Anda di halaman 1dari 5

SISTEM KENDALI REKRISTALISASI AIR GARAM DALAM

PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS GARAM


MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC CONTROL

PROPOSAL TESIS
MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

ACH. DAFID
NIM. 196060300111004

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu komoditas yang strategis dalam skala nasional adalah komoditas
garam[1]. Indonesia merupakan negara penghasil garam untuk menyuplai kebutuhan
garam nasional. Garam yang dihasilkan berupa garam konsumsi dan garam
Industri. Garam tersebut diproduksi dari hasil garam rakyat[1]. Tahapan pembuatan
garam yang diproduksi oleh rakyat terdiri dari pengambilan dan penampungan air
laut, penuaan air laut, kristalisasi air laut dan tahap terakhir adalah panen dan
pemadatan garam[2].
Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembuatan garam.
Permasalahan tersebut diantaranya kualitas garam rakyat yang dihasilkan rata-rata
dengan persentase NaCl 85%[3]. Hal tersebut terjadi karena teknik dan alat yang
digunakan dalam mengolah garam masih dikatakan tradisional belum
menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas garam[4]. Sedangkan garam
yang diharapkan memiliki persentase lebih dari 94% NaCl. Kondisi lain kualitas
produksi garam yang rendah serta garam impor yang semakin banyak masuk ke
Indonesia membuat harga garam nasional semakin tertekan yang pada akhirnya
berdampak pada kesejahteraan petani garam[5].
Beberapa teknologi yang digunakan dalam pembuatan garam, diantaraya
teknologi rekristalisasi dengan pengikat pengotor CaO, Ba(OH)2, dan
(NH4)2CO3[6]. Teknologi ini berupa Garam bledug kuwu dilarutkan kedalam air
panas kemudian ditambahakan bahan pengikat pengotor yang terakhir diuapkan
pelarutnya sehingga berbentuk kristal. Terbentuk kristal garam sebanyak 4,3175 g
dan didapatkan rendemen sebesar 86,35 %. Kadar kemurnian garam ditentukan
melalui metode titrasi menggunakan AgNO3[6].
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Nurul dan Aprilianti dalam
penelitiannya proses rekristalisasi dengan cara melarutkan kembali garam rakyat
dalam aquadest sampai jenuh lalu di-treatment secara kimia dengan menambahkan
reagen Ca(OH)2 untuk mengendapkan ion Mg2+ dan Na2CO3 untuk mengendapkan
ion Ca2+ [7]. Larutan selanjutnya disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian
dikristalkan kembali dengan cara memanaskan dengan oven. Kristal garam yang
didapatkan kemudian dianalisa untuk mengetahui kadar NaCl, Ca, dan Mg.
Teknologi lain yang digunakan dalam proses rekristalisasi adalah metode
rekristalisasi dengan penambahan koagulan pac[8]. Proses pemurnian ini secara
garis besar dilakukan dengan tiga tahap: tahap pertama (koagulasi), yaitu dengan
menambahkan ion dengan muatan yamg berlawanan agar menimbulkan
destabilisasi partikel koloid sehingga lapisan difusi akan mengecil dan
memungkinkan bekerjanya gaya tarik menarik antar partikel. Koagulannya adalah
PAC dan penambahan NaOH dan Na2CO3 yang ditambahkan ke dalam larutan
garam dan dilakukan pengadukan. Na2CO3 ditambahkan terlebih dahulu sebelum
NaOH.Tahap kedua (flokulasi), dengan penambahan flokulan untuk membentuk
flok-flok yang lebih besar dan lebih berat, akibatnya densitas padatan yang
terbentuk menjadi lebih besar dan laju pengendapan menjadi naik. Flokulasi
dilakukan dengan pengadukan lambat untuk mencegah pecahnya flok tersebut.
Tahap ketiga (sedimentasi), semua flok-flok yang terbentuk akan turun ke dasar
wadah memisahkan diri dari larutan dengan percepatan maksimum padatan sesuai
konsentrasinya Tahap keempat (Filtrasi), yaitu dengan melewatkan fluida yang
telah terpisah dari endapannya pada medium penyaringan. Sampai dengan saat ini
banyak teknologi yang digunakan dalam pembuatan garam tetapi biaya produksi
dengan harga jual berbanding terbalik, lebih mahal biaya produksi dibandingkan
laba yang diperoleh.
Dari permasalahan diatas penulis berencana akan membuat suatu alat dengan
sistem kendali suhu pada proses rekristalisasi air garam. Sistem ini dimulai dari
proses penyulingan air garam rekristalisasi atau air garam mencapai 25% (air
garam tua). Hasil proses penyulingan akan dibaca oleh sensor kadar garam. valve
akan membuka jika air garam rekristalisasi mencapai nilai 25. Proses selanjutnya
pendidihan air garam yang sudah mencapai 25%. Pendidihan air garam dilakukan
dengan pembakaran hingga mencapai 100oC. Metode Fuzzy Logic Control
difungsikan untuk mengatur stabilitas suhu pada rumah kaca, sehingga dihasilkan
garam yang memiliki kualitas tinggi.
Harapannya penelitian ini mampu menghasilkan garam murni lebih dari 94%
NaCl. Garam tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar garam konsumsi
bahkan jika lebih dari 94% NaCl dapat dijadikan sebagai bahan dasar garam
industri. Disamping sisi kualitas harapannya dalam penelitian ini dapat
menghasilkan kuantitas garam lebih banyak dibandingkan proses manual, dengan
tidak mengabaikan sisi kebutuhan produksi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana proses penyulingan air garam menjadi air garam 25 ?
b. Bagaimana proses pembakaran air garam rekristalisasi ?
c. Bagaimana sistem rekristalisasi air garam yang akan dibangun?
d. Bagaimana mengintegrasikan sistem rekristalisasi air garam dengan metode
fuzzy logic control?

1.3. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
a. Alat yang dibuat berupa purwarupa (prototype).
b. Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino Mega 2560.
c. Proses pengujian menggunakan skala.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian sistem kendali rekristalisasi air garam dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas garam menggunakan metode fuzzy logic control
adalah
a. Membuat proses penyulingan air garam menjadi air garam 25.
b. Membuat sistem proses pembakaran air garam rekristalisasi.
c. Membuat sistem rekristalisasi air garam yang akan dibangun.
d. Mengintegrasikan sistem rekristalisasi air garam dengan metode fuzzy logic
control.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian sistem kendali rekristalisasi air garam dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas garam menggunakan metode fuzzy logic control
adalah
a. Memberikan informasi mengenai potensi persediaan garam rakyat nasional
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
b. Memberikan informasi cara pemurnian garam rakyat dengan proses
rekristalisasi.
c. Mampu memberikan kontribusi pengetahuan mengenai variabel terbaik yang
berpengaruh untuk mendapatkan garam rakyat yang lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Salim, Zamroni. dkk. 2016. Info Komoditi Garam. Badan Pengkajian dan
Pengembangan Perdagangan. Jakarta : AMP Press.
[2] Efendy, M., Heryanto, A., Sidik, R. F., Muhsoni, F. F. (2016). Perencanaan
Usaha Korporatisasi Usaha Garam Rakyat. Jakarta: Sekretariat Direktorat
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
[3] Gatra. (2015). Hingga Akhir 2015, Kebutuhan Garam Nasional 2,6 Juta
Ton. Diunduh tanggal 2 Desember 2019 dari http://www.gatra.
com/ekonomi/industri/143400-hingga-akhir-2015,-kebutuhangaram-
nasional-2,6-juta-ton.
[4] Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2014). Laporan Kinerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP).
[5] Wiraningtyas, Agrippina. Dkk.2017.Peningkatan Kualitas Garam Menjadi
Garam Industri di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Jurnal
Karya Abdi Masyarakat, Volume 1 No 2 Tahun 2017. ISSN: 2580-1120.
[6] Maulana, Khoironni Devi. Dkk.2017. Peningkatan Kualitas Garam Bledug
Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO,
Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Journal of Creativity Student, Volume 1 Tahun
2017. ISSN : 2502-1958.
[7] Gustiawati, Nurul. Dkk. 2016. Peningkatan Kualitas Garam Rakyat Dengan
Metode Rekristalisasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
[8] Variyana, Veni. Dkk. 2015. Inovasi Teknologi Alat Pemurnian Garam Dari
Impuritiesnya Menghasilkan High Sodium Chloride Melalui Metode
Rekristalisasi Dengan Penambahan Koagulan Pac. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai