meningkatkan kompetensi tenaga farmasi, mewujudkan Sistem Informasi Managemen
berdaya guna dan tepat guna, serta melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
II. Menurut Quick, dkk (1997), pengelolaan obat meliputi tahap seleksi, pengadaan,

distribusi, dan penggunaan, yang didukung oleh manajemen organisasi, keuangan,

informasi manajemen dan SDM. Setelah proses seleksi dan pengadaan logistik,

tahap yang tidak kalah penting adalah proses penyimpanan dan distribusi obat

sampai ke tangan pasien. Untuk itu, setiap rumah sakit harus memiliki sistem
tertentu yang dapat menjamin penyimpanan logistik serta distribusi yang tepat dan

sesuai dengan kondisi rumah sakit. Penyimpanan dan pendistribusian perbekalan

farmasi melibatkan sejumlah prosedur, personel, alat yang perlu ditetapkan dengan

seksama agat pelayanan kefarmasian berjalan lancar dan efektif.

III. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut

persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu

menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari

manajemen penyimpanan obat adalah untuk melindungi obat-obat yang disimpan

dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia, dan untuk mengatur aliran

barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau

(Anonim, 2006). Penggunaan informasi yang efektif merupakan kunci untuk

mencapai tujuan dari manajemen penyimpanan tersebut (Siregar, 2004). Persyaratan

penyimpanan obat dalam rumah sakit (Anonim, 2006) adalah sebagai berikut:

A. Tujuan Umum

B. Tujuan Khusus
IV. TUJUAN
V. MANFAAT
VI. PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan :
KATIM1 :
PA1 :
PA2 :
KATIM2 :
Supervisor / pembimbing :

VII. MEKANISME KEGIATAN


VIII. METODE

1. Diskusi
2. Tanya jawab

IX. MEDIA

1. Status pasien
2. Sarana dan prasarana ners
3. Leaflet

X. PELAKSANAAN KEGIATAN
XI.

Anda mungkin juga menyukai