Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA PUPUK ORGANIK

TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Drechslera spp.)


PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

ABDUL NAIKSON DAMANIK


010302036
HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-2-

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA PUPUK ORGANIK


TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Drechslera spp.)
PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

ABDUL NAIKSON DAMANIK


010302036
HPT

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Dapat


Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Komisi Pembimbing

( Ir. Lahmuddin Lubis MP ) ( Ir. Syamsinar Yusuf, MS )

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-3-

ABSTRAK

Abdul Naikson Damanik’’ Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk


Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun (drechslera maydis L.) Pada
Tanaman Jagung (zea mays L.).” dengan komisi pembimbing Bapak
Ir. Lahmuddin Lubis, MP selaku ketua dan Ir. Syamsinar Yusuf, MS selaku
anggota.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa
pupuk organik terhadap perkembangan penyakit hawar daun (Drechslera spp.)
pada tanaman jagung (Zea mays L.).
Penelitian ini dilakukan di lahan areal kebun percobaan tanaman buah
(KPTB) Tongkoh, Berastagi dengan ketinggian tempat ± 1342 meter diatas
permukaan laut. Penelitian dimulai pada bulan November 2006 sampai mei 2007.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
non faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu: P0 (kontrol) P1 Pupuk
Kandang dari kotoran ayam P2 (Pupuk kandang dari kotoran lembu) P3 (Pupuk
kandang dari kotoran kambing) P4 (pupuk organik Green giant dan P5 (pupuk
organik jaya tani) desngan dosisi 480 g / tanaman. Parameter yang diamati adalah
Intensitas serangan (%) dan produksi pipilan kering jagung (ton/ha).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik menunjukan
pengaruh yang nyata terhadap serangan hawar daun jagung pada pengamatan 7
MST, dan pengaruh yang sangat nyata pada pengamatan 8 dan 9 MST, tidak
berpengaruh nyata pada pengamatan 6 MST. Rataan intensitas serangan tertinggi
terdapat pada perlakuan P0 yaitu sebesar 23,13% dan P3 yaitu sebesar 20,58%
dan yang terendah pada P4 yaitu sebesar 7.33%. Produksi tertinggi adalah P4
seberat 6,18 kg/plot atau 10,3 ton/ha dan terendah pada perlakuan P0 yaitu seberat
3.13 kg/plot atau 5,2 ton/ha.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-4-

ABSTRACT

The effect of organic fertilizer for leaf spot diseases at the corn crops. It

guided by counselor lecturers Ir. Lahmuddin Lubis, MP and Ir. Syamsinar Yusuf,

MS.

Research purposed to know the effect of organic fertilizers of leaf spot on

corn crops. Research has been done from Februari to Juny 2007 at KPTB,

Tongkoh, Berastagi.

The methods research was used Randomized Block Design Non Factorial,

with 6 treatments and 4 replication of organic fertilizers. They are P0 : control

480g/plant, P1 : chicken organic fertlizers 480g/plant, P2 : cow organic fertilizers

480g/plant, P3 : goat organic fertilizers 480 g/plant, P4 : green giant compost 480

g/plant, P5 : jaya tani compost 480 g/plant.

The result showed that organic fertilizers take significant effect of the leaf

spot diseases at 7 weeks after planting, very significant at 8 and 9 weeks after

planting, but not significant at 6 weeks after planting. The highest diseases

intensity is P0 : 23,13%, and P3 : 20,58%, and the lowest is P4 : 7.33%. The

highest production is P4 : 6,18 kg/plot or 10,3 tons/ha. The lowest production is

P0 : 3.13 kg/plot or 5,2 tons/ha.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-5-

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan yang sangat penting bagi

manusia dan ternak. Di Indonesia jagung merupakan bahan pokok kedua setelah

padi. Sedangkan berdasarkan urutan bahan makanan pokok dunia, jagung

menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi (Anonimus, 1993).

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang dapat digunakan

untuk menggantikan beras sebab jagung memiliki kandungan protein, karbohidrat

dan kalori yang hampir sama yang terkandung pada beras. Oleh karena itu

distribusi penanaman jagung terus meluas di berbagai negara di Dunia begitu

juga di Indonesia, karena tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang luas

didaerah tropis (Rukmana, 1997).

Di Sumatera Utara terjadi penurunan luas panen dan produksi jagung

dari tahun 2000 sampai tahun 2002, hal ini karena pada tahun 2000 – 2001 terjadi

serangan penyakit hawar daun disentra produksi utama yaitu di kabupaten Karo.

Di Deli Serdang juga terjadi penurunan luas panen dari 25967 ha menjadi

20967 ha dan produksi 78914 ton menjadi 67483 ton (Anonimus, 1993).

Dalam usaha meningkatkan produksi jagung baik secara kuantitatif

maupun kualitatif diperlukan tindakan perbaikan teknik budidaya yang tepat

seperti pengolahan tanah yang baik, pemupukan yang sesuai, penggunaan varietas

yang unggul, pengaturan jumlah populasi dan jarak tanam serta pengendalian

hama dan penyakit (Efendi, 1995).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-6-

Tanaman jagung seperti halnya tanaman lainnya tidak terlepas dari

permasalahan hama dan penyakit di lapangan. Tanaman jagung sendiri memiliki

banyak penyakit terutama yang disebabkan jamur atau cendawan. Salah satunya

penyakit hawar daun Drechlera spp. (Adisarwanto dan Widyastuti, 2000).

Penyakit hawar daun adalah penyakit yang disebabkan oleh tiga jenis

spesies jamur Drechslera yaitu D. turcium, D. maydis,dan D. carbonum.

Hawar daun D. turcicum pertama kali diidentifikasi pada tahun 1878 di

Amerika Serikat. Umumnya penyakit ini banyak terdapat di daerah yang beriklim

dingin yang mengandug embun dengan suhu agak rendah. Pada tahun 1952,

penyakit ini dilaporkan banyak menyerang partanaman jagung di Amerika Serikat

dan menyebabkan kerugian yang sangat besar, terutama di Florida. Kehilangan

hasil mencapai 50% dan bila terjadi infeksi berat tanaman tidak dapat

menghasilkan (Robert, 1975).

Di Indonesia penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1917 pada

tanaman jagung di Sumatera Utara. Saat ini penyakit hawar daun Drechslera

tersebut sudah menyebar luas di Indonesia. Khusus Sumatera Utara saat ini

penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah yang sedang

dihadapi. Penyakit hawar daun Drechslera spp mulai berkembang di Sumatera

Utara sejak awal musim tanam 1999/2000 atau akhir tahun 1999, terutama di dua

kabupaten yaitu kabupaten Karo dan Simalungun. Selanjutnya penyakit ini telah

menyebar di kabupaten lain seperti Deli Serdang, Langkat, Dairi, Asahan, Tobasa

(Toba Samosir), Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan (Roliyah, 2000).

Upaya pengendalian telah banyak dilakukan termasuk dengan rekomendasi

penggunaan berbagai fungisida, namun hasilnya tetap kurang memuaskan.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-7-

Berdasarkan hal di atas perlu kiranya dilakukan penelitian guna mencari cara

alternatif pengendalian seperti penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa – sisa maluk hidup yang

diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai

(Novizan, 2003).

Pupuk organik merupakan salah satu terwujudnya pertanian organik. Data

yang diperoleh bahwa tanah di pulau Jawa umumnya mengandung bahan organik

dibawah 2 % sementara di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi

di Bandung menunjukkan sekitar 95% lahan di pertanian di Indonesia

menujukkan C-organik kurang dari 1 % padahal batas minimum bahan organik

dianggap layak untuk lahan pertanian yaitu antara 4–5 % (Musnamar, 2003).

Jenis – jenis pupuk organik :

1. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak dan

sisa – sisa makanan dari hewan ternak

2. Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang masih

hijau yang dibenamkan kedalam tanah dengan maksud untuk

menambah bahan organik dan unsur hara di dalam tanah.

3. Guano adalah pupuk yang berasal dari endapan kotoran dari

burung – burung laut yang terdapat didalam gua

4. Tinja manusia adalah pupuk yang berasal dari tinja manusia setelah

mengalami proses pengomposan ( Hasibuan, 2004 )

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-8-

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa pupuk organik terhadap

perkembangan penyakit hawar daun (Drechslera spp.) pada tanaman jagung (Zea

mays L.).

Hipotesa penelitian

Diduga ada pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perkembangan

penyakit hawar daun (Drechslera spp.) pada tanaman jagung (Zea mays L.).

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sebagai bahan informasi atau masukan bagi petani atau semua pihak yang

berkepentingan mencari alternatif metode pengendalian terhadap penyakit hawar

daun (Drechslera spp.).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
-9-

TINJAUAN LITERATUR

Tanaman Jagung

Menurut Anonimus (1993), tanaman jagung termasuk famili Graminiae,

dengan klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Monokotiledoneae

Ordo : Glumiflorae

Family : Graminieae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays

Tanaman jagung adalah tanaman semusim yang berbatang tinggi, tegak

dan biasanya tunggal yang dominan walaupun ada beberapa tunas (anakan),

kedudukan daunnya distik (dua baris daun yang keluar dalam kedudukan

berselang), dengan pelepah–pelepah daun yang saling bertindih dan

daun –daunnya lebar dan relatif panjang (Rukmana, 1997).

Sistim perakaran jagung terdiri atas akar – akar seminal dan akar udara.

Akar–akar seminal merupakan akar yang radikal atau akar primer ditambah

dengan sejumlah akar adventif pada dasar sari buku pertama diatas pangkal

batang. Akar–akar seminal ini tumbuh pada saat berkecambah. Pertumbuhan akar

seminal biasanya menuju arah bawah, berjumlah 3–5 akar atau antara 1-13 akar

(Rukmana, 1997).
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 10 -

Batang tanaman jagung beruas – ruas dengan jumlah ruas bervariasi

antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang kecuali pada

jagung manis sering tumbuh beberapa cabang yang muncul pada pangkal batang.

Panjang batang jagung berkisar antara 60 – 300 cm atau lebih tergantung pada tipe

jagung. Ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas batang bagian bawah

berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan

tajuk bunga betina. Bagian tengah batang terdiri atas sel – sel parenchym yaitu

selubang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras termasuk lapisan

epidermis (Rukmana, 1997).

Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun

memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dibatasi oleh

spicula yang beguna untuk menghalangi masuknya air, hujan, embun kedalam

pelepah (Suprapto, 1999).

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok–kelok dan jumlahnya antara 8–20 baris biji. Biji

jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm dan embrio

(Rukmana, 1997).

Syarat Tumbuh
Jagung dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas dan di daerah yang

beriklim sedang. Tumbuh baik pada temperatur 230C-270C. Suhu minimum yang

menghambat pertumbuhan jagung adalah 30C dan suhu maksimum 450C

(Suprapto, 1999).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 11 -

Tanaman jagung dapat tumbuh baik pada hampir semua jenis tanah akan

tetapi tanaman ini akan dapat tumbuh lebih baik pada tanah gembur, kaya akan

humus. Tanah yang padat serta kuat menahan air tidak baik untuk ditanami jagung

karena pertumbuhan akarnya tidak baik atau akarnya menjadi busuk

(Suprapto, 1999).

Untuk pertumbuhan tanaman dibutuhkan tanah yang bersifat netral.

Kemasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman jagung adalah 5,5–7,0. Tanah

dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah

barisan tegak lurus tehadap kemiringan tanah, dengan maksud untuk mencegah

erosi yang tejadi pada waktu hujan turun yang besar

(Tobing dkk., 1995).

Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah, baik di daerah

tegalan, sawah tadah hujan dan beririgasi, serta sebagian didataran tinggi.

Tanaman jagung ditanam pada awal musim hujan atau menjelang musim kemarau

(Subandi, 1988).

Biologi Penyebab Penyakit

Menurut Elis (2006) jamur penyebab penyakit ini dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Sub Divisio : Ascomiotina
Kelas : Laculoascomycetes
Ordo : Pleosporales
Famili : Pleossporaceae
Genus : Drechslera
Spesies : Drechslera spp.
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 12 -

Penyakit ini disebabkan oleh tiga jenis spesies Drechslera Yaitu

D. turcicum, penyebab penyakit hawar daun turcicum, D. maydis Nisk., penyebab

penyakit hawar daun maydis yang juga dikenal dengan nama Syn

Helminthosporium maydis (Nisk) Subrum et Jain. Dan ketiga adalah D. carbonum

Ullstrup., yang merupakan penyebab hawar daun carbonum (Semangun, 1993).

D. turcicum panjang konidiofor 300 µm dan tebal 7-11 µm. Konidium

lurus agak melengkung, jorong atau berbentuk ganda terbalik, berwara coklat atau

pucat (Semangun, 1993).

Konidium halus agak membesar ditengahnya panjang 45-135 X15 -25 µm

dan mempunyai 3-8 sekat (septa). Stadium sempurnannya dikenal dengan

Trichometaphera turcica (Pass) Lutter (Weber, 1973).

D. maydis Nisk, konidiofornya lurus atau tegak yang muncul dari

stomata yang panjangnya mencapai 700 µm dan tebal 4-10 µm. Konidiumnya

berbentuk perahu bengkok dengan spora berwarna coklat agak panjang memiliki

12 sekat dan panjang 30-115 X 10-17µm (Semangun, 1993).

D. carbonum memiliki konidiofor yang keluar sendiri–sendiri

membentuk kelompok–kelompok kecil, lurus, lentur berwarna coklat sampai

kehijauan. Lebarnya 5-8 µm dan panjangnya 250 µm (Semangun, 1993).

Konidiofor bengkok seperti tabung tengahnya lebih besar, membulat

30-100 X 12-18 µm dengan 7-8 sekat, stadium sempurnanya dikenal dengan

Cochliobolus carbonum Nelson (Weber, 1973)

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 13 -

Gambar 1. Patogen Drechslera spp.


Sumber :
http://www.emedicine.com/ped/images/4761478MOLD6 Drechslera spp.JPG

Daur Hidup Penyakit

Jamur dapat bertahan pada tanaman hidup yang terdapat di lapangan, pada

rerumputan, sorgum dan sisa tanaman yang sakit dan biji. Bakteri tidak dapat

hidup pada sisa jagung yang sakit yang terpendam didalam tanah

(Semangun, 1993).

Jamur dapat bertahan dalam bentuk spora vegetatifnya atau pada stadium

aseksualnya pada jaringan daun tanaman jagung yang mati. Kemudian pada

keadaan cuaca yang menguntungkan, stadium sempurnanya dapat kembali

tumbuh menyebar dan menginfeksi tanaman yang hidup (Robert, 1975).

Di Amerika jamur dapat bertahan hidup pada musim dingin pada sisa-

sisa daun tanaman jagung yang terinfeksi, lalu memproduksi spora pada musim

semi dan kemudian menyebar ketanaman jagung melalui udara (Robert, 1975).

Kemudian jamur di pencarkan oleh angin di udara. Konidium

berkecambah dan menginfeksi melalui mulut daun atau menginfeksi langsung

dengan membentuk apresorium (Semangun, 1993).


Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 14 -

Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit

Secara umum lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan

penyakit adalah suhu rendah dan tinggi, kelembapan nisbi yang tinggi, cahaya,

angin, curah hujan, ketersediaan inang (nutrisi) dan adanya kabut atau embum di

udara (Semangun, 1996).

Pada hawar daun D. turcicum biasanya penyakit lebih banyak terdapat


0
dan berkembang didaratan tinggi pada suhu rendah yaitu 20-27 C dan

kelembapan 90%, curah hujan yang tinggi dan intensitas sinar matahari yang

kurang (Semangun, 1993).

D. maydis lebih banyak terdapat dan berkembang didataran rendah

dengan cuaca agak panas, suhu yang relatif tinggi kira–kira 26-30 0 C sedikit lebih

tinggi dari D. turcicum. Konidium lebih banyak terbentuk pada kelembapan

80-90 %. Sedangkan pada suhu optimum untuk pembentukan peristesium

26-27 0C. Pada kondisi ideal siklus penyakit berkisar 60-70 jam dan berkembang

dengan cepat pada suhu 20-32 0C (Lucas et al, 1985).

Gejala Serangan

Bagian tanaman yang terserang penyakit hawar daun menunjukkan gejala

bercak–bercak coklat yang pada stadium serangan lanjut lapisan tersebut tertutup

lapisan bubuk hitam atau kecoklatan yang merupakan kumpulan spora jamur.

Tanaman mengalami serangan yang berat dan dapat menyebabkan kekeringan

pada daun mirip tanaman yang tua (Cholis dan Abadi, 1991).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 15 -

Penyakit hawar daun turcicum menyebabkan terjadinya bercak–bercak

kecil berbentuk jorong, berwarna hijau tua atau hijau kelabu kebasah–basahan

kemudian menjadi warna coklat kehijauan. Bercak lama kelamaan membesar

membentuk kumparan atau perahu dengan lebar 1-2 cm dan panjang 5– 10 cm.

Sehabis hujan atau banyak embun pada kedua sisi bercak terbentuk banyak spora.

Tanaman yang sakit keras tampak kering seperti habis terbakar

(Semangun, 1991).

Penyakit hawar daun maydis menyebabkan terjadinya bercak berwarna

coklat kelabu atau hijau kekuningan yang dikelilingi halo klorotik berbentuk elips

panjang pada daun tanaman jagung. Kemudian bercak menjadi berwarna gelap

dan dikelilingi warna coklat kemerahan (Lucas, et al, 1985).

Penyakit hawar daun carbonum menyebabkan terjadinya bercak berwarna

coklat muda atau colat kekuningan pada daun jagung. Panjang bercak 2,5 cm dan

lebar 0,3–0,6 cm jamur tidak banyak berbentuk spora pada daun sering mematikan

daun–daun bawah, selain itu juga menyebabkan warna togkol berwana hitam

(Semangun, 1991).

Gambar 2. Gejala serangan penyakit hawar daun jagung

Keterangan : A. Bagian daun yang terserang penyakit hawar daun

B. Bagian daun yang sehat

Sumber : Foto Langsung

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 16 -

Pengendalian

Cara–cara pengendalian yang efektif dapat berbeda menurut jenis penyakit,

tanaman inang dan interaksi diantara patogen dan tanaman inang tersebut

(Amirsjah, 1995). Beberapa cara yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian

penyakit hawar daun , antara lain :

1. Penanaman varietas tahan, varietas tahan sangat berperan dalam mencegah

tanaman terserang penyakit atau mencegah penyakit tidak dapat

berkembang pada tanaman tersebut. Menurut Sudjono (1988) dalam

Semangun (1991), ada beberapa jenis tanaman jagung yang tahan terhadap

penyakit hawar daun antar lain yaitu : Arjuna, Kalangga, Hibrida C1.

Sedangkan menurut Rukmana (1997) varietas jagung yang tahan terhadap

penyakit hawar daun diantaranya adalah Parekesit, Wiyasa dan Bromo.

2. Secara mekanis dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang

kemudian dimusnahkan atau dibakar.

3. Dengan melakukan sanitasi areal pertanaman untuk menjaga kondisi lahan

agar tidak terlalu lembab, sehingga penyakit tidak mudah bekembang.

4. Melakukakan penanaman serentak pada awal musim atau akhir musim

kemarau.

5. Cara kimiawi, setelah cara pengendalian lain tidak dapat mengatasi

perkembangan penyakit maka penyemprotan dengan fungisida dapat

dilakukan. Fugisida yang dapat digunakan antara lain Mankozeb, Benlate

dan Delsen 200 Mx Semangun (1991). Menurut Holliday (1980) dalam


Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 17 -

Semangun (1991) jamur yang terbawa oleh biji dapat dimatikan dengan

Thiram dan Karboxin atau dengan perawatan udara panas selama 17

menit dengan suhu 54 - 55°C.

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Pada Tanaman Jagung

Hara mempengaruhi laju pertumbuhan dan tingkat kesiapan untuk bertahan

terhadap serangan patogen. Kelebihan unsur hara menyebabkan pertumbuhan

muda dan sekulen, dan mungkin memperpanjang lama stadium vegetatif dan

menunda kematangan tumbuhan. Kelebihan unsur hara menyebabkan tumbuhan

menjadi lebih rentan terhadap patogen, sebaliknya tumbuhan yang mengalami

kekurangan nitrogen akan tumbuh lebih lama, lebih lambat dan lebih cepat tua dan

rentan terhadap patogen yang menyerang tumbuhan yang lemah dan tumbuh lebih

lambat (Agrios, 1996).

Secara umum tumbuhan yang mendapat hara seimbang, yaitu semua

kebutuhan tersedia dalam jumlah yang cukup akan lebih mampu melindugi

dirinya sendiri dari infeksi baru dengan membatasi infeksi yang terjadi dibanding

dengan jika salah satu hara lebih keadaan lebih atau kurang, tatapi keadaan hara

yang seimbang mugkin mempengaruhi perkembangan penyakit (Agrios, 1996).

Dalam setiap budidaya tanaman pemupukan dasar merupakan salah satu

kegiatan penting karena dengan memberikan pupuk dasar tanah yang akan

ditanam berarti kita telah memberikan lingkungan yang kondusif bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu (Anonimus, 1999).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 18 -

Pupuk kandang dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain

menimbulkan tersedianya unsur–unsur hara bagi tanaman, pupuk kandang

mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah (Sutejo, 1995).

Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar dapat berfungsi untuk

menyuburkan tanah dan membuat strukturnya remah sehingga tidak mudah

memadat. Disamping itu juga dapat meningkatkan kemampuan mengikat air

sehingga dapat menjadi lebih efisien. Pupuk kandang juga mendorong

mikroorganisme dalam tanah yang bermanfaat untuk lebih aktif kerjanya

(Wibowo, 1999).

Unsur – unsur hara yang terkandung didalam pupuk organik :

1. Nitrogen ( N )

Nitrogen adalah unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman

dalam jumlah yang banyak, nitrogen berperan penting dalam

merangsang pertumbuhan vegetatif dari tanaman.

2. Fosfor ( P )

Fosfor adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh

tanaman untuk pertumbuhannya, fosfor memegang peranan penting

dalam merangsang pertumbuhan generatif, pembelahan sel,

merangsang pertumbuhan akar dan memperkuat batang agar tidak

mudah roboh.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 19 -

3. Kalium ( K )

Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh

tanaman, didalam tubuh tanaman kalium bukanlah sebagai penyusun

jaringan tanaman, tetapi lebih banyak berperan dalam proses

metabolisme tanaman seperti mengaktifkan kerja enzim, membuka

dan menutup stomata, tranportasi hasil – hasil fotosintesis,

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit

tanaman ( Hasibuan, 2004 )

Pupuk kandang lembu mengandung unsur hara N 0,40 %, P2O5 0.20 %, K2O

0.1 %, Pupuk kandang kambing N 0.60 %, P2O5 0.30 %, K2O 0.17 %, Pupuk

kandang ayam N 1 %, P2O5 0.80 %, K2O 0.40 %, Pupuk organik Green Giant

N 3 %, P2O5 5 %, K2O 3, Pupuk Organik Jaya Tani N 0.74 %, P2O5 0.71 %, K2O

0.24%. (Sumber : Lingga dan Marsono (2004) dan Hasil analisis).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 20 -

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di lahan areal kebun percobaan tanaman buah

(KPTB) Tongkoh, Berastagi dengan ketinggian tempat ± 1342 meter diatas

permukaan laut. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2007 sampai bulan

Juni 2007.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : benih

jagung Hibrida Varietas Kresna, pupuk organik Green Giant, pupuk kompos Jaya

Tani, pupuk kandang dari kotoran ayam, pupuk kandang dari kotoran kambing,

pupuk kandang dari kotoran lembu dan bahan pendukung lainnya.

Alat yang dibutuhkan antara lain: cangkul, meteran, tugal, gembor,

timbangan, papan sample, papan nama, cat, kuas, alat tulis dan alat pendukung

lainnya.

Metoda Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan Rancangan

Acak Kelompok ( RAK ) non faktorial yang terdiri dari:

P0 : Kontrol

P1 : Pupuk Kandang dari Kotoran Ayam 480 gr/tanaman


Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 21 -

P2 : Pupuk Kandang dari Kotoran lembu 480 gr/tanaman

P3 : Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing 480 gr/tanaman

P4 : Pupuk Organik Green Giant 480 gr/tanaman

P5 : Pupuk kompos Jaya Tani 480 gr/tanaman

Dimana rumus mencari ulangan adalah sebagai berikut :

Perlakuan (t) = 6

(t - 1) (r - 1) ≥ 15

(6-1) (r - 1) ≥ 15

5r - 5 ≥ 15

r≥4

Jumlah ulangan sebanyak 4 kali

Model Linear yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

Yijk = μ + σi + βj + Σij

Keterangan

Yij = Nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j

μ = Rataan umum

σi = Pengaruh perlakuan ke-i

βj = Pengaruh kelompok ke-j

Σij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 22 -

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dimulai dengan pembersihan areal, setelah areal bersih

dilakukan pencangkulan tanah sedalam ± 20 cm, menghancurkan bongkahan

tanah dan meratakan tanah yang telah dicangkul, yang terakhir dilakukan

penggemburan tanah kembali dengan membalikkan tanah sekaligus membuat

petak-petak percobaan dengan ukuran 200 X 300 cm sebanyak 24 petak

(6 perlakuan x 4 ulangan), jarak antar petak adalah 50 cm.

Penanaman Benih

Penanaman dilakukan dengan cara menugal sedalam 3-4 cm. tiap lubang

ditanam dengan 2 benih jagung dengan jarak tanam 25 X 75 cm.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam yaitu dengan mengganti

tanaman yang mati, yang tumbuh abnormal dan tidak berkecambah.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dan setiap

lubang tanam ditinggalkan satu tanaman. Penjarangan dilakukan dengan cara

memotong salah satu tanaman.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 23 -

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dan Pembumbunan dilakuan secara bersamaan dan dilakukan

2 minggu sekali

Pemupukan

Aplikasi pemupukan pertama dilakukan pada saat seminggu sebelum

penanaman benih dengan menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam

250 gr/tanaman, pupuk kandang dari kotoran lembu 250 gr/tanaman, Pupuk

kandang dari kotoran kambing 250 gr/tanaman, pupuk kompos Green Giant

250 gr/tanaman, pupuk kompos Jaya Tani 250 gr/tanaman. Aplikasi kedua

diberikan setelah tanaman berumur 20 hari masing masing 230 gr/tanaman untuk

masing-masing bahan organik.

Dosis pupuk yang dibutuhkan yaitu sebanyak 40 ton/ha untuk pupuk

organik dan pupuk kandang sesuai dengan keterangan dari petugas KPTB.

Pengendalian Hama

Hama yang ada di pertanaman dikendalikan dengan menggunakan

insektisida botani sedangkan untuk penyakit tidak dilakukan pengendalian.

Panen.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 24 -

Pemanenan dilakukan pada akhir percobaan setelah memenuhi kriteria

panen.kriteria panen yang digunakan yaitu : daun dan kelobot telah mulai

menguning dan kering, rambut berwarna coklat kehitaman dan biji keras.

Peubah Pengamatan

Intensitas Serangan Penyakit

Pengamatan terhadap Intensitas serangan penyakit yaitu

Drechslera spp. dilakukan pada saat tanaman terinfeksi penyakit pertama kali di

lapangan yang diamati tiap satu minggu sekali sampai tanaman berumur 85 HST.

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑(nxv)

IS = x 100 %

(Nx Z)

Keterangan:

IS : Intensitas Serangan penyakit

n : Jumlah daun dari kategori serangan

v : Nilai skala dari kategori serangan

Z : Nilai skala dari kategori serangan tertinggi

N : Jumlah seluruh daun yang diamati

Kategori nilai skor serangan:

0 : Tidak ada gejala serangan

1 : Luas kerusakan pada permukaan daun 1-5 %

3 : Luas kerusakan pada permukaan daun 5-25 %

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 25 -

5 : Luas kerusakan pada permukaan daun 25-50 %

7 : Luas kerusakan pada permukaan daun 50-75 %

9 : Luas kerusakan pada permukaan daun75-100 %

(Sujono dan Sudarmadi, 1989)

Produksi

Produksi dihitung dengan menimbang berat bersih biji jagung pipilan pada

akhir masa percobaan yang dikonversikan ke dalam ton/ha, dengan menggunakan

rumus:

X 10.000 m2

Y (ton/ha) = x

L 1000 kg

keterangan :

Y = Produksi dalam ton/ha

X = Produksi dalam kg/plot

L = Luas plot dalam m2

(Sudarsono dan Sujarman, 1981).

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 26 -

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Intensitas Serangan Drechslera spp.

Hasil pengamatan intensitas serangan Drechslera spp. pada setiap waktu

pengamatan mulai 6-9 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada lampiran

3-6. Dari analisa sidik ragam dapat dilihat adanya perbedaan yang nyata, sangat

nyata dan tidak nyata antara perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan mana yang

berbeda nyata, maka dilakukan Uji Jarak Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Uji Beda Rataan pengaruh pupuk organik terhadap intensitas serangan
Drechslera spp. (%)

Minggu setelah tanam (mst )


Perlakuan
6 7 8 9
P0 0.93 5.35a 10.54aA 23.13aA
P1 0.27 3.48b 4.02eE 12.09eE
P2 0.84 5.03a 8.58bB 18.5cBC
P3 0.58 4.75a 8.11bcBC 20.58bB
P4 0.30 2.90c 3.75eE 7.33fF
P5 0.77 3.53b 6.51dD 16.08dCD
Keterangan: Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % dan angka dengan huruf besar yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 1 % dengan uji jarak Duncan ( DMRT) .
Hasil penelitian menujukan bahwa serangan hawar daun Drechslera spp.

pada tanaman jagung mengalami peningkatan pada setiap waktu pengamatan.


Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 27 -

Hal ini disebabkan pada saat penelitian berlangsung terjadi hujan yang terus

menerus (terlampir) dan ketinggian tempat diatas permukaan laut dimana kita

ketahui bahwa semakin tinggi curah hujan maka akan semakin membantu dalam

pertumbuhan pathogen. Semangun (1993) mengatakan semakin tinggi daerah

penanaman dan kelembaban ≥


( 80 %) maka akan semakin tinggi serangan hawar

daun jagung.

Tabel 1 menunjukan bahwa serangan hawar daun pada pengamatan

6 MST tidak berpengaruh nyata antara masing-masing kombinasi perlakuan. Pada

pengamatan 7 MST menunjukkan pengaruh yang nyata antara P0, P2, P3 dengan

perlakuan P1, P4 dan P5. Pada pengamatan 8 dan 9 MST menunjukkan pengaruh

yang sangat nyata pada perlakuan P0 dengan P1, P2, P3, P4 dan P5.

Berdasarkan perlakuan yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan pupuk

kandang dari kotoran lembu (P2) menunjukkan intensitas serangan hawar daun

lebih tinggi pada setiap waktu pengamatan setelah kontrol, kecuali pada

pengamatan ke 9 MST, dimana perlakuan pupuk kandang dari kotoran kambing

(P3) menunjukkan serangan hawar daun yang lebih tinggi. Pada pengamatan 9

MST intensitas serangan hawar daun sebesar 20,58 dengan pupuk kandang dari

kotoran kambing (P3) dan yang terendah adalah dengan perlakuan pupuk organik

Green Giant (P4) sebesar 7,33. dan diikuti dengan pupuk kandang dari kotoran

ayam (P1) sebesar 12,09. karena unsur hara (N, P dan K) yang terkandung dalam

pupuk Green Giant lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

25.00 Pengamatan 6-9 MST


20.00

15.00 Pengamatan MST 6


Pengamatan MST 7
10.00 Pengamatan MST 8
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007. Pengamatan MST 9
USU 5.00
Repository © 2009

0.00
P0 P1 P2 P3 P4 P5
- 28 -

Gambar 3. Histogram pengaruh pemberian pupuk organik terhadap intensitas


serangan hawar daun jagung pada setiap waktu pengamatan.
Dari grafik histogram diatas terlihat bahwa tanpa perlakuan (kontrol)

menunjukan intensitas serangan yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan

lain setiap waktu pengamatan.

Secara umum tumbuhan yang mendapat hara seimbang yaitu semua

kebutuhan tersedia dalam jumlah yang cukup akan lebih mampu melindungi

dirinya sendiri dari infeksi patogen (Agrios, 1996). Ini dapat dilihat pada waktu

pengamatan 9 MST pada perlakuan pupuk Green Giant, dimana unsur haranya

lebih tinggi dan seimbang dibanding dengan perlakuan yang lain, sehingga

intensitas serangan hawar daun lebih rendah dibanding dengan perlakuan yang

lain.

2. Produksi

Dari hasil analisa sidik ragam untuk pengamatan produksi dapat dilihat

bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata dengan produksi jagung.

Dapat dilihat pada lampiran 11.

Tabel 2. Rataan Produksi Tanaman Jagung (Kg/Plot).


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III IV
P0 3.25 3.17 2.97 3.11 12.50 3.13fF
P1 4.98 5.79 6.23 6.09 23.09 5.77bB
P2 4.37 4.51 5.18 3.91 17.97 4.49dD
P3 4.72 4.27 4.38 4.52 17.89 4.47deDE
P4 5.93 6.21 6.31 6.27 24.72 6.18aA
P5 4.78 5.67 4.81 4.52 19.78 4.95cC

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 29 -

Total 28.03 29.62 29.88 28.42 115.95


Rataan 4.67 4.94 4.98 4.74 4.83
Keterangan: Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % dan angka dengan huruf besar yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf 1 % dengan uji jarak Duncan ( DMRT) .

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa rataan jagung kering tertinggi

terdapat pada perlakuan P4 (Pupuk Green Giant) sebesar 6,18 kg/plot. P1 (pupuk

kandang dari kotoran ayam) sebesar 5,77 kg/plot. P5 (kompos jaya tani) sebesar

4.95kg/plot dan yang terendah pada perlakuan P0 ( kontrol) sebesar 3.13

kg/plotsssss. Tingginya produksi dipengaruhi oleh intensitas serangan hawar daun

jagung. Semakin tinggi intensitas serangan hawar daun jagung maka akan

semakin rendah produksi. Ini disebabkan karena proses fotosintesis akan

terhambat karena rusaknya jaringan tanaman. Pada setiap ulangan hasil produksi

tidak menunjukan perbedaan yang jauh hasil dari rataan.

Produksi untuk masing – masing setiap perlakuan :

X 10.000 m2

Y (ton/ha) = x

L 1000 kg
1. P0 : = 5,21 ton/ha

2. P1 : = 9,61 ton/ha

3. P2 : = 7,48 ton/ha

4. P3 : = 7,45 ton/ha

5. P4 : = 10,1 ton/ha
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 30 -

6. P5 : = 8,25 ton/ha

Sehingga pupuk organik yang tepat untuk digunakan adalah pupuk Green

Giant karena dapat mencapai potensi produksi seperti yang terlampir pada

deskripsi jagung yaitu sebesar 10 ton/ha.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap penyakit hawar

daun jagung (Drechslera spp.) pada pengamatan 6 MST pada masing-

masing perlakuan, pada pengamatan 7 MST berpengaruh nyata antara

perlakuan P0, P2, P3 dengan P1, P4 dan P5, sedang pada pengamatan

8 dan 9 MST berpengaruh sangat nyata pada perlakuan P0 dengan P1, P2,

P3, P4 dan P5.

2. Serangan hawar daun (Drechslera spp.) tertinggi pada 9 MST yaitu pada

perlaukan P0 sebesar 23,13 % dan yang terendah adalah P4 sebesar 7,33%.

3. Dari hasil penelitian, pupuk organik yang tepat digunakan untuk menekan

intensitas serangan hawar daun jagung adalah pupuk organik Green Giant.

4. Tingkat produksi berat kering jagung tertinggi hingga terendah pada

perlakuan P4 yaitu seberat 6.14 kg/ plot atau 10,1 ton/ha ,P1 yaitu seberat

5.77 kg/plot atau 9,61 ton/ha dan terendah pada perlakuan kontrol P0 yaitu

seberat 3.13.kg/plot atau 5,21 ton/ha.

Saran.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 31 -

Perlu dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengukur kandungan

unsur – unsur yang terkandung dalam pupuk organik sebelum diaplikasikan ke

lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T dan Y. E. Widyastuti, 2000. Meningkatkan Produksi Jagung.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Agrios, G. N., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Tiga. Terjemahan:


M. Busnia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Amirsjah, L. Y. A., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Fakultas


Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anonimus, 1993.Tehnik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

, 1999. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman


Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan,
Jakarta.

Cholis, A. dan A. L. Abadi, 1991. Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Pangan.


Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Surabaya.

Effendi, S., 1995. Bercocok Tanam Jagung. Jasa Guna, Jakarta.

Elis, D. 2006. Mycology Online.


http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Hyphomycete
s_(dematiaceous)/Drechslera/index.htmlv. Diakses pada 20 November
2006
Hasibuan, E.F. 2004. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Lingga, P. dan Marsono, 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Lucas, G. B., C. L. Campbel and L. T. Lucas, 1985. Introduction to Plant Disease,


Identification and Management. Published By Van Noshtrand Reinhold,
New York.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 32 -

Musnamar, I. E., 2003. Pupuk Organik Padat. Pembuatan dan Aplikasi. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Novizan, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk Yang Efektif. Agromedia Pustaka,


Jakarta.

Robert, A. L., 1975. Plant Disease. The Year Book of Agriculture. United States
Departement of Agriculture, Washington DC.

Roliyah, Y., 2000. Laporan Perkembangan Penyakit Hawar Daun Pada Tanaman
Jagung di Propinsi Sumatera Utara. Balai Proteksi Pangan dan
Hortikultura I, Medan.
Rukmana, H. R., 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

Semangun, H., 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Penerbit


Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.
, 1993. Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Penerbit Universitas
Gajah Mada Press, Yogyakarta.

, 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penerbit Universitas Gajah


Mada Press, Yogyakarta.

Subandi, M. Syam dan A Widjono, 1988. Jagung. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor

Sudarsono, T. dan T. Sujarman, 1981. Pedoman Manajemen Usaha Tani. Dinas


Pendidikan Direktorat Penyuluhan Pertanian, Jakarta.
Sujono. dan Sudarmadi. 1989. Teknik Pengamatan Hama dan Penyakit. Fakultas
Pertanian, UGM Press. Yogyakarta.

Suprapto, H. S., 1999. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tobing, M. P. L., O. Ginting, S. Ginting dan R. K. Damanik, 1995. Diktat


Agronomi Tanaman Makanan I. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Weber, G. F., 1973. Bacterial and Fungal of Plant in The Tropics. University of
Florida Press. Gainesville.

Wibowo. S., 1999. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 33 -

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Penelitian

I II IV III

P5 P2 P1 P4

P2 P0 P3 P2

P0 P5 P5 P0

P4 P4 P2 P1

P1 P3 P4 P3

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository ©P3 2009 P1 P0 P5
- 34 -

Bagan pengambilan sampel


200 cm

300 cm 50 cm

150 cm`

50 cm

X X X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X Xa X
X X X

Keterangan:

P0 : Kontrol

P1 : Pupuk kandang dari kotoran ayam

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 35 -

P2 : Pupuk kandang dari kotoran lembu

P3 : Pupuk kandang dari kotoran kambing

P4 : Pupuk Organik Green Giant

P5 : Pupuk kompos Jaya Tani

Xa : Tanaman sampel

Jumlah ulangan :4

Jumlah unit percobaan : 4 x 6 = 24 plot

Jumlah tanaman/plot : 33 tanaman

Jumlah seluruh tanamn : 33 x 24 = 792 tanaman

Jumlah sampel/plot : 9 tanaman

Jumlah seluruh sample : 9 x 24 = 216 sampel

Luas lahan : 1050 x 2150 cm = 2.257.500. cm2

= 225,75 m2

Luas plot : 200 x 300 cm = 60000 cm2 = 6 m2

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak tanam : 25 x 75 cm

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 36 -

Lampiran 2

Deskripsi Jagung Bersari bebas Varietas Kresna

Asal : (Cetlet/Arjuna)/Arjuna persilangan jagung


lokal Jawa Timur, disilangkan dengan
varietas Arjuna yang hasilnya disebut cetar,
selanjutnya cetar disilangkan kembali dengan
Arjuna.
Golongan : Bersari Bebas

Umur (hari)-50% keluar rambut : ± 50

Batang : Tegak

Warna Batang : Hijau

Tinggi tanaman : ± 185 cm

Daun : Panjang, lebar dan terkulai

Warna daun : Hijau tua

Keragaman : Agak Seragam

Perakaran : Baik

Kerebahan : Rebah Batang (0-35%)

Malai : Semi kompak (55%)

Warna Anthera : Coklat muda (75%)

Tinggi Letak Tongkol : 80-110 cm


Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 37 -

Warna Rambut : Coklat Keunguan (75%)

Tongkol : Panjang dan silindris

Tipe Biji : Mutiara

Warna Biji : Kuning

Jumlah baris biji/tongkol : 12-14 baris

Baris Biji : Lurus

Kelobot : Tertutup baik (85%)

Bobot 1000 biji : 270 gr

Potensi Hasil : 10 ton/ha pipilan kering

Ketahanan Terhadap Penyakit : Cukup Tahan Bulai

Tahun dilepas : 2000

Sumber : Balai pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura IV Propinsi Sumatera Utara.

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 38 -

Lampiran 3. Data pengamatan Intensitas Serangan pada 6 MST

Ulangan
Perlakuan TOTAL RATAAN
I II III IV
P0 1.06 1.06 1.02 0.56 3.70 0.93
P1 0.53 0.25 0.24 0.06 1.07 0.27
P2 0.76 0.78 1.01 0.80 3.35 0.84
P3 0.54 0.92 0.50 0.35 2.31 0.58
P4 0.46 0.01 0.29 0.45 1.21 0.30
P5 0.42 0.30 1.78 0.59 3.09 0.77
TOTAL 3.769 3.318 4.836 2.809 14.732
RATAAN 0.628167 0.553 0.806 0.468167 0.61

DAFTAR SIDIK RAGAM


SK dB JK KT F.hit F05 F01
ulangan 3 0.372318 0.124106 1.117865 tn 3.29
Perlakuan 5 1.558885 0.311777 2.808284 tn 2.9 4.56
Galat 15 1.67 0.11102
Total 23 3.60
KK = 54.28%
FK = 9.042993

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 39 -

Lampiran 4. Data pengamatan Intensitas Serangan pada 7 MST

Ulangan
Perlakuan
I II III IV TOTAL RATAAN
P0 8.00 4.20 5.30 3.90 21.40 5.35
P1 4.90 3.30 3.20 2.50 13.90 3.48
P2 5.50 5.01 4.80 4.80 20.11 5.03
P3 5.70 4.20 4.20 4.90 19.00 4.75
P4 2.20 3.50 2.30 3.60 11.60 2.90
P5 3.10 2.80 4.70 3.50 14.10 3.53
TOTAL 29.4 23.01 24.5 23.2 100.11
RATAAN 4.90 3.8 4.08 3.86 4.17

DAFTAR SIDIK RAGAM


SK dB JK KT F.hit F05 F01
ulangan 3 4.467846 1.489282 1.518206 tn 3.29 2.34
Perlakuan 5 19.90419 3.980838 4.058151 * 2.9 4.56
Galat 15 14.71 0.980949
Total 23 39.09
KK 0.237442
FK 417.5838
Keterangan
: ** = Sangat Nyata
* = Nyata
tn = Tidak Nyata

Uji Jarak Duncan


Sy = 0.20
P 2 3 4 5
SSR 0.05 3.01 3.16 3.25 3.31 3.36

LSR 0.05 0.61 0.64 0.66 0.67 0.68

Rataan 2.90 3.48 3.53 4.75 5.03 5.35


Perlakuan P4 P1 P5 P3 P2 P0
a
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 40 -

Lampiran 5. Data pengamatan Intensitas Serangan pada 8 MST

Ulangan
Perlakuan
I II III IV TOTAL RATAAN
P0 10.39 8.79 9.38 13.58 42.14 10.54
P1 3.61 4.15 4.57 3.75 16.08 4.02
P2 8.35 7.30 9.48 9.20 34.33 8.58
P3 9.15 4.57 8.50 10.23 32.45 8.11
P4 3.05 3.80 4.35 3.80 15.00 3.75
P5 6.30 7.25 5.80 6.70 26.05 6.51
TOTAL 40.85 35.86 42.08 47.26 166.05
RATAAN 6.81 5.98 7.01 7.88 6.92

DAFTAR SIDIK RAGAM


SK dB JK KT F.hit F05 F01
ulangan 3 10.95758 3.652526 2.074738 ** 3.29
Perlakuan 5 143.5165 28.70331 16.30428 ** 4.56
Galat 15 26.41 1.760476
Total 23 180.88
KK 19.18%
FK 1148.858
Keterangan
: ** = Sangat Nyata
* = Nyata
tn = Tidak Nyata

Uji Jarak Duncan


Sy = 0.27
P 2 3 4 5
SSR 0.05 3.01 3.16 3.25 3.31 3.36

LSR 0.05 0.82 0.86 0.88 0.90 0.91

Rataan 3.75 4.02 6.51 8.11 8.58 10.54

Perlakuan P4 P1 P5 P3 P2 P0
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 41 -

Lampiran 6. Data pengamatan Intensitas Serangan pada 9 MST

P Ulangan
e
r
l
a
k
I II III IV TOTAL RATAAN
u
a
n

P
0 22.40 19.30 25.00 25.80 92.50 23.13
P
1 10.25 12.30 10.50 15.30 48.35 12.09
P
2 19.70 18.40 19.50 16.40 74.00 18.50
P
3 17.90 19.80 24.10 20.50 82.30 20.58
P
4 9.40 9.70 1.80 8.40 29.30 7.33
P
5 13.80 14.90 17.20 18.40 64.30 16.08
T
O
T
A
L 93.45 94.4 98.1 104.8 390.75
R
A
T
A
A
N 15.575 15.73333 16.35 17.46667 16.28

DAFTAR SIDIK RAGAM


SK dB JK KT F.hit F05 F01
ulangan 3 13.25365 4.417882 0.598422 ** 3.29
Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 42 -

Perlakuan 5 672.1622 134.4324 18.20949 ** 2.9 4.56


Galat 15 110.74 7.382549
Total 23 796.15
KK = 16.69%
FK = 6361.898
Keterangan
: ** = Sangat Nyata
* = Nyata
tn = Tidak Nyata

Uji Jarak Duncan


Sy = 0.55
P 2 3 4 5
SSR 0.05 3.01 3.16 3.25 3.31 3.36

LSR 0.05 1.67 1.75 1.80 1.84 1.86

Rataan 7.33 12.09 16.08 18.50 20.58 23.13


Perlakuan P4 P1 P5 P2 P3 P0
a

b
c

Lampiran 7. Data pengamatan produksi (kg/plot)

Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III IV
P0 3.25 3.17 2.97 3.11 12.50 3.13
P1 4.98 5.79 6.23 6.09 23.09 5.77
P2 4.37 4.51 5.18 3.91 17.97 4.49
P3 4.72 4.27 4.38 4.52 17.89 4.47
P4 5.93 6.21 6.31 6.27 24.72 6.18
P5 4.78 5.67 4.81 4.52 19.78 4.95
Total 28.03 29.62 29.88 28.42 115.95
Rataan 4.67 4.94 4.98 4.74 4.83

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 43 -

Daftar Sidik Ragam


SK dB JK KT F Hit F 0,05 F 0,01
Perlakuan 5 23.49 4.70 30.63 ** 2.87 4.43
Galat 18 2.76 0.15
Total 23 26.25
KK = 8.11%
FK = 560.18
Keterangan : ** = Sangat Nyata
* = Nyata
tn = Tidak Nyata

Uji Jarak Duncan


Sy = 0.20
P 2 3 4 5
SSR 0.05 2.97 3.12 3.21 3.27 3.32 3.35
SSR 0.01 4.07 4.27 4.28 4.46 4.53 4.59
LSR 0.05 0.58 0.61 0.63 0.64 0.65 0.66
LSR 0.01 0.80 0.84 0.84 0.87 0.89 0.90
Rataan 3.13 4.47 4.49 4.95 5.77 6.18

Perlakuan P0 P3 P2 P5 P1 P4

b
c

Lampiran 8. Foto-Foto Penelitian

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009
- 44 -

Foto Lahan Percobaan Foto Gejala Serangan

Abdul Naikson Damanik : Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik Terhadap Penyakit Hawar Daun
(Drechslera spp.) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.), 2007.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai