Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju
mortalitas 18 - 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang
(Smeltzer, 2002), artinya penderita stroke berulang memiliki resiko kematian dua
kali lebih besar dibandingkan penderita stroke. Tingginya insiden kematian pada
penderita stroke maupun stroke berulang perlu mendapatkan perhatian khusus
karena diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke pertama akan
mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 1 - 5 tahun (Jacob, 2001).
Menurut World Health Organization (WHO) stroke didefinisikan suatu
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala
klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat
menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun.
Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar (Aliah dkk., 2007).
Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya stroke non hemoragik, antara
lain: usia lanjut, hipertensi, DM, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, merokok
dan kelainan pembuluh darah otak (Mardjono, 2006). Menurut taksiran WHO,
sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke tahun 2011. Dari jumlah
tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia. Penyakit darah tinggi atau hipertensi
menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia.
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan
kanker. Sebanyak 28,5% penderita meninggal dunia dan sisanya memderita
kelumpuhan sebagian atau total. Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari
serangan stroke dan kecacatan (Lloyd-Jones et al., 2009).
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah bagaiman
penatalaksanaan terapi diet pada pasien Hemiparesis Sp. SNH dd SH dengan
Diabetes Mellitus dan Hipertensi di Bangsal Alamanda 3 RSUD Sleman.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Proses Asuhan Gizi Terstandar pada pasien Hemiparesis
Sp. SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pengkajian kasus mendalam ini, mahasiswa dapat :
a) Menentukan status gizi pasien Hemiparesis Sp. SNH dd SH dengan
Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
b) Melakukan penapisan gizi (nutrition screening) pada pasien secara individu
pada pasien Hemiparesis Sp. SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan
Hipertensi.
c) Melakukan pengkajian gizi (nutrition assessment) pasien Hemiparesis Sp.
SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
d) Melakukan diagnosis gizi (nutrition assessment) pasien Hemiparesis Sp.
SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
e) Melaksanakan intervensi gizi pada pasien Hemiparesis Sp. SNH dd SH
dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
f) Melakukan edukasi gizi pada pasien dan keluarga pasien Hemiparesis Sp.
SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien Hemiparesis Sp. SNH dd
SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.

D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat tentang gambaran penatalaksanaan
terapi diet pada pasien Hemiparesis Sp. SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus
dan Hipertensi.
3

2. Bagi Institusi
Mendapatkan data tentang gambaran pasien yang menderita Hemiparesis Sp.
SNH dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi yang dirawat di RSUD
Sleman dan penatalaksanaan diet serta kondisi pasien selama dirawat dan
perkembangannya.

3. Bagi Mahasiswa
Studi kasus mendalam ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa untuk menangani kasus Hemiparesis Sp. SNH dd SH
dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi.

E. Metode
1. Macam Penelitian
Penelitian bidang gizi klinik dilakukan secara studi kasus dan disajikan
deskriptif.

2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam kasus ini adalah Ny. P pasien Hemiparesis Sp. SNH
dd SH dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi di ruang Alamada 3 RSUD
Sleman.

3. Pengumpulan Data
a. Waktu Pengumpulan Data
Waktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 - 9 Januari 2019
b. Jenis Data
1) Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung yang
meliputi dari riwayat penyakit, riwayat gizi, data antropometri, dan data
asupan makan pasien pada tanggal 5 – 9 Januari 2019.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari rekam medik pasien, meliputi identitas pasien,
pemeriksaan fisik dan klinik, serta data hasil pemeriksaan laboratorium.
4

c. Cara Pengumpulan
1) Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan terhadap
keluarga pasien untuk memperoleh data mengenai riwayat penyakit dan
riwayat gizi.

2) Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data penunjang dan pelengkap
melalui pengamatan langsung yang meliputi data antropometri dan
asupan makan pasien di Rumah Sakit.

3) Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan mancatat data yang diambil dari rekam
medik pasien meliputi identitas pasien, pemeriksaan fisik dan klinik,
serta data hasil pemeriksaan laboratorium.

d. Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif.

e. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan dianalisis disusun dalam bentuk studi kasus dan
dipresentasikan.

Anda mungkin juga menyukai