DI DESA MERBAUN
KABUPATEN KUPANG
KELOMPOK II
NAMA :
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Kecamatan Amarasi Barat yang merupakan wilayah dari kabupaten kupang, provinsi
NTT, yang terdiri dari 1 kelurahan dan 7 desa, yaitu kelurahan Teunbaun, Desa Soba, Desa
Niukbaun, Desa Nekbaun, Desa Merbaun, Desa Erbaun, Desa Toobaun dan Desa Tunbaun.
Karakteristik wilayah Kecamatan Amarsi Barat bertopografi berbukit-bukit bahkan
pegunungan, hanya sebagian kecil yang datar dan sebagian besar adalah lahan kering dengan
luas mencapai 14.283 ha, pekarangan 231 ha, tegalan 2.152 ha, ladang 1.205 ha dan lain-lain
10.695 ha dengan lahan basah hanya 30 ha dan basah hujan 15 ha. Pusat pemerintahannya di
Baun, terletak 25 km Arah Selatan Kota Kupang.
Desa Merbaun merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Amarasi Barat,
Kabupaten Kupang yang merupakan salah satu desa dengan potensi pertanian dan peternakan
sangat besar. Dimana Desa Merbaun memberikan setengah sumbangan pertanian untuk
Kecamatan Amarasi Barat dalam bidang pertanian dan peternakan seperti pisang,
kelapa,sayur-sayuran dan ternak sapi. Daya dukung ketersediaan lahan dan pakan ternak
yang melimpah maka jadilah desa Merbaun sebagai salah satu lumbung ternak di kawasan
Timur Indonesia. Selain ternak sapi, pisang dan kelapa juga menjadi sumber mata pecaharian
masyarakat Merbaun bahkan yang kemudian Amarsi disebut sebagai Dapurnya Kota Kupang
Namun dari hasil-hasil pertanian dan juga peternakan di Desa Merbaun masih cukup
kurang hal tersebut dipengaruhi oleh sumber daya ketersediaan air sangat kurang, yang
membuat hasil pertanian dan juga peternakan di desa merbaun semakin menurun belakangan
dari tahun ke tahun.
Kecamatan Amarasi Barat juga memiliki tempat wisata cukup dikenal oleh
masyrakat sekitar Amarasi dan Kupang yaitu Pantai Puru yang terletak di Desa Merbaun.
Pantai Puru merupakan salah satu pantai yang dijadikan sebagai tempat wisata yang akhir-
akhir ini pengunjugnya semakin banyak. Hal ini tentunya dipengaruh oleh berbagai factor
keindahan dan panorama alam yang memikat pengunjung untuk terus berwisata ke pantai
Puru.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber daya air yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
DASAR TEORI
Sumber daya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air,
termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk
kekayaan hewani yang ada di dalamnya.
Beberapa karakteristik dasar dari sumber daya air dinyatakan antara lain oleh aliran
yang dapat mencakup beberapa wilayah administratif sehingga air sering kali disebut sebagai
sumber daya dinamis yang mengalir (dynamic flowing resource). Selain itu, air pun
dimanfaatkan oleh berbagai sektor, tidak hanya untuk keperluan domestik seperti minum dan
mencuci, namun juga untuk usaha di bidang pertanian, industri, pembangkitan daya listrik,
peternakan hewan, serta transportasi.
Adapun tujuan utama dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air adalah
untuk keamanan dan ketahanan sumber daya air itu sendiri. Ketahanan air (water security)
adalah ketersediaan baik kuantitas maupun kualitas air untuk kehidupan, kesehatan, dan
untuk keberlanjutan ekosistem itu sendiri. Ketersediaan air yang memadai baik kuantitas dan
kualitasnya dapat mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi. Untuk mencapai
tujuan water security, food security, hingga energy security, maka pengembangan sumber
daya manusia mutlak diperlukan untuk peningkatan kapasitas teknisnya, selain itu penguatan
kelembagaan melalui wadah koordinasi atau Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
(TKPSDA) perlu mendapat perhatian, serta tidak melupakan pula mengenai pembiayaan
yang berdasarkan kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan.
2.2 Pemanfaatan Objek Wisata
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna
2.Objek dan hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, agrowisata, taman rekreasi dan tempat hiburan.
a. Learning to know, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai teknik
menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan
c. Learning to live together dengan membekali kemampuan untuk orang lain yang berbeda
dengan penuh toleransi dan saling pengertian.
d. Learning to be adalah keberhasilan yang dicapai dari tiga pilar belajar di atas.
BAB III
PEMBAHASAN
Lokasi yang kami pilih untuk melakukan pengamatan ini adalah sekitaran lokasi
kegiatan Studi Ekskursi di Desa Merbaun, Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Latar
belakang pemilihan lokasi ini dijadikan sebagai tempat pengamatan karena memiliki
beberapa tempat yang dijadikan sebagai sumber air yang digunakan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-harinya.
Sumber air yang dipakai/digunakan oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-
harinya ialah embung dan air tangki. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat
setempat bahwa embung ini dibuat sejak 2 tahun yang lalu oleh pemerintah setempat
sedangkan air PAM di peroleh dari penjual air dengan harga 1 tangki air PAM Rp.250.000-
300.000/tangki dengan ukuran 5000 Liter.
Masyarakat setempat mendapatkan sumber air dari 2 tempat yang berbeda dan
dimanfaatkan untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari. Dari sumber air embung masyarakat
setempat memanfaatkanya untuk menyirami tanaman-tanaman yang ditanam sekitar embung
dan juga di manfaatkan untuk minum ternak yang dipelihara sekitar lokasi embung,
sedangkan untuk sumber air yang berasal dari PAM ( air tangki) digunakan untuk memasak,
minum, mandi dan segala bentuk keperluan dalam rumah tangga.
3.2.1 Potensi
3.2 Permasalahan
Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam proses pengelolaan pantai wisata puru
ini yaitu jumlah tempat sampah yang masih kurang, mobilitas air bersih yang harus diawasi
manual karena menggunakan pompa air dinamo yang jaraknya 900 meter dari pantai wisata
puru untuk mendistribusikan air, akses jalan yang masih kurang baik, aksesbilitas liar yang
banyak, sehingga susah di awasi, penataan ruang rekreasi yang belum baik, jumlah lopo yang
masih kurang dan jumlah tumbuhan disekitar pantai yang semakin berkurang. Permasalahan
lainya yaitu lokasinya yang jauh dari kota Kupang yang membutuhkan energi ekstra untuk
menikmati pantai ini, dengan kendaraan roda dua atau roda empat, sekitar 1,5-2 jam
perjalanan dari Kota Kupang menuju pesisir selatan pulai Timor, dengan jalan sebagian besar
sudah di aspal dan hanya sekitar 3-5 km saja yang masih belum beraspal untuk sampai ke
Pantai Wisata Puru ini.
Tarif masuk ke pantai wisata puru ini yaitu Rp.5000 untuk sepeda motor, Rp 10.000
untuk kendaraan roda empat dan Rp 20.000 untuk kendaraan roda enam. Namun disayangkan
penarikan karcis ini dilakukan tanpa menyerahkan bukti karcis masuk, “untuk karcis masuk
kita belum punya buktinya/nota, namun kami sudah usahakan melalui Desa.” Ujar salah
satupengelola. Jumlah pengunjung yang datang pada hari libur relatif cukup banyak bisa
mencapai 200 orang perhari.
Namun pada weekday biasanya hanya 5-10 orang saja yang datang dan hanya
menggunakan sepeda motor mayoritas pengunjung berasal dari kota kupang dan beberapa
desa yang bersebelahan dengan pantai wisata puru.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lokasi yang kami pilih untuk melakukan pengamatan ini adalah sekitaran lokasi
kegiatan Studi Ekskursi di Desa Merbaun, Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Sumber air
yang dipakai/digunakan oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-harinya ialah
embung dan air tangki.
Potensi-potensi yang terdapat di Pantai Puru sehingga di tetapakan sebagai salah satu
tempat wisata adalah karena letaknya yang sangat strategis, terdapat batu karang yang sangat
indah di pandang, pasir putih kecoklatan yang sangat halus dengan kontur pantai yang landai,
terdapat berbagai jenis tumbuhan yang indah di sekitaran pantai.
Kendala yang dihadapi oleh masyarakat yaitu jumlah tempat sampah yang masih
kurang, mobilitas air bersih yang harus diawasi manual karena menggunakan pompa air
dinamo yang jaraknya 900 meter dari pantai wisata puru untuk mendistribusikan air, akses
jalan yang masih kurang baik, aksesbilitas liar yang banyak, sehingga susah di awasi,
penataan ruang rekreasi yang belum baik, jumlah lopo yang masih kurang dan jumlah
tumbuhan disekitar pantai yang semakin berkurang
Asdak, Chay, 2010, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjahmada
University Press, Yogyakarta.
http://amarasi-barat.blogspot.com/2014/04/kecamatan-amarasi-bara.html?m=1
https://kkp.go.id/djprl/artikel/5108-keindahan-pantai-puru-di-desa-merbaun-kab-kupang-
yang-tersembunyi
Hariyanto, 2015. Pengembangan objek wisata candi GedongSongo,. Jurnal Geografi Fis
Unnes. 2011
Musfiqon , HM. 2012. Pengembangan media dan sumber pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya