PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sehat dan sakit?,2. Bagaimana relevansi sehat dan sakit
bagi studi kesehatan?,3. Bagaimana perilaku sehat dan sakit?,4. Bagaimana
peranan sakit?
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
Pada hakekeatnya sehat atau kesehatan dapat diartikan sebagai kondisi yang
normal dari kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi setiap manusia
yang dibawa sejak lahir. Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hukum
alam atau cara-cara alamiah (kebutuhan udara segar, istirahat, relaksasi,
tidur, kebersihan, sikap mental, (attitudes of mind) yang baik, kebiasaan
yang baik dan pola hidup (pattern of living) yang baik, dan lain-lain), baik
dari segi fisik, kejiwaan, dan lingkungan hidupnya
2.3 Relevansi atau Keterkaitan Sehat dan Sakit bagi Studi Kesehatan
Perbedaan konsep sehat dan sakit ini antara orang sakit dengan
petugas kesehatan merupakan tantangan utama bagi petugas kesehatan.
Maka diperlukannya pembekalan sejak dini tentang pemahaman tentang
sehat-sakit bagi para calon tenaga kesehatan, baik perawat, bidan, dokter,
rekam medis, dan lain-lain melalui proses pembelajaran di kampus,
sehingga mereka dapat meminimalkan kesalahpahaman masyarakat dalam
pendefinisian sehat dan sakit.
Perilaku orang sehat supaya tetap (terhindar dari penyakit) dan bahkan lebih
meningkatkan kesehatannya, sekurang-kurangnya mencakup hal berikut :
1) Makan dengan menu seimbang, dengan komposisi makanan sehari-
hari terdiri dari makanan-makanan yang mengandung : karbihidrat, protein,
lemak, mineral, dan vitamin-vitamin.
Dalam klasifikasi perilaku kesehatan Becker (1979) ada tiga perilaku, yaitu
perilaku kesehatan (health behavior), perilaku sakit (illness behavior), dan
perilaku peran sakit (the sick role behavior) perilaku peran sakit (the sick
role behavior), yaitu segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit
untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh
terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang
lain, terutama pada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan
tanggung jawab terhadap kesehatannya.
2.Peranan Orang Sakit (The Sick Role)
Orang yang berpenyakit (having a diseases) dan orang yang sakit (having
an illness) adalah dua hal yang berbeda. Berpenyakit adalah suatu kondisi
patologis yang obyektif, sedangkan sakit adalah evaluasi atau persepsi
individu terhadap konsep sehat-sakit. Dua orang atau lebih secara patologis
menderita suatu jenis penyakit tertentu yang sama, bisa jadi orang yang satu
akan merasa lebih sakit dari yang lain, dan bahkan orang yang satu lagi
tidak merasa sakit. Hal ini disebabkan evaluasi atau persepsi mereka
berbeda seorang dengan yang lain. Orang yang berpenyakit belum tentu
akan mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat.
Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di
dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarganya dan memasuki
posisi baru. Posisi baru ini menurut peranan yang baru pula. Peranan baru
dari orang sakit (pasien) harus mendapatkan suatu pengakuan dan dukungan
dari anggota keluarga, masyarakat yang sehat dan secara wajar.
Hak orang sedang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala
tanggungjawab sosial yang normal. Artinya orang yang baru sakit
mempunyai hak untuk melakukan perkerjaan sehari-hari yang biasanya ia
lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidak mutlak, maksudnya,
tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakitnya
tersebut. Apabila tingkat keparahannya masih rendah orang tersebut
mungkin tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya mau menuntut
harus tidak secara penuh, maksudnya ia tetap berada di dalam posisinya,
tetapi peranannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya
dikurangi.
Disamping haknya yang dapat dituntut, orang yang sedang sakit juga
mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. Pertama, orang
yang sedang sakit mempunyai kewajiban untuk sembuh dari penyakitnya.
Memperoleh kesembuhan bukanlah hak penderita, tetapi kewajiban
penderita. Mengapa? Karena kita manusia diberi kesempurnaan dan
kesehatan oleh Tuhan. Secara alamiah manusia itu sehat, adapun menjadi
jatuh sakit sebenarnaya kesalahan manusia sendiri. Oleh karena itu, bila ia
jatuh sakit ia berkewajiaban untuk mengembalikan posisinya keadaan sehat.
Manusia berkewajiban untuk selalu sehat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran