Anda di halaman 1dari 5

5.

Sistem Pengapian

Komponen system pengapian yang biasa di tune-up antara lain:

a. Busi

Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi atau sebelum penyetelan

celah katup. Alasannya, pada pengukuran tekanan kompresi maupun penyetelan celah

katup busi dalam keadaan tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang optimal.

Saat pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk

memasukkan ujung alat pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi

sebaiknya dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi kebersihan dan celah

elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas dengan ampelas besi dan elektroda

positif dan elektroda negatif tidak boleh berhubungan. Karena itu, harus disetel celahnya.

Adanya kotoran pada kedua elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan

loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda busi perhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda tengah dengan insulatornya,

berarti tipe busi yang digunakan cocok.

2) Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru, berarti tipe businya

terlalu dingin.

3) Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada elektrodanya, berarti tipe

businya terlalu panas.


Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe panas kurang tahan terhadap

panas, tipe dingin tahan terhadap panas. Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.

b. Kabel busi

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera dipasang. Periksa kondisi tutup

distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah menyervis

platina dengan tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas pengapian dipengaruhi

oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun, kabel busi harus diperiksa atau

diservis terlebih dahulu daripada businya, karena kabel busi merupakan pengantar untuk

lewatnya arus tegangan tinggi ke busi.

Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.


Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan kualitasnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang besar pada busi. Isolasi kabel busi harus

memenuhi syarat, karena listrik yang dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt).

Isolasi kabel busi yang sudah usang harus diganti kabelnya. Penggantian kabel busi

sebaiknya satu unit, dengan harga yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal

harganya, semakin baik kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan timbulnya crossfire,

yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sehingga busi yang kabelnya terkena

induksi meloncatkan bunga api liar dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire

menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga mesin menjadi turun. Untuk mengecek kabel

busi biasanya besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm meter, jika besarnya tahanan

tidak sesuai dengan standartnya maka kabel busi diganti dengan yang baik.

c. Tutup distributor

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan pemeriksaan kabel-

kabel busi dan servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk meng¬hemat waktu kerja. Jika

pemeriksa¬an tutup ditributor dilakukan se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi

pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut:

1) Tidak retak.

2) Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik tegangan tinggi tidak

aus.

3) Bisa menutup dengan rapat.


Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian atas tutup

tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air yang terjebak di dalam

tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air bisa keluar sehingga distributor

tetap kering.

d. Platina

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya yang harus diservis

adalah platina. Platina terletak di dalam distributor. Platina perlu diperiksa atau diservis

terlebih dahulu sebelum menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Jika platina disetel

setelah penyetelan saat pengapian dan putaran stasioner, akan terjadi pengulangan kerja.

Setelah platina dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat

pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, saat pengapian

akan maju sedikit. Sebaliknya, jika celah platina lebih sempit, saat pengapian akan

mundur.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar,

putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina semakin kecil, putaran

stasioner akan naik sedikit. Meskipun perubahan putaran stasioner tersebut tidak begitu

besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis. Kondisi permukaan kontak platina

sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan bunyi mesin. Jika permukaan platina

kotor, putaran stasioner akan turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran

stasioner akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah penyetelan putaran

stasioner dan campuran gas.


Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar. Perhatikan kabel yang

bisa menyebabkan hubungan singkat dengan bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi

mesin mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api pada busi. Apabila mobil sudah

menggunakan CDI maka tidak perlu melewati tahapan ini.

6. Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel celah katup. Selama

penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya. Biarkan mesin tanpa busi

untuk sementara, hingga penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan memperoleh keuntungan

sebagai berikut:

a. Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi masing-masing

silinder.

b. Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah mencapai titik puncaknya

atau belum.

c. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

d. Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1) Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.

Anda mungkin juga menyukai