Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGENALAN MIKROSKOP
A. Tujuan
1. Untuk mengenal bagian-bagian mikroskop.
2. Untuk mengetahui cara penggunaan mikroskop secara baik dan benar.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan preparat basah secara melintang dan membujur.
4. Untuk melihat sediaan yang telah dibuat di bawah mikroskop.
B. Tinjauan teori
Mikroskop adalah alat optik yang sangat penting dalam aktivitas Biologi. Sebagai
alat bantu, mikroskop banyak membantu para ahli memahami makhluk hidup tertuma dalam
bidang Mikrobiologi. Dengan Mikroskop akan diperoleh perbesaran pandangan sehingga
memungkinkan untuk melihat untuk melihat mikroorganisme atau benda-benda yang sangat
kecil yang tidak tampak dengan mata secara langsung. Ada dua jenis mikroskop yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop ditemukan pertama kali oleh Antony
Van Leuwenhoek (1632-1723)seorang ahli mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda.
Beliau membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih
banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil dan tak kasat
mata (Purba, 1999).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan
penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Benda atau
organisme yang akan diamati dengan mikroskop harus brukuran kecil dan tipis agar dapat
ditembus oleh cahaya. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang merupakan sistem lensa
optis, terdiri dari mikroskop medan terang, medan gelap, fluoresensi, dan kontras fase.
Sedangkan mikroskop elektron menggunakan elektron sebangai pengganti gelombang cahaya
untuk memperoleh bayang yang jauh lebih besar sampai beberapa puluhan ribu kali.
D. Cara Kerja
1. meletakkan mikroskop sedemikian rupa dari tepi meja sehingga bisa mudah
melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop.
2. Membersihkan objek dan gelas penutup, kemudian teteskan air dengan menggunakan
pipet tetes di bagian tengah permukaan objek gelas.
3. Mengambil setikit kapas dengan menggunakan jarum, meletakkan diatas objek gelas
yang sudah ditetesi air. Ditutup dengan gelas penutup.
4. Mengamati di bawah mikroskop, dan menggambarkan apa yang di amati
5. Melakukan hal yang sama dengan tepung
6. Menggunakan pembesaran yang berbeda dengan cara mengubah lensa objektif, apa
yang terjadi pada luas daerah pengamatan.
E. Pengamatan
1. Daun
2
2. Kapas
3
3. Tepung
F. Pembahasan
Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama
dalam bidang biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah
seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Berdasarkan konstruksi dan kegunaan, mikroskop cahaya dapat dibagi atas 4 macam, yaitu
mikroskop biologi, stereo, metalurgi, dan fotografi. Sedangkan mikroskop elektron dibagi
atas mikroskop elektron transmisi dan skaning. Bagian mikroskop yang berperan penting
dalam penggunaan adalah bagian yang mengatur perbesaran dan mengatur cahaya (Pramesti,
2000).
Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah hasil kerja dua sistem lensa
yaitu lensa objektif yang terdekat dengan cermin dan lensa okuler terletak pada ujung atas
mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula
dan mengahasilkan bayangan nyata, pada gilirannya diperbesar oleh lensa okuler untuk
menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Volk, 1984). Berdasarkan dari hasil praktikum
yang dilakukan mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut
4
mempunyai fungsi tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk
kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan
diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor.
Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya
yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan
antara lensa objektif dengan lensa okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler
objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas. Mikrofokus berfungsi untuk
mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai
tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur
kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat.
Pemegang(lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur
cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh
kedudukan mikroskop. Sekrup engsel berfungsi menyesuaikan mikroskop yang baik.
G. Pertanyaan
1. Tuliskan dan jelaskan bagian optic dari mikroskop ?
2. Tuliskan dan jelaskan bagian komponen mekanik dari mikroskop ?
3. Apa kerugiannya jika kita membersihkan bagian optic mikroskop dengan
menggunakan kain kasar ?
4. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis Mikroskop ?
5. Jelaskan langkah-langkah perawatan mikroskop agar mikroskop dapat berfungsi
dengan baik dan awet.
Jawaban
1. - Bagian lensa mikroskop adalah lensa. Lensa merupakan bagian terpenting
mikroskop untuk memperbesar bayangan benda. Ada 2 jenis lensa dalam sebuah
mikroskop, yakni lensa okuler dan lensa obyektif.
- Bagian Kondensor Mikroskop berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan
cahaya yang berasal dari iluminator selanjutnya diarahkan ke spesimen yang diamati.
Biasanya letak kondensor ini berada di bagian bawah meja dan berkonjungsi dengan
iris diafragma.
- Bagian Diafragma ‘iris’ mikroskop berfungsi untuk mengontrol intensitas cahaya
yang diarahkan kepada spesimen (preparat). Letaknya berada di bawah meja dan di
atas kondensor.
5
- Bagian Iluminator adalah sumber cahaya atau penerangan bagi mikroskop, biasanya
terletak di bagian dasar mikroskop. Pada mikroskop listrik, cahaya berasal dari lampu
halogen dengan voltase rendah. Pada mikroskop cahaya konvensional, meggunakan
cermin untuk memantukkan sinar matahari ke arah preparat. Disebut juga bagian
reflektor pada mikroskop.
2. - Tabung lensa (eyepiece tube). Bagian mikroskop ini menghubungkan lensa okuler
dan obyektif. Pada mikroskop binokuler, umumnya menggunakan cincin pengatur
diopter yang mengatasi ketidakkonsistenan penglihatan, baik dengan satu mata
maupun dengan dua mata. Mikroskop monokuler tidak memerlukan diopter.
- Revolver (nosepiece microscope) merupakan rumah (house) bagi lensa obyektif.
Lensa obyektif yang diletakkan pada revolver umumnya 3 buah dengan perbesaran
4x, 10x dan 100x. Cara menggunakannya cukup mudah.
- Meja (stage) adalah bagian mikroskop dimana anda meletakkan obyek pengamatan.
Meja ini merupakan bagian mekanis yang penting dari sebuah mikroskop.
- Makrometer (coarse focus knob)dan Mikrometer (fine focus knob) memiliki fungsi
yang sama, yakni menghasilkan image atau bayangan yang fokus alias memperjelas
gambar.
- Sendi inklinasi anda mengatur tingkat kemiringan meja preparat. Anda pun bisa
bekerja lebih nyaman dan ergonomis. Namun perlu diperhatikan jika, preparat anda
adalah jenis preparat basah (segar). Bisa jadi jika terlalu miring membuat spesimen
yang anda amati tumpah.
3. Kerugian jika kita membersih kan mikroskop dengan kain kasar adalah dapat
menyebab kan mikriskop menjadi lecet dan kusam.
4. - Mikroskop Elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan
peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro
maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada
mikroskop cahaya.
- Mikroskop cahaya -----> memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop
memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binikuler).
6
- Mikroskop medan gelap ---> digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya
bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk.
- Mikroskop Tiga Dimensi (Stereo).Mikroskop ini bisa dipergunakan untuk
mengamati objek dengan perbesaran 7 sampai 10 kali.Objek yang diamati bisa terlihat
secara 3 dimensi sebab ruang ketajaman lensa pada mikroskop ini lebih tinggi
daripada jenis mikroskop cahaya.
5. Disimpan di tempat yang sejuk, kering, bebas debu, dan bebas dari up asam. Tempat
penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel
yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab atau
diletakkan dalm lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur. Bagian
mikroskop non optic, terbuat dari logam atau plastic, dapat dibersihkan dengan
menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian
mikroskop, dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera. Hindari
membersihkan lensa dengan menggunakan sapu tangan atau lap kain, dll.
H. Kesimpulan
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti atau mengenali
benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop memiliki
bagian-bagian tertentu yang masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi yang jelas
berbeda. Dari beberapa bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu; lensa okuler, tabung,
makrometer, mikrometer, lensa obyektif, penjepit, diafragma, panggung, cermin, kaki/dasar,
dan lengan/tangakai mikroskop.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
http://www.gudangnews.info/2012/01/laporan-praktikum-biologi-
tentang.html#ixzz4irDCkKfb
Perkembangan mikroskop sebagai penemu sejarah mikrobiologi.http://aguskrisnoblog.wordpr
es /2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-mikrobiologi.
7
PRATIKUM II
UJI BAHAN MAKANAN
A. Tujuan
Untuk menguji zat yang terkandung pada bahan makanan.
B. Tinjauan teori
Bahan makanan yang dikonsumsi sehari hari umumnya adalah karbohidra, protein
dan lemak serta gula. Karbohidra banyak ditemukan pada bahan pokok makanan seperti nasi,
roti atau singkong. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi. Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi tubuh
manusia. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis,
klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbondioksida berasal dari udara dan air dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
karbohidrat sederhana glukosa, disamping itu pula dihasilkan oksigen yang lepas di udara.
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Dalam bentuk sederhana formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Sebagai sumber
energi, karbohidrat menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori, sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak.
D. Langkah Kerja
1. Uji karbohidra (amilum)
a. Menghancurkan makanan yang akan diuji dengan alu dalam lumping.
b. Memasukkan bahan makanan yang akan diuji pada masing-masing cekungan pelat
tetes.
c. Menetesi masing-masing bahan makanan dengan benedi sebanyak 2 sampai 3
tetes.
d. Maka bahan makanan tersebut berubah menjadi biru, hal ini menunjukkan bahan
makanan tersebut mengandung amilum.
2. Uji protein
a. Memasukkan bahan makanan yang telah dihancurkan pada masing-masing
cekungan pelat tetes.
b. Menandai bahan makanan yang dimasukkan pada cekungan pelat tetes.
c. Menetesi masing-masing bahan makanan tersebut dengan NaOH kemudian
dengan biuret, jika timbul warna ungu menunjukkan bahan makanan tersebut
mengandung protein.
3. Uji gula pereduksi (glukosa, galaktosa, laktosa, maltose)
a. Memasukkan bahan-bahan makanan yang telah dihaluskan kedalam masing-
masing tabung reaksi dan di tambahkan sedikit air.
b. Memberi danta pada tabung reaksi sesuai dengan bahan makanan yang
dimasukkan.
c. Menetesi setiap tabung reaksi dengan larutan fehling A dan fehling sebanyak 4
sampai 5 tetes.
d. Memanaskan tabung reaksi yang telah berisi campuran bahan makanan dan
larutan fehling, maka campuran bahan tersebut berubah menjadi merah bata
menunjukkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung gulu pereduksi.
4. Uji lemak
a. Dengan kertas
Membuat petak-petak ada kertas dan masing-masing petak, ditulis nama bahan
makanan yang akan di uji. Menggosokkan makanan yang akan di uji pada bagian
9
tengah kertas yang berpetak tersebut. Menjemur kertas tersebut sampai bekas
makanan yang dioles itu kering, mengamati kertas tersebut.
b. Dengan alcohol
Memasukkan secukupnya makanan yang akan diuji kedalam tabung reaksi(jangan
dihancurkan). menuangkan kedalam tabung reaksi tersebut alcohol sebanyak ½
tabung reaksi, kemudian akan digoyang-goyangkan tabung reaksi tersebut
diusahakan agar alcohol tetap bening. Maka menyiapkan tabung reaksi yang
lainnya diisi dengan air kran sebanyak ½ tabung reaksi.
E. Hasil Pengamatan
1. Putih dan tempe
2. Roti
3. Mentega
10
4. Tahu
5. Pisang
F. Pembahasan
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
(amilum). Bila makanan yang ditetesi lugol berubah menjadi biru hitam, maka makanan
tersebut mengandung karbohidrat. Semakin gelap warnyanya berarti makanan tersebut
banyak kandungan karbohidratnya. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji
kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi
dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada
ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagau berikut : Kompleks
koordinasi antara Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis,
akan membentuk warna lembayung.
Larutan Fehling ditemukan oleh ahli Kimia Jerman Hermann von Fehling tahun 1849.
Larutan ini digunakan untuk menguji kandungan gula tereduksi (monosakarida atau
disakarida) dalam suatu sampel. Pengujian secara kualitatif ini berdasarkan keberadaan gugus
aldehida atau keton yang bebas. Larutan Fehling dibagi atas dua macam yaitu larutan Fehling
A ([[CuSO4]]) dan larutan Fehling B (KOH dan Na-K, tartrat). Ketika larutan basa dari
kurpik hidroksida dipanaskan dalam sampel yang mengandung gula tereduksi, hasil yang
didapatkan adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah kurprik oksida. Larutan
Fehling akan bereaksi dengan monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida
(laktosa dan maltosa) yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Akan tetapi sukrosa
11
tidak memiliki gugus aldehida dan keton bebas, sehingga sukrosa tidak dapat dideteksi
dengan larutan Fehling.
G. Pertanyaan
1. Tuliskan unsur penyusun karbohidrat, protein dan lemak.
2. Apakah fungsi pemanasan pada uji makanan glukosa ?
3. Tuliskan jenis makanan lain yang mengandung protein, lemak dan amilum.
4. Tuliskan masing-masing manfaat bahan makanan yang telah diuji.
Jawaban
1. - Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ).
- Protein C(carbon),H(hidrogen),O(oksigen),N(nitrogen). terkadang mengandung
S(sulfur).
- Lemak tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
2. - Sebagai sumber tenaga (makanan pokok)
- Sebagai zat pengatur
- Sebagai zat pembangun
3. - Karbohidrat
- Gula (glukosa)
4. - manfaat putih telur yaitu kaya protein, bebas kolesterol, sarapan rendah kalori, tinggi
kalsium, mengandung zat anti-kanker, kaya vitamin B12, mengandung koli, kaya zat
besi, mencegah panuaan dini, menjaga pertumbuhan otot, menurunkan tekanan darah.
- manfaat tempe yaitu sumber protein yang lebih kaya disbanding daging, sumber
kalsium yang setara dengan susu sapi, satu-satunya sumber vitamin B12 dari nabati
- manfaat tahu yaitu mengurangi risiko kanker, kesuburan wanita.
- manfaat pisang yaitu pisang memiliki nutrisi yang menyeimbangkan gula darah
- manfaat roti yaitu kaya akan vitamin B1, vitamin B2.
H. Kesimpulan
Larutan bahan makanan apabila ditetesi dengan larutan lugol menjadi bewarna hitam maka
larutan bahan makanan tersebut mengandung amilum. Larutan bahan makanan apabila ditetesi
dengan larutan biuret menjadi bewarna ungu maka larutan bahan makanan tersebut mengandung
protein. Larutan bahan makanan apabila ditetesi dengan larutan fehling A + B kemudian
dipanaskan berubah warna menjadi bewarna merah bata (orange) maka larutan bahan makanan
tersebut mengandung Glukosa.
12
I. Daftar pustaka
13
PRATIKUM III
PREPARASI JARINGAN PADA TUMBUHAN
A. Tujuan
Membandingkan jaringan penyusun akar, batang dan bahan.
B. Tinjauan teori
Struktur akar dari luar kedalam menurut Suwarno (2009) adalah :
1. Epidermis
Susunan sel-sel epidermis rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air. Sebagian sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke
arah lateral dari dinding luarnya. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis
akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas
permukaan akar sehingga penyerapan lebih efisien.
2. Korteks
Letak korteks langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga
banyak memiliki ruang antarsel yang berperan dalam pertukaran gas. Sebagian besar
korteks dibangun oleh jaringan parenkim. Korteks berfungsi sebagai tempat
menyimpan makanan.
3. Endodermis
Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Sebagian besar sel endodermis memiliki bagian seperti pita yang mengandung gabus
(zat suberin) atau zat lignin. Bagian ini disebut pita kaspari. Sel-sel endodermis dapat
mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik,
dinamakan titik kaspari. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai
pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop
akan tampak seperti huruf U, disebut sel U, sehingga air tidak dapat menuju ke
silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga
memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel
penerus/sel peresap. Jadi, endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan
yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
4. Silinder pusat/stele
Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri atas berbagai
macam jaringan, yaitu: Perisikel/ perikambium, Berkas pembuluh angkut, dan
Empulur. Perisikel/ perikambium merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun
14
atas satu atau beberapa lapis sel. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke
arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan sekunder dan pembentukan akar ke
samping. Berkas pembuluh angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada dikotil di
antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. Sedangkan Empulur letaknya
paliang dalam atau di antara berkas pembuluh angkut yang terdiri atas jaringan
parenkim. Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.
D. Langkah Kerja
1. Melakukan pengirisan secara melintang setipis mungkin terhadap batang, akar dan
daun kacang tanah dan jagung yang masih lunak dengan silet
2. Meletakkan irisan tersebut diatas kaca benda tetesi dengan air dan ditutup dengan
kaca penutup
3. Memberikan satu tetes larutan methylen blue ditepi preparat glass dan kelebihan
larutan diisap dengan memakai tissue
4. Diamati dengan cermat dibawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan
5. Mengamati preparat awetan batang, akar, dan daun jagung dan kacang tanah dibawah
mikroskop sebagai bahan perbandingan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas kerja.
15
E. Hasil Pengamatan
1.Kacang
tanah
F. Pembahasan
Dalam melaksanakan praktikum kali ini, kami mengamati mengenai jaringan-jaringan
penyusun pada tumbuhan yang mana bahan utama yang digunakan adalah penampang
melintang akar batang dan daun. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan berbagai
perbesaran untuk mendapatkan struktur gambar yang jelas. Setelah mendapatkan gambar
yang jelas, kita menggambarnya dan memberi keterangan jaringan pada masing-masing
preparat tersebut. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Preparat daun
Dalam preparat daun terdapat beberapa jaringan yang terdapat di dalamnya yaitu:
a. Epidermis atas yang merupakan jaringan yang letaknya paling luar, tersusun atas sel-sel
hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel. Bentuk jaringan
epidermis seperti balok dan berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya.
b. Jaringan palisade yang terdiri atas sel-sel silindris, tegak dan tersusun rapat dan
mengandung banyak kloroplas. Pada parenkim palisade ini berlangsung proses fotosintesis.
c. Stomata yaitu hasil modifikasi dari daun yang berbentuk bulat bisa menutup dan membuka
yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas saat fotosintesis maupun respirasi
16
d. Jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang tidak teratur,
memiliki banyak ruang antar sel dan sedikit mengandung kloroplas. Parenkim spons ini
berfungsi untuk menampung karbondioksida untuk proses fotosintesis.
e. Jaringan epidermis bawah yang berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang ada di
posisi bagian bawah daun karena jaringan epidermis itu sendiri sebenarnya adalah jaringan
pelindung.
f. Rongga antar sel yang berfungsi untuk memisahkan sel satu dengan sel yang lain dan untuk
pertikaran gas.
2. Dalam preparat batang
a. Epidermis batang merupakan jaringan berbentuk sel pipih, tersusun rapat dan tidak meiliki
rongga antar sel sehingga sesuai dengan fungsinya yaitu untuk melindungi jaringan di
dalamya.
b. Korteks batang tersusun dari sel-sel parenkim yang berdinding tipis, memiliki vakuola
besar dan memiliki banyak ruang antar sel. Fungsinya untuk menyimpan cadangan
makanan.
c. Floem terdiri atas sel-sel hidup, berdinding selulosa dan dinding melintangnya berpori.
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
d. Xilem disebut juga pembuluh kayu. Sel-sel penyusun xilem adalah trakeid dan trakea,
elemen pembuluh dan parenkim xilem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dari akar ke
daun.
e. Jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi untuk menopang tumbuhan agar
dapat berdiri kokoh dan kuat. Jaringan penguat ini terdiri atas jaringan kolenkim dan
jaringan sklerenkim.
3. Dalam preparat akar terdapat
a. Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat, berbentuk pipih, berdinding tipis
serta mudah dilalui air dan zat-zat hara (bersifat permeabel). Pada daerah dekat ujung akar,
sel-sel epidermis termodifikasi menjadi rambut-rambut akar yang berfungsi untuk
memperluas daerah penyerapan air dan zat hara.
b. Korteks letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga
banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Endodermis akar terdiri dari selapis sel yang tebal. Sebagian besar sel-sel endodermis
memiliki bagian seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin yang
17
disebut pita kaspari. Endodermis berperan mengatur jalannya air dan zat hara yang diserap
akar dari tanah masuk ke silinder pusat.
d. Jaringan pengangkut pada akar sering disebut jaringan vaskular. Jaringan ini disebut
jaringan vaskular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa pembuluh
pembuluh yaitu pembuluh xilem dan floem.
e. Jaringan penguat fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan
yaitu jaringan kolenkim yang banyak terdapat pada jaringan muda dan jaringan sklerenkim
yang berfungsi menguatkan bagian tubuh tumbuhan yang sudah dewasa.
G. Pertayaan
1. Mengapa batang dikotil dapat membesar sedangkan batang monokotil tidak dapat
membesar ?
2. Apakah yang dimaksud dengan lingkaran tahunan.
3. Tuliskan fungsi dari batang, akar, dan daun.
4. Jelaskan secara skematis perbedaan berks pengangkut pada monokotil dan dikotil.
Jawaban
1. karena tidak mempunyai kambium. kambium itu senduri berguna untuk pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan sedangkan tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium
jadi , tidak bisa tumbuh membesar.
2. Lingkaran tahun terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sekunder (kambium gabus)
yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun. Pertumbuhan sekunder berlangsung
hanya pada musim penghujan, karena pada musim penghujan kebutuhan air dan unsur
hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan tanaman tersebut, dengan proses
pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu lingkaran berbeda ketebalannya.
3. fungsi akar : - sebagai penopang tumbuhan
- untuk menyerap air dan zat hara dari tanah
- untuk cadangan makanan (bagi sebagian tumbuhan)
- untuk alat pernafasan (bagi sebagian tumbuhan)
fungsi batang : - alat respirasi / pernafasan (melalui lentisel)
- menghubungkan daun dengan akar
- sebagai tempat cadangan makanan (bagi sebagian tumbuhan)
- alat perkembangbiakan vegetatif buatan
- alat transportasi
fungsi daun : - sebagai tempat memasak makanan (fotosintesis)
18
- sebagai tempat respirasi (melalui stomata)
- tempat terjadinya transpirasi.
- tempat terjadinya gutasi.
- alat perkembangbiakan vegetatif (contoh : cocor bebek)
4. Jaringan pngangkut merupakan jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun.
H. Kesimpulan
Susunan sel-sel epidermis rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati
air. Sebagian sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke arah lateral dari
dinding luarnya. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap
air dan garam-garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas permukaan akar sehingga
penyerapan lebih efisien. Terdapat beberapa jaringan yang ada pada tumbuhan yang semua
jaringan tersebut mempunyai masing-masing fungsi sesuai letaknya, struktur maupun
komposisinya. Jaringan tumbuhan yang diamati meliputi jaringan pada akar, batang dan daun
dimana masing-masing jaringan tersebut mempunyai karakteristik tersendiri. Pada
penampang melintang akar, batang dan daun yang diamati, terdapat berbagai
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.
Tim Dosen Pembina. 2012.Petunjuk Praktikum Bioligi Dasar. Jember: Universitas
Jember.
19
PRATIKUM IV
MENGAMATI STRUKTUR TUMBUHAN PAKU
DAN TUMBUHAN LUMUT
A. Tujuan
Mempelajari ciri-ciri tumbuhan Lumut Daun dan Tumbuhan Paku.
B. Tinjauan teori
Lumut (Bryophyta) memiliki klasifikasi, yang terdiri dari lumut hati (Hepaticopsida),
lumut tanduk (Anthocerotopsida), dan lumut daun (Bryopsida). Dari setiap jenis klasifikasi
tumbuhan lumut cara membedakannya ialah dengan melihat bentuk morfologi dan anatomi
tumbuhan lumut, yaitu bentuk fisik dan bentuk-bentuk dalam dari tumbuhan lumut.
Lumut daun (Bryopsida) adalah lumut sejati yang memiliki jumlah paling banyak
dibandingkan degan spesies dari dua kelas yaitu lumut tanduk, dan lumut hati. Lumut daun
adalah lumut yang menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi. Cara hidup dan
habitat, lumut daun mudah ditemukan diberbagai tempat seperti di permukaan tanah, tembok,
batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Diatas permukaan tanah yang lembab, lumut
daun tumbuh rapat menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat yang seperti dengan busa,
berfungsi memungkinkan menyerap dan menahan air.
Struktur dan Bentuk lumut daun, tubuh lumut daun memiliki bentuk seperti tumbuhan
kecil yang tumbuh tegak. Umumnya tinggi lumut sekitar kurang dari 10 cm, dan ada pula
yang memiliki tinggi sekitar 40 cm seperti Polytrichum commune. Jika kita perhatikan
dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian yang menyerupai
seperti akar (rizoid), batang dan daun. Rizoid disusun dari banyak sel atau multiseluler yang
bercabang-cabang. Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada juga yang tidak
bercabang. Daun yang berukuran kecil dan berkedudukan dengan tersebar di sekeliling
batang.
Reproduksi Lumut Daun. Dalam pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit.
Gametofit yang telah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang
menghasilkan spermatozoid, sedangkan dari alat kelamin betina (arkegonium) yang
menghasilkan ovum. Lumut daun ada yang berumah satu dan berumah dua. Fertilisasi dari
ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
membentuk sporogonoium yang memiliki bentuk yang beragam seperti bulat, kapsul,
20
horizontal, kerucut berparuh, dan kapsul tegak. Didalam sporogonium terdapat sporangium
yang didalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru,
jika jatuh dihabitat yang cocok. Selain spora, lumut daun Spaghnum bereproduksi melalui
fragmentasi.
21
batang, dan daun telah terdapat jaringan pengangkut yang tersusun atas bagian floem dan
xilem yang belum terdapat pada tumbuhan lumut. Berkas-berkas pengangkut ini umumnya
tersusun konsentris amfikribal (xilem di tengah dikelilingi oleh floem) dan di dalam batang
sering terdapat lebih dari satu berkas pengangkut. Adanya berkas pengangkut menambah
kekuatan untuk mendukung tunas-tunas, sehingga tumbuhan paku berkembang menjadi
tumbuhan darat dengan cabang-cabang, bahkan telah membentuk pohon seperti yang
dikenal dengan paku tiang, contohnya adalah Cyathea sp.
D. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan lumut dan tumbuhan paku diamati formologinya (rizoid, akar,
batang, daun, kotak spora).
2. Mengamati bentuknya dan dicatat tentang warnanya serta digambar.
3. Membuat irisan kotak spora lumut dan tumbuhan paku, diamati dengan lup atau
mikroskop.
4. Digambar dan dicatat ciri-cirinya yang sudah dilihat.
5. Membandingkan ciri-ciri antara lumut daun dengan tumbuhan paku.
22
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar, batang
dan daun sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai
klorofil, akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati
merupakan fase sporofit. Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga
tumbuhan higrofit. Tumbuhan paku muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda
menggulung. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan
subtropik. Habitatnya meliputi tepi pantai sampai ke lereng pegunungan, dan di sekitar
kawah. Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan
xilem yang bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang
disebut rizom.Daunnya terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun
yang digunakan untuk fotosintesis disebut tropofil. Adapun daun yang menghasilkan spora
disebut sporofil. Sporofil mempunyai kotak spora yang disebut sporangium, berupa suatu
badan yang menghasilkan spora. Sporangium terkumpul dalam sorus. Kumpulan sorus-sorus
disebut siri. Sorus dilindungi oleh pembungkus (selaput) yang disebut indusium.
23
Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operkulum, dan peristom. Sporangiofor
adalah tangkai sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang mengelilingi
sporangium. Dinding sel annulus tebal, kecuali yang menghadap keluar. Annulus barfungsi
untuk mengeluarkan spora dengan menekan sporangium. Operkulum adalah tutup kotak
spora. Peristom adalah gigi yang melingkari operkulum. Tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan seperti halnya tumbuhan lumut. Siklus hidup Pteridophyta dimulai dari
proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid dan sel telur yang membutuhkan air
sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot. Zigot akan berkembang
menjadi embrio dan memperlihatkan dua kutub. Satu kutub tumbuh ke atas (membentuk daun
dan batang), sedangkan kutub yang lain tumbuh ke bawah (membentuk akar). Namun, pada
perkembangan selanjutnya kutub yang satu tumbuh membentuk batang beserta daun,
sedangkan kutub yang lain terhenti atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku
disebut tumbuhan berkutub satu.
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai
tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di
air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut
masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah
(merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan
perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk
peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormofita).
Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut tumbuhan berkormus karena memiliki
akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai tumbuhan sempurna. Namun
tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak menghasilkan buah
seperti tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan
aseksual dan mengalami pergiliran keturunan. Didalam tumbuhan lumut terdapat
istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang artinya kelompuk lumut yang masing-masing
talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja, sedangkan berumah
satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada
satu tubuh (talus). Peranan lumut bagi kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir
pada musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai
bahan bakar, dan dapat diolah menjadi kapas. Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup
lainnya, lumut dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan lumut sejati (lumut daun).
Masing-masing kelompok tersebut menempati takson yang sama. Tetapi
penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan. Sebagian ahli taksonami
24
menempatkan masing-masing kelompok lumut pada tingkatan takson kelas, yaitu kelas
Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut
sejati).
G. Pertanyaan
1. Adakah persamaan diantara lumut daun dengan tumbuhan paku ?
2. Buatlah tabel perbedaan dan persamaan antara lumut dengan paku.
3. Buatlah kesimpulanmu.
Jawaban
1. Ada. Tumbuhan paku dan tumbuhan lumut sama-sama tergolong tumbuhan tingkat
rendah serta dapat hidup dimana saja berdasarkan ciri dan jenisnya.
2. Tabel Perbedaan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
No Ciri-ciri Bryophyta Pterydophyta
Sangat kecil, biasanya tidak Biasanya mencapai 1 m,
1 Ukuran
lebih dari 15 cm. beberapa dapat mencapai 12 m.
Memiliki rizoid, berdaun
Memiliki akar, batang, dan
2 Struktur tubuh sisik, dan tidak memiliki
daun sejati.
batang.
Jaringan
3 Tidak ada Ada, yaitu xilem dan floem
pembuluh
4 Fase dominan Fase gametofit Fase sporofit
5 Fase sporofit Sporangium Tumbuhan paku
6 Fase gametofit Tumbuhan lumut Protalium
Tumbuhan
7 Berupa gametofit Berupa sporofit
dewasa
Talus sederhana hidup bebas
Gametofit dan dapat berfotosintesis, Protalus, tidak menarik, hidup
8
dewasa memiliki rizoid dan struktur bebas dan dapat ber fotosintesis
seperti daun
Tergantung pada gametofit, Bentuk yang menonjol,
Sporofit
9 mempunyai kapsul, serta memiliki akar, batang dan daun
dewasa
kaki sejati.
25
3. Lumut daun (Bryopsida) adalah lumut sejati yang memiliki jumlah paling banyak
dibandingkan degan spesies dari dua kelas yaitu lumut tanduk, dan lumut hati. Lumut
daun adalah lumut yang menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi.
Ukuran tubuh tumbuhan paku amat bervariasi, tingginya antara 2 cm hingga 5 m.
Bentuknya pun amat beragam.
H. Kesimpulan
Lumut daun (Bryopsida) adalah lumut sejati yang memiliki jumlah paling banyak
dibandingkan degan spesies dari dua kelas yaitu lumut tanduk, dan lumut hati. Lumut daun
adalah lumut yang menutupi sekitar 3% dari permukaan daratan bumi. Cara hidup dan
habitat, lumut daun mudah ditemukan diberbagai tempat seperti di permukaan tanah, tembok,
batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Diatas permukaan tanah yang lembab, lumut
daun tumbuh rapat menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat yang seperti dengan busa,
berfungsi memungkinkan menyerap dan menahan air.
Ukuran tubuh tumbuhan paku amat bervariasi, tingginya antara 2 cm hingga 5 m.
Bentuknya pun amat beragam. Ada yang berbentuk lembaran, perdu, pohon, dan ada yang
seperti tanduk rusa. Struktur tubuhnya jelas mempunyai kormus. Artinya, kita sudah bisa
membedakan antara akar, batang, dan daunnya. Namun demikian, tumbuhan ini
tidak menghasilkan biji. Karena itu, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
yakni melalui spora.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
26
PRATIKUM V
PENGAMATAN MIKROKOPIS PROTISTA
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi ciri-ciri protista melalui pengamatan.
2. Mengamati protista yang hidup di air.
B. Tinjauan teori
Kingdom Protista merupakan semua makhluk dengan membran inti dan organel
bermembran, uniseluler atau multiseluler, tetapi susunan selnya sederhana dan tidak
membentuk suatu jaringan. Filum atau divisio yang masuk dalam kingdom Protista adalah
Euglena, Rhizopoda, Flagelata, Ciliata, Sporozoa, Cryzophyta, Chlorophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, Pyrrophyta, Myxomycota, dan Oomycota.
Kingdom Protista sering dikatakan makhluk hidup yang mempunyai bentuk campuran
(mixed metamorf), kadang-kadang dapat berbentuk seperti tumbuhan karena dapat
berfotosintesis, tetapi ada juga yang dapat bergerak seperti hewan. Hal tersebut sering
membingungkan para ahli dalam mengelompokkannya, apakah termasuk hewan atau
tumbuhan. Pada akhirnya untuk mempermudah cara pengelompokkannya, para ahli sepakat
mengelompokkan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan cara memperoleh makanan dan cara
hidupnya. Kelompok pertama sering disebut sebagai Protista yang menyerupai tumbuhan.
Disebut demikian karena makhluk hidup ini bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan
sendiri) sehingga dapat berfungsi sebagai produsen. Kelompok tersebut memperoleh
makanan melalui proses fotosintesis karena mereka memiliki kloroplas.
Kelompok berikutnya adalah protista yang menyerupai fungi atau jamur. Kelompok ini
disebut demikian karena bersifat heterotrof atau tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Protista tersebut bersifat sebagai konsumen dan dekomposer (pengurai), yaitu memperoleh
makanan dari bahan organik yang telah jadi. Kelompok terakhir adalah protista yang
menyerupai hewan dan bersifat sebagai konsumen. Protista ini mendapatkan makanannya
dengan cara memakan bakteri, protista lain, atau memakan sel-sel sisa organisme multiseluler
(bersel banyak). Konsep-konsep penting tentang protista yang akan dijelaskan dalam bab ini
terangkum pada bagan konsep di halaman sebelumnya.
C. Alat dan Bahan
A. Alat:
1. Mikroskop cahaya
27
2. Kaca benda tiga buah
3. Kaca penutup tiga buah
4. Pipet tetes tiga buah
B. Bahan :
1. Sampel air kolam
2. Sampel air sawah
3. Sampel air got/ comberan
4. sampel air rendaman jerami
5. kapas.
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan mikroskop untuk pengamatan.
2. Meneteskan 1 tetes air kolam ke atas kaca obyek dengan menggunakan pipet.
3. Ditutup dengan kaca penutup.
4. Mengamati di bawah mikroskop dengan mengatur perbesarannya.
5. Digambar protista yang terlihat dan catat hasil pengamatan.
6. Melakukan pengamatan ulang sebanyak empat kali untuk setiap sample air.
7. Mekukan langkah yang sama pada setiap sample air.
E. Pengamatan
1. Air got/comberan
2. Air sawah
28
3. Air kolam
F. Pembahasan
Euglena yang merupakan organisme uniseluler yang bergerak dengan menggunakan
flagela. Flagela ini adalah ekor panjang yang berbentuk seperti cambuk yang digunakan
untuk gerakan. Secara struktural, euglena tidak memiliki dinding sel. Sebaliknya, euglena
memiliki lapisan luar tebal yang dikenal sebagai pelikel yang terdiri dari protein dan memberi
dengan kekuatan dan fleksibilitas. Euglena merupakan organisme eukariota. Ini berarti bahwa
struktur tubuh euglena dapat ditemukan semua organel seluler yang umum, seperti ribosom,
mitokondria, kloroplas untuk menghasilkan energi, inti, dan vakuola. Euglena viridis
bereproduksi secara aseksual dengan proses pembelahan biner. Chrysophyta merupakan
ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan (chrysos) akibat dari
dominasi dua pigmen,khususnya-carotene,fucoxanthin dan lainnya xanthophylls. Alga ini
tidak memiliki pirenoid dan dan kloroplasnya kecil-kecil berbentuk cakram, pita, atau oval.
Berdasarkan bentuk dan susunan serta kandungan zatnya, Chrysophyta terbagi menjadi
tiga kelas, yaitu Bacillariophyceae (Diatomeae), Chrysophyceae dan Xantophyceae.
Chrysophyta merupakan ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan
(chrysos) akibat dari dominasi dua pigmen,khususnya β-carotene,fucoxanthin dan lainnya
xanthophylls. Alga ini tidak memiliki pirenoid dan dan kloroplasnya kecil-kecil berbentuk
cakram, pita, atau oval. Berdasarkan bentuk dan susunan serta kandungan zatnya,
29
Chrysophyta terbagi menjadi tiga kelas, yaitu Bacillariophyceae (Diatomeae), Chrysophyceae
dan Xantophyceae.
G. Pertanyaan
1. Mengapa Protista yang menyerupuai hewan , tumbuhan dan jamur ?
2. Mengapa media yag digunakan sebagai bahan eksperimen berasal dari air kolam, air
sawah, air got dan air rendaman jerami ?
3. Setelah melakukan pengamatan protista dan mengumpulkan informasi, apakah anda
menemukan persamaan antara anggota protista yang meruakan cirikhas protista.
jelaskan ?
4. Jelaskan cara reproduksi protista
5. Jelaskan penyebab beberapa penyakit dan nama penyakit yang ditimbulkan dari
kingdom protista
6. Buatlah kesimpulanmu.
Jawaban
1. Protista yang menyerpuai hewan : Dikatakan menyerupai hewan karena Protista ini
bersifat heterotrof. Protista ini dapat memasukkan makanan dengan cara menelan
melalui mulut pada membran selnya. Protista ini tidak dapat membuat makanan
sendiri karena tidak mengandung kiorofil. Protista yang menyerupai tumbuhan :
Protista dikatakan menyerupai tumbuhan karena bersifat autotrof, memiliki kiorofil,
dan dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis. Protista yang
menyerupai jamur : Protista ini melakukan pencernaan makanan di luar sel, kemudian
terjadi penyerapan sari-sari makanan hasil pencernaan makanan oleh tubuh.
2. Karena di dalam media-media tersebut telah tumbuh berbagai macam
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam pengamatan
3. Ada persamaan antar anggota protista yaitu pada struktur tubuhnya yang mempunyai
membran sel, kebanyakan berklorofil, dinding sel dari seluosa, berspora, dan
eukariotik.
4. Cara reproduksi pada protista ada dua macam, yaitu Seksual dan Aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara konjugasi atau singami. Reproduksi ini
pada umumnya dilakukan ketik protista berada dilingkungan yang berbahaya.
Sedangkan reproduksi Aseksual merupakan reproduksi yang umum dilakukan oleh
kelompok potista. Jenis reproduksi yang sering dilakukan ialah dengan membelah diri
atau melalui pembelahan mitosis untuk menghasilkan individu baru.
30
5. Malaria adalah yang paling mematikan dari penyakit protozoa, malaria merupakan
salah satu dari lima penyakit menular “pembunuh”.
Amoebiasis adalah sekelompok penyakit disebabkan oleh protozoa Entamoeba
histolytica. Ini termasuk disentri amuba umum dan abses amuba pada hati, paru-paru,
limpa dan kulit.
Penyakit tidur Penyakit ini, yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma brucei,
ditularkan oleh lalat tsetse.
6. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di dalam air
sawah, air kolam, dan air tumpukan jerami terdapat berbagai macam protista yang
hidup di dalamnya.
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di dalam air sawah,
air kolam, dan air tumpukan jerami terdapat berbagai macam protista yang hidup di
dalamnya. Telah diketahui bahwa protista dianggap sebagai organisme peralihan antara
monera dan organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan. Organisme yang termasuk
Protista meliputi organisme yang telah memiliki suatu membran yang melindungi intinya
(eukariotik). Anggotanya berukurun mikroskopis – makroskopis, menyerupai jamur,
menyerupai tumbuhan dan menyerupai hewan. Hal tersebut didasarkan ciri-ciri yang
dimilikinya.
Protista mirip jamur karena kesamaan cara reproduksinya. Protista mirip tumbuhan
karena memiliki kloroplas, bersifat fotoautotrof,dan dapat mensintesi makan sendiri
selayaknya tumbuhan. Pigmen yang dimiliki ini digunakan sebagai dasar pengklasifikasian
ganggang, yaitu ganggang merah dominasi pigmennya fikoeritrin, ganggang cokelat
dominasi pigmennya fukosantin, ganggang hijau dominasi pigmennya klorofil,ganggang
keemasan dominasi pigmennya karoten dan xantofil, meskipun masih ada pigmen tambahan
lainnya.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
http://www.gudangnews.info/2012/01/laporan-praktikum-biologi
tentang.html#ixzz4irDCkKfb
Uran.2014.Bab 5 Protista
31
PRATIKUM VI
PREPARASI JARINGAN HEWAN
A. Tujuan
Melakukan kegiatan pengamatan berbagai jaringan pada hewan
B. Tinjauan teori
Jaringan hewan memiliki variabilitas yang sangat tinggi disbanding jaringan pada
tumbuhan. Meskinpun berasal dari 3 jenis jaringan benih yang sama, ektoderm, mesoderm
dan endoderm. Namun diferensiasi dan spesialisasi yang dialami oleh sel jaringa telah
menghasilkan berbagai jenis jaringan yang memiliki struktur dan fungsi yang khas. Jaringan
otot sebagai jaringan yang menyebabkan hewan mampu bergerak memiliki struktur yang
berbentuk benang, sementara jaringan syaraf yang berfungsi menghantarkan implus syaraf
dari satu bagian ke bagian lainnya, memiliki modifikasi yang sangat unik. Semua kehidupan
ditandai dengan tingkat organisasi yang berhira. Sel menempati tempat khusus dalam hirarki
kehidupan karena merupakan tingkat organisasi terendah yang dapat hidup mandiri sebagai
suatu organisme. Protista misalnya, memiliki organel terspesialisasi yang melakukan
pekerjaan tertentu sehingga mereka dapat mencerna makanan, mendeteksi perubahan
lingkungan, mengekskresikan hasil buangan, dan bereproduksi semuanya di dalam sebuah sel
tunggal. Protista menggambarkan tingkat organisasi seluler, tingkat yang paling sederhana
yang mungkin dicapai oleh suatu organisme. Organisme multiseluler, termasuk hewan,
memiliki sel-sel khusus yang mengelompok membentuk jaringan, yang merupakan tingkat
struktur dan fungsi lebih tinggi. Pada sebagian besar hewan, kombinasi jaringan hewan
membentuk unit fungsional yang disebut organ, dan kumpulan organ yang bekerja bersama-
sama akan membentuk sistem organ. Misalnya, sistem pencernaan manusia terdiri atas
lambung, usus halus, usus besar, kantung empedu, dan beberapa organ lain, yang masing-
masing merupakan kumpulan dari berbagai macam jaringan yang berbeda.
E. Pengamatan
1. Otot polos
2. Otot lurik
3. Darah manusia
33
4. Otot jantung
F. Pembahasan
Pada preparat otot polos terdapat inti sel berfungsi untuk mengendalikan proses
berlangsungnya metabolisme di dalam sel, menyimpan informasi genetik dalam bentuk DNA,
mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri dan tempat
terjadinya replikasi dan trankripsi, membran sel berfungsi untuk memisahkan sitoplasma dan
organel seluler dari lingkungannya secara fisik, sehingga semua zat yang masuk dan keluar
dari sel haus melintasi membran sel dngan berbagai mekanisme. Pada preparat otot
lurik terlihat adanya nukleus (inti sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang ada pada
otot yang lain yakni inti sel ini berfungsi sebagai pengkoordinir seluruh kegiatan sel, atau
berfungsi untuk mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat semua kegiatan sel. Pada
preparat otot jantung terdapat inti sel yang berfungsi untuk mengendalikan proses
berlangsungnya metabolisme di dalam sel, menyimpan informasi genetik dalam bentuk DNA,
mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri dan tempat
terjadinya replikasi dan trankripsi, juntion between cells dan muscle fiber.
G. Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi jaringan-jaringan yang telah kamu amati tersebut
2. Jelaskan perbedaan kelima jaringan yang kamu amati
Jawaban
1. - jaringan otot berfungsi sebagai alat gerak
- jaringan tulang rawan adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel tulang rawan.
Jaringan ini melindungi alat tubuh yang lemah, seperti tulang daun telinga, tulang
hidung, dan ujung tulang keras pada persendian
- Otot lurik, fungsinya Menggerakkan tubuh secara sadar
- jantung, fungsinya= memompa darah
2. perbedaan kelima jaringan tersebut yaitu fungsi yang berbeda-beda.
34
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah Jaringan adalah
struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang mempunyai sifat-sifat morfologidan
fungsi yang sama. Jaringan penyusun tubuh hewan ada 4 yaitu jaringan epitel, jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf.Jaringan epitel berdasarkan bentuknya ada 8 yaitu epitel pipih
selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, epitel
silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel silindris bersilia, epitel transisional.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
http://www.gudangnews.info/2012/01/laporan-praktikum-biologi-
tentang.html#ixzz4irDCkKfb
Campbell. 2008. Biologi edisi kedelapan jilid 1. Jakarta: Erlangga.
35
PRATIKUM VII
PEMBUATAN SPESIMEN AWETAN TUMBUHAN (HERBARIUM)
A. Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan awetan tumbuhan (Herbarium)
2. Mengetahui cara penyimpanan awetan dengan baik dan benar
B. Tinjauan teori
Herbarium merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu. Sebuah Herbarium dapat memberikan sebuah koleksi
specimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan.
Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi specimen yang telah dikeringkan,
biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain :
1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para
ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para
petugas bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai lembaga dokumentasi, merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti
tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan
lain-lain.
3. Sebagai pusat penyimpanan data; ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari
alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan
sebgainya.
Material herbarium yang diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium, yakni
untuk identifikasi dan dokumentasi. Dalam pekerjaan identifikasi tumbuhan diperlukan
ranting, daun, kuncup, kadang-kadang bunga dalam satu kesatuan. Material herbarium yang
lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua, kuncup muda dan tua yang mekar, serta
buah muda dan tua. Material herbarium dengan bunga dan buah jauh lebih berharga biasanya
disebut dengan herbarium fertile, sedang material herbarium tanpa bunga dan buah disebut
herbarium steril. Untuk keperluan dokumentasi ilmiah dianjurkan agar dibuat material
herbarium fertile dan untuk setiap nomor koleksi agar dibuat beberapa specimen sebagai
duplikat (tiga specimen atau lebih per nomor koleksi) . Herbarium merupakan dua contoh
dalam bidang penelitian biologi dikenal istilah awetan kering dan awetan basah, kedua sama-
sama digunakan sebagai media pembelajaran dan penelitian. Awetan basah adalah awetan
36
tubuh atau bagian tubuh organism dengan cara meyimpan dalam larutan pengawet,
sedangkan awetan kering adalah awetan yang berupa tumbuhan atau hewan yang dikeringkan
dengan cara serta proses tertentu.
C. Alat dan Bahan
A. Alat dan bahan :
1. Tumbuhan (bisa memilih semua bagian tumbuhan dari akar sampai bunga)
2. Alkohol 70%
3. Semprotan
4. Kertas Koran
5. Karton
6. Benang
7. Isolative
D. Cara Kerja
1. Memilih tumbuhan yang akan diawetkan, bentuk dan jenis tumbuhan bisa mengikuti
kebutuhan.
2. Menyemprot bahan yang akan diawetkan dengan alcohol 70%. Gunanya agar
tumbuhan tidak mudah busuk oleh bakteri dan jamur.
3. Menyiapkan beberapa lembar kertas Koran dengan ukuran sekitar 23 cm x 48 cm atau
yang sesuai dengan besar calon awetan.
4. Meletakkan calon awetan yang telah disemprot alcohol tadi atas Koran dengan posisi
yang rapi.
5. Menjepit dengan kuat awetan yang telah terbungkus Koran dengan kayu atau bamboo.
6. Menyimpan specimen 1 sampai dengan 2 minggu ditempat kering dan tidak lembab,
jika sudah dirasa kering, dikeluarkan specimen dari bungkusan kertas Koran.
7. Meletakkan specimen diatas kertas Koran dengan rapi lalu rekatkan dengan isolative
transparan.
8. Membuat judul herbarium yang kita miliki dan di berikan juga keterangan yang akan
memperjelas bagian-bagian tumbuhan yang telah diawetkan.
37
E. Pengamatan
1. Saat di bungkus
dengan Koran
2. Setelah selesai
membungkus dengan
Koran
3. Hasil selama 1
minggu telah di
bungkus
F. Pembahasan
Berdasarkan tujuan dari percobaan kami mencoba membuat bioplastik ini menjadi sebuah
media pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran mengenai tepi-tepi dan
ujung daun dalam mata kuliah morfologi tumbuhan. Pada proses pembuatannya, bahan yang
digunakan dalam pengawetan bioplastik ini diataranya menggunakan resin sebagai bahan
utama. Resin memiliki berbagai kualitas yang berbeda, dalam hal ini kualitas resin sangat
menentukan hasil akhir dari bioplastik ini. Selain itu indikator pun sangat mempengaruhi
hasil akhir. Dalam teknik penbuatannya sebaiknya memperhatikan ketelitian dalam
pengerjaan dari mulai objek yang akan digunakan, keadaan tumbuhan yang harus dalam
keadaan bersih, hingga pengadukan campuran resin dengan indikator resin. Hal ini
dilakukan agar bioplastik yang dihasilkan dapat seesuai dengan apa yang diinginkan.
Selain itu hal yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu tetap berhati-hati ketika
menuangkan campuran resin ke dalam cetakan hinnga resin rata dan tidak terdapat
gelembung. Namun berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan ternyata hasil akhir
38
tidak sesuai dengan apa diinginkan. Hasil akhir dari bioplastik kami yaitu terdapat tumbuhan
–tumbuhan yang hangus, berubah menjadi kecoklatan dan resin terlihat agak retak. Hal yang
kami lakukan yaitu seharusnya untuk spesimen tumbuhan sebelumnya dikeringkan terlebih
dahulu, sehingga dapat menghasilkan hasil akhir yang lebih optimum lagi.
G. Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan herbarium
2. Tuliskan manfaat dari herbarium
3. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan awetan herbarium
Jawaban
1. Herbarium adalah materi tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen
herbarium). herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material tumbuhan
yang telah diawetkan disimpan.
2. Manfaat Herbarium dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga
atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi,
studi fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi.
3. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan awetan herbarium yaitu memilih jenis
tumbuhan yang segar, dan terlebih-lebih saat melakukan dalam pembuatannya harus
bagus.
H. Kesimpulan
Herbarium merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan
dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data
mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun
geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi
Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara
praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-specimen yang
sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah.
Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
http://www.gudangnews.info/2012/01/laporan-praktikum-biologi-
tentang.html#ixzz4irDCkKfb
Kurniasih, Surti. 2008. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan.
39
PRATIKUM VIII
PEMBUATAN SPESIMEN AWETAN HEWAN (INSEKTARIUM)
A. Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan awetan Hewan (Insektarium)
2. Mengetahui cara penyimpanan awetan dengan baik dan benar
B. Tinjauan teori
Insektarium adalah merupakan koleksi serangga berupa awetan kering, yang telah
dikeringkan dan diberi label lalu disimpan di dalam kotak serangga. Kotak tersebut dilapisi
dengan gabus atau Styrofoam dan ditutup. Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah
kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah
salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan
margasatwa (atau satwa saja). Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya
kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda
(jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof, artinya
tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya.
C. Alat dan Bahan
A. Alat dan bahan :
1. Serangga (kupu-kupu, capung, kecoak dll)
2. Kantong plastic
3. Klorofom
4. Suntikan
5. Formalin 5%
6. Kapur barus
D. Cara Kerja
1. Mencari hewan apa yang mau di awetkan terlebih dahulu
2. Meletakkan hewan yang sudah tertangkap kedalam toples yang sudah diberikan
kloroform atau mematikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong
plastic yang telah diberi kapas yang dibasahi kloroform.
3. Menyiapkan suntikan sama etanol atau alcohol (yang 96% lebih bagus), jarum pentul,
sama gabus buat media nge-pinnya.
4. Jika sudah mati, suntikkan alcohol atau etanol ke toraks (dada) serangga tersebut.
5. Melangsing di pin aja di gabus, soal hiasan, itu tergantungkreatifitas masing-masing
40
E. Pengamatan
1. Saat serangga di
matikan dengan
menggunakan
kloroform
2. Setelah di suntik
dengan menggunakan
etanol atau alcohol
3. Saat di hias
F. Pembahasan
Hewan yang telah diawetkan disebut spesimen tidak akan mengalami pengkerutan atau
rusaknya penyusunnya karena terbebas dari bakteri dan jamur. Pengawetan hewan
kering dengan cara /istilah taksidermi merupakan proses pengawetan dengan cara
mengelurkan organ dalam dari hewan tersebut dan yang dibentuk adalah kulit dari hewan itu
sendiri. Penangkapan/penentuan jenis hewan yang akan diawetkan. Tahapan ini terserah
kepada kita, apa dan tujuan kita dengan pengawetan hewan. ini Tentunya bukan untuk
41
eksploitasi atau tujuan yang tidak baik, kita harus tetap memperhatikan prinsip-
prinsip/kelestarian alam/lingkungan. Pematian Hewan. Teknik pematian hewan ini berbeda
tergantung jenis hewan apa yang akan kita matikan. Dalam proses pematian ini prinsipnya
darah tidak keluar dari organ tubuh, dan dipastikan benar bahwa hewan tersebut benar-benar
mati.
G. Pertanyaan
1. Jelaskan apa manfaat dan kerugian dalam pembuatan insektarium.
2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat insektarium.
Jawaban
1. Manfaatnya, dapat mempelajari secara langsung tentang serangga seperti bagaimana
dia makan, beradaptasi dan struktur tubuh serangga, sedangkan kerugiannya, jika
terlalu banyak serangga yg dijadikan objek insektarium semakin berkurang jenis
serangganya.
2. lokasi dan pengumpulan waktu alat dan bahan yang di butuhkan pengawetan
penataan.
H. Kesimpulan
Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara
praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang
sulit di temukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan basah atau kering. untuk
awetan kering, tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan
hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya.
I. Daftar pustaka
Zega Andriani Novelina, modul pratikum pengelolaan laboratorium
http://www.gudangnews.info/2012/01/laporan-praktikum-biologi-
tentang.html#ixzz4irDCkKfb
42