Tauhis
Tauhis
Prinsip pertama yang harus diyakini secara bulat dan penuh, adalah bahwa Allah
sebagai rabb al-‘alamin (Tuhan seru sekalian alam). Secara harfiah, diambil dari
rangkaian kata : rabba-yarubbu-rubban, yang artinya mencipta, mengasuh, memimpin,
menguasai, dan mengatur, mendidik. Prinsip ini kemudian dikenal dengan tauhid
rububiyyah. Bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa, dan
pengatur alam seisinya, tidak ada yang ikut serta di dalamnya (Abdul Wahid hasyim,
K.H, 2002 : 16)
Bahwa seluruh manusia telah tertanam benih-benih tauhid rububiyah. Mereka
mengetahui dan yakin (knowledge and believe) bahwa alam ini tidak wujud dengan
sendirinya, tapi diwujudkan oleh Dzat Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Semua
manusia, bahkan tumbuhan, binatang, kompak dan sepaham, dalam satu aqidah ini.
Bahkan iblis sekalipun tidak mengingkari hal ini, karena ia tahu langsung, ketika Allah
hendak mencipta Adam (Q.S. al-Baqarah (2) : 30-39). Semua manusia memang sudah
memiliki benih-benih tauhid Rububiyah ini, karena seluruh roh manusia pernah berikrar
di hadapan Allah, bahwa RABB mereka hanyalah Allah, seperti yang diceritakan Allah
dalam Surat al-A’raf : 172 :
علَى اَ ْنفُ ِس ِه ْم ُ َواِ ْذ اَ َخذَ َرب َُّك ِم ْن َبنِى ادَ َم ِم ْن
َ ظ ُه ْو ِر ِه ْم ذُ ِريَّتَ ُه ْم َواَ ْش َهدَ ُه ْم
َع ْن هذَا غَافِ ِليْن َ ش ِه ْدنَا اَ ْن تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة اِنَّا ُكنَّا
َ اَلَ ْستُ بِ َر ِب ُك ْم قَالُ ْوا بَلَى
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari punggung mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka , “Bukankah Aku ini Rabbmu ?” mereka menjawab,
“Benar, kami menjadi saksi”. Supaya di hari akhirat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang lengah, tidak tahu menahu, tentang hal ini (keesaan Allah).
Q.S. Al-A’raf :172
Oleh karena itu, aqidah Islam mensyaratkan manusia untuk memurnikan pikiran,
dan perasaan yang menimbulkan keyakinan, bahwa “Tidak ada keterlibatan pihak lain
selain Allah dalam urusan penciptaan, pemeliharaan, penguasa dan pengatur alam
semesta seisinya ini”. Misalnya; sebidang tanah ada yang menguasai (danyang), laut
selatan dalam kekuasaan Nyi Rara Kidul, sehingga ia takut dengannya. Dst.1
Jika di sarikan seluruh arti bahasa tersebut, maka pengertian ilah adalah : sesuatu (= ......)
Yang dicintai, dirindukan, dicari, dicenderungi, dimintai pertolongan, dibutuhkan dst,
sedemikian rupa sehingga ia rela diperhamba oleh sesuatu (=.....) Itu
Atau :
“Segala Sesuatu yang mendominir dirinya, sehingga ia rela dominir olehnya”.
1
Tauhid Rububiyyah: 2:21, 2:131, 2:139, 3:51, 3:193, 5:28, 5:72, 5:117, 6:45, 6:71, 6:100,
Dengan pengertian ini maka, seseorang yang telah menyatakan secara dewasa bahwa Allah
sebagai satu-satunya ilah, dengan mengucapkan syahadatain, maka dituntut melakukan
tindakan ketaatan secara penuh dengan menjalankan syari’at Islam. Beribadah hanya
kepada Allah dengan ketentuan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dan tidak melakukan
peribadatan lain, baik ritual maupun muamalah yang tidak diajarkan dan dicontohkan
Rasulullah.
Dengan kata lain, sebagai postulat akal (dalil akal) bahwa tauhid uluhiyah
merupakan fungsi dari tauhid rububiyah yang murni dan konsekwen. 2
2
Tauhid Uluhiyyah: 1:5, 2:21, 2:22, 2:83, 2:126, 2:131, 2:132, 2:133, 2:136, 2:139, 2:163, ,