Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326624810

UJI KUAT TARIK CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) SEBAGAI


ALTERNATIVE PENGGANTI TULANGAN LENTUR PADA STRUKTUR BETON

Conference Paper · July 2018

CITATIONS READS

0 229

1 author:

Made Dharma Astawa


Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Surabaya, Indonesia
11 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Made Dharma Astawa on 13 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UJI KUAT TARIK
CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)
SEBAGAI ALTERNATIVE PENGGANTI TULANGAN LENTUR
PADA STRUKTUR BETON
Made Dharma Astawa1), Nyoman Dita P. Putra 2), Eddy Pornomo3)
Dosen Teknik Sipil-FTSP, UPN “Veteran” Jawa Timur
1), 2)
3)Dosen FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

E-Mail : 1)masdawa@yahoo.com, 2) ditaputra@yahoo.com, 3) eddyubupn@gmail.com

ABSTRAK
Sebagai inovasi dalam disain struktur bangunan adalah menggunakan alternative material komponen
pembentuk struktur bangunan itu. Material alternative yang dipakai ini adalah Carbon Fiber Reinforced Polymer
palte (CFRP plate) sebagai tulangan beton.
Material ini dipilih sebagai pengganti sebagaian atau seluruh baja tulangan beton, khususnya struktur beton
yang membutuhkan untuk memikul beban relative lebih besar dari beban normal, sehingga membutuhkan material
dengan kuat Tarik lentur yang lebih tinggi daripada kuat Tarik baja tulangan yang biasa dipakai.
Dari hasil uji kuat Tarik CFRP dan besi beton dilaboratorium, ternyata CFRP jauh lebih baik daripada besi
beton yang biasa dipakai sebagi tulangan pada konstruksi beton. Kuat Tarik leleh CFRP rata-rata mencapai 3000
MPa, sedangkan besi beton polos hanya mencapai rata-rata 300 MPa dan untuk besi beton diprofilkan mencapai
rata-rata 600 MPa.
Oleh karena itu pada waktu kedepan, CFRP sangat layak dipakai sebagai alternative tulangan dari struktur
beton.

Kata Kunci : CFRP plate, kuat Tarik, tulangan beton.

PENDAHULUAN berarti kuat tekan beton meningkat sebesar 17,456 %.


Dalam Struktur Beton Bertulang, yang umum Kapasitas beban aksial meningkat sebesar 23,906 % dan
diprgunakan untuk perkuatan lentur adalah baja kapsitas momen lentur meningkat sebesar 33,198 %.
tulangan yang dipasaran biasa disebut Besi Beton.
Namun dalam kurun waktu kedepan tidak menutup Eksperimental Perilaku lembar CFRP yang
kemungkinan tambang logam yang menghasilkan bijih dilekatkan pada permukaan beton menggunakan
besi sebagai bahan dasar membuat baja tulangan akan jangkar CFRP.
semakin menipis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Penelitian oleh Niemitz C. dkk (2010),
maka dalam penelitian ini mencoba melakukan melakukan Pabrikasi dan jangkar ikatan FRP selama
penelitian alternatif, yaitu material Carbon Fiber penyerapan lembar FRP dan menanamkan mereka ke
Reinforced Polymer (CFRP plate) yang diproduksi oleh dalam lubang yang telah dibor di media beton. Makalah
produsen pabrik berbentuk lempeng plat. ini menyajikan hasil eksperimen menyoroti perilaku
Hasil Penelitian diharapkan CFRP plate ini dapat yang kompleks antara lembaran FRP dan jangkar. Mode
sebagai alternatif tulangan lentur pada Struktur Beton. kegagalan utama sistem lembar-jangkar bahwa menurut
pengalaman dapat diidentifikasi. Percobaan
STUDI LITERATUR mengidentifikasi variabel utama yang mempengaruhi
Sebagai referensi, berikut akan merujuk perilaku sisem FRP jangkar-lembar. Penelitian ini
beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para memberikan kontribusi ke database eksperimental
Peneliti terdahulu. diperlukan yang akan membantu dalam pengembangan
Analisa Kolom Beton Bertulang yang diperkuat masa depan rekomendasi desain sistem anchorage ini.
dengan CFRP. Perilaku Struktur Balok Beton Bertulang Komposit
Marolop Tua Sianipar (2009), melakukan penelitian dengan Pembalut CFRP dibagian luar.
kolom beton dengan dimensi penampang persegi Dlakukan oleh G. Spadea dkk (1998). Tujuannya
400/400 mm, menggunakan tulangan utama memanjang adalah untuk membentuk perilaku struktur balok beton
8 D20 dengan sengakang 10, yang diperkuat dengan bertulang diperkuat dengan balutan lembar plastik
material CFRP dengan tebal=0,3 mm, yang dibalutkan eksternal serat karbon (CFRP). Terdiri dari empat balok,
pada sisi luar kolom sebagai pengekang. Menggunakan tiga dengan lembar CFRP dibalut pada bidang tarik, dan
material beton dengan Kuat tekan fc’= 25 MPa, dua di antaranya dilengkapi dengan jangkar eksternal di
tegangan leleh baja tulangan fy = 400 MPa, lalu kolom ujung lembar yang dirancang secara cermat pada
diberi beban aksial dan lentur. Hasilnya, kuat tekan sepanjang bentang, diuji di bawah empat poin beban
beton yang dibalut CFRP mencapai fc’ = 29,364 MPa, lentur sepanjang rentang 4,8 m. Tes dilakukan di bawah
kontrol perpindahan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ikatan lembar CFRP pada bidang tarik balok
beton bertulang, tanpa pertimbangan tekanan ujung
jangkar dan slip lekatan antara bidang dan media beton.
Jangkar eksternal yang didesain dengan cermat, dapat
menyebabkan pengawetan kerja komposit dari
kegagalan memikul beban, dan dapat meningkatkan
kapasitas beban hingga 70%, cukup besar untuk
mengembalikan daktilitas struktur, dan transformasi
kegagalan getas untuk lebih daktil dalam melawan
Gambar : 2. Balok Beton Bertulang CFRP
kegagalan.
(type 1 & 2), Norazman dkk. (2013)
CFRP sebagai Penguat untuk Balok Beton. Sampel tipe 2 menunjukkan pola retak mirip dengan
Penelitian ini dilakukan oleh Norazman Jenis 1. Oleh karena itu, jenis sampel, diperkuat
Mohammad Nor dkk, (2013). Dalam penelitian ini, dengan CFRP dengan cover, dapat dianggap
bahan utama yang akan digunakan sebagai tulangan dimanfaatkan di mana pernah tulangan baja yang
beton CFRP. Enam jenis sampel CFRP Strip dengan tidak disukai. Namun, pertanyaan tentang daya tahan
orientasi nol derajat yang dibuat dan diuji masih perlu dikembangkan.
menggunakan uji kekuatan tarik sesuai dengan ASTM
D 638. Proses ini diperlukan untuk menentukan
mekanik sifat strip CFRP. Langkah selanjutnya adalah
persiapan sampel beton. Ada tiga jenis sampel beton
dibuat. Delapan sampel beton diperkuat dari CFRP
dengan dan tanpa dipersiapkan penutup. Empat
sampel lain beton bertulangan baja konvensional yang
disiapkan sebagai sampel kontrol. Kubus beton
disiapkan untuk setiap campuran untuk memastikan
kelas beton. Rincian benda uji seperti tercantum
dalam Tabel 1.
Jumlah Gambar : 3. Grafik Kuat Lentur Balok
Type Sampel
Balok Kubus (Norazman dkk. 2013)
Beton Bertulang baja
1 Konvensionsl (sebagi 4 4 Lekatan Laminasi Fiber-Reinforced Polymer
control)
Beton bertulang CFRP strip
untuk Beton. Oleh Laura De Lorenzis, dkk, (2001).
2 4 4 Spesimen yang digunakan untuk proyek ini
dengan penutup
Beton bertulang CFRP adalah balok beton polos dengan bentuk T-terbalik,
3 4 4
tanpa penutup
seperti ditunjukkan pada Gambar. 1. Balok itu hanya
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki ditumpu, dengan rentang 42” (1067 mm) dan total
kinerja dan perilaku yang dicapai balok beton panjang 48” (1219 mm). Sebuah engsel baja di bagian
berulang CFRP dibandingkan dibawah beban lentur atas dan gergaji memotong di bagian bawah,
balok beton bertulang baja dibawah beban lentur keduanya terletak di tengah bentang, yang digunakan
Seperti yang diharapkan, sampel Tipe 3 dapat untuk mengontrol distribusi kekuatan internal. Selama
mendukung beban tertinggi, meskipun penguatan frp pembebanan, gergaji potong menyebabkan retak
meleset. Namun, pola kegagalan adalah Titik untuk dikembangkan ke pusat balok dan
perhatian, di mana ia hanya tiba-tiba seperti terkunci memperpanjang sampai engsel. Oleh karena itu,
dan perilaku kegagalan tidak baik untuk struktur. beban tekn pada tengah bentang balok terletak di pusat
engsel dan lengan momen internal diketahui saat
beban yang dikerjakan secara konstan dan stabil saat
diatas beban retak dikerjakan. Perhitungan ini
diperbolehkan dengan akurasi tegangan tarik dalam
FRP tersebut. Lebar CFRP 2” (51 mm) berbagai strip
itu terikat pada bidang Tarik balok. Lembar
transversal ditempatkan pada satu sisi untuk menahan
kegagalan yang terjadi di ujung lain. Selain itu, lembar
yang tersisa tak terikat selama kurang lebih 2”(51
Gambar : 1. Balok Beton Bertulang
mm) pada setiap sisi tengah bentang. Pilihan desain
baja (type 1), Norazman dkk (2013)
dibuat untuk memastikan bahwa tidak ada retak akan
terjadi dalam kawasan yang terikat.
Tiga seri spesimen yang diuji. Setiap seri
terdiri enam spesimen dengan tiga panjang ikatan
yang berbeda. Salah satu
kekuatan beton atau jumlah lapisan CFRP bervariasi
antara masing-masing seri. Diskripsi model
diperlihatkan dalam gambar berikut.

Gambar : 7. Curva Model benda uji Tarik Besi


Beton cara panas (ASTM, 2000)
Dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Pada awal (0 – fy) hubungan teganyan-regangan, Es
baja konstan yaitu sebesar : 2X105 MPa, atau
2X10,6 N/mm2.
2) Sampai pada batas fy, garis grafiknya horizontal
tidak beraturan, titikini disebut batas leleh, dimana
regangan bertambah, tegangan konstan.
3) Setelah titik leleh dilewati, garis curva naik lagi
sampai melewati titik maksimal, tegangan (fu)
mencapai batas (Ultimate)
4) Bila ditarik terus, kondisi baja melemah, tegangan
menurun terus, kemudian putus.
1.2. Dengan pengerjaan dingin :

Gambar : 4. Model Spesimen test


(Laura & Brian, 2001)
Spesimen diuji lentur untuk mengevaluasi
beberapa faktor kunci yang mempengaruhi ikatan
laminasi FRP untuk beton. Kegagalan terjadi pada
antarmuka perekat beton sangat sedikit atau ada tanda- Gambar : 8. Curva Model benda uji Tarik
tanda kerusakan di permukaan beton. Panjang Ikatan Besi Beton cara dingin (ASTM, 2000)
tidak mempengaruhi beban ultimate, sehingga
Dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
mengkonfirmasikan adanya panjang efektif yang di
1) Baja mengalami regangan melampaui regangan
luar tegangan tidak sampai ditransfer, sampai
leleh akibat pengerjaan cara dingin.
pengelupasan terjadi. 2) Bagian awal diagram tegangan-regangan yang linier
Akhirnya, ekspresi dari beban hingga panjang bertambah panjang (fy) mencapai lebih tinggi.
lekatan efektif mengelupas disajikan. Persamaan 3) Tidak dapat suatu titikleleh yang jelas.
desain diusulkan untuk menghitung regangan utama 4) Pada suatu tegangan dengan regangan 0,20 % yang
efektif FRP yang akan digunakan dalam desain untuk tetap, kemudian beban Tarik ditiadakan, garis
memperhitungkan kontrol kegagalan lekatan. diagram akan turun // dengan garis lurus. Tegangan
ini disebut tegangan uji, dapat dianggap sebagai
METODOLOGI batas leleh (yield-point) yang sebenarnya (= fy).
Rancangan Spesimen dan Pengujian Laboratorium.
1. Spesimen Besi Beton. 2. Spesimen CFRP.
Spesimen terdiri dari besi beton D16, D13, 10 Benda uji (Spesimen) adalah berupa material
dan 8, masing-masing 3 potong benda uji dengan Carbon Fiber Reinforce Polymer (CFRP) sebagai
panjang 60 Cm. Pelaksanaan pengujian dilaboratorium pengganti baja tulangan, dibuat untuk diuji kuat
mereferensi pada ketentuan ASTM. A-370-03a dan A- tariknya. Metode pengujian mengikuti ketentuan
706/A-706M-04a. Uji Tarik ini bisa dilakukan dengan American Standard Testing Materials (ASTM) D 3039/
dua cara yaitu : D3039M-00 : Standard Test Method for Tensile
1.1. Dengan pengerjaan panas. Properties of Polymer Matrix Composite Materials.
Grafik hasil uji terik cara panas besi beton Cara pembentukan sesuai ketentuan ditunjukkan
dilaboratorium secara ideal dapat digambarkan sebagai seperti gambar 5 berikut, dan ukuran standard
berikut. ditunjukkan dalam tabel 2 dibawah ini.
Tabel : 2. Standard dimensi benda uji CFRP.
Nama Material Tebal Lebar Panjang
(mm) (mm) (mm)
Carbon Fiber 1,20 15,00 250,00
Polymer

Gambar : 7. Pelaksanaan pengujian specimen


yang benar CFP (ASTM, 2000)
Bila metode pengujian specimen benar, maka hasil
grafik hubungan tegangan-regangan Tarik akan seperti
gambar 8 berikut.

Gambar : 5. Model benda uji Tarik CFP


(ASTM, 2000)
Prosedur dan persyaratan pelaksanaan uji tarik,
dijelaskan dengan visualisasi gammbar sebagai syarat
pengujian :
1) Gambar 6 adalah prosedur pengujian yang salah,
Gambar : 8. Grafik hubungan Tegangan-
dimana specimen tidak terjepit dengan sempurna
regangan Tarik spesimen (ASTM, 2000)
pada alat uji Tarik yang menimbulkan slip, specimen
tidak putus sempurna, sehingga tidak menghasilkan HASIL PENGUJIAN.
kuat Tarik yang akurat. Pembuatan dan uji test Besi Beton.
2) Gambar 7 adalah prosedur pengujian yang benar dan Pembuatan dan pengujian Baja Tulangan D16,
specimen putus sempurna sehingga menghasilkan D13, 10, dan 8, masing-masing 3 Spesimen dengan
kuat Tarik yang actual. panjang 60 cm.
Uji Tarik baja tulangan.
Tujuan dari melakukan uji tarik ini adalah
mendapatkan kuat tarik (strength) dan regangan (strain)
apakah sesuai dengan kuat yang direncanakan, dan
strainnya tidak boleh kurang dari 9 % sesuai ASTM 615
agar memenuhi syarat untuk tulangan struktur. Hasilnya
Gambar : 6. Pelaksanaan pengujian specimen cukup memuaskan seperti yang ditampilkan dalam tabel
yang salah (ASTM, 2000) berikut :
Tabel:5.2.Hasil Uji Kuat Tarik dan Strain besi beton
LUAS
URUTAN  TULANGAN KUAT TARIK
No. PENAMPNG (mm2) GAYA TARIK (N) STRAIN ()
BENDA UJI (mm) LELEH (fy) (MPa)
1 Batang tulangan 1 BJTP 16 179,30 77.009 429,49 17,81 %
2 Batang tulangan 2 BJTP 16 180,83 107.321 593,49 16,28 %
3 Batang tulangan 3 BJTP 16 178,09 106.929 600,42 17,91 %
Rata-rata 179,40 97,09 541,13 17,33 %
1 BJTP 13 127,27 68.474 538,02 16,21 %
Batang tulangan 1
2 Batang tulangan 2 BJTP 13 128,39 78.284 609,72 19,54 %
3 Batang tulangan 3 BJTP 13 128,18 81.241 633,81 12,84 %

Rata-rata 127,95 76.000 593,85 16,20 %


1 Batang tulangan 1 BJ TD 10 74,45 22.955 308,35 26,23 %
2 Batang tulangan 2 BJTD 10 74,46 24.231 325,41 26,00 %
3 Batang tulangan 3 BJTD 10 74,56 23.054 309,18 14,70 %
Rata-rata 74,49 23,413 314,31 22,34 %
1 Batang tulangan 1 BJTD 8 49,97 15.598 312,17 15,25 %
2 Batang tulangan 2 BJTD 8 49,97 15.696 314,13 7,90 %
3 Batang tulangan 3 BJTD 8 50,74 15.500 305,47 12,90 %
Rata-rata 50,23 15.598 310,59 12,02 %
Hasil Uji kuat Tarik dari Spesimen baja tulangan Pembuatan Spesimen CFRP.
tersebut dapat disajikan dalam kurva sebagai berikut : Prosedur pembuatannya mengikuti ketentuan
a. Baja tulangan D16 : American Standard Testing Materials (ASTM) D
3039/D 3039M-00, dengan jumlah ganjil minimum 3
(tiga sampel). Dalam penelitian ini dibuat 7 buah sampel
dengan ukuran seperti tercantum dalam tabel berikut.
Tabel : 3. Dimensi dan jumlah Spesimen CFRP.
Nama/Jenis Tebal Lebar Panjang
No. Fungsi
Spesimen (mm) (mm) (mm)
1 1,20 15,40 250,00
2 Sebagai 1,20 15,00 250,00
Carbon Fiber
3 pengganti 1,20 15,25 250,00
Reinforceme
4 tulangan 1,20 14,70 250,00
nt Polymer
5 tarik/ 1,20 15,00 250,00
6 (CFRP) 1,20 14,50 250,00
lentur
7 1,20 14,90 250,00
Gambar : 9. Kurva hubungan
Tensile Force-Strain dai 3 besi D16 Standard dimensi sebenarnya 1,20 X 15,00 X 250,00
mm, tetapi ukuran yang tertera dalam daftar table tidak
b. Baja tulangan D13 : bias tepat sesuai standard. Penyebabnya adalah
kesulitan membentuk secara tepat karena lempengan
plat terdiri dari serat, maka serat tepi lempeng plat
sering terlepas sehingga lebarnya tidak bisa tepat
selebar 15,00 mm, namun demikian ukuran lebarnya
masih dalam toleransi.

Gambar : 10. Curva hubungan Gambar : 12. Plat CFRP ukuran 1,20 X 50,00 X 1000 mm
Tensile Force-Strain dari 3 besi D13
c. Baja tulangan D10 :

Gambar : 14. Spesimen CFRP yang sudah terbentuk


(7 buah)
Test Spesimen CFRP dilaboratorium.
Melakukan pengujian specimen secara satu
Gambar : 11. Curva hubungan persatu menggunakan mesin uji Tarik Universal Testing
Tensile Force-Strain dari 3 besi 10
Machine (UTM) dengan kapasitas 500 kN. Dari 7
d. Baja tulangan D8 : Spesimen yang diuji yang berhasil dengan baik
sebanyak 5 Spesimen, sedangkan yang 2 Spesimen
mengalami kegagalan karena terjadi slip pada jepitan
ujung Spesimen.
Meskipun ada 2 Spesimen yang mengalami
kegagalan, namun masih tetap memenuhi persyaratan
jumlahnya karena sudah lebih dari 3 Spesimen dan
jumlahnya ganjil. Dokumen proses pengujian
ditampilkan dalam gambar 11 dan 12.
Setelah Spesimen dilepas dari mesin uji UTM,
konfigurasi kembali dalam kondisi telah putus, sreabut-
serabut pembentuk dari CFRP tersebut dapat terlihat
Gambar : 12. Curva hubungan dengan jelas, dan
Tensile Force-Strain dari 3 besi  8 dokumentasinya dapat dilihat pada gambar dibawah in
Gambar : 16.Arsip Spesimen CFRP yang sudah putus
Dari gambar dapat terbaca proses kerja Tarik yang
diberikan pada Spesimen mulai dari awal sampai putus,
setelah putus terlihat material Spesimen kmbali
membentuk serat. Hasil uji Tarik disusn dalam table 4
sebagai berikut.
Gambar : 15. Proses uji Tarik Spesimen CFRP
i.
Tabel : 4. Hasil test Tarik 5 Spesimen
Luas Kuat Tarik max. Kuat
Dimensi Spesimen Kuat Tarik
Pena (fs) Regang-
Tarik Leleh
Tab m- Gaya an Maxi-
No. Pan- N/ leleh (fy)
al Lebar pang Tarik Kg/ 2 Standard mum
jang mm (fy)
(mm (mm) (mm2 max. mm2 Produsen (%)
(mm) (MPa) (MPa)
) ) (kg) (MPa)
1 1,20 15,00 250,00 18,00 5970,12 331,67 3253,72 3111 4,6133
2 1,20 15,25 250,00 18,30 6491,13 354,71 3479,67 3005 4,7000
3 1,20 14,70 250,00 17,64 5829,91 330,49 3242,14 3231 - 4,4807
4 1,20 15,00 250,00 18,00 5743,87 319,10 3130,41 2889 4,6240
5 1,20 14,90 250,00 17,88 6143,79 343,61 3370,84 3132 4,6513
Kuat Rata-rata 6035,76 335,92 3295,36 3073,60 2520,00 4,6140

593,85 MPa, 10 fy = 314,31 MPa, dan 8 = 310,39


MPa. Hasil uji Tarik CFRP rata-rata fy = 3073,60
MPa, diatas ketentuan standard Produsen yang hanya
menentukan fy = 2520 MPa.
Melihat hasil uji tersebut, meskipun Strain dari
CFRP cukup signifikan dibawah standard ASTM 615-
2000, namun dari Kuat Tarik yang begitu tinggi, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa CFRP. S-512
memenuhi syarat sebagai alternative pengganti besi
beton untuk tulangan Struktur Beton.

Gambar : 13. Grafik Kuat Tarik Spesimen REFERENSI


gabungan 1 s/d 5 1. ACI 201.1R, “Guide for Making a Condition
Survey of Concrete in Service”, 1992.
Melihat kuat Tarik dari Spesimen CFRP dari hasil uji
2. ACI 364.1R, “Guide for Evaluation of Concrete
Tarik leleh dilaboratorium rata-rata sebesar fy =
Structures Prior to Rehabilitation”, 1993
3073,60 N/mm2, maka kenaikan dari standard produsen
3. ACI 440, “Guide For Design and Construction of
cukup sgnifikan yang nilainya sebesar fy = 2520
Externally Bonded FRP Systems For
N/mm2. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan Strengthening Concrete Structures”, January
bahwa CFRP yang digunakan dilapangan sangat kuat 2000.
karena mempunyai kapasitas diatas dari hasil analisa 4. American Concrete Institut(ACI 318M-08) , 2008
yang telah dilakukan. ”Building Code Requirements for Structural
Yang kurang memnuhi syarat adalah regangan (strain) Concrete and Commentary” First Printing June
yang hanya mencapai rata-rata 4,614 % masih dibawah 2008.
9,00 % sesuai ketentuan dari ASTM 615-2000. 5. ASTM Desgnation D 3039/D 3039M-00, 2000,
“Standard Test Method for Tensile Properties of
KESIMPULAN Polymer Matrix Composite Materials”, ASTM
Hasil uji Tarik rata-rata dari besi beton secara Commities D-30 on Compsite Materials, Published
berturut-turut adalah: D16 fy = 541,13 MPa, D13 fy = July 2000.
6. ASTM A 615/A 615MM, 2000 “Specification for 15. Niemitz C, James R, Brena S, 2010. “Experimental
Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Behavior of Carbon Fiber Reinforced Polymer
Reinforcement”, ASTM International, Published on (CFRP) Attached to Concrete using CFRP
Mey 2000. Anchors”, Journal of Composites for Construction,
7. Dharma Astawa Made, 2006 : “Struktur Beton I”, Volume 14, Issue 2, April 2010.
Modul Ajar, Jurusan Teknik Sipil-FTSP, UPN 16. Norazman M Nor, Moch. Hanif Achmad
“Veteran” Jawa Timur, ISBN: 978-979-1005-21-0. Boestamam, Mohammed Alias Yusof, 2013.
8. FIP, “Inspection and Maintenance of Reinforced “Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) as
and Prestressed Concrete Structures”, London, Reinforcement for Concrete Beam”, International
1986. Journal of Emerging Technology and Advanced
9. FIP, “Repair and Strengthening of Concrete Engineering Website: www.ijetae.com, ISSN.
Structures”, London, 1991. 2250-2459, Volume 3, Issue 2, February 2013.
10. G Spadia, F Bencardino, R N Swamy, 17. Mohsen Shahawy dkk (2001), “Flexural
1998.”Structural Behavior of Composite RC Strengthening with Carbon Fiber-Reinforced
Beam with Externally Bonded CFRP” American Polymer Composites of Preloaded Full-Scale
Society of Civil Engineers, ISSN (online) 1943- Girders” ACI Structural Journal/ September-
5614, published 01 August 1998. Oktober 2001
11. Hartono (2008), “Perbaikan dan Perkuatan 18. Meier U., Erki M.A., “Advantages of Composite
Struktur Beton”, makalah Seminar Teknik Sipil Materials in the Post Strengthening Technique
UPN”Veteran” Jawa Timur, tahun 2008 For Developing Countries, Sixth International
Colloquium on Concrete in Developing
12. Lawrence C Bank, 2006. “Composites for Countries”, Pakistan, January 1997.
Constrution (Structural Design with FRP
Materials)”, Published by John Willy & Sons.Inc, 19. Reference of Sika’s, “Strengthening and Repair
Hoboken-NewJersey. Projects” seluruh proyek dari tahun 2000-2013.
13. Laura De Lorenzis dkk, 2001, “Bond of Fiber- 20. SNI-03-2847-2002, “Tata cara Perhitungan
Reinforced Polymer Laminates to Concrete” ACI Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”, Badan
Materials Journal, May-June 2001. Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta.
14. Marwan Bikasem S A, Abdul Aziz bin A S, dkk, 21. The Concrete Society, Technical Report No. 55,
2014. “Shear Strengthening of Reinforced “Design Guidance For Strengthening Concrete
Concrete Beams Using Carbon Fiber Reinforced Structures Using Fibre Composite Materials”,
Polymer Laminate”, American Journal of Civil tahun 2000.
Engineering (AJCE), Vol.2, No. 1, Published, June 22. Technical Data of Sika’s Product, dari tahun 2000
2014. – 2014.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai