Anda di halaman 1dari 26

Argentometri

Argentometri
Metode volumetri dengan menggunakan larutan AgNO3 sebagai pereaksi utama, dengan dasar

reaksi pembentukan endapan (presipitimetri)

Syarat Argentometri
=> Ksp endapan harus kecil shg mudah terbentuk dan mantap
=> Reaksi pembentukan endapan harus cepat
=> Hasil titrasi tidak menyimpang akibat adsorbsi/kopresipitimetri
=> Titik Akhir harus teramati dan tajam
Hubungan KSP Dengan Pembentukan Endapan

Reaksi argentometri:

NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3

AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl-(aq)


Ksp s s

s = solubility/kelarutan endapan dlm pelarut murni


Ksp = Konstanta Solubility Product/ hasil kali kelarutan
Contoh Soal

Hitung kelarutan endapan AgCl dalam pelarut murni!


Ksp AgCl = 1 x 10-10

Jawab:
Jadi endapan AgCl: mengion sebanyak s = 1 x 10-5 dlm air murni,
dan mulai mengendap pada:
[ Ag+ ] = s = 1 x 10-5
[ Cl- ] = s = 1 x 10-5

Note
[Ag+][Cl-] < Ksp AgCl → belum ↓
[Ag+][Cl-] = Ksp AgCl → mulai ↓
[Ag+][Cl-] > Ksp AgCl → sudah ↓
Larutan AgNO3

➢ Oksidator kuat, reaksi:


Ag+ + e- → Ag(s) Eo = + 0,80

➢ Mudah rusak oleh zat2 organik, tereduksi menjadi


cermin perak

➢ Mudah terurai oleh cahaya

➢ Umumnya dipakai pada pH netral

➢ Mudah larut dalam air


Argentometri berdasarkan indikator (Titik Akhir)

 Cara Mohr
indikator K2CrO4 (endapan berwarna merah bata)

 Cara Fajans
indikator adsorpsi (endapan merah jambu)

 Cara Volhard
indikator Fe3+ (pembentukan senyawa kompleks berwarna)
Cara Mohr

Menggunakan larutan K2CrO4 sebagai indikator yang akan membentuk


endapan berwarna merah coklat dengan kelebihan AgNO3.

Reaksi:

NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3


putih,Ksp=1 x 10-10

K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2CrO4(s) + 2KNO3


merah bata,Ksp=2 x 10-12
Larutan harus dalam suasana netral
 Jika larutan bersifat asam
H+ + CrO4-2→ HCrO4-
 Jika larutan bersifat basa
Ag+ + OH-→ AgOH

Cara Mohr hanya boleh dilakukan untuk larutan netral atau dapat
dinetralkan
=> Bila larutan bereaksi dengan asam, dapat dinetralkan dengan
boraks, MgO, atau NaHCO3
=> Saat penitaran hindarkan perak nitrat dari cahaya langsung
Kelemahan titrasi Mohr adalah jika terjadi kelebihan
titran akan menyebabkan indikator mengendap sebelum
titik ekivaklen tercapai, sehingga titik akhir titrasi tidak
akurat.

Selain itu indikator kalium kromat juga harus dengan


konsentrasi tertentu, jika kelebihan warna kalium
kromat akan menjadi kuning sehingga perubahan warna
pada saat titik ekivalen sulit dilihat karena kalium
kromat bereaksi dengan AgNO3 membentuk
Ag2Cr2O4 yang berwarna krem.
Cara Fajans
Menggunakan indikator adsorpsi, yang berupa asam/basa organik lemah,
yang muatannya berlawanan dengan ion titran, dan menghasilkan warna
yang tajam pada titik akhir
Contoh indicator : fluoresin, diklorofluoresin, eosin

Contoh dengan indikator fluoresin:

Reaksi:
NaCl + AgNO3 → AgCl(s) + NaNO3
Putih
Fl - + AgNO3 → AgFl(s) + NO3-
Merah jambu

Titik akhir : dari larutan kuning kehijauan, terbentuk endapan pink yang
menggumpal.
Jumlah ion Cl- masih berlimpah, teradsorbsi pada
permukaan inti2 AgCl(s) membentuk lapisan primer
bermuatan negatif.

Endapan terdispersi berupa koloid


Ion Cl- habis, inti2 AgCl(s) mulai menyatu dan menggumpal.

Kelebihan ion Ag+ teradsorb ke permukaan endapan, lalu menarik ion


Fl- yg lemah, menghasilkan AgFl(s) merah jambu di permukaan AgCl(s)
Catatan
 pH larutan harus dikontrol jangan sampai terlalu rendah karena akan
mengurangi jumlah Fl- .
 HFl denga Ka= 10-7 dilakukan dalam keadaan netral (pH ± 7).
 Diklorofluoresin dititar pada pH ± 4.
 Eosin dapat dipakai sebagai indikator pada pentitaran Br-, I-, dan CNS- dengan
pH 2
 Saat penitaran jangan sampai endapan terkena sinar matahari langsung
karena sebagian AgCl ada yang pecah sehingga sebelum titik akhir berubah
warna jadi violet sampai abu – abu.
Cara Volhard
Menggunakan indikator Fe3+ untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat

Reaksi :

I. NaCl(aq) + AgNO3(aq) →AgCl(s) + NaNO3 + AgNO3


berlebih terukur putih,Ksp=1 x 10-10 sisa

II. AgNO3(aq) + KCNS → AgCNS(s) + KNO3


sisa putih,Ksp= 1 x 10-12

II. 2Fe3+ + 6KCNS → Fe [ Fe(CNS)6 ] + 6K+


Kuning larutan merah
Ksp dan s AgCl(s) > Ksp dan s AgCNS(S)

Endapan AgCl yg sudah terbentuk dpt dipengaruhi oleh ion


penitar KCNS
Ditambahkan nitrobenzene untuk menyelimuti/melindungi
AgCl(s)
Catatan
 Harus dilakukan pengocokan untuk menghindari diabsorbsinya ion Ag+ oleh endapan.

 Reaksi : AgCl + CNS - → AgCNS (s)


Untuk menghindari pembentukan AgCNS, endapan harus dipisahkan dulu dengan
cara melindungi AgCl dengan nitrobenze (1 ml).
Pengaruh PH dalam Argentometri

 Jika pH terlalu basa


Akan terjadi hidrolisis pada pereaksi, terutama ion Ag+

 Jika pH terlalu asam:


Indikator2 yang berupa asam lemah akan terhidrolisis, menjadi
spesies yg berbeda dan kehilangan fungsinya sebagai indikator.
Co: fluoresin pada fajans:
HFl ↔ H+ + Fl-
Contoh Praktikum

Alat yang digunakan Bahan yang digunakan

a. Batang pengaduk a. Larutan AgNO3 0,1 N


b. Botol timbang b. Larutan NaCl 0,1 N
c. Buret 50 ml c. Larutan K2CrO4 5%
d. Corong d. Indikator flouresein
e. Erlenmeyer 250 ml e. Sampel garam dapur
f. Kaca arloji f. Sampel air laut
g. Klem dan statif g. Aquadest
h. Labu ukur 100 ml
i. Labu ukur 250 ml
j. Neraca analitik
k. Pipet gondok 25 ml
l. Pipet tetes
m. Pipet volume 10 ml
A. Standarisasi larutan AgNO3 dengan menggunakan larutan NaCl 0,1 N
1. Dipipet 10 ml larutan baku NaCl 0,1 N ke dalam Erlenmeyer
2. Ditambahkan 1 ml larutan K2CrO4 5%
3. Dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga larutan berwarna coklat
4. Dikocok hingga warna tidak hilang dan dicatat volume yang dibutuhkan

B. Penetapan kadar Cl dalam air laut (Metode Mohr)


1. Ditimbang 10 gram larutan cuplikan ke dalam botol timbang, diencerkan hingga
100 ml dengan aquadest
2. Dipipet larutan tersebut 25 ml ke dalam Erlenmeyer
3. Ditambahkan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga larutan berwarna coklat merah yang tidak
hilang setelah dikocok
5. Dicatat volume yang dibutuhkan
C. Penetapan kadar Cl dalam garam dapur (Metode Mohr)
1. Ditimbang 0,6 gram garam dapur, dilarutkan ke dalam aquadest dan
diterakan dalam labu ukur 100 ml
2. Dipipet larutan tersebut 25 ml ke dalam Erlenmeyer
3. Ditambahkan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga larutan berwarna coklat
merah yang tidak hilang setelah dikocok
5. Dicatat volume yang dibutuhkan

D. Penetapan kadar Cl dalam air laut (Metode Fajans)


1. Ditimbang 10 gram larutan cuplikan ke dalam botol timbang,
diencerkan hingga 100 ml dengan aquadest
2. Dipipet larutan tersebut 25 ml ke dalam Erlenmeyer
3. Ditambahkan 5 tetes indikator flouresein
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah muda
5. Dicatat volume yang dibutuhkan
E. Penetapan kadar Cl dalam garam dapur (Metode Fajans)
1. Ditimbang 0,6 gram garam dapur, dilarutkan ke dalam aquadest dan
diterakan dalam labu ukur 100 ml
2. Dipipet larutan tersebut 25 ml ke dalam Erlenmeyer
3. Ditambahkan 5 tetes indikator flouresein
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah muda
5. Dicatat volume yang dibutuhkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai