PROFILE
SEJARAH
BIOSKOP INDRA
Al Hambra diperuntukkan untuk kelas sosial tinggi (Eropa, pengusaha, Tionghoa, bangsawan Kraton) sementara
Mascot untuk kelas sosial rendah (pribumi).
LOKASI
ADAPTASI REKONSTRUKSI
BIOSKOP MUSEUM
R. Display
+ 1.00 R. Display
+ 6.00
Kantor
+ 1.00
+ 1.00
R. Tiket EXIT
+ 1.00 R. Tunggu + 6.00
Entrance
Lobby
+ 1.05 Perubahan fungsi bangunan dari
Bioskop menjadi Museum Merenovasi bangunan yang saat ini terlihat tidak terawat menjadi lebih
Dokumenter lm lama sehingga estetik dengan cara mengebalikan kesan bangunan hampir seperti
mengubah bentuk denah bangunan. semula. Memepertahankan karakteristik bangunan kolonial sehingga
masih selaras dengan bangunan-bangunan yang ada di kawasan
Malioboro.
7 8
HISTORICAL
ADAPTASI REKONSTRUKSI
Back Stage
+ 7.00 R. Pemutaran Film
+ 6.00
R. Display
+ 6.00
R. Tunggu + 6.00
Penambahan ruang pemutaran lm di lantai 2. Ruang Pengolahan fasade dengan cara menggembalikan seperti semula dan dengan
pemutaran lm dijadikan sebagai tempat yang dapat menggunakan material yang diperbaharui. Pada beberapa sisi fasade bangunan di ubah
menciptakan suasana menonton lm dapa jaman dulu. sesuai dengan fungsi bangunan pada saat ini yaitu Museum. Namun tidak merubah citra
Ruangan dibuat lebih kecil dan eksibel. bangunan yang lama.
ECONOMIC 7 9
ADAPTASI
BANGUNAN
MUSEUM
MANGKRAK
ADAPTASI
Museum Dokumenter Film Lama akan menjadi salah satu tujuan rekreasi yang baru di kawasan Malioboro. Malioboro sendiri merupakan kawasan rekreasi yang selalu
ramai dikunjungi oleh wisatawan. Sehingga perencanaan museum tersebut dapat menjadikan salah satu tujuanr ekreasi baru yang dapat menambah pengetahuan bagi
para wisatawan.
6 7
KOMEMORATIF
ADAPTASI
Bioskop Indra memiliki kenangangan yang bersejarah yaitu merupakan suatu tempat yang dimana dahulu menjadi pusat bioskop favorit yang memiliki jumlah
penonton terbanyak di antar bioskop-bioskop yang lain di Yogyakarta. Selain itu juga meruapakan Bioskop yang mempunyai pelanggan dari kalangan atas, seperti
para penajajah Belanda dan kaum menengah keatas. Sehingga perlu adanya simbol yang dapat menunjukkan bahwa Bioskop Indra merupakan bioskop yang
legendaris.
TRIAL, EROR and SOLUTIONS
AESTHETIC
&
RECREATIONAL
TRIAL, EROR and SOLUTIONS
AESTHETIC
RUANG
Back Stage AUDIOVISUAL
+ 7.00 R. Pemutaran Film + 7.00
+ 6.00
RUANG DISPLAY
+ 6.00
RUANG DISPLAY
+ 6.00
RUANG DISPLAY
+ 6.00
R. Tunggu + 6.00
Pada denah bangunan awal ruang pemutaran lm tidak diberi Ruang pemutaran lm tetap pada fungsi awal yaitu menampilkan lm-lm dokumenter
dinding sehingga tidak ada keprivasian. Sehingga solusi desain yang terkenal pada masanya. Ruang interior didesain dengan menggunakan kursi
pada denah yang kedua ruang, pemutaran lm diberikan dinding penonton agar dapat menikmati l lebih lama. Namun karena besar ruangan yang
sebagai pembatas anatara ruang pemutaran lm dan ruang diberikan tidak cukup besar maka jumlah kursi penonton hanya sedikit. Ruangan ini di
tunggu. desain sama dengan ruang display. Dimana ruang display lm tidak ada batasan waktu
, sehingga penonton dapat keluar masuk tanpa harus menunggu waktu pemutaran.
TRIAL, EROR and SOLUTIONS
AESTHETIC
SEBELUM SESUDAH
Pada desain awal fasade bangunan dipertahankan dengan Pada bangunan kedua fasade depan diisi dengan material kaca
tetap menggunakan dinding batu bata. agar pengunjung bisa sedikit melihat bagian dalam bangunan
untuk sarana promosi secara tidak langsung.
Kolom bangunan pada desain pertama mempertahankan Kolom bangunan pada desain kedua menghilangkan material kayu
material yang digunakan. Yaitu material kayu yang dipotong pada bagian sisi kolom. Penghilangan material tambahn tersebut
dan ditempelkan pada kolom secara acak. dimaksudkan untuk memberi citra bangunan kolonial agar kolom
terlihat seragam.
Desain bangunan pertama akses yang ada belum memadai Desain bangunan kedua disempurnakan dengan penggunaan
untuk penyandang disabilitas. ramp pada sisi sebelah kanan untuk akses penyandang disabilitas.
TRIAL, EROR and SOLUTIONS
SESUDAH
RECREATIONAL
SEBELUM
Pada trial pertama belum ada inovasi berupa sarana penunjang pada
bagian depan bangunan.
AESTHETIC
Kekurangan pada trial yang pertaman adalah pada bagian fasade
yang kurang menarik pengunjung karena bangunan terkesan
tertutup, sehingga pada trial yang kedua diberikan penambahan
material kaca pada bagian fasade depan agar pengunjung bisa
melihat interior bangunan dan mengetahui bangunan sebagai
sebagai Museum.
RECREATIONAL
Kekurangan pada trial yang pertama adalah kurangnya inovasi
pada depan bangunan, sehingga pada trial kedua diberikan inovasi
berupa kolam yang dapat menarik pengunjung dan meningkatkan
interaksi sosial.