Anda di halaman 1dari 145

[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI

MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB I
KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(SNI 03-1971-1990)

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN


1.1.1. Pemeriksaan ini bermaksud untuk mengetahui kadar lumpur pada agregat
dengan cara pengeringan.
1.1.2. Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini untuk mengetahui presentase kadar
lumpur didalam agregat halus (pasir).

1.2 DASAR TEORI


Pasir adalah Pasir adalah batuan berbutir halus yang terdiri atas butiran sebesar
0,15 mm sampai 4,75 mm. Pasir berasal dari penghancuran batuan baik secara alamiah
maupun penghancuran dengan bantuan manusia.
Pasir merupakan bahan bangunan yang berfungsi antara lain sebagai bahan
campuran adukan beton. Maka dari itu mutu dari pasir sangat perlu diperhatikan.
Sedangkan Lumpur adalah bagian – bagian butiran yang dapat melewati ayakan 0,063
mm. Kandungan Lumpur dalam pasir diwajibkan tidak lebih dari 3% dari berat kering
pasir.
Dalam prakteknya dilapangan, khususnya pada agregat halus diketahui bahwa
kebersihan agregat terhadap kadar lumpur melebihi dari syarat-syarat yang telah
ditentukan yaitu sebesar 3% dari berat agregat halus (SNI 03-1971-1990). Jika dalam
agregat mengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga
keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran meningkat.
Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan dapat menurun. Karena pengaruh buruk
tersebut, maka jumlahnya dalam agregat dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 3%
menurut (SNI 03-1971-1990).

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 1


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

1.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 19 September 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

1.4 ALAT DAN BAHAN


1.4.1 Alat
1. Talam

Gambar 4.1.a (Talam)


2. Gelas Ukur

Gambar 4.1.b (Gelas Ukur)


3. Timbangan

Gambar 4.1.c ( Timbangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 2


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Oven

Gambar 4.1.d (Oven)


5. Penggaris

Gambar 4.1.e (Penggaris)

1.4.2 Bahan
1. Agregat Halus (Pasir)

Gambar 4.2.a (Agregat Halus)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 3


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2. Air

Gambar 4.2.b (Air)

1.5 LANGKAH KERJA


1. Pertama siapkan alat dan bahan, dilanjutkan menimbang talam dengan neraca
ketelitian 1 gram dan catatlah hasilnya.

Gambar 5.1.a (Timbang Talam)

2. Selanjutnya Timbang agregat halus seberat 100 gr, setelah itu catat hasilnya.

Gambar 5.1.b (Timbang Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 4


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3. Masukan air setinggi 12 cm kedalam gelas ukur yang telah terisi agregat halus.

Gambar 5.1.c (Masukkan Air)

4. Pindahkan agregat kedalam gelas ukur, lalu cuci sebanyak 3x pengulangan dengan
air 1000 ml.

Gambar 5.1.d (mencuci Agregat)

5. Kemudian tiriskan Agregat agar kandungan lumpur terbuang.

Gambar 5.1.e (Tiriskan Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 5


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6. Pindahkan agregat yang sudah dicuci kedalam talam.

Gambar 5.1.f (Masukkan Agregat Kedalam Talam)

7. Timbang agregat dan talam yang sudah dicuci.

Gambar 5.1.g (Timbang Agregat)

8. Kemudian masukan agregat tersebut kedalam oven dengan suhu 110oc ± 5selama 1
x 24jam.

Gambar 5.1.h (Masukkan Agregat Kedalam Oven)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 6


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9. Setelah 1 x 24jam, kemudian timbang agregat yang sudah dioven/ dikeringkan.

Gambar 5.1.i (Timbang Agregat Kering)

1.6. RUMUS PERHITUNGAN


𝑊3 −𝑊5
Kadar lumpur dalam pasir = × 100%
𝑊5

W5 = W4 –W1

Keterangan :

W1 = berat talam

W2 = berat talam + agregat kering

W3 = berat agregat awal

W4 = berat talam dan agregat setelah pengeringan

W5 = berat agregat setelah pengeringan

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 7


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

1.7 TABEL DATA

NO KETERANGAN BERAT (gr)

1. Talam (W1) 115

2. Talam + berat uji (W3) 415

3. Talam + berat uji stelah dicuci 445

4. Talam + berat uj setelah di oven (W5) 380

5. Lumpur (W3 – W5) 35

1.8 PENGOLAHAN DATA

𝑊3−𝑊5
Kadar lumpur dalam pasir = 𝑋100%, dalam satuan %
𝑊5
415−380
= 𝑋100%,
380
35
= 38 𝑋10
= 9,21 %

Dimana :
W3 = Berat pasir + talam (gr)
W5 = Berat pasir + setelah dioven (gr)

1.9 TABEL REKAPITULASI

Massa Massa Agregat


Nama Massa Kadar Lumpur
Agregat Kering setelah
Kelompok Air (W)
Basah dioven

1 dan 2 447 gr 403 gr 31 gr 15,3%

3 dan 4 330 gr 265 gr 31 gr 9,21 %

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 8


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

1.10 KESIMPULAN

Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan (SNI 03-1971-


1990) dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Dari
percobaan tersebut kita dapat mengetahui langkah-langkah untuk menentukan
persentase kadar lumpur pada agregat halus. Besar presentase kadar lumpur pada
percobaan yang telah dilakukan adalah sebesar 9,21%. Dapat disimpulkan bahwa
kadar lumpur pada agregat halus bisa dikatan kurang baik / tidak sesuai, karena
bahan uji material yang kurang baik maupun terjadi kesalahan saat melakukan
langkah kerja (human error).

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 9


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

1.11 DAFTAR PUSTAKA


https://proyeksipil.blogspot.com/2017/02/cara-menguji-kandungan-kadar-lumpur-
pada.html?m=1
http://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-
pemeriksaan_22.html?m=1

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 10


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB II

KADAR AIR AGREGAT

(SNI 03-1971-1990)

2.1 MAKSUD DAN TUJUAN


2.1.1. Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam Pengujian untuk menentukan
kadar air agregat.
2.1.2. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka persentase dari adar air
yang dikandung oleh agregat.

2.2. DASAR TEORI


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

Kadar air yang dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat tekan beton atau
dengan kata lain faktor air semen (fas) dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Dalam
rancangan campuran beton kondisi agregat dianggap dalam keadaan kering permukaan
atau jenuh (saturated surface dry condition/SSD) oleh karena itu kadar air agregat
harus diperikasa sebelum dipergunakan. Jika agregatnya tidak jenuh air, maka agregat
akan menyerap air campuran beton yang menyebabkan kurangnya air untuk proses
pengerasan. Dengan mengetahui kadar air dari agregat dapat ditaksir/diperhitungkan
untuk penambahan maupun pengurangan air dalam suatu campuran beton.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 11


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.3. WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 19 September 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

2.4. ALAT DAN BAHAN


2.4.1 Alat
1. Talam

Gambar 4.1.a (Talam)


2. Timbangan

Gambar 4.1.b (Timbangan)


3. Oven

Gambar 4.1.c (Oven)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 12


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Kain Lap

Gambar 4.1.d (Kain Lap)


5. Ember

Gambar 4.1.e (Ember)

2.4.2 Bahan
1. Air

Gambar 4.2.a (Air)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 13


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2. Agregat Kasar

Gambar 4.2.b. (Agregat Kasar)

3. Agregat halus

Gambar 4.2.c. (Agregat Halus)

2.5. LANGKAH KERJA


2.5.1 Langkah Kerja Agregat Kasar
1. Pertama siapkan alat dan bahan, dilanjutkan menimbang talam dengan
neraca ketelitian 1 gram dan catat hasilnya.

Gambar 5.1.a (Timbang Talam)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 14


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2. Setelah itu timbang agregat sebesar 3 kg lalu catat hasilnya.

Gambar 5.1.b (Timbang Agregat)


3. Kemudian masukan air secukupnya ke dalam ember yang telah disiapkan.

Gambar 5.1.c (Masukkan Air)


4. Cuci benda uji (kerikil) dengan air bersih untuk menghilangkan kadar
lumpur didalamnya. Cuci di dalam ember setelah itu angkat benda ujii
sambil di keringkan dengan kain lap untuk menghilangkan kadar air yang
berlebihan.

Gambar 5.1.d (Cuci Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 15


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5. Setelah itu timbang agregat dan talam yang sudah dicuci, dan catatlah
beratnya (W3 = W2 – W1).

Gambar 5.1.e (Timbang Agregat)


6. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°𝐶
sampai beratnya tetap.

Gambar 5.1.f (Oven Agregat)


7. Setelah dioven, keluarkan agregat, lalu ditimbang dan catat berat benda uji.

Gambar 5.1.g (Timbang Agregat)


8. Hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 – W).

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 16


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.5.2 Langkah Kerja Agregat Halus


1. Pertama siapkan alat dan bahan, dilanjutkan menimbang talam dengan
neraca ketelitian 1 gram dan catat hasilnya.

Gambar 5.2.a (Timbang Talam)

2. Kemudian timbang Agregat sebanyak 1 kg lalu catat hasilnya.

Gambar 5.2.b (Timbang Agregat)

3. Setelah itu oven dengan suhu 110o ± 5 selama 1 x 24jam dan sampai
beratnya tetap.

Gambar 5.2.c (Oven Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 17


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Setelah 1 x 24jam, timbang agregat yang sudah dioven/ dikeringkan.

Gambar 5.2.d (Timbang Agregat)

5. Hitunglah berat benda uji kering (W₅ = W₄ - W₁).

2.6. RUMUS PENGUJIAN


𝑊3−𝑊5
Kadar air agregat = × 100%
𝑊5

Keterangan :

W3 = Berat Agregat dan Talam (gr)


W5 = Berat Agregat dan Talam setelah dioven (gr)

2.7. TABEL DATA


2.7.1 Agregat Kasar

NO KETERANGAN BENDA UJI

1 Berat Talam 203 gr


2 Berat Talam + Benda Uji Basah 3099 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 2987 gr
4 Berat Air = No. 2 – No. 3 112 gr
5 Berat Kering = No.3 – No.1 2784 gr

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 18


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.7.2 Agregat Halus

NO KETERANGAN BENDA UJI

1 Berat Talam 154 gr


2 Berat Talam + Berat semula 1154 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 1131 gr
4 Berat Air = No. 2 – No. 3 23 gr
5 Berat Kering = No. 3 -No. 1 977 gr

2.8. PENGOLAHAN DATA


2.8.1 Agregat Kasar

𝑊3−𝑊5
Kadar air agregat = × 100%
𝑊5

3099−2987
= × 100%
2987

= 3,74 %

2.8.2 Agregat Halus


𝑊3−𝑊5
Kadar air agregat = × 100%
𝑊5

1154−1131
= 1131
× 100%

= 2,03 %

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 19


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.9. TABEL REKAPITULASI


2.9.1 Agregat Kasar

NO KETERANGAN BENDA UJI

1 Berat Talam 203 gr


2 Berat Talam + Benda Uji Basah 3099 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 2987 gr
4 Berat Air = No. 2 – No. 3 112 gr
5 Berat Kering = No.3 – No.1 2784 gr
6 Kadar Air 3,74 %

2.9.2 Agregat Halus

NO KETERANGAN BENDA UJI

Berat Talam 154 gr


2 Berat Talam + Berat semula 1154 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 1131 gr
4 Berat Air = No. 2 – No. 3 23
5 Berat Kering = No. 3 -No. 1 977
6 Kadar Air 2,03%

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 20


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.10 KESIMPULAN

Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung
dalam agregat. Semakin besar selisih antar berat agregat semula dengan berat
agregat setelah kering dioven maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh
agregat tersebut dan sebaliknya. Karena besar kecilnya kadar air berbanding lurus
dengan jumlah air yang terkandung dalam agregat maka semakin besar pula kadar
ir agregat itu dan sebaliknya.
Peraturan persyaratan yang digunakan dalam “America Society for Testing
and Materials”, yaitu 0.2% - 4.0 % (ASTM C70).
Dari praktikum yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan bahwa kadar
air agregat kasar dengan cara pengeringan selama 24 jam menghasilkan kadar air
kasar sebesar 3,74 % sedangkan kadar air agregat halus 2,03 % dan masih sesuai
dengan syarat yang ditetapkan.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 21


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.11 DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/356683327/SNI-1971-2011-Cara-Uji-Kadar-
Air-Total-Agregat-Dengan-Pengeringan
http://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-
pemeriksaan_22.html?m=1
https://www.scribd.com/document/356683327/SNI-1971-2011-Cara-Uji-Kadar-
Air-Total-Agregat-Dengan-Pengeringan

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 22


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB III

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN

AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

(SNI 03-1969-1990)

3.1 MAKSUD DAN TUJUAN

3.1.1 Dapat mengetahui dan melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan air jenis
dan penyerapan air dalam kaitan penggunaanya untuk bahan campuran beton
semen.

3.1.2 Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini untuk mengetahui kemampuan penyerapan


air pada agregat kasar.

3.2 DASAR TEORI

Berat jenis merupakan nilai perbandingan antara massa dan volume dari suatu
agregat. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air. Jumlah rongga atau pori yang didapat pada agregat disebut porositas.
Berat jenis agregat digunakan dalam perencanaan campuran aspal dengan agregat,
campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis
yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan
dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih
banyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih
tipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh
agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh
pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 23


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

3.4 ALAT DAN BAHAN

3.4.1 Alat agregat kasar


1. Talam

Gambar 3.4.1.a (Talam)


2. Ember

Gambar 3.4.1.b (Ember)


3. Timbangan

Gambar 3.4.1.c (Timbangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 24


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Keranjang kawat

Gambar 3.4.1.d (Keranjang Kawat)


5. Oven

Gambar 3.4.1.e (Oven)

3.4.2 Alat agregat halus


1. Talam/Nampan

Gambar 3.4.2.1 (Talam)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 25


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2. Piknometer

Gambar 3.4.2.2 (Piknometer)


3. Timbangan

Gambar 3.4.2.3 (Timbangan)

3.4.3 Bahan
1.Agregat Kasar (kerikil)

Gambar 3.4.3.1 (Kerikil)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 26


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.Air

Gambar 3.4.3.2 (Air)


3. Agregat Halus

Gambar 3.4.3.3 (Pasir)

3.5 LANGKAH KERJA

3.5.1 Agregat kasar

1.Pertama siapkan alat dan bahan, setelah itu timbang talam dan catatlah berat
talam.

Gambar 3.5.1.1 (Persiapan Alat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 27


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.Kemudian timbang agregat kasar seberat 5000 gr dan talam, setelah itu catat
hasilnya.

Gambar 3.5.1.2 (Timbang Agregat)


3.Setelah itu timbang keranjang dengan cara di ikat pada timbangan dan
dimasukan kedalam air, lalu catat hasilnya.

Gambar 3.5.1.3 (Timbang Keranjang)

4. Tambahkan agregat kasar kedalam keranjang kawat kemudian timbang berat


jenuh didalam air.

Gambar 3.5.1.4 (Timbang Berat Jenuh)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 28


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.Tuang kembali agregat kasar kedalam talam setelah ditiriskan.

Gambar 3.5.1.5 (Tiriskaan Agregat ke Dalam Talam)


6.Setelah itu masukan talam yang berisi kerikil yang telah ditiriskan kedalam
oven dengan suhu 110oc selama 24jam.

Gambar 3.5.1.6 (Mengoven Agregat)


7.Timbang agregat kasar (kerikil) yang telah dioven.

Gambar 3.5.1.6 (Menimbang Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 29


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.5.2Agregat halus

1.Pertama siapkan alat dan bahan , setelah itu timbang talam dan catatlah berat
talam

Gambar 3.5.2.1 (Persiapan Alat)


2.Masukkan agregat halus (pasir) ke dalam talam, lalu timbang dan catat
beratnya.

Gambar 3.5.2.2 (Timbang Agregat)


3.Kemudian timbang piknometer dan catat haslinya.

Gambar 3.5.2.3 (Persiapan Alat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 30


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.Timbang piknometer kemudian masukkan air sebatas leher piknometer dan


timbang kembali piknometer yang berisi air.

Gambar 3.5.2.4 (Timbang Piknometer)


5.Masukkan agregat halus (pasir) ke dalam piknometer kemudian isi air sebatas
garis pada leher piknometer

Gambar 3.5.2.5 (Masukkan Agregat+Air ke Dalam Piknometer)


6.Kemudian tutup kepala piknometer dengan ibu jari sambil di dibalikkan
kemudian diputar 45° searah jarum jam. Fungsi dari langkah ini adalah untuk
menghilangkan gelembung yang terdapat pada agregat sehingga tidak terdapat
rongga udara pada pasir.

Gambar 3.5.2.6 (Memutar piknometer)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 31


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.Tuang kembali isi piknometer ke dalam talam.

Gambar 3.5.2.7 (Menuang piknometer)

8.Masukkan talam yang berisi air dan pasir tadi ke dalam oven dengan
suhu 110 ℃ selama 24 jam.

Gambar 3.5.2.8 (Mengoven Talam)

9.Keluarkan agregat yang sudah dioven kemudian timbang.

Gambar 3.5.2.9 (Mengeluar Talam dari Oven)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 32


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.6 RUMUS
3.6.1 agregat kasar
𝐵𝑘
a. Berat jenis semu : 𝐵𝑗−𝑏𝑎

𝐵𝑗−𝐵𝑘
b. Penyerapan air : × 100%
𝐵𝑘

𝐵𝐽
c. Berat jenis kering permukaan jenuh : 𝐵𝑗−𝐵𝑎

𝐵𝑘
d. Berat jenis kering : 𝐵𝑘−𝐵𝑎

Keterangan :
Bk : Berat benda uji setelah dioven.
Ba : Berat agregat dalam air.
BJ : Berat benda uji dalam kering.

3.6.2 agregat halus


𝐵𝑘
a. Berat jenis kering : 𝐵+𝐵𝑗−𝐵𝑡

𝐵𝐽−𝐵𝑘
b. Penyerapan air : × 100%
𝐵𝑘

𝐵𝑗
c. Berat jenis kering permukaan jenuh : 𝐵+𝐵𝑗−𝐵𝑡

𝐵𝑘
d. Berat jenis semu : 𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡

Keterangan :
Bk : Berat benda uji setelah dioven.
B : Berat piknometer.
Bt : Berat piknometer + air.
BJ : Berat benda uji dalam kering.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 33


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.7 TABEL DATA

3.7.1 Agregat kasar

No Uraian Berat (gr)

1 Berat Talam 380

2 Berat agregat kasar (Bj) 5000

3 Berat keranjang kosong 513

4 Berat agregat kasar di air (Ba) 3518

5 Berat agregat kasar dioven (Bk) 3151

3.7.2 Agregat halus

No Uraian Berat (gr)

1 Berat Talam 153

2 Berat Piknometer 214

3 Berat Piknometer + Air (B) 711

4 Berat Piknometer + Benda Uji + Air (BT) 998

5 Berat Talam + Benda Uji Basah (BJ) 500

6 Berat Talam + Benda Uji Kering (BK) 438

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 34


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.8 PENGOLAHAN DATA

3.8.1 Agregat kasar


𝐵𝑘
a. Berat jenis semu : 𝐵𝑗−𝑏𝑎
3151
: 5000−3518

3151
: 1482
: 2,13

𝐵𝑗−𝐵𝑘
b. Penyerapan air : × 100%
𝐵𝑘
5000−3151
: × 100%
3151
1849
: 3151 × 100%
: 58,68 %
𝐵𝐽
c. Berat jenis kering permukaan jenuh : 𝐵𝑗−𝐵𝑎
5000
: 5000−3518
5000
: 1482
: 3,37

𝐵𝑘
d. Berat jenis kering : 𝐵𝑘−𝐵𝑎
3151
: 3151−3518
3151
: 367

: 8,59

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 35


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.8.2 Agregat halus

𝐵𝐾
a. Berat jenis kering : 𝐵+𝐵𝐽−𝐵𝑡

438
: 711 +500 −998
438
: 213

: 2,06
𝐵𝐽−𝐵𝑘
b. Penyerapan air : × 100
𝐵𝑘
500−438
: × 100
438
62
: 438 × 100

: 14,15 %
𝐵𝐽
c. Berat jenis kering permukaan jenuh : 𝐵+𝐵𝐽−𝐵𝑡

500
: 711+500−998
500
: 213

: 2,4 cm³
𝐵𝑘
d. Berat jenis semu : 𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡

438
: 711+438−998
438
: 151

: 2,9 cm³

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 36


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.9 TABEL REKAPITULASI


3.9.1 Agegat Kasar

Jenis Hitungan Hasil

Berat Jenis Kering 2,13

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh 3,37

Berat Jenis Semu 8,59

Penyerapan 58,68

3.9.2 Agregat Halus

Jenis Hitungan Hasil

Berat Jenis Kering 2,06

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh 2,4

Berat Jenis Semu 2,90

Penyerapan 14,15%

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 37


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.10 KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil praktikum pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
halus, diperoleh berat jenis semu sebesar 2,9 gr/cm3, berat jenis permukaan jenuh
sebesar 2,4 gr/cm3, berat jenis kering sebesar 2,06 gr/cm3 dan penyerapan sebesar
14,15%. Sesuai dengan ketentuan SNI 03-1969-1990 agregat halus untuk
penggunaan beton yaitu berat jenis yang diisyaratkan adalah berkisar 2,4 gr/cm3 – 2,7
gr/cm3 dan nilai penyerapan tidak lebih dari 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa berat jenis permukaan jenuh dan berat jenis kering agregat halus masih
memenuhi standar sedangkan untuk berat jenis semu dan penyerapan agregat
halusnya tidak memenuhi standar, karena besarnya melebihi batas maksimum.

Sedangkan untuk agregat kasar berdasarkan hasil praktikum diperoleh berat jenis
semu sebesar 8,59 gr/cm3, berat jenis permukaan jenuh sebesar 3.37 gr/cm3, berat
jenis kering sebesar 2,13 gr/cm3 dan penyerapan sebesar 58,68%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa agegat kasar yang diuji tidak memenuhi standar pengujian
Dikarenakan bahan material yang tidak baik maupun kesalahan saat melakukan
pengujian (human error).

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 38


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.11 DAFTAR PUSTAKA


http://unitedgank007.blogspot.com/2016/05/berat-jenis-agregat.html
http://www.academia.edu/14023819/BERAT_JENIS_DAN_PENYERAPAN_AGRE
GAT_KASAR

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 39


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB IV

BERAT ISI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

SNI (03-6821-2002)

4.1 MAKSUD DAN TUJUAN


4.1.1 Untuk menentukan berat isi agregat kasar dan agregat halus.
4.1.2 Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat isi agregat kasar dan halus.
4.1.3 Menggunakan peralatan dengan terampil.

4.2 DASAR TEORI


Metode yang dipilih dalam pengujian ini adalah dengan cara manual
menggunakan metode penusukan (padat dan lepas). Metode ini digunakan untuk
mencari berat isi dan atau sering disebut juga sebagai berat satuan agregat. Pengertian
dari berat satuan sendiri yaitu rasio antara berat agregat dan isi/volume. Berat isi
agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton apabila jumlah bahan
ditakar dengan ukuran volume.

4.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 40


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.4 ALAT DAN BAHAN


4.4.1 Alat

1.Penumbuk

Gambar 4.1.a (Penumbuk)


2.Saringan

Gambar 4.1.b (Saringan no.4)

3.Jangka Sorong

Gambar 4.1.c (Jangka Sorong)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 41


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.Wadah Kasar dan Halus

Gambar 4.1.d (Wadah Kasar dan Halus)

5.Timbangan

Gambar 4.1.e (Timbangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 42


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.4.2 Bahan
1.Agregat Kasar

Gambar 4.2.a (Agregat Kasar)

2.Agregat Halus

Gambar 4.2.b (Agregat Halus)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 43


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.5 LANGKAH KERJA


4.5.1 Langkah Kerja Agregat Kasar
1. Siapkan alat dan bahan, kemudian timbang wadah.

Gambar 4.5.1.a (Timbang wadah)

2. Lalu masukan agregat kasar sebanyak 1/3 dari wadah, dan tumbuk agregat
dengan penumbuk sebanyak 25 kali. Ulangi langkah tersebut sampai wadah
penuh 2/3 dan 3/3.

Gambar 4.5.1.b (Masukkan dan tumbuk agregat)

3. Setelah itu timbang wadah dan agregat kasar, kemudian catat hasilnya.

Gambar 4.5.1.c (Timbang wadah dan agregat kasar)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 44


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.5.2 Langkah Kerja Agregat Halus


1. Pertama siapakan alat dan bahan, kemudian timbang wadah.

Gambar 4.5.2.a (Timbang wadah)

2.Masukan agregat halus kedalam wadah sebanyak 1/3 tabung, lalu tumbuk
agregat halus dengan penumbuk sebanyak 25 kali. Ulangi langkah tesebut
sampai wadah penuh 2/3 dan 3/3.

Gambar 4.5.2.b (Masukkan dan tumbuk agregat halus)

3.Kemudian timbang wadah dan agregat, lalu catat haslinya.

Gambar 4.5.2.c (Timbang wadah dan agregat kasar)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 45


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.6 RUMUS PENGUJIAN

W3
Berat isi agregat = gr/cm3
V

Keterangan :
W1 : berat wadah ( gr )
W2 : berat wadah + agregat (gr)
W3 : berat agregat ( gr )
t : tinggi wadah ( cm )
d : diameter wadah ( cm )
V : volume wadah ( cm3 )

4.7 TABEL DATA


4.7.1 Agregat Kasar
Berat wadah (W1) 270 gr

Berat wadah + agregat (W2) 4576 gr

Berat agregat (W3) 4.306 gr

Tinggi wadah (t) 13,92cm

Diameter wadah (d) 9.88 cm

4.7.2 Agregat Halus

Berat wadah (W1) 237 gr

Berat wadah + agregat (W2) 3360 gr

Berat agregat (W3) 3123 gr

Tinggi wadah (t) 14,16 cm

Diameter wadah (d) 9,86 cm

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 46


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.8 PENGOLAHAN DATA


4.8.1 Agregat Kasar
1
Volume wadah = 4 π d2 t

1
= × 3,14 × (9,88)2 × 13,92
4

1
= 4 × 3,14 × 97,6144 × 13,92

1
= 4 × 4.266,6082

= 1.066,652 cm3

W3
Berat isi agregat = gr/cm3
V
4306
= 1.066,652 gr/cm3

= 4,0369 gr/cm3

4.8.2 Agregat Halus

1
Volume wadah = 4 π d2 t

1
= × 3,14 × (9,86)2 × 14,16
4

1
= 4 × 3,14 × 97,2196 × 14,16

1
= 4 × 4.322,6167

= 1080,6541 cm3

W3
Berat isi agregat = gr/cm3
V
3123
= 1080,6541 gr/cm3

= 2,8899 gr/cm3

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 47


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.9 KESIMPULAN

Menurut SNI 03-4804-1998 berat isi agregat kasar yang layak digunakan adalah 5
gram / cm3 dan agregat halusnya adalah 3 gram / cm3. Hasil percobaaan yang kami
lakukan memiliki nilai berat isi agregat kasar dan nilai berat isi agregat halus sebesar
4,0369 gram / cm3 dan 2,8899 gram / cm3 . Karena itu hasil dari percobaan kami tidak
layak untuk digunakan karena terjadi human error DAN BAHAN UJI YANG
KURANG BAIK.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 48


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.10 DAFTAR PUSTAKA


http://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-
pemeriksaan.html

https://www.scribd.com/document/335663567/Berat-Isi-Agregat-Kasar-Halus

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 49


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB V

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR

(SNI 03-1968-1990)

5.1 MAKSUD DAN TUJUAN


5.1.1 Pemeriksaan ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menentukan
pembaguan butir ( gradasi ) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan diameter tertentu
5.1.2 Tujuan pemeriksaaan ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik
5.2 DASAR TEORI
Analisis saringan agregat adalah suatu kegiatan analisis yang digunakan untuk
menentukan presentase berat butiran agregat yang lolos dalam suatu set saringan, yang
angka persentase kumulait digambarkan pada grafik pembagian butir. Ukuran butir
yang maksimum dan agregat ditunjukan dengan saringan terkecil dimana agregat
tersebut masih bisa lolos 100%.
Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui
seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar berada paling atas
dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada saringan tersebut
disebut salah satu dari ukuran butir sampel tanah. Saringan yang digunakan yaitu No
saringan ½”, 3/8”,1/4”,1/8”,1/16”, No 30, No 50, No100, No 200 dan pan.
Berat tanah yang tertahan ditiap saringan dihitung beratnya dan persentase
kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan dihitung beratnya.

5.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : Lab Bahan Bangunan C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 50


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.4 ALAT DAN BAHAN


5.4.1ALAT
1. Talam

Gambar 4.1.a (Talam)

2. Timbangan

Gambar 4.1.b (Timbangan)

3. Saringan 1 set agregat kasar ( 1 ½ , 1 , 3/4 , 1/2 , 3/8 , 4 , 12 , pan ).

Gambar 4.1.c (Satu set saringan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 51


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Saringan 1 set agregat halus ( 20, 40, 60, 80, 100, 140, 200, pan ).

Gambar 4.1.d (Satu set saringan)

5. Sieve Shaker

Gambar 4.1.e (Sieve Shaker)

5.4.2BAHAN

1.Agregat kasar

Gambar 4.2.a (Agregat kasar)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 52


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.Agregat halus

Gambar 4.2.b (Agregat Halus)

5.5 LANGKAH KERJA


5.5.1Langkah kerja analisa saringan agregat halus
1. Pertama siapkan alat dan bahan setelah itu timbang talam dan catatlah berat
talam.

Gambar 5.1.a (Menimbang Talam)

2. Setelah itu timbang agregat halus ditambah berat talam

Gambar 5.1.b (Menimbang Agregat Halus)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 53


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3. Kemudian masukan Agregat Halus ke dalam saringan 1 set agregat halus

Gambar 5.1.c (Memasukkan Agregat Ke Saringan)

4. Setelah itu lakukan penyaringan dengan mesin sieve shaker

Gambar 5.1.d (Menyaring dengan Mesin)

5. Mesin dinyalakan selama 10 menit.

Gambar 5.1.e (Nyalakan Mesin)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 54


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6. Dimatikan mesin Sieve Shaker dan dilepaskan saringan dari mesin.

Gambar 5.1.f (Matikan Mesin)

7. Setelah melakukan proses sieve shaker, timbang dan catatlah sesuai dengan
nomer saringan

FOTONYA YANG KERTAS2 BANYAK SESUAI NOMER SARINGAN

5.5.2 Langkah kerja analisa saringan kasar


1.Pertama siapkan alat dan bahan setelah itu timbang talam dan catatlah berat
talam.

Gambar 5.2.a (Menimbang Talam)

2.Setelah itu timbang agregat kasar ditambah berat talam.

Gambar 5.2.b (Menimbang Agregat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 55


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.Kemudian masukan ke dalam saringan 1 set agregat kasar.

Gambar 5.2.c (Masukkan Agregat ke Saringan)

4.Setelah itu lakukan penyaringan dengan mesin sieveshaker selama 10 menit .

Gambar 5.2.d (Penyaringan dengan Mesin)

5.Lalu timbang hasil dari penyaringan pada setiap saringan dan beri identitas.

Gambar 5.2.e (Timbang Hasil penyaringan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 56


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.6 TABEL DATA


5.6.1 Tabel Data Agregat Kasar
No. Saringan Berat Tertahan Satuan

1 1⁄2’’ 0

1’’ 0

¾’’ 215

½’’ 14
Gr
3/8’’ 273

4 219

12 7
Pan 2

5.6.2 Tabel Data Agregat Halus

No. Saringan Berat Tertahan Satuan

No.20 284

No.40 82

No.60 54

No.80 58
Gr
No.100 12

No. 140 4

No. 200 1

Pan 1

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 57


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.7 RUMUS
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
a. Persentase Tertahan ( PT ) =∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 x 100 %

b. Kumulatif Persentase Tertahan ( KPT ) = PT1 + PT2


c. Persentase Lolos ( PL ) = 100 % - KPT

5.8 PERHITUNGAN
5.8.1Agregat Kasar

Kumulatif
No. Berat Persentase
Persentase Persen Lolos
Saringan Tertahan Tertahan
Tertahan
0
x 100% 0% 100%-0%
1 ½’’ 0 gr 1000
=0% = 100 %
0
x 100% 0%+0% 100%-0%
1’’ 0 gr 1000
=0% =0% = 100 %
215
3⁄ x 100% 0 % + 21,5 % 100 %-21,5 %
215 gr 1000
4
= 21,5 % = 21,5 % = 78,5%
284
x 100% 21,5 % + 28,4 % 100 %-49 %
½’’ 14 gr 1000
= 28,4 % = 49,9 % = 50,1 %
273
x 100% 49,9 % + 27,3 % 100%-77,2%2
3/8’’ 273 gr 1000
= 27,3 % = 77,2 % = 2,8 %
219
x 100% 77,2 % + 21,9 % 100%-99,1%
4’’ 219 gr 1000
= 21,9% = 99,1 % = 0,9%
7
x 100% 99,1 % + 0,7% 100%-99,8%
12’’ 7 gr 1000
= 0,7 % = 99,8 % = 0,2 %
2
x 100% 99,8% + 0,2% 100%-100%
Pan 2 gr 1000
= 0,2 % = 100 % = 0%

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 58


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.8.2 Agregat Halus

No. Berat Persentase Kumulatif Persen Lolos


Saringan Tertahan Tertahan Persentase
Tertahan
284
x100 56,8% 100%-56,8%
No.20 284 gr 500
= 56,8 % = 43,2%
82
x100
500 56,8%+16,4% 100%-73,2%
No.40 82 gr
= 16,4 % = 73,2% = 26,8 %
54
x100
500 73,2%+16,4% 100%-84%
No.60 54 gr
= 10,8% = 84 % = 16 %
58
x100 84%+11,6%% 100%-95,6%
No.80 58 gr 500
= 11,6 % = 95,6 % = 4,4 %
12
x100 95,6%+4,4 100%-98%
No.100 12 gr 500
= 2,4% = 98 % =2%
4
x100 98%+0,8% 100%-98,8%
No.140 4 gr 500
= 0,8 % = 98,8 % = 1,2%
1 98,8%+0,2% 100%-99%
x100
500
200 1 gr
= 0,2 % = 99 % =1%
5 99 %+1% 100%-100%
x100
500
Pan 1 gr
1% = 100 % =0%

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 59


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.9 TABEL REKAPITULASI


5.9.1 Tabel Rekapitulasi Agregat Kasar

Satuan
No. Persentase Kumulatif Persentase Persen
Saringan Tertahan Tertahan Lolos
1½ 0 0 100
1” 0 0 100
3/4” 21,5 21,5 78,5
½ 28,4 49,9 50,1
%
3/8” 27,3 77,2 22,8
4’’ 21,9 99,1 0,9
12’’ 0,7 99,8 0,2
Pan 2 100 0

5.9.2. Tabel Rekapitulasi Agregat Halus

Satuan
No. Persentase Kumulatif Persentase Persen
Saringan Tertahan Tertahan Lolos
No20 56,8 56,8 43,2
No.40 16,4 73,2 26,8
No.60 10,8 84 16
No.80 11,6 95,6 4,4
%
No.100 2,4 98 2
No.140 0,8 98,8 1,2
No.200 0,2 99 1
Pan 1 100 0

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 60


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.10. GRAFIK ANALISA SARINGAN


5.10.1 Grafik Analisa Saringan Agregat Kasar

SERIES 1
Series 1
100

100

78.5

50.1

2.8

0.9

0.2

0.2
5.10.2 Grafik Analisa Saringan Agregat Halus

SERIES 1
Series 1
43.2

26.8

16

4.4

1.2
2

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 61


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.11. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum analisa saringan agregat halus dan agregat kasar diperoleh data
masing-masing berat tertahan pada setiap saringan yang dinyatakan dalam presentase
tertahan dimana setiap masing-masing ukuran agregat hasilnya akan bervariasi. Dapat
diketahui bahwa komulatif presentase tertahan agregat kasar sebesar 99,6% dan agregat halus
sebesar 99,4%, nilai ini sudah sesuai dengan ketentuan SNI 03-1968-1990 karna
pengurangan tidak diperbolehkan lebih dari 5%.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 62


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.12 DAFTAR PUSTAKA


http://www.academia.edu/7604244/ANALISA_SARINGAN_AGREGAT_KASAR
_DAN_HALUS
https://www.scribd.com/doc/147908651/1-Analisa-Saringan
http://www.academia.edu/7062367/ANALISA_SARINGAN_AGREGAT_HALUS
_DAN_KASAR

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 63


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB VI

KEAUSAN AGREGAT

DENGAN MESIN LOS ANGELES

(SNI 03-2417-1990)

6.1 MAKSUD DAN TUJUAN


6.1.1.Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan aus
kerikil/batu pecah yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan.
6.1.2.Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil/batu
pecah dengan menggunakan alat mesin Los Angeles.

6.2 DASAR TEORI


Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 12 (1,18
mm) terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat
mengguankan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji los angeles test.
Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin los angeles. Mesin
ini berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini
menggunakan bola-bola baj yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk
menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi dan
agregat yang diuji. Di dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi sebagai
pembalik material yang diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.
Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :
1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji
baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 64


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

6.4 ALAT DAN BAHAN


7.4.1 Alat
1.Talam

Gambar 6.4.1.1 (Talam)

2.Timbangan

Gambar 6.4.1.2 (Timbangan)


3. Oven

Gambar 6.4.1.3 (Oven)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 65


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.Mesin Los Angeles

Gambar 6.4.1.4 (Mesin Los Angeles)


5.Bola Baja

Gambar 6.4.1.5 (Bola Baja)


6.Saringan no.12

Gambar 6.4.1.6 (Saringan no. 12)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 66


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6.4.2 Bahan
1.Agregat kasar / kerikil

Gambar 6.4.2.1 (Agregat Kasar)

6.5 LANGKAH KERJA


1. Pertama, Timbang talam kemudian catatlah berat talam.

Gambar 6.5.1 (Timbang talam)

2. Kedua, saring agregat kasar atau kerikil, supaya pasir-pasir tidak ikut tertimbang.

Gambar 6.5.2 (Saring agregat kasar)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 67


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3.Kemudian,timbang agregat kasar atau kerikil dengan talam lalu catat hasilnya.

Gambar 6.5.3 (Timbang talam beserta agregat)

4. Selanjutnya masukan bola baja sebanyak sebelas buah kedalam mesin los angeles.

Gambar 6.5.4 (Masukkan bola baja)

5. Berikutnya masukan agregat yang sudah ditimbang kedalam mesin los angeles yang
sudah berisi bola baja.

Gambar 6.5.6 (Masukkan agregat kasar)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 68


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6. Setelah kerikil dan bola baja dimasukan kedalam mesin los angeles, tutup mesin los
angeles, lalu hidupkan mesin tunggu sampai 500x putaran.

Gambar 6.5.6 (Tutup Mesin Los Angeles)

7. Jika mesin los angeles sudah berhenti, keluarkan bola baja dan angregat kasar dari
mesin los angeles.

Gambar 6.5.7 (Keluarkan bola pejal)

8.Kemudian, pindahkan agregat yang sudah dikeluarkan dari mesin los angeles
kedalam saringan no.12, lalu saring agregat dan pindahkan ke dalam talam.

Gambar 6.5.8 (Pindahkan agregat ke saringan no.12)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 69


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9. Terakhir, timbang agregat yang tertahan oleh saringan no.12

Gambar 6.5.9 (Timbang agregat yang tertahan)

6.6 TABEL DATA

NO KETERANGAN BENDA UJI

1. Berat talam 374 gr

2. Berat talam + agregat kering 5374 gr

3. Berat agregat semula (a) 5000 gr

4. Berat agregat kasar yang tertahan saringan no.12 (b) 4144 gr

5. Bola Baja 11 buah

6.7 RUMUS

𝑎−𝑏
Keausan agregat dengan mesin los angeles = 𝑎
× 100%

Keterangan :

a = berat agregat semula

b = berat agregat yang tertahan saringan no.12

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 70


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6.8 PERHITUNGAN

𝑎−𝑏
Keausan agregat dengan mesin los angeles = 𝑎
× 100%

5000−4144 856
= 5000
× 100% = × 100% = 17,12%
5000

6.9 TABEL REKAPITULASI

Nama Berat agregat Berat agregat yang Keausan agregat dengan


Kelompok semula tertahan saringan no.12 mesin los angeles

1, 2,3dan 4 5000 gr 4144 gr 17,12 %

6.10 KESIMPULAN

Menurut SNI 03-2417- 1991 :

1. Apabila nilai kehalusan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
2. Apabila nilai kehalusan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji
baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.

Jadi, pengujian kehalusan agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles diatas
diperoleh nilai kehalusan: 17,12% sehingga baik digunakan dalam bahan
perkerasan jalan.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 71


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6.11 DAFTAR PUSTAKA

http://em-ridho.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-keausan.html

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 72


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB VII

KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

SNI 15-2530-1991

7.1 MAKSUD DAN TUJUAN


7.1.1 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk Menentukan kehalusan semen Portland
dengan menggunakan saringan no.100 dan no.200.
7.1.2 Pengujian ini dimaksudkan untuk menjelaskan cara pelaksanaan pengujian
kehalusan semen Portland.

7.2 DASAR TEORI


Kehalusan semen Portland merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Semakin
halus butiran semen Portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena
hidrasidimulai dari permukaan butir. Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi
untuk mengikat agregat halus dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan, seperti
adukan beton atau plesteran. Semen yang digunakan adalah semen tiga roda. Untuk
keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi syarat-syarat sesuai
dengan standar Normalisasi Indonesia.

7.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 73


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.4 ALAT DAN BAHAN

7.4.1 Alat

1. Talam

Gambar 7.4.1.1 (Talam)


2. Timbangan DIGITAL

Gambar 7.4.1.2 (Timbangan)


3. Saringan no.100 dan 200

Gambar 7.4.1.3 (Saringan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 74


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Shieve shaker

Gambar 7.4.1.4 (Shieve shaker)

5. Sekop

Gambar 7.4.1.5 (Sekop)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 75


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.4.2 Bahan
1. Semen Portland

Gambar 7.4.2.1 (Semen

7.5 LANGKAH KERJA


1. Pertama,Timbang talam kemudian catatlah berat talam.

Gambar 7.5.1 (Timbang Talam)


2. Kedua, timbang semen Portland menggunakan timbangan dengan tingkat ketelitian
0,1 gr.

Gambar 7.5.2 (Timbang semen)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 76


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3. Kemudian,masukan semen Portland yang sudah di timbang kedalam saringan


no.100 dan 200.

Gambar 7.5.3 (Masukkan semen ke saringan)


4. Selanjutnya letakan saringan yang sudah berisi semen Portland kedalam mesin
shieve shaker, lalu nyalakan mesin selama 10 menit.

Gambar 7.5.4 (Shieve shaker)


5. Terakhir, jika mesin shieve shaker sudah berhenti, keluarkan semen Portland dan
timbang lalu catat hasilnya.

Gambar 7.5.5 (Timbang semen)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 77


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.6 TABEL DATA

NO KETERANGAN BENDA UJI

1 Berat talam 155 gr

2 Berat semen Portland awal 300 gr

3 Berat semen Portland didalam saringan no.100 100 gr

4 Berat semen Portland didalam saringan no.200 197 gr

7.7 RUMUS

𝑊100
Kehalusan semen Portland (F) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑤𝑎𝑙
× 100%

𝑊200
Kehalusan semen Portland (F) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑤𝑎𝑙
× 100%

Keterangan :

W100 = berat semen portland didalam saringan no.100

W200 = berat semen portland didalam saringan no.200

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 78


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.8 PERHITUNGAN

𝑊100
Kehalusan semen Portland (F) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑤𝑎𝑙
× 100%

100
= 300 × 100% = 33,33 %

𝑊200
Kehalusan semen Portland (F) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑤𝑎𝑙
× 100%

197
= 300 × 100% = 65,67 %

7.9 TABEL REKAPITULASI

Berat agregat Kehalusan Kehalusan


Berat agregat
Berat yang semen Portland semen Portland
Nama yang tertahan
agregat tertahan pada saringan pada saringan
Kelompok saringan
semula saringan no.100 no.200
no.100
no.200

1,2,3 dan 4 300 gr 100 gr 197 gr 33,33% 65,67%

7.10 KESIMPULAN

Dari pengujian kehalusan semen portland yang telah dilakukan diperoleh nilai
kehalusan pada saringan no.100 adalah 33,33% dan pada saringan no.200 adalah
65,67%. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil percobaan di atas didapat data-data
yang tidak memenuhi syarat yang sesuai dengan standart SNI 15-2530-1991 ketetapan
ke halusan semen Portland. Benda uji tidak memenuhi syarat kehalusan 0%
tertahan.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 79


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.11 DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/368110928/c-01-Kehalusan-Semen-Portland

http://civilsazyu.blogspot.com/2015/10/pengujian-kehalusan-semen-portland.html

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 80


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB VIII
BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
(SNI 15–2531–1991)

8.1 MAKSUD DAN TUJUAN

8.1.1 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui berat jenis semen Portland.
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat volume kering pada suhu
kamar dengan berat volume air suling pada 4° C yang volumenya sama dengan
volume semen.

8.2 DASAR TEORI


PCC (Portland Composite Cement) merupakan bahan pengikat hidrolus hasil
penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gips dengan satu atau lebih
bahan anorganik,atau hasil pencampuran antara bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast
furnaceslag), pozzolan, senyawa asilikat, batu kapur, dengan kadar total bahan
anorganik 6% sampai dengan 35% darimassa semen Portland. Berat jenis semen yang
disyaratkan SK SNI 15–2531–1991 berkisar antara 3.00–3.20 t/m3.
Berat jenis semen perlu diketahui karena digunakan dalam hitungan perbandingan
campuran beton.Kegunaannya adalah untuk konstruksi umum, seperti pekerjaan beton,
pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus
seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block)
dan sebagainya.

8.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 81


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.4 ALAT DAN BAHAN


8.4.1 Alat
1. Kerosin

Gambar 4.1.a (Kerosin)


2. Timbangan digital

Gambar 4.1.b (Timbangan)


3. Cawan Kecil

Gambar 4.1.c (Cawan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 82


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Le Chartelier

Gambar 4.1.d (Le Chartelier)

5. Corong

Gambar 4.1.e (Corong)

8.4.2 Bahan
1.Semen Portland

Gambar 4.2.a (Semen Portland)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 83


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.5 LANGKAH KERJA


1. Pertama,Timbang cawan kecil menggunakan timbangan dengan tingkat ketelitian
0,1 gr.

Gambar 5.1.a (Menimbang Cawan)


2. Masukkan semen Portland kedalam cawan hingga di dapat massa yang dibutuhkan.

Gambar 5.1.b (Masukkan semen ke dalam Cawan)

3. Selanjutnya, masukan cairan kerosin kedalam le chartelier hingga setinggi 0,8 ml.

Gambar 5.1.c (Masukkan Kerosin ke dalam Le Chartelier)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 84


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Setelah kerosin dimasukan kedalam le chartelier lalu masukan semen Portland


secara perlahan agar tidak tersumbat ditengah le chartelier.

Gambar 5.1.d (Masukkan Semen ke Le Chartelier)


5. Kemudian, miringkan le chartelier 45o lalu putar perlahan supaya udara yang
berada didalam semen menghilang.

Gambar 5.1.e (Miringkan Le Chartelier 45)


6. Terakhir,jika udara didalam semen Portland sudah hilang, lalu ukur ketinggian
cairan kerosin dan semen Portland lalu catat hasilnya.

Gambar 5.1.f (Ukur Ketinggian Kerosin)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 85


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.6 TABEL DATA

NO KETERANGAN BENDA UJI


1 Berat cawan 10 gr
2 Berat cawan + semen portland 74 gr
3 Berat semen portland 64 gr
4 Tinggi kerosin dan semen portland 21,9 ml
5 Tinggi kerosin awal 0,8 ml
6 Massa jenis air 1

8.7 RUMUS

Berat semen portland


Berat jenis semen portland = V2−V1
× d

Keterangan :

V2 = tiinggi kerosin dan semen

V1 = tinggi kerosin awal

d = massa jenis air

8.8 PERHITUNGAN

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑡𝑙𝑎𝑛𝑑


Berat jenis semen Portland = 𝑉2−𝑉1
×𝑑

64
= 21,9−0,8 × 1= 3,03 t/m3

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 86


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.9 TABEL REKAPITULASI

No Uraian Benda Uji (gr)

1 Berat Semen 64

2 Pembacaan Skala Awal (v1) 21,9

3 Pembacaan Skala Akhir (v2) 0,8

4 Berat Jenis Semen Portland 3,03

8.10 KESIMPULAN

Dari pengujian berat jenis semen portland yang telah kami lakukan,
diketahuiberat jenis semen Portland adalah 3,03 t/m3. menurut SNI 15–2531–1991
nilai berat jenis semen Portland berkisar antara 3.00–3.20 t/m3. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian yang kami lakukan SESUAI dari SNI 15–2531–
1991 yang disyaratkan.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 87


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.11 DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/117086512/PENGUJIAN-BERAT-JENIS-SEMEN-PORTLAND

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 88


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB IX

KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND

(SNI 03-6826-2002)

9.1.MAKSUD DAN TUJUAN


9.1.1 Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melakukan pengujian dengan
mengunakan alat vicat.
9.1.2 Tujuan praktikum ini adalah mendapatkan nilai konsistensi normal semen
Portland untuk menentukan mutu semen portland.

9.2.DASAR TEORI
Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam keadaan
standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung lainnya. Maksud dari
konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan waktu mulainya pengikatan
semen mulai dari dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan kadar air yang
sesuai dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan. Karena jumlah air tersebut
nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen itu sendiri.
Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan pada
penyiapan pasta semen untuk pengujian. Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi
antara komponen-komponen atau senyawa-senyawa semen dengan air menghasilkan
senyawa hidrat. Reaksi semen tersebut akan menghasilkan panas yang akhirnya akan
mempengaruhi kualitas (mutu) beton.

9.2.WAKTU DAN PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
Jam : 16:00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 89


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9.3.ALAT DAN BAHAN


9.4.1 Alat Uji
1. Alat Vicat

Gambar 4.1.a (Alat Vicat)


2. Sekop

Gambar 4.1.b (Sekop)


3. Timbangan Digital

Gambar 4.1.c (Timbangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 90


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Talam

Gambar 4.1.d (Talam)


5. Gelas Ukur

Gambar 4.1.e (Gelas Ukur)


6. Spatula

Gambar 4.1.f (Spatula)


7. Sarung Tangan

Gambar 4.1.i (Sarung Tangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 91


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8. Jarum untuk Konsistensi

Gambar 4.1.j (Jarum konsistensi)


9. Plat Kaca

Gambar 4.1.k (Plat kaca)


10. Cincin Mold

Gmabar 4.1.l (Cincin Mold)


11. Kunci L

Gambar 4.1.m (Kunci L)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 92


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9.4.2 Bahan
1. Semen Portland

Gambar 4.2.a (Semen)


2. Air

Gambar 4.2.b (Air)

9.4.Langkah Kerja
1.Timbang talam lalu ambil semen portland dan timbang seberat 300 gr untuk
komposisi 1,2,3.

Gambar 5.1.a (Menimbang Talam)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 93


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak :


Komposisi 1 = 72 ml
Komposisi 2 = 78 ml
Komposisi 3 = 84 ml

Gambar 5.1.b (Masukan Air)

3.Tuangkan air ke dalam talam yang berisi komposisi 1,2,dan 3 secara perlahan

Gambar 5.1.c (Tuang air kedalam Talam)


4.Setelah itu masukkan :
Komposisi 1 = Semen 300 gr + air 72 ml
Komposisi 2 = Semen 300 gr + air 78 ml
Komposisi 3 = Semen 300 gr + air 84 ml

Gambar 5.1.d (Masukkan Semen dan Air)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 94


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5.Aduk semua bahan sampai berbentuk pasta sesuai komposisi nya.

Gambar 5.1.e (Aduk Bahan)

6.Bentuk campuran pasta komposisi 1,2,dan 3 membentuk bola,lalu lempar bolak-balik


dengan tangan sebanyak 6 kali.

Gambar 5.1.f (Bentuk menjadi Bola)


7.Masukkan bola pasta semen ke dalam cincin mold kemudian ratakan dengan spatula.

Gambar 5.1.g (Ratakan dengan Spatula)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 95


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8.Lalu letakkan plat kaca dan cincin mold yang telah berisi pasta komposisi 1,2,dan 3
pada alat vicat.

Gambar 5.1.h (Masukkan dalam Plat kaca)

9.Pasang jarum pada alat vicat.

Gambar 5.1.i (Pasang Jarum)

10. Jatuhkan jarum ke dalam pasta komposisi 1,2 dan 3.

Gambar 5.1.j (Jatuhkan Jarum)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 96


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

11. Tunggu 30 detik kemudian lihat penurunannya pada komposisi 1,2 dan 3

Gambar 5.1.k (Lihat penurunan)

9.5.TABEL DATA
Uraian Komposisi 1 Komposisi 2 Komposisi 3

Semen 300 gr 300 gr 300 gr

Air 72 ml 78 ml 84 ml

9.6.RUMUS

Berat air
Konsistensi = × 100%
Berat benda uji

9.7.PERHITUNGAN
72 𝑚𝑙
Konsistensi Komposisi 1 = x 100%
300 𝑔𝑟

= 24 %
78𝑚𝑙
Konsistensi Komposisi 2 = x 100%
300 𝑔𝑟

= 26 %
84 𝑚𝑙
Konsistensi Komposisi 3 = x 100%
300 𝑔𝑟

= 28 %

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 97


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9.8.TABEL REKAPITULASI

No Sampel Konsistensi (%) Penurunan (mm)


Komposisi 1 24 % 5mm
Komposisi 2 26% 15mm
Komposisi 3 28% 20mm

9.9.GRAFIK KONSISTENSI

Grafik Konsistensi Semen Portland


25

20

15

10 Penurunan Semen

0
23% 24% 25% 26% 27% 28% 29%

9.10. SKETSA

Konsistensi 24% Konsistensi 26% Konsistensi 28%

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 98


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9.11. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, degan melakukan tiga kali percobaan
didapatkan konsistensi 24 % untuk Komposisi 1 dengan penurunan 5 mm yang
terjadi pada waktu 30 detik dengan berat semen sebanyak 300 gram dan volume air
yang digunakan sebanyak 72ml.
Dan Konsistensi 26% untuk Komposisi 2 dengan penurunan 15 mm yang terjadi
pada waktu 30 detik dengan berat semen sebanyak 300 gram dan volume air
sebanyak 78ml. Sedangkan Konsisitensi 28% untuk Komposisi 3 dengan penurunan
20 mm yang terjadi pada waktu 30 detik dengan berat semen 300 gram dan volume
air sebanyak 84 ml.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 99


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

9.12 DAFTAR PUSTAKA


http://hendromarsellius.blogspot.com/2017/01/pengujian-konsistensi-normal-
semen.html

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 100


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB X

WAKTU IKAT AWAL SEMEN PORTLAND


DENGAN ALAT VICAT

(SNI 03-6414-2002)

10.1 MAKSUD DAN TUJUAN


10.1.1 Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengujian
waktu ikat awal semen Portland dan untuk mendapatakan nilai waktu ikat
awal yang sudah digunakan untuk menentukan mutu semen Portland.
10.1.2 Agar terampil dalam menggunakan peralatan untuk menentukan konsistensi
normal semen.
10.1.3 Dapat mengidentifikasi bahwa semen telah mencapai konsistensi normal..

10.2 DASAR TEORI


Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk
pengujian yang dimaksudkan dalam standar ini adalah metode atau cara penyiapan
contoh tanah dan tanah yang mengandung agregat untuk pengujian analisis ukuran
butir, berat jenis, batas cair, batas plastis, faktor susut, hubungan kadar air-densitas
dan pengujian lainnya yang mungkin diperlukan. Prosedur penyiapan contoh tanah
dilakukan secara kering, tidak termasuk penyiapan contoh tanah secara basah,
sebagaimana ditentukan dalam SNI 03- 1975-1990.
Standar ini digunakan sebagai acuan atau pegangan, terutama bagi teknisi
laboratorium, sehingga diperoleh contoh uji yang mewakili, dengan jumlah dan
ukuran butir yang sesuai dengan ketentuan.

10.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 101


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

10.4 ALAT DAN BAHAN


10.4.1 Alat
1.Talam

Gambar 4.1.a (Talam)


2.Timbangan Digital

Gambar 4.1.b (Timbangan)


3.Alat vicat

Gambar 4.1.c (Alat Vicat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 102


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4.Spatula

Gambar 4.1.d (Spatula)

5.Gelas Ukur

Gambar 4.1.e (Gelas Ukur)

6.Sarung Tangan

Gambar 4.1.f (Sarung Tangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 103


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

7.Jarum Konsistensi

Gambar 4.1.g (Jarum Konsistensi)


8.Plat Kaca

Gambar 4.1.i (Plat Kaca)

9. Cincin Konik

Gambar 4.1.j (Cincin Konik)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 104


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

10. Stop Watch

Gambar 4.1.k (Stop Watch)


11. Sekop

Gambar 4.1.l (Sekop)

10.4.2Bahan
1.Flyash

Gambar 4.2.a (Fly Ash)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 105


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2.Semen Portland

Gambar 4.2.b (Semen Portland)

3.Air

Gambar 4.2.c (Air)

10.5 LANGKAH KERJA


1. Pertama, Timbang berat talam kemudian catatlah berat talam.

Gambar 5.1.a (Timbang Talam)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 106


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

2. Kedua, timbang semen dan flyash lalu catat hasil yang sudah didapat.

Gambar 5.1.b (Timbang Semen)


3. Timbang gelas ukur.

Gambar 5.1.c (Timbang Gelas Ukur)


4. Kemudian, masukan air sebanyak 84ml kedalam talam yang sudah ditimbang.

Gambar 5.1.d (Masukkan Air)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 107


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

5. Setelah air dimasukan kedalam talam, masukan flyash dan semen.

Gambar 5.1.e (Masukka Fly Ash dan Semen)

6. Aduk selama 30 detik.

Gambar 5.1.f (Aduk Fly Ash dan Semen)

7. Berikutnya,ambil campuran semen,flyash dan air yang sudah diaduk lalu bentuk
seperti bola dengan cara melempar-lemparnya sebanyak 6x dengan jarak lemparan
sejauh 15cm.

Gambar 5.1.g (Bentuk menjadi bola-bola)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 108


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

8. Jika sudah membentuk bola, masukan bola semen kedalam cincin.

Gambar 5.1.h (Masukkan ke Dalam Cincin Konik)

9. Lalu ratakan permukaan bawahnya dengan menggunakan sekop.

Gambar 5.1.i (Ratakan dengan Sekop)


10. Letakan cincin konik yang sudah berisi semen kedalam alat pengujian kosistensi
kemudian jatuhkan jarum konsistensi lalu tunggu hingga 30 detik.

Gambar 5.1.j (Jatuhkan jarum konsistensi)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 109


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

11. Setelah 30 detik angkat jarum lalu catat hasli kedalaman konsistensi kemudian
tunggu sampai 15 menit.

Gambar 5.1.k

12. Lakukan tahap no.7 dan 8 sampai kedalaman konsistensi mencapai 25mm.

Gambar 5.1.l

10.6 TABEL DATA


NO KETERANGAN BENDA UJI

1 Berat talam 155 gr

2 Berat semen 291gr

3 Berat flyash 9 gr

4 Berat air 84ml

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 110


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

10.7 TABEL

No Titik Waktu (menit) Penurunan (mm)


1 15 43 mm
2 30 43 mm
3 45 40 mm
4 60 37 mm
5 75 30 mm
6 90 27 mm
7 105 19 mm

10.8 GRAFIK

Waktu Pengikatan Permulaan Dengan


Menggunakan Alat Vicat
50 43 43
40
37
40
Penetrasi (mm)

30
27
30
19
20
10
0
15 30 45 60 75 90 105
Waktu (menit)

Penetrasi

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 111


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

10.9 KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil praktikum pengujian waktu pengikatan permulaan dengan


menggunakan alat vikat didapat bahwa lamanya waktu untuk kerja di pengikat awal
Penetrasi 25mm adalah selama 105 menit dengan penurunan sedalam 19 mm. Data
ini sudah sesuai dengan SNI 03-6414-2002 yaitu diperlukan penurunan minimal
sedalam 25mm.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 112


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

10.10 DAFTAR PUSTAKA


http://sobat-sipil.blogspot.com/2017/02/penguian-waktu-ikat-awal-semen-cara.html
https://taramikacich.wordpress.com/2012/10/23/pengujian-semen-portland/
https://www.scribd.com/document/346637814/4-Waktu-Ikat-Semen

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 113


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB XI

MIX DESIGN

(SNI 03-2834-2000)

11.1 MAKSUD DAN TUJUAN

11.1.1 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan atau mempelajari


sifat-sifat material untuk adukan beton
11.1.2 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk merencanakan campuran beton
yang memenuhi syarat.

11.2. DASAR TEORI


Konsep Perhitungan Campuran Perbandingan campuran bahan - bahan
dipilih untuk mendapatkan beton yang paling ekonomis, sehingga akan
menghasilkan beton yang mempunyai workability, durability dan strength yang
diinginkan.

11.3. TABEL DATA


Data Material
Split = Batu Pecah Rumpin
Pasir = Campuran Rangkas dan Abu Batu
Semen = Tiga Roda PCC tipe 1
Bahan campuran = Flyash
Air = PDAM

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 114


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Data Laboratorium

MATERIAL
URAIAN
SPLIT PASIR SEMEN AIR Fly Ash
Berat Jenis 2,80 2,51 3,15 1,00 2,20
Berat Isi (gr/cm3) 1,54 1,73 - - -
Kadar Air (%) 2,46 20,3 - - -
Penyerapan (%) 2,66 4,4 - - -
Kandungan Lumpur - 20,25 - - -
Keausan Agregat - - - -

Target Rencana
URAIAN NILAI

K 300 kg/cm2

Standar Deviasi 40 kg/cm2

Slump Flow 12±2 cm

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 115


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

11.4. HITUNGAN

Target Rencana
K = 300 kg/cm2
Fc’ = K x konversi beton silinder
10,2041
= 300 x 0,83
10,2041
= 24,40 Mpa
Standar deviasi 40 kg/cm2
Margin = 1,64 x Sd
= 1,64 x 40
= 65,6 kg/cm3
= 65,6 x 0,83

10,2041
= 5,34 Mpa
K-28 hari =K+M
= 300 + 65,6
= 365,6 kg/cm3
= 365,6 x 0,83
10,2041
= 29,76 Mpa

Slump flow 12±2 cm


Berat Jenis
Spilt = Berat Jenis Kering + Berat Jenis Kering Permukaan
Jenuh
2
= 2,12 + 3,37
2
= 2,75 x 1000
= 2750 kg/m3
Pasir = Berat Jenis Kering + Berat Jenis Kering Permukaan
Jenuh 2

= 2,05 + 2,34
2
= 2,20 x 1000
= 2200 kg/m3
Air = 1000 kg/m3
Semen = Berat Semen x d
( V2 - V1 )
= 64 gr x d
( 21,9– 0,8 )

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 116


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

= 64 x 1
21,1
= 3,03 x 1000
= 3030 kg/m3
Flyash = 2200 kg/m3
Penyerapan
Pasir =W5 – W3 x 100%
W5
= 3000 – 2784 x 100%
3000
= 7,20 %
Split = W5 – W3 x 100%
W5
= 1000 – 977 x 100%
1000
= 2,30 %
Jenis material
w/c = 0,6
Banyak Material Pasta /cm3
Semen = Kadar Semen
BJ Semen
= 340
3030
= 0,112 m3
Air = Kadar Air Pasta
BJ Air
= 204,00
1000
= 0,204 m3
Udara = 0,020 m3
Total volume pasta = 0,112 + 0,204 + 0,020
= 0,318 m3
Volume agregat = 1 – Volume Pasta
= 1- 0,318
= 0,682 m3
Material agregat
Prosentase pasir = 45 %
Prosentase split = 55 %
Pasir = Prosentase Pasir x Volume Agregat x BJ Pasir
= 45 % x 0,682 x 2195
= 673,44 kg
Split = Prosentase Pasir x Volume Agregat x BJ Split
= 55 % x 0,682 x 2750
= 1031,21 kg
Berat beton

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 117


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Air = Air Material Pasta


= 204,00 kg
Semen = Kadar Semen Digunakan
= 340,00 kg
Pasir = Pasir Pada Material Agregat
= 673,44 kg
Split = Split Pada Material Agregat
= 1031,21 kg
Total berat beton = 2248,64 kg
Cek Volume
Air = 0,204 cm 3

Semen = 0,112 cm3


Udara = 0,002 cm3
Pasir = 0,307 cm3
Split = 0,375 cm3
Total volume = 1,00 cm3
Komposisi material
Volume cetakan = 3,14 x 152 x 30
= 5301,4 cm3
= 0,005299m3
Banyak sampel = 2 buah
Air = Air x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 204,00 x 0,005299 x 2
= 2,16189 L
= 2161,89 ml
Semen = Semen x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 340,00 x 0,005299 x 2
= 3,60315 kg
= 3603,15 gr
Pasir = Pasir x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 673,44 x 0,005299 x 2
= 7,13674 kg
= 71367,47 gr
Split = Split x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 1031,21 x 0,005299 x 2
= 10,92820 kg
= 10928,20 gr

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 118


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Target Rencana
K = 300 kg/cm2
Fc’ = K x konversi beton silinder
10,2041
= 300 x 0,83
10,2041
= 24,40 Mpa
Standar deviasi 40 kg/cm2
Margin = 1,64 x Sd
= 1,64 x 40
= 65,6 kg/cm3
= 65,6 x 0,83

10,2041
= 5,34 Mpa
K-28 hari =K+M
= 300 + 65,6
= 365,6 kg/cm3
= 365,6 x 0,83
10,2041
= 29,76 Mpa

Slump flow 12±2 cm


Berat Jenis
Spilt = Berat Jenis Kering + Berat Jenis Kering Permukaan
Jenuh
2
= 2,12 + 3,37
2
= 2,75 x 1000
= 2750 kg/m3
Pasir = Berat Jenis Kering + Berat Jenis Kering Permukaan
Jenuh 2

= 2,05 + 2,34
2
= 2,20 x 1000
= 2200 kg/m3
Air = 1000 kg/m3
Semen = Berat Semen x d
( V2 - V1 )
= 64 gr x d
( 21,9– 0,8 )
= 64 x 1
21,1
= 3,03 x 1000

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 119


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

= 3030 kg/m3
Flyash = 2200 kg/m3
Penyerapan
Pasir =W5 – W3 x 100%
W5
= 3000 – 2784 x 100%
3000
= 7,20 %
Split = W5 – W3 x 100%
W5
= 1000 – 977 x 100%
1000
= 2,30 %
Jenis material
w/c = 0,6
Kadar semen = 340 kg
Kadar semen titous = Kadar Semen x 1,06
= 340 x 1,06
= 360,4 kg
Kadar bahan campuran = Kadar Semen Titous x 3%
= 360,4 x 3 %
= 10,81 kg
Kadar semen digunakan =Kadar Semen Titous - Kadar Bahan Campuran
= 360,4 – 10,81
= 349,59 kg
Air = 204,00 kg
Volume pasta
Flyash = Kadar Bahan Campuran
BJ Fly Ash
= 10,81
2200
= 0,05 m3
Semen = Kadar Semen
BJ Semen
= 340
3030
= 0,115 m3
Air = Kadar Air Pasta
BJ Air
= 204,00
1000
= 0,204m3
Udara = 0,002 m3
Total volume pasta = 0,05+0,115+0,204+0.002
= 0,326 m3

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 120


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Volume agregat = 1 – Volume Pasta


= 1- 0,326
= 0,674 m3
Material agregat
Prosentase pasir = 45 %
Prosentase split = 55 %
Pasir = Prosentase Pasir x Volume Agregat x BJ Pasir
= 45 % x 0,674 x 2195
= 665,46 kg
Split = Prosentase Pasir x Volume Agregat x BJ Split
= 55 % x 0,674 x 2750
= 1018,99 kg
Berat beton
Flyash = Kadar Bahan Campuran
= 10,81 kg
Air = Air Material Pasta
= 204,00 kg
Semen = Kadar Semen Digunakan
= 349,59 kg
Pasir = Pasir Pada Material Agregat
= 665,46 kg
Split = Split Pada Material Agregat
= 1018,99 kg
Total berat beton = 2248,84 kg
Cek volume
Flyash = 0,005 cm3
Air = 0,204 cm3
Udara = 0,115 cm3
Semen = 0,002 cm3
Pasir = 0,303 cm3
Split = 0,371 cm3
Total volume = 1,00 cm3
Volume cetakan = 15 x 15 x 15 cm
= 3375 cm3
= 0,003375 m3

Banyak sampel = 2 buah


Flyash = Fly Ash x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 10,81 x 00,003375 x 2
= 0,072981 kg
= 7,298 gr
Air = Air x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 204,00 x 0,003375 x 2
= 1,377
= 1377,00 ml
PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 121
[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Semen = Semen x Volume Cetakan x Banyak Sampel


= 349,59 x 0,003375 x 1
= 2,359719 kg
= 2359,72 gr
Pasir = Pasir x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 665,46 x 0,003375 x 1
= 4,491834 kg
= 4491,83gr
Split = Split x Volume Cetakan x Banyak Sampel
= 1018,99 x 0,003375 x 1
= 6,878157 kg
= 6878,16 gr

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 122


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

11.5. KESIMPULAN
Berdasarkan data dari perhitungan mix design ,dapat diketahui sifat-sifat
material (bahan baku) untuk adukan beton,serta dapat didimpulkan bahwa
setiap material beton dan campurannya memiliki hasil koreksi yang berbeda.
Berikut komposisi Beton:
Beton normal k-300 silinder :
 Semen :3,603,15 kg
 Pasir :7,13674 kg
 Split :10,92820 kg
 Air :2,16189 L

Beton k-300 kubus dengan flyash :


 Semen :2,359719 kg
 Pasir :4,491834 kg
 Split :6,878157 kg
 Air :1,377 L
 Fly ash :0,072981 kg

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 123


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

11.6 DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&ved=2ahUKEwjNu9L73YHfAhWCpo8KHdhnDmUQFjAAegQIBRAB
&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F9984773%2FLaporan_P
raktikum_dan_Perhitungan_Mix_Design_Beton&usg=AOvVaw0YAC3kx
_dyoV7RF-A8VZ52

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjNu9L73YHfAhWCpo8KHdhnDmUQ
FjAFegQIABAC&url=http%3A%2F%2Frepository.umy.ac.id%2Fbitstre
am%2Fhandle%2F123456789%2F4530%2F07-Contoh-
1%2520MIx%2520Design%2520Beton.pdf%3Fsequence%3D7%26isAllo
wed%3Dy&usg=AOvVaw11mP4wb6JgWANnTu6gEvh3

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 124


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB XII
TRIAL MIX DAN SLUMP TEST
( SNI 1972 – 2008 )

12.1 MAKSUD DAN TUJUAN


12.1.1 Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui cara
menentukan slump beton
12.1.2 Agar terampil dalam menggunakan peralatan untuk menentukan slump beton
12.1.3 Dapat mengidentifikasikan slump beton
12.1.4 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memperoleh angka slump beton sebagai
nilai uji beton sesuai dengan standar untuk mendapat mutu beton yang baik.

12.2 DASAR TEORI


Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh
concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu uji
slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air.

Campuran material pada beton berpengaruh pada nilai slump dari beton itu
sendiri. Seperti penambahan flyash dan zat adiktif pada beton, zat adiktif membantu
mempercepat waktu ikat antar partikel pasir, krikil, semen, dan flyash. Sedangkan
Flyash memiliki porositas rendah dan partikelnya halus, hal ini berpengaruh terhadap
berkurangnya kadar air pada beton.

12.3 WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Rabu, 07 November 2018
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : C-105

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 125


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

12.4 ALAT DAN BAHAN


12.4.1 Alat
1. Kerucut Abrams

Gambar 12.4.1.a (kerucut abrams)

2. Tongkat Pemadat

Gambar 12.4.1.b (tongkat pemadat)

3. Pelat Logam

Gambar 12.4.1.c (pelat)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 126


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Cetok/Sendok Semen

Gambar 12.4.1.d (sendok semen)

5. Talam

Gambar 12.4.1.e (talam)

6. Timbangan

Gambar 12.4.1.f (timbangan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 127


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

12.4.2. Bahan
1. Agregat Halus/Pasir

Gambar 12.4.1.a (pasir)

2. Agregat kasar/Kerikil

Gambar 12.4.1.b (krikil)


3. Semen

Gambar 12.4.1.c (semen)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 128


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Air

Gambar 12.4.1.d (air)

12.5. LANGKAH KERJA

1. Kerucut abrams diletakkan di atas plat

Gambar 12.5.a (meletakan cetakan)

2. Cetakan di isi sampai penuh dengan cara memasukkan 1/3 bagian terlebih
dahulu dengan beton muda dan di tusuk sebanyak 25 kali

Gambar 12.5 b (mengisi cetakan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 129


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3. Dimasukkan lagi 1/3 bagian lagi lalu di tusuk lagi, dan di lakukan hal
yang sama pada lapisan selanjutnya hingga cetakan penuh.

Gambar 12.5.c (menumbuk beton segar)

4. Cetakan diangkat perlahan ke atas

Gambar 12.5.d (mengangkat cetakan)

5. Diukur slump yang terjadi dengan mengukur penurunan benda uji dengan
tinggi cetakan.

Gambar 12.5.e (mengukur slump)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 130


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

12.6. RUMUS PENGUJIAN

Nilai Slump = Tinggi alat slump – Tinggi beton setelah terjadi penurunan

12.7. TABEL DATA


Tinggi Tinggi
Sampel Jenis Keterangan Satuan
Beton Alat
1 Silinder Normal 19
30 cm
2 Kubus Flyash 21

12.8. PERHITUNGAN

Nilai Slump = Tinggi alat slump – Tinggi beton setelah terjadi penurunan

Nilai Slump 1 = 30 cm – 19 cm
= 11 cm

Nilai Slump 2 = 30 cm – 21 cm
= 9 cm

12.9. TABEL REKAPITULASI

Jenis Keterangan
Sampel Penurunan Satuan
Silinder Normal
1 11
cm
Kubus Flyash
2 9

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 131


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

12.10. KESIMPULAN

Dari percobaan yang kami lakukan, didapat data bahwa sampel uji
beton flyash 3% memiliki penurunan paling besar yaitu 20 cm. Dan beton
normal memiliki penurunan paling rendah yaitu 8 cm pada sampel 2.

Dapat disimpulkan bahwa beton dengan campuran zat adiktif, beton


menjadi lebih cair sedangkan beton dengan campuran flyash menjadi lebih
padat dari sampel uji yang lain.
Menurut PBI 1971 untuk beton balok dan kolom memiliki batas nilai
Slump 7,5 – 15 cm. Jadi, sampel beton yang kami uji berada pada standar
normal untuk sampel 1,2, dan 3 yaitu 12cm, 8 cm, dan 14 cm artinya mutu
beton baik. Sedangkan untuk sampel 4 melebihi standar yaitu 20 cm yang
artinya mutu beton kurang baik.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 132


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

12.11 DAFTAR PUSTAKA


https://lauwtjunnji.weebly.com/pengukuran-slump.html
https://lauwtjunnji.weebly.com/uploads/1/0/1/7/10171621/sni-1972-
2008_cara_uji_slump_beton.pdf

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 133


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

BAB XIII

KEKUATAN TEKAN BETON

( SNI 1974 – 2011 )

13.1. MAKSUD DAN TUJUAN


13.1.1 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton
berbentuk silinder dan kubus yang dubuat dan dimatangkan (curing) di
laboratorium.
13.1.2 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan beton
sebagai nilai uji beton sesuai dengan standar untuk mendapat mutu kuat
beton yang baik.
13.2. DASAR TEORI
Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam
keadaan standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung
lainnya. Maksud dari konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan
waktu mulainya pengikatan semen mulai dari dicampurnya semen dengan air.
Dan juga menentukan kadar air yang sesuai dalam semen Portland dalam waktu
yang ditentukan. Karena jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi
workability pasta semen itu sendiri.
Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang
dibutuhkan pada penyiapan pasta semen untuk pengujian. Hidrasi semen adalah
reaksi yang terjadi antara komponen-komponen atau senyawa-senyawa semen
dengan air menghasilkan senyawa hidrat. Reaksi semen tersebut akan
menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas (mutu) beton.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 134


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

13.3. WAKTU DAN PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2018
Jam : 16:00 s.d selesai
Tempat : C-105

13.4. ALAT DAN BAHAN UJI


13.4.1. Alat Uji
1. Cetakan Kubus

Gambar 13.4.1.a. (Cetakan Kubus)


2. Tongkat Pemadat

Gambar 13.4.1.2 (Tongkat Pemadat)


3. Sekop

Gambar 13.4.1.3 (Sekop)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 135


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Timbangan

Gambar 13.4.1.4 (Timbangan)


5. Mesin Kuat Tekan

Gambar 13.4.1.5 (Mesin Kuat Tekan)


6. Talam

Gambar 13.4.1.6 (Talam)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 136


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

13.4.2 Bahan
1. Semen Portland

Gambar 13.4.a. (Semen Portland)


2. Fly ash 3%

Gambar 13.4.2.b. (Fly Ash)


3. Agregat Halus

Gambar 13.4.2.c. (Agregat Halus)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 137


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

4. Agregat Kasar

Gambar 13.4.d. (Agregat Kasar)


13.5. Langkah Kerja
1. Setelah pencetakan selama 24 jam, buka cetakan dan keluarkan beton
komposisi 2 dan 3.

Gambar 5.1.a (Mengeluarkan beton)

2. Lalu rendamlah beton komposisi 2,dan 3 dalam bak perendam berisi air.

Gambar 5.1.b. (Merendam Beton)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 138


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

3. Ambil beton Komposisi 2 dan 3 yang telah direndam selama 7 hari,setelah itu
keringkan beton selama 30 menit – 1 jam.

Gambar 5.1.c (Mengeringkan Beton)


4. Setelah itu Timbang beton Komposisi 2 dan 3 yang telah kering.

Gambar 13.5.d (Beton ditimbang)


5. Letakkan beton Komposisi 2 dan 3 pada mesin kuat tekan.

Gambar 13.5.e. (Meletakan Beton Pada Mesin Kuat Tekan)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 139


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

6. Nyalakan mesin kuat tekan angkat tuas perlahan sampai jarum merah pada
dial berhenti bergerak.Setelah jarum hitam pada dial menurun, tuas
diturunkan sampai pada posisi awal

Gambar 13.5.f. (Menyalakan Mesin Kuat Tekan)


7. Setelah itu cek keretakan dan kuat tekannya.

Gambar 13.5.g. (Cek Keretakan Beton)

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 140


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

13.6. TABEL DATA

No Jenis Material Umur Berat Nilai Tekan Keterangan


(Hari) Sampel (gr) (KN) Sampel
1 Beton Kubus K-300 7 hari 7315 gr 156,5 kn
2 Beton Silinder K-300 14 hari 11480 gr 151 kn Beton
Normal
3 Beton Silinder K-300 21 hari 11485 gr 182

13.7. RUMUS

Berat Sampel
Berat Isi = Volume Sampel

P
Kuat Tekan Beton = A

(Pembacaan Dial x 101,97)


Konversi Kuat Tekan= [ ] x angka kalibrasi
luas Benda Uji

Keterangan :
Angka Kalibrasi = 1,28

13.8. PERHITUNGAN
` Berat Isi
7315
Berat Isi 1 = = 2,16 gr/cm3
3375
11480
Berat Isi 2 = = 2,2 gr/cm3
5298,75
11485
Berat Isi 3 = = 2,17 gr/cm3
5298,75

Kuat Tekan Beton


156,5
Kuat Tekan Beton 1 = 225 = 0,7
151
Kuat Tekan Beton 2 = 176,625 = 0,85
182
Kuat Tekan Beton 3 = 176,625 = 1,03

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 141


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

Konversi Kuat Tekan

156,5 𝑥 101,97
Konversi Kuat Tekan 1 = [ ] x 1,28
225

= 90,78 kg/cm2
151 𝑥 101,97
Konversi Kuat Tekan 2 = [ ] x 1,28
176,625

= 111,58 kg/cm2
182 𝑥 101,97
Konversi Kuat Tekan 3 = [ ] x 1,28
176,625

= 134,49 kg/cm2

13.9. TABEL REKAPITULASI

No Jenis Material Berat Isi Kuat Tekan Konversi Keterangan


( gr/cm3 ) (Mpa) Kuat Tekan
(kg/cm2)
1 Kubus K-300 2,16 156,5 90,78 Beton Flyash
2 Silinder K-300 2,2 151 111,58
Beton
3 Silinder K-300 2,17 182 134,49 Normal

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 142


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

13.10. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan, didapat data bahwa sampel uji
beton campuran pozzolith 0,5% dan flyash 3% memiliki nilai kuat tekan paling
besar yaitu 209,99 kg/cm2 untuk beton 7 hari dan 279,31 kg/cm2 Dan beton
dengan campuran Fly Ash 3% memiliki nilai kuat tekan paling rendah yaitu
190,56 kg/cm2 untuk beton 7 hari dan 181,86 kg/cm2 untuk beton 14 hari.
Dapat disimpulkan bahwa beton dengan campuran zat adiktif, beton
menjadi lebih kuat terhadap tekanan dari pada beton yang di campur hanya
dengan flyash saja.

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 143


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

13.11 DAFTAR PUSTAKA

http://strong-indonesia.com/artikel/uji-kuat-tekan-beton/

http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/pemeriksaan-kuat-tekan-beton.html

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 144


[LAPORAN BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI
MATERIAL] KELOMPOK 12

PENUTUP
Dengan penjelasan pada setiap bahasan dilaporan ini mudah-mudahan
kelompok kami dapat memberikan informasi yang dapat membantu pembaca untuk
menyelesaikan masalah yang ada seputar materi pembahasan Bahan Bangunan Dan
Pengganti Material. Semoga pembaca dapat menerapkannya materi ini pada kehidupan
sehari-hari.
Sekian laporan yang kami tulis, Terimakasih kepada para pembaca yang sudah
membaca laporan ini. Akhir kata kami ucapkan,

Wassalamualaikum wr.wb

penyusun

PROGRAM STUDI -TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA 145

Anda mungkin juga menyukai