Anda di halaman 1dari 11

FISIKA BANGUNAN LANJUTAN

Analisis Reverberation Time pada Studio 1 Arsitektur Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin

OLEH:
ISTIQOMAH JUDDAH
D051171014

DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ruang Studio adalah sebuah wadah yang komprehensif di mana mahasiswa dan dosen
bertemu muka secara langsung untuk melakukan komunikasi baik membahas teori
perancangan, melakukan kritik terhadap hasil rancangan serta bekerja bersama untuk
menghasilkan rancangan yang sebaik-baiknya. Cara belajar yang terjadi dalam lingkungan
studio berbeda dari cara belajar yang terjadi dalam ruang kuliah, laboratorium atau seminar.
Metode pembelajaran ini didasarkan pada praktek arsitektur profesional, di mana mahasiswa
bekerja dengan bereksplorasi, pengembangan desain dan komunikasi ide-ide spasial melalui
media gambar dan model.
Studio merupakan tempat di mana kolaborasi berbagai disiplin ilmu disintesiskan dalam
rancangan. Studio arsitektur standar menganjurkan agar setiap mahasiswa memiliki ruang kerja
khusus yang diberikan hanya kepada mereka selama jangka waktu studio yang ditentukan.
Anjuran ini memungkinkan gambar dan model yang dihasilkan mahasiswa selalu dapat diakses
oleh semua orang sehingga bermanfaat dalam pengembangan keterampilan, pembandingan,
re–evaluasi, perbaikan dan kesinambungan desain. Mahasiswa diharapkan bekerja penuh
selama waktu studio yang diberikan (student hours) dan didorong untuk bekerja di studio
(bukan di rumah) selama waktu luang mereka. Agar terjadi secara optimal, dibutuhkan akustik
ruang yang sesuai dengan kriteria akustik ruang studio sehingga mahasiswa merasakan
kenyamanan akustik saat kegiatan di studio.

A. Objek Analisis
Adapun objek analisis pada pembahasan ini yaitu Studio 1 yang terletak di gedung
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Ruang studio ini merupakan suatu
ruang yang terletak di lantai ground yang memiliki ukuran 31,4 x 17,2 m.
Gambar 1. Denah Studio 1
Sumber: Sketsa Pribadi

B. Topik Permasalahan

Ruang studio 1 pada gedung Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin


merupakan ruang studio yang berukuran besar. Ruang studio ini tidak sepenuhnya
dikondisikan secara akustika. Ruangan ini didesain untuk dapat menampung mahasiswa
yang banyak, namun hal ini sebaiknya diimbangi dengan kenyamanan akustik yang baik
bagi mahasiswa.
Secara subjektif, kenyamanan akustik di Studio 1 di Gedung Arsitektur ini sudah
cukup nyaman untuk proses belajar dan desain di studio. Namun, suara langsung dari
pengajar kurang dapat terdengar jelas sampai barisan paling belakang dan penyebaran
suara belum merata. Hal ini dikarenakan ruang terlalu besar sehingga suara dari pengajar
masih bergema (dengung) yang menyebabkan suara pengajar terdengar kurang jelas.
Tingkat tekanan suara yang diterima pada setiap titik tidak sama. Mahasiswa yang duduk
di barisan paling belakang mendengar suara yang lebih kecil daripada yang duduk di
tengah atau di depan.
Ruangan untuk percakapan termasuk ruangan yang membutuhkan sedikit
perpanjangan bunyi. Hal ini disebabkan perpanjangan bunyi yang terlalu lama akan
merusak bunyi aslinya. (Doelle, 1993)
Karakteristik dengung suatu ruangan tergantung pada volume dan fungsi ruang.
Dengung dapat dikatakan optimal apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Karakteristik RT pada frekuensi disukai.
2. Perbandingan bunyi pantul terhadap bunyi langsung yang terjadi menguntungkan.
3. Pertumbuhan dan peluruhan bunyi optimum.
No. Jenis Ruang Waktu Dengung pada Frekuensi
Tengah (s)
1 Studio rekaman 0,5
2 Ruang kelas 0,6 - 0,8
3 Intimate drama 0,9 – 1,0
4 Ruang konferensi 0,7 – 1,1
5 Cinema 0,8 – 1,2
6 Teater kecil 1,2 – 1,4
7 Auditorium 1,5 – 1,8
8 Auditorium multifungsi 1,6 – 1,8
9 Gereja 1,4 – 2,6
10 Ruang konser tari dan musik rock 1,0 – 1,2
11 Opera 1,5 – 1,8
12 Symphony 1,7 – 2,3
Tabel 1. Jangkauan Perkiraan Waktu Dengung untuk Beberapa Ruang dengan Fungsi Tertentu
Sumber : Egan (1988)

Berdasarkan tabel di atas, maka standar waktu dengung (Reverberation Time) yang
baik untuk ruang studio sama dengan ruang kelas adalah 0,6 – 0,8 detik (s).

C. Analisis
1. Analisis Fisik
Menurut Liliani (2002), persyaratan standar ruang studio yaitu
a. Bentuk geometri denah berbentuk persegi (kotak, persegi panjang) dan
cenderung simetris. Ruang studio 1 memiiki ukuran panjang 32 m x lebar 18
m.
b. Pola kolom grid dan menghindari kolom dalam ruang. Pada ruang studio 1
terdapat kolom dengan grid 8 x 9 m dan dimensi kolom 60 x 80 cm. Terdapat
kolom di tengah-tengah ruang sehingga menghambat proses perkuliahan.
c. Kapasitas ruangan yang ideal untuk studio gambar adalah 15-25 orang. Akan
tetapi di studio 1, kapasitas ruangan >50 orang.
2. Analisis Spasial
a. Arah sirkulasi dan penempatan meja kursi sejajar dan simetris mengikuti bentuk
denah
b. Pemisahan ruang studio dengan ruang public (diantarai lobby atau koridor). Pada
sisi kanan studio terdapat pemisah dinding yang dilengkapi bukaan langsung ke
koridor. Sehingga mengalihkan konsentrasi dalam proses pembelajaran di studio.
3. Analisis Stilistik dan Material
a. Bidang Plafon
Jenis plafon yang digunakan pada studio 1 berbahan gypsum dengan ukuran
40 x 40 cm.

Gambar 2. Plafond pada Studio 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi

b. Bidang Lantai
Lantai pada studio 1 menggunakan keramik dengan permukaan licin
memiliki ukuran 30 x 30 cm.
Gambar 3. Lantai pada Studio 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Bidang Dinding

Gambar 4. Sisi Depan Studio 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada dinding sisi depan studio 1, memiliki ketinggian 3,5 m dengan panjang
17,2 m yang disusun oleh material batu bata. Terdapat pintu dua daun bermaterial
plastik dan kaca dengan lebar satu daun pintu adalah 80 cm dan tinggi 250 cm serta
kaca pada pintu memiliki lebar 15 cm dengan tinggi 150 cm. Selain itu, terdapat 2
ventilasi dari kaca dengan ukuran 85 x 60 cm yg terletak diatas pintu
Gambar 5. Sisi Samping Kiri Studio 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada dinding sisi samping kiri studio, memiliki ketinggian 3,5 m dengan panjang
31,4 m yang disusun oleh material batu bata. Terdapat bukaan dan ventilasi dari kaca
sebanyak 19 buah yang menghadap ke luar gedung. Lebar setiap satu jendela adalah 85
cm dan tingginya adalah 120 cm. Sedangkan lebar satu ventilasi adalah 85 cm dengan
tinggi 60 cm.

Gambar 6.Sisi Samping Kanan Studio 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada dinding sisi samping kanan studio juga memiliki ketinggian 3,5 m
dengan panjang 31,4 m yang disusun oleh material batu bata. Selain itu, terdapat
bukaan dan ventilasi dari kaca sebanyak 24 buah yang menghadap ke koridor
fakultas.
Gambar 7. Sisi Belakang Studio 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada sisi belakang studio, terdapat dinding dengan ukuran 3.5 x 17,2 m yang
terbuat dari material batu bata.

D. Perhitungan Reverberation Time pada Objek Analisis


1. Jumlah Penyerapan Bunyi
Adapun rumus untuk memperoleh jumlah besarnya penyerapan bunyi adalah
sebagai berikut.
𝐴=𝑆 × 𝛼
Dimana :
A = besar penyerapan bunyi
S = luas permukaan bidang
α = koefisien penyerapan material
Luas (S) Koefisien Jumlah
Bidang
Jenis Material dalam Penyerapan Penyerapan
Ruangan
m2 (α) Bunyi (A)
Dinding Batu bata dengan 54,76 0,02 1,095
Depan plaster yang
dihaluskan
Kaca 0,99 0,18 0,1782
PVC 3,55 0,02 0,071
Aluminium 0,9 0,01 0,009
Dinding Batu bata dengan 67.39 0,02 1.3478
Kanan plaster yang
dihaluskan
Kaca 26,95 0,18 4,851
Aluminium 15,56 0,01 0,1556
Dinding Batu bata dengan 72,09 0,02 1.4418
Kiri plaster yang
dihaluskan
Kaca 21,435 0,18 3,85
PVC 1,775 0,02 0,0355
Aluminium 14,03 0,01 0,1463
Dinding Batu bata dengan 41.5625 0,02 0.83
Belakang plaster yang
dihaluskan
Plafon Gypsum 547,1 0,05 27.355
Lantai Keramik 547,1 0,01 5,471
Total 46,78822

2. Formulasi Reverberation Time

0.16𝑉
𝑡= ,
𝐴

Dimana
t = waktu dengung (detik)
V = volume ruangan (m3)
A = besar penyerapan bunyi

Maka, waktu dengung pada Studio 1, sebagai berikut


0.16𝑉
𝑡= , dimana V = 547,1 m3
𝐴

0.16 (547,1)
𝑡=
46,78822
𝑡 = 6,55 detik
Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan secara umum ruang kuliah studio 1 Gedung
Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin belum memenuhi standar
akustika yang baik. Hal ini dihitung dari waktu dengung (RT) yang terdapat pada
ruang studio. Studio ini memiliki waktu dengung yang cukup tinggi yaitu sebesar
6,55 detik yang menyebabkan adanya cacat akustik seperti pemusatan suara dan
bayangan, gema, serta tingkat insulasi bising dari luar ruangan yang rendah
sehingga menurunkan tingkat kejelasan bunyi. Hal ini juga berpengaruh terhadap
tingkat efektivitas dan produktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran, yang
berlangsung di studio perancangan. Dengan demikian, untuk meningkatan
efektivitas, produktivitas dan kreativitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar
.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Okta Binti Masfiatur. 2012. Analisis Waktu Dengung (Reverberation Time) pada
Ruang Kuliah B III.01 A FMIPA UNS Surakarta (online).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ua
ct=8&ved=2ahUKEwilxODmo57iAhXTbCsKHf0vCsIQFjABegQIBBAC&url=https%
3A%2F%2Fdigilib.uns.ac.id%2Fdokumen%2Fdownload%2F23277%2FNDg3OTM%3
D%2FAnalisis-Waktu-Dengung-Reverberation-Time-Pada-Ruang-Kuliah-B-Iii01-A-
Fmipa-Uns-Surakarta-abstrak.pdf&usg=AOvVaw2i8xRYwhdV8hQ1wSv6X1zL
diakses pada 13 mei 2019
Sahri Akbar Audil. Akustika Ruang Kelas, Ruang kuliah GKU barat. 2013. Diakses
padahttps://blogs.itb.ac.id/jsarwono/files/2010/03/akbar-aidil-sardi-13306003.pdf pada
14 13 2014

Anda mungkin juga menyukai