Anda di halaman 1dari 36

2.

2 Peta-Peta Kerja
Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi
secara luas dan sekaligus yang bisa mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki suatu metoda kerja (Sutalaksana, 1979). Fungsi peta kerja adalah untuk
menganalisa suatu pekerjaan sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja
(www.digilib.petra.ac.id). Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja terutama dalam suatu proses produksi, yaitu jumlah benda kerja yang harus dibuat,
waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat
khusus yang harus disediakan, dan sebagainya.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas (Sutalaksana, 1979). Lewat peta-peta ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialami, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan
dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan
bagian dari suatu produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap. Pada
dasarnya, semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara
keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu
pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.
2.2.1 Lambang-Lambang yang Digunakan
Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth.
Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai dalam membuat suatu peta kerja.
Kemudian pada tahun berikutnya, jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan, sehingga
hanya tinggal empat macam, yaitu (Sutalaksana, 1979) :
Gambar 2.1 Lambang-lambang Peta-peta Kerja
Sumber : Maribelajarapk.blogspot.com

Tahun 1947, ASME (American Siciety of Mechanical Engineers) membuat standar


lambang-lambang yang terdiri dari 5 macam lambang. Lambang-lambang ini merupakan
modifikasi dari lambang yang digunakan oleh Gilberth, yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak
panah untuk kejadian transportasi dan menambah lambang baru (D) untuk kejadian menunggu.
Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana, 1979).
1. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun
kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga
termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses,
dan biasanya terjadi pada suatu mesin atau stasiun kerja. Lambang ini juga bisa digunakan untuk
menyatakan aktifitas administrasi.
2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan
baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika dilakukan pemeriksaan
terhadap suatu obyek atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar. Suatu
pemeriksaan tidak menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi.
3. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami
perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang
merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja waktu operasi
atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan transportasi.
4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja dan perlengkapan tidak mengalami
kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu obyek ditinggalkan
untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali.
5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan
tertentu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan
permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur
perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menunggu dan
penyimpanan.
Selain kelima lambang di atas, bisa menggunakan lambang lain apabila merasa perlu
untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi selam proses berlangsung dan tidak
terungkapkan oleh lambang-lambang tadi. Lambang tersebut ialah Aktivitas Gabungan. Kegiatan
ini terjadi apabila aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada
suatu tempat kerja

2.3 Macam-Macam Peta Kerja


Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua kelompok besar
berdasarkan kegiatannya, yaitu (Sutalaksana, 1979):
 Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan
 Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan
sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan.
Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi
dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah
terbatas.
Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu
produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan.
Masing-masing peta kerja yang termasuk dalam kedua kelompok diatas, antara lain:
1. Yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan
a. Peta Proses Operasi.
b. Peta Aliran Proses.
c. Diagram Aliran.
d. Peta Proses Kelompok Kerja.
2. Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat
a. Peta Pekerja dan Mesin.
b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan.
2.3.1 Peta Proses Operasi
Menurut Sutalaksana (1979), peta proses operasi merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai
urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Peta proses operasi merupakan suatu peta yang
menggambarkan urutan-urutan proses atau operasi inspeksi, waktu kelonggaran, dan pemakaian
material di dalam proses produksi secara sistematis dan jelas mulai dari awal bahan baku sampai
menjadi produk jadi yang utuh maupun sebagai komponen (www.digilib.petra.ac.id). Sejak dari
awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-
informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material
yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. Jadi, dalam suatu peta proses
operasi dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada
akhir proses dicatat tentang penyimpanan.
2.3.2 Kegunaan Peta Proses Operasi
Adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, bisa diperoleh
banyak manfaat. Adapun kegunaan dari peta proses operasi, yaitu:
- Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
- Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
- Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
- Sebagai alat untuk melakukan cara kerja yang sedang dipakai
- Sebagai alat untuk latihan kerja
2.3.3 Analisa Suatu Peta Proses Operasi
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui
analisa peta proses operasi, yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan, dan
terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai
berikut: (Sutalaksana, 1979)
 Bahan-bahan
Harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan
toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, realibilitas, pelayanan, dan waktunya.
 Operasi
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses
pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat
dan pelengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan, misalnya dengan
menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.
 Pemeriksaan
Pemeriksaan harus mempunyai standar kualitas. Suatu obyek dikatakan memenuhi syarat
kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama.
Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik samping atau satu persatu dari semua obyek
yang dibuat tentunya cara yang terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya
sedikit.
 Waktu
Waktu penyelesaian harus dipersingkat dengan mempertimbangkan semua alternatif mengenai
metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.
2.3.4 Peta Aliran Proses
Menurut Sutalaksana (1979), peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan
urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama
satu proses atau suatu prosedur berlangsung, serta didalamnya memuat pula informasi-informasi
yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Sedangkan
menurut Sritomo (2006), peta aliran proses adalah suatu peta yang menggambarkan semua
aktivitas baik aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan
kerja.

2.3.5 Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi


Terdapat dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan peta aliran
proses. Adapun perbedaan dari kedua peta tersebut, yaitu:
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk transportasi,
menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada peta proses operasi, terbatas pada operasi dan
pemeriksaan saja.
2. Pada aliran proses menganalisa setiap komponen yang akan diproses secara lebih lengkap
dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan untuk digunakan disetiap proses atau
prosedur, baik di pabrik atau kantor.
2.3.6 Kegunaan Peta Aliran Proses
Secara terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliran proses. Adapun
kegunaan umum dari suatu peta aliran proses, sebagai berikut:
1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal masuk dalam
suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.
3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh
orang selama proses atau prosedur berlangsung.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.
5. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau
satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah
proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi
ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan untuk
menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.
2.3.7 Peta Proses Kelompok Kerja
Peta proses kelompok kerja adalah suatu peta yang digunakan untuk menunjukkan beberapa
aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau prosedur
kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan, artinya suatu hasil
kerja secara kelompok dapat berhasil, jika setiap aktivitas dari anggota kelompok-kelompok
tersebut berlangsung dengan lancar (Sutalaksana, 1979). Orang yang pertama yang
memperkenalkan dan kemudian mengembangkan peta proses kelompok kerja adalah John A.
Adridge.
2.3.8 Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja
Sesuai dengan namanya, peta ini dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa aktivitas
suatu kelompok kerja. masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok orang dimana
satu aktivitas dengan lainnya saling bergantung adalah banyaknya dijumpai aktivitas-aktivitas
menunggu (delay).
Tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja adalah harus bisa meminimumkan waktu
menunggu (delay) ini. Dengan berkurangnya waktu menunggu berarti bisa mencapai tujuan lain
yang lebih nyata diantaranya:
1. Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
2. Bisa mempercepat waktu penyelesaian produk atau proses.

2.4 Peta Pekerja dan Mesin


Peta pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara
waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Lambang-
lambang yang digunakan pada peta pekerja dan mesin adalah :
1. Menunjukkan waktu menganggur
Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur atau salah satu
sedang menunggu yang lain.
2. Menunjukkan kerja tak bergantungan (independent)
Jika ditinjau dari pekerja, maka keadaan ini menunjukkan seorang pekerja yang sedang bekerja
dan independent dengan mesin dan pekerja lain.
3. Menunjukkan kerja kombinasi
Jika ditinjau dari pihak pekerja, maka lambang ini digunakan apabila diantara operator dan mesin
atau dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama-sama.
Langkah terakhir setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam bentuk
ringkasan yang memuat waktu menganggur, waktu kerja dan akhirnya bisa mengetahui waktu
penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut.
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator
(pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja liannya yang ditangani oleh pekerja
dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja
antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu :
 Operator Bekerja – Mesin Menganggur (idle)
 Operator Menganggur – Mesin Bekerja.
 Operator Bekerja – Mesin Bekerja.
 Operator Menganggur – Mesin Menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur (idle), apakah itu terjadi pada operator maupun mesin
adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak
ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia
dan mesin.
Sumber : http://teknikmanajemenindustri.wordpress.com
2.4.1 Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin
Informasi paling penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah hubungan
yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Peningkatan
efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja dapat dilakukan, misalnya dengan
cara:
1. Merubah tata letak tempat kerja
2. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja
3. Merancang kembali mesin dan peralatan
4. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya.

2.5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk
menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, 1979). Peta ini menggambarkan semua
gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan
kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan
tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.
2.5.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja,
sebagaimana peta-peta yang lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebih khusus. Adapun
kegunaan dari peta tangan kiri dan tangan kanan, yaitu diantaranya:
1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif,
sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.
Sumber : http://thisisfirman.blogspot.co.id/2011/10/peta-peta-kerja.html
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan
oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang
dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.
Ø Kegunaan peta tangan kanan-tangan kiri
Peta tangan kanan-tangan kiri berguna untuk memperbaiki sistem kerja. Peta ini mempunyai
kegunaan yang ebih khusus, diantaranya:
- Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
- Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif,
sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
- Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.
- Sebagai alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang ideal.
Ø Prinsip-prinsip pembuatan peta tangan kanan-tangan kiri
Elemen-elemen gerak yang biasanya dibagi ke dalam delapan buah elemen sebagai berikut.
o Menjangkau (Re)
o Memegang (G)
o Membawa (M)
o Mengarahkan (P)
o Menggunakan (U)
o Melepas (RI)
o Menganggur (D)
o Memegang untuk memakai (H)

Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Sumber : http://devijulietta.blogspot.co.id/2014/05/peta-kerja.html

2.6 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)


Untuk menganalisis dan mengevaluasi metode kerja, prinsip-prinsip ekonomi gerakan
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Prinsip ekonomi gerakan dapat digunakan
untuk menganalisis gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan
dapat juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun
kerja ke stasiun kefgrja yang lain.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/anggota tubuh manusia:
a. Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasan dalam
melaksanakan gerakan kerja.
b. Bila mungkin kedua tangan (yang sama-sama dibutuhkan untuk melakukan seperti halnya dalam
proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam waktu yang bersamaan.
c. Kedua tangan jangan menganggur pada waktu yang bersamaan kecuali sewaktu istirahat.
d. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
e. Untuk menyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan
sajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan kelelahan yang tidak perlu.
f. Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan.
g. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang yang
menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:
 Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk semua alat dan
bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).
 Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja
sehingga mengurangi usaha mencari-cari.
 Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-
urutan gerakan yang terbaik.
 Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja, dan lain-lain) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia
sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Dalam hal ini,
prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus diterapkan pada saat merancang fasilitas kerja
tersebut.
 Kondisi ruangan pekerja, seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain-
lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis, harus diperhatikan juga sehingga dapat
diperoleh area kerja yang lebih baik.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan:
 Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan peralatan kerja.
 Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam pekerjaan
sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan.
 Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan
pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari.
Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar memberi kenyamanan genggaman tangan saat
digunakan.
 Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu – seperti pekerjaan mengetik misalnya – maka beban
untuk masing-masing jari tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang
dimiliki oleh masing-masing jari.
Sumber : https://ndrayuda.wordpress.com/2011/03/10/prinsip-prinsip-ekonomi-gerakan-motion-
economy/

2.7 Pengukuran waktu kerja tak langsung


a. Metode time measurement (MTM)
Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan
awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu
operasi kerja industri yang direkam dalam film.
Sistem ini didefenisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau
metoda kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk
melaksanakan kerja tersebut, dab kemudian menetapkan stantard waktu dari masing-masing
gerakan tersebut berdasarkan ,acam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada.
The data for the development of MTM was obtained from motion pictures (using mechanical
cameras) of skilled workers performing a wide range of motions.
Each motion was separately defined and tabulated for setting the standard times, MTM was
accepted as a standard method in many countries all over the world
MTM-1 – the basic MTM module
Basic time unit: TMU = time Measurement Unit
1 TMU = 0.00001 hour
= 0.0006 min
= 0.036 sec
Elemen dasar
 Reach (R): move the hand or finger to a destination – affected by the length of the motion and the
type of reach
 Move (M): transport an object to a destination – affected by length of a motion, the weight of the
object and the type of move
 Grasp (G): secure sufficient control on one or more objects with the fingers or hand in order to
permit the performance of the next required motion – affected by the size shape and location of
the object
 Position (P): align, orient, and engage object with another object (when only minor motions
required) – affected by the ease of handling, symmetry and the amount of pressure required for
insertion
 Release (RL): relinquish control of an object by the fingers or hand
 Disengage (D): break contact between one object to another – affected by the amount of effort
required
 Turn (T): the motion employed to turn the hand, either empty or loaded, by a movement that
rotates the hand, wrist, and forearm about the long axis of the forearm – affected by the degree
of rotation and by the weight of the object
Apply pressure (AP)
Eye Travel (ET): considered only when the eyes must direct the hand or the body movements
(includes eye focus and eye travel time) – affected by the distance between the travel points and
the distance between the eye to the line of travel
Body leg and foot motion (BMF): other motions which are associated with the body and legs
(walking, standing, bending etc.)
b. MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST objek
dipindahkan menurut dua cara
 Diambil dan dipindahkan secara bebas
 Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu
dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yang ketiga-tiganya
menggambarkan kerja manual.
1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
2. Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
• Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara bebas.
• Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
G : proses pengendalian (gain control)
P : penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
• A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau
tidak.
• B gerakan badan
• G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak
melepaskan pengendalian.
• P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan
Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
 A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau
tidak.
 B gerakan badan
 G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga
gerak melepaskan pengendalian.
 P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan.
Manual Handling
Activity Seguence Model Subactivities
General Move ABG ABP A A - Action Distances
B - Body Motion
G - Gain Control
P – Place
Controlled Move ABG MXIA M - Move controlled
X - Process time
I – Align
Tool Use ABG ABP
ABPA F – Fasten
L- Loosen
C - Cut
S - Surface treat
R – Record
M - Measure
Sumber : https://nurranisiti.files.wordpress.com/2013/01/pktl-touch-down.pdf

2.8 Keseimbangan Lintasan (Line Balancing) Produksi


a. Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi
Dalam suatu industri, perencanaan produksi sangat memegang peranan penting dalam
membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau penugasan kerja yang
harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang dilakukan kurang tepat maka akan dapat
mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan produksi yang
berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan produksi menjadi tidak efisien karena terjadi
penumpukan material di antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan produksinya.
Permasalahan keseimbangan lintasan produksi paling banyak terjadi pada proses perakitan
dibandingkan pada proses pabrikasi. Pergerakan yang terus menerus kemungkinan besar dicapai
dengan operasi-operaasi perakitan yang dibentuk secara manual katika beberapa operasi dapat
dibagi dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam dalam
mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan tingkat
keseimbangan yang dapat dicapai, hal ini akan membuat aliran yang muls dengan membuat
utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 1999:137). Adanya kombinasi
penugasan kerja terhadap operator atau grup operator yang menempati stasiun kerja tertentu juga
merupakan awal masalah keseimbangan lintasan produksi, sebab penugasan elemen kerja yang
berbeda akan menimbulkan perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan variasi
jumlah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran produksi tertentu dalam lintasan
tersebut. Masalah-masalah yang terjadi pada keseimbangan lintasan dalam suatu lintasan
produksi biasanya tampak adanya penumpukan material, waktu tunggu yang tinggi dan operator
yang menganggur karena beban kerja yang tidak teratur. Untuk memperbaiki kondisi tersebuut
dengan kseimbangan lintasan yaitu dengan menyeimbangkan stasiun kerja sesuai dengan
kecepatan produksi yang diinginkan.
Keseimbangan yang sempurna tercapai apabila ada persamaan keluaran (output) dari setiap
operasi dalam suatu runtutan lini. Bila keluaran yang dihasilkan tidak sama, maka keluaran
maksimum mungkin tercapai untuk lini operasi yang paling lambat. Operasi yang paling lambat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam lintasan produksi. Keseimbangan pada stasiun kerja
berfungsi sebagai sistem keluaran yang efisien. Hasil yang bisa diperoleh dari lintasan yang
seimbang akan membawa ke arah perhatian yang lebih serius terhdap metode dan proses kerja.
Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan operator yang ditempatkan secara layak
pada stasiun-stasiun kerja yang ada. Keuntungan keseimbangan lintasan adalah pembagian tugas
secara merata sehingga kemacetan bisa dihindari. (Setiawan, 2000).

2.9 Pengaruh Kecepatan Lintasan Terhadap Penyusunan Stasiun Kerja


Hal yang berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja adalah kecepatan lintasan yang
ditentukan dari tingkat kapasitas permintaan serta waktu operasi terpanjang. Semakin tinggi
kecepatan lintasan, jumlah stasiun kerja yang yang dibutuhkan akan menjadi semakin banyak.
Sebaliknya, semakin rendah kecepatan lintasan perkitan maka jumlah stasiun kerja yang
dibutuhkan menjadi semakin sedikit. (Kusuma, 2002).
b. Presedence Diagram
Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode
keseimbangan lintasan.Precedence diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari
urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. (Baroto, 2002),
Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram adalah:
1. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi asli
dari suatu proses operasi.
2. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm hal ini, operasi yang
ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah.
3. Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap proses operasi.
2.10 Line Balancing
a. Waktu Menganggur (Idle Time)
Idle time adalah selisih atau perbedaan antara Cycle Time (CT) danStasiun Time (ST), atau CT
dikurangi ST. (Baroto, 2002).
Keterangan:
n = Jumlah stasiun kerja
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar
Wi =Waktu sebenarnya pada stasiun kerja
i = 1,2,3,…,n
b. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu
mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna di
antara stasiun-stasiun kerja.Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut (Baroto, 2002):
Keterangan:
D = Balance Delay (%)
n = Jumlah stasiun kerja
C = Waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = Jumlah semua waktu operasi
ti = Waktu operasi
c. Efisiensi Stasiun Kerja
Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun kerja (Wi) dan waktu
operasi stasiun kerja terbesar (Ws). Efisiensi stasiun kerja dapat dirumuskan sebagai berikut
(Nasution, 1999):
d. Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Line Efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan
jumlah stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun
kerja (Nasution, 1999).
Line Efficiency dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
STi = Waktu stasiun kerja dari ke-i
K = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu siklus
e. Smoothest Indeks
Smoothet Indeks merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbangan
lini perakitan tertentu.
Keterangan:
ST max = Maksimum waktu di stasiun
STi = Waktu stasiun di stasiun kerja i
f. Work Station
Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan. Setelah
menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien dapat ditetapkan
dengan rumus (Baroto, 2002):
Keterangan:
ti =Waktu operasi (elemen)
C = Waktu siklus stasiun kerja
Kmin = Jumlah stasiun kerja minimal.
Sumber : https://file2shared.wordpress.com/keseimbangan-lintasan-line-balancingproduksi/
Waktu siklus adalah interval waktu antara masuknya material dengan material kedua ke
dalam line produksi. Menghitung waktu siklus :
Tc = Max (waktu departemen 1,2) + waktu departemen 3
- Balance delay mengindikasikan jumlah waktu yang hilang dikarenakan proses balancing yang
tidak sempurna. Balance delay dihitung dengan rumus :
Dimana :
W : jumlah pekerja, karena dalam 1 dept hanya ada 1 pekerja, maka jumlah pekerja sama
dengan jumlah departemen
Tmax : Maksimum waktu departemen (waktu departemen yang terbesar)
Tek : jumlah waktu proses semua operasi kerja
d : balance delay (dalam persen)

- Perhitungan Waktu Standart Line


WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel (departemen 1 dan 2) + waktu
departemen yang bersifat seri (departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru, berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal : OS baru > OS lama

BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Obeng
2. Video Kamera
3. Peralatan Stop kontak
4. Program Excel dan Word

Bagian-bagian Peralatan stop kontak


1. Kabel
2. Skrup
3. Pengait skrup plastic
4. Rumah stop kontak

3.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Di dalam praktikum peta kerja, langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. Melakukan perakitan stop kontak menggunakan obeng yang telah disediakan dimana kegiatan itu direkam
menggunakan video kamera.
2. Hasil video yang telah direkam di breakdown untuk mendapatkan waktu setiap kegiatannya dan dianalisa termasuk
dalam elemenTherblig yang mana.
3. Melakukan analisa terhadap data yang telah diambil dan membuat peta kerjanya.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data


Aktivitas Tangan Simbol / Aktivitas Tangan
Waktu (S) Waktu (S)
Kiri Lambang Kanan
Diam 00.01 G ( kanan ) 00.01 Mengambil Kabel
M ( kanan )
Memegang M ( kanan )
Meletakkan Kabel
Rumah Stop 00.01 – 00.05 P ( kanan ) 00.01 – 00.05
Asa Tempatnya
Kontak H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Dan Rumah Stop 00.05 – 00.08 M ( kanan ) 00.05 – 00.08 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Mengambil
Dan Rumah Stop 00.08 – 00.12 M ( kanan ) 00.08 – 00.12
Pengait Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Dan Rumah Stop 00.12 – 00.18 M ( kanan ) 00.12 – 00.18 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel
M ( kanan ) Mengambil
Dan Rumah Stop 00.18 – 00.30 00.18 – 00.30
P ( kanan ) Obeng
Kontak
U ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Dan Rumah Stop 00.30 – 00.34 M ( kanan ) 00.30 – 00.34 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel Mengambil
M ( kanan )
Dan Rumah Stop 00.34 –00.49 00.34 –00.49 Obeng Da
P ( kanan )
Kontak Mengobeng
U ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel
G ( kanan ) Menempatkan
Dan Rumah Stop 00.49 -01.00 00.49 -01.00
P ( kanan ) Posisi Kabel
Kontak
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Dan Rumah Stop 01.00 - 01.15 M ( kanan ) 01.00 - 01.15 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel Mengambil
M ( kanan )
Dan Rumah Stop 01.15 – 01.34 01.15 – 01.34 Obeng Dan
P ( kanan )
Kontak Mengobeng
H ( kiri )
D
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel M ( kanan )
Mengambil Skrup
Dan Rumah Stop 01.34 – 02.02 P ( kanan ) 01.34 – 02.02
Dan Mengobeng
Kontak U ( kanan )
H ( kiri )
D
R ( kanan )
Mengambil G ( kanan ) Mengambil
Rumah Stop 02.02 – 02.11 M ( kanan ) 02.02 – 02.11 Rumah Stop
Kontak P ( kanan ) Kontak
U ( kanan )
R ( kiri ) Memegang
Mengambil Skrup 02.11 – 02.13 H ( kanan ) 02.11 – 02.13 Rumah Stop
D Kontak
R ( kanan )
Memegang G ( kanan )
Rumah Stop 02.13 – 02.16 M ( kanan ) 02.13 – 02.16 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel Mengambil
M ( kanan )
Dan Rumah Stop 02.16 – 02.28 02.16 – 02.28 Obeng Dan
P ( kanan )
Kontak Mengobeng
U ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Memegang Kabel G ( kanan )
Dan Rumah Stop 02.28 – 02.32 M ( kanan ) 02.28 – 02.32 Mengambil Skrup
Kontak P ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
G ( kanan )
Memegang Kabel Mengambil
M ( kanan )
Dan Rumah Stop 02.32 – 02.49 02.32 – 02.49 Obeng Dan
P ( kanan )
Kontak Mengobeng
U ( kanan )
H ( kiri )
R ( kanan )
Melepaskan Melepaskan
02.49 – 02.50 Rl ( kanan 02.49 – 02.50
Obyek Obyek
dan kiri )
4.2 Analisa dan Pembahasan
Dengan membuat video perakitan stopkontak ini, maka dapat dibuat peta kerja tangan
kanan dan tangan kiri yang berguna untuk mengetahui seberapa efisien atau cepat perakitan yang
sudah kita lakukan. Setelah melakukan analisa pada video, untuk tangan kiri terdapat 2 elemen
yaitu H dan RL. Sedangkan untuk tangan kanan terdapat 6 elemen yaitu, G, M, P, R, U, dan RL.
Elemen yang terdapat di tangan kanan dan tangan kiri berbeda jumlahnya karena kerja dari
tangan kanan dan tangan kiri berbeda. Tangan kanan terus bekerja dan terus memberikan
konstribusi sedangkan tangan kiri hanya sebagai pendukung dan penyempurna produk saja.
Namun, waktu kerja pada tangan kanan dan tangan kiri sama yaitu 170 detik atau 1. 50 menit.
Dalam perakitan ini terdapat delay dari menit ke 01.15 sampai menit ke 02.13. hal ini
dikarenakan perakit terlalu lama memposisikan skrup. Kelamaan waktu tersebut diakibatkan
karena perakit belum tergolong perakit profesional. Pada perakitan ini kami menggunakan
beberapa elemen Therbligs sesuai pada tabel pengolahan data. Pembahasan
elemen therbligs yang kami pakai akan dijelaskan di bawah berikut ini:

 Reach
Reach atau menggapai adalah elemen therbligs yang biasanya digunakan saat mengawali
perakitan. Pada proses perakitan stopkontak kali ini reachdiguanakan beberapa kali karena
komponen – komponen banyak yang masih tergeletak dilantai sehingga kita harus
menjangkaunya sebelum memasangnya.
 Grap
Grap atau memegang elemen ini hampir sama dengan elemen Hold atau menahan
bedanya grap hanya dipegang sebentar saja, biasanya sebelum memegang suatu benda kegiata
perakitan dimulai dengan menjangkau dan menggerakan (move) baru setelah itu di pegang
(grap). Pada perakitan produk ini elemen grap juga sering dipakai sesuai kebutuhan dan sesuai
elemen Reach.
 Move
Move atau menggerakan suatu benda, elemen move ini digunakan setalah kita menjangkau suatu
benda setelah itu menggerakan benda tersebut kemudian baru memegangnya. Pergerakan suatu
benda ini sangat mempengaruhi kecepatan suatu proses produksi. Karena jika kita lambat dalam
menggerakan benda yang menjadi target maka proses produksi akan membutuhkan waktu yang
lama.
 Position
Position dapat diartikan memposisikan benda pada target yang akan ditujuh untuk melakukan
proses perakitan berikutnya. Pada proses perakitan kali ini kita agak terhambat pada peletakkan
posisi beberapa komponen. Dikarenakan kami belum menguasai atau belum profesional dalam
bidang perakitan. Hal ini lah yang menyebabkan proses perakitan membutuhkan waktu yang
lama.
 Hold
Hold atau menahan suatu komponen, pada perakitan kali ini elemen hold lebih sering digunakan
oleh tangan kiri. Karena elemen ini sebagai elemen pendukung atau penunjang suatu perakitan.
 Use
Use atau memakai adalah elemen gerak Therblig dimana salah satu atau kedua tangan digunakan
untuk memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja
berlangsung. Pada erakitan yang kami lakukan elemen Use hanya digunakan oleh tangan kanan
saja. Karena, tangan kanan pada proses perakitan ini berfungsi sebagai finishing atau penyelesai
akhir dari suatu produk. Jadi, hasil produk tergantung pada kecepatan tangan kanan kita saat
mengencangkan baut (pada perakitan kali ini)
 Release
Elemen gerak melepas terjadi saat tangan operator melepas kembali obyek yang dipegang
sebelumnya. Pada proses perakitan stopkontak kali ini elemen melepan (release) hanya
digunakan saat proses perakitan sudah selesai dan saat meletakkan kerangka pertama, serta saat
meletakkan obeng.

Untuk mengatasi ketidak seimbangan tugas antara tangan kiri dan kanan, maka alternative
yang dapat digunakan adalah pengalihfungsian tugas daari tangan kanan ke tangan kiri. Dalam
proses perakitan stopkontak ini, tangan kanan lebih dominan dan hampir mengerjakan semua
kegiatan.
Alteratif pertama yang dapat dilakukan adalah, pengambilan skrup yang sebelumnya
dilakukan oleh tangan kanan dialih fungsikan atau dilakukan oleh tangan kiri. Dengan begitu,
proses perakitan akan cepat selesai.
Alternatif kedua, stop kontak diberi dudukan / tempat peletakan stop kontak. Dudukan stop
kontak dapat berbentuk seperti tatakan kecil yang mengapit badan stop kontak. Fungsinya adalah
agar tangan kiri tidak terus menerus memegang stop kontak saat pengerjaan. Sehingga proses
perakitan lebih cepat selesai dan waktu kerja lebih efisien.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan peta kerja yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
 Proses perakitan stopkontak terdapat 2 gerakan yang dilakukan dengan menggunakan tangan kiri dan 6 gerakan
dilakukan oleh tangan kanan .
 Dalam proses perakitan stopkontak tersebut, secara umum sudah efektif. Namun, terdapat waktu delay yang tidak
seharusnya terjadi. Waktu delay disebabkan karena beberapa hal. Seperti porsi kerja tangan kiri dan kanan yang
tidak seimbang, kesalahan saat pemasangan dll.
 Cara mengatasi wakty delay dengan 2 alternatif, yaitu pengalihfungsian tugas tangan kanan ke tangan kiri, dan
penggunaan dudukan atau tatakan untuk badan stop kontak.
 Perbaikan metode kerja dilakukan dengan cara mengeliminasi elemen-elemen gerakan kerja yang tidak produktif,
mengurangi jarak benda kerja, merubah letak peralatan kerja dan merancang layout kerja yang ergonomic. Supaya
waktu yang dibutuhkan lebih singkat dari sebelumnya.

5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan peta kerja yang telah dilakukan, saran yang dapat kami sampaikan adalah :
 Memperhatikan setiap proses pembuatan secara detail agar didapat hasil data yang valid.
 Pada saat melakukan proses pengolahan dan pengumpulan data sebaiknya memperbanyak referensi agar pada saat
proses pengolahan data tidak terjadi kesalahan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA

.
- http://devijulietta.blogspot.co.id/2014/05/peta-kerja.html (diakses pada 20 November 2015)
- http://diyan.staff.umm.ac.id/2010/02/26/elemen-therblig/ (diakses pada 20 November 2015)
- http://teknikmanajemenindustri.wordpress.com (diakses pada 20 November 2015)
- http://thisisfirman.blogspot.co.id/2011/10/peta-peta-kerja.html (diakses pada 20 November
2015)
- https://ndrayuda.wordpress.com/2011/03/10/prinsip-prinsip-ekonomi-gerakan-motion-
economy/ (diakses pada 20 November 2015)
- https://nurranisiti.files.wordpress.com/2013/01/pktl-touch-down.pdf (diakses pada 20 November
2015)

Definisi Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, (biasanya kerja
produksi). Lewat pete-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda
kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana, 2006)

Adapula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam menganalisis
proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga didapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk
menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang dialami
oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992)

Apabila kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka pekerjaan kita dalam usaha untuk
memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang
mungkin dilakukan, antara lain, kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan
suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja, menentukan mesin yang lebih
ekonomis, dan menghilangkan waktu menunggu antaroperasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut
ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat
yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaanperbaikan kerja..
(Sutalkasana, 2006)

Lambang-Lambang Yang Digunakan

Menurut catatan sejarah peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth, dan pada saat itu
Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Namun pada tahun berikutnya lambang tersebut
hanya tinggal 4 macam saja. Penyederhanaan ini memudahkan pembuatan suatu peta kerja, disamping setiap
notasi mempunyai fleksibilitas yang tinggi karena setiap lambing mempunyai kandungan arti yang sangat luas.
Dalam tahun 1947 American Society of Mechanical Eingineers (ASME) membuat standar lambang-lambang
yang terdiri dari 5 macam lambang modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth.
Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang akan digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Berikut
ini adalah gambar-gambar beserta dengan penjelasannya:
Macam-Macam Peta Kerja

Pada dasarnya peta kerja dibagi kedalam dua kelompok, berdasarkan jenis kegiatannya dan berikut ini adalah
pembagian kelompok peta kerja berdasarkan kegiatannya:

 Peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan. Suatu kegiatan disebut kegiatan
kerja apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
untukmembuat produk yang bersangkutan, yang termasuk kelompok kegiaan keseluruhan antara lain:

a. Peta Proses Operasi

b. Peta Aliran Proses

c. Peta Proses Kelompok Kerja

d. Diagram Alir

 Peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat, yaitu apabila kegiatan tersebut terjadi
dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas, yang
termasuk kelompok kegiatankerja setempat antara lain:

a. Peta pekerja, dan mesin

b. Peta tangan kanan – tangan kiri

Kelompok Kegiatan Kerja Keseluruhan

Pada peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan terdiri dari empat jenis peta. Di bawah ini penjelasan tentang 4
jenis peta dalam peta kelompok kegiatan kerja keseluruhan.

Peta proses operasi adalah peta kerja yang mengambarkan urutan yang terjadi dalam masalah penyelesaiaan
suatu pekerjaan dari awal sampai menjadi produk akhir. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat
melalui peta proses operasi, dapat diperoleh beberapa manfaat diantaranya:

1. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.


2. Bisa memperkirakan keburuhan akan bahanbaku(dengan memperhitungkan efisiensi ditiap
operasi/pemeriksaan).
3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sdang dipakai.
5. Sebagai alat untuk latihan kerja.
6. Dan lain-lain.

Menggambar peta proses operasi dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu di ikuti sebagai berikut:

1. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi
lain seperti: nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses diletakan diatas garis horizontal, yang menunjukan bahwa material tersebut
masuk ke dalam proses.
3. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuaidengan urutan operasi yang
dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan
penomoran untuk kegiatan operasi.

Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menuggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Dan
peta aliran proses ini dibagi kedalam beberapa kelompok antara lain yaitu:

1. Peta aliran proses tipe bahan yaitu peta yang mengambarkan kejadian yang dialami bahan dalam suatu proses
atau prosedur operasi.
2. Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

 Peta aliran proses pekerja yang mengambarkan aliran kerja seorang operator.
 Peta aliran proses pekerja yang mengambarkan aliran kerja sekelompok manusia. (Sutalkasana, 2006)

Peta proses kelompok kerja pada dasarnya merupakan adaptasi dari peta pekerja dan mesin, peta kelompok
kerja ini akan menunjukan hubungan antara siklus menganggur dan dan siklus waktu operasi dari mesin atau
proses dan waktu menganggur serta waktu kerja persiklus dari pekerja – pekerja yang akan melayani mesin
atau proses tersebut. (Sritomo, 1992)

Diagram alir merupakan satu gambaran menurut skala, dari susun lantai dan gedung.. Menunjukan lokasi dari
semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses.
Kelompok Kegiatan Kerja Setempat

Peta kerja kelompok kegiatan kerja setempat terdiri dari peta pekerja dan mesin serta peta tangan kanan dan
tangan kiri. Penjelasan dari kedua peta tersebut sebagai berikut:

 Peta Pekerja dan Mesin

Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara
waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini
merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi, waktu menganggur. Informasi paling penting yang
diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu
operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini, maka kita mempunyai data yang baik untuk melakukan
penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja, sedemikian rupa sehingga efektifitas
penggunaan pekerjaan dan atau mesin bisa ditingkatkan, dan tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan
mesin bisa lebih diperbaiki. (Sutalkasana, 2006)

 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kanan-tangan kiri merupakan gambaran semua gerakan saat bekerja dan wktu menganggur yang
dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Serta menunjukan perbandingan tugas yang dibebankan pada
tangan kri dan tangan kanan. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam peta tangan kanan-tangan kiri
adalah sebagai berikut:

1. Berbeda dengan peta yang lain untuk membuat peta tangan kanan-tangan kri lembaran kertas dibagi dalam
tiga bagian yaitu kepala, bagian yang memuat bagian dari sistem kerja, dan bagian-bagian badan.
2. Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis PETA TANGAN KANAN-TANGAN KIRI setelah itu menyertakan
identifikasi-dentifikasi lainnya seperti: nama pekerjaan, nama depertemen, cara peta, dll.
3. Pada bagian yang memuat bagan digambarkan sketsa dari sistem kerja yang memperlihatkan skala.
4. Bagian “badan” dibagi kedalam dua pihak, yaitu pihak sebelah kiri kertas digunakan untuk mengambarkan
kegiatan yang dilakukan oleh tangan kiri an sebaiknya.
5. Langkah selanjutnya,diperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan oleh operator. Kemudian operator-
operator tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan. Biasanya dibagi dalam delapan elemen.
DefinDefinisi Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, (biasanya kerja
produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda
kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin , pemeriksaan dan perakitan,sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana, 2006)

Adapula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam menganalisis
proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga didapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk
menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang dialami
oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992)
Apabila kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka pekerjaan kita dalam usaha untuk
memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang
mungkin dilakukan, antara lain, kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan
suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja, menentukan mesin yang lebih
ekonomis, dan menghilangkan waktu menunggu antaroperasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut
ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat
yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaanperbaikan kerja..
(Sutalkasana, 2006)

Lambang -Lambang Yang Digunakan


Menurut catatan sejarah peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth, dan pada saat
itu Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Namun pada tahun berikutnya lambang tersebut
hanya tinggal 4 macam saja. Penyederhanaan ini memudahkan pembuatan suatu peta kerja, disamping setiap
notasi mempunyai fleksibilitas yang tinggi karena setiap lambing mempunyai kandungan arti yang sangat luas.
Dalam tahun 1947 American Society of Mechanical Eingineers (ASME) membuat standar lambang-lambang
yang terdiri dari 5 macam lambang modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth.
Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang akan digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Berikut
ini adalah gambar-gambar beserta dengan penjelasannya:
Macam-Macam Peta Kerja
Pada dasarnya peta kerja dibagi kedalam dua kelompok, berdasarkan jenis kegiatannya dan berikut ini adalah
pembagian kelompok peta kerja berdasarkan kegiatannya:
 Peta kerja keseluruhan
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua
fasilitas yang diperlukan untuk untuk membuat produk yang bersangkutan, yang termasuk kelompok kegiaan
keseluruhan antara lain:
A. Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi adalah Langkah - langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam
urutan - urutannya sejak awal sampai menjadi barang jadi.
KEGUNAAN PETA PROSES OPERASI : Bisa mengetahui kebutuhan mesin dan
penganggaran Alat untuk menemukan tata letak pabrik Alat untuk memperbaiki
cara kerja yang sedang dipakai
B. Peta Aliran Proses

Peta aliran proses adalah Suatu diagram yang menunjukkan urutan - urutan dari operasi,
pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau
prosedur berlangsung.

KEGUNAAN PETA ALIRAN PROSES :


 Mengetahui aliran bahan atau orang
 Memberi informasi waktu penyelesaian
 Mengetahui Jumlah kegiatan
 Melakukan perbaikan metode kerja
 Mengetahui tempat terjadinya ketidakefisienan
C. Peta Proses Kelompok Kerja
Peta proses regu kerja adalah Kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran
proses tersebut menunjukkan satu seri kerja. Maksudnya disini adalah beberapa kumpulan peta
aliran proses yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang memerlukan kerjasama yang
baik dari sekelompok pekerja.KEGUNAAN PETA PROSES REGU KERJA : Mengetahui proses
kerja kelompok Mengetahui adanya aktivitas saling bergantung atau
delay Melakukan pengurangan ongkos produksi Melakukan perbaikan waktu
penyelesaian produksi Melakukan pembagian kerja
D. Diagram Alir
Definisi diagram aliran adalah Gambaran yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang
terjadi dalam peta aliran proses

KEGUNAAN DIAGRAM ALIRAN :


 Memperjelas peta aliran
proses terutama arah aliran
 Memperbaiki tata letak
tempat kerja
 Memperpendek Jarak
Perpindahan
 Kelompok Kegiatan Kerja Setempat

Peta kerja kelompok kegiatan kerja setempat terdiri dari peta pekerja dan mesin serta peta tangan kanan dan
tangan kiri. Penjelasan dari kedua peta tersebut sebagai berikut:

A A. Peta Pekerja dan Mesin

Informasi tentang hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang
ditanganinya.

KEGUNAAN PETA PEKERJA - MESIN :


 Mengubah tata letak tempat kerja
 Mengatur kembali gerakan kerja
 Merancang kembali mesin dan peralatan
 Menambah pekerja bagi mesin / menambah mesin bagi pekerja
B

B. Peta tangan kanan - tangan kiri


Penggambaran semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri
dan tangan kanan dan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan kanan
dalam suatu pekerjaan.

KEGUNAAN PETA TANGAN KANAN - TANGAN KIRI


 Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan
 Menghilangkan gerakan yang tidak efektif
 Alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja
 Alat untuk melatih pekerja baru
ELEMEN GERAKAN UNTUK PETA TANGAN KANAN - TANGAN KIRI :
 Re ---> Menjangkau
 G ---> Memegang
 M ---> Membawa
 P ---> Mengarahkan
 U ---> Menggunakan
 RI ---> Melepas
 D ---> Menganggur
 H ---> Memegang untuk memakai
FFGisi Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, (biasanya kerja
produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda
kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin , pemeriksaan dan perakitan,sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana, 2006)

Adapula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam menganalisis
proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga didapatkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk
menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang dialami
oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992)
Apabila kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka pekerjaan kita dalam usaha untuk
memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang
mungkin dilakukan, antara lain, kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan
suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja, menentukan mesin yang lebih
ekonomis, dan menghilangkan waktu menunggu antaroperasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut
ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat
yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaanperbaikan kerja..
(Sutalkasana, 2006)

Lambang -Lambang Yang Digunakan


Menurut catatan sejarah peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth, dan pada saat
itu Gilberth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Namun pada tahun berikutnya lambang tersebut
hanya tinggal 4 macam saja. Penyederhanaan ini memudahkan pembuatan suatu peta kerja, disamping setiap
notasi mempunyai fleksibilitas yang tinggi karena setiap lambing mempunyai kandungan arti yang sangat luas.
Dalam tahun 1947 American Society of Mechanical Eingineers (ASME) membuat standar lambang-lambang
yang terdiri dari 5 macam lambang modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth.
Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang akan digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Berikut
ini adalah gambar-gambar beserta dengan penjelasannya:
Macam-Macam Peta Kerja
Pada dasarnya peta kerja dibagi kedalam dua kelompok, berdasarkan jenis kegiatannya dan berikut ini adalah
pembagian kelompok peta kerja berdasarkan kegiatannya:
 Peta kerja keseluruhan
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua
fasilitas yang diperlukan untuk untuk membuat produk yang bersangkutan, yang termasuk kelompok kegiaan
keseluruhan antara lain:
A. Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi adalah Langkah - langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam
urutan - urutannya sejak awal sampai menjadi barang jadi.
KEGUNAAN PETA PROSES OPERASI : Bisa mengetahui kebutuhan mesin dan
penganggaran Alat untuk menemukan tata letak pabrik Alat untuk memperbaiki
cara kerja yang sedang dipakai
B. Peta Aliran Proses

Peta aliran proses adalah Suatu diagram yang menunjukkan urutan - urutan dari operasi,
pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau
prosedur berlangsung.

KEGUNAAN PETA ALIRAN PROSES :


 Mengetahui aliran bahan atau orang
 Memberi informasi waktu penyelesaian
 Mengetahui Jumlah kegiatan
 Melakukan perbaikan metode kerja
 Mengetahui tempat terjadinya ketidakefisienan
C. Peta Proses Kelompok Kerja
Peta proses regu kerja adalah Kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran
proses tersebut menunjukkan satu seri kerja. Maksudnya disini adalah beberapa kumpulan peta
aliran proses yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang memerlukan kerjasama yang
baik dari sekelompok pekerja.KEGUNAAN PETA PROSES REGU KERJA : Mengetahui proses
kerja kelompok Mengetahui adanya aktivitas saling bergantung atau
delay Melakukan pengurangan ongkos produksi Melakukan perbaikan waktu
penyelesaian produksi Melakukan pembagian kerja
D. Diagram Alir
Definisi diagram aliran adalah Gambaran yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang
terjadi dalam peta aliran proses

KEGUNAAN DIAGRAM ALIRAN :


 Memperjelas peta aliran proses terutama arah aliran
 Memperbaiki tata letak tempat kerja
 Memperpendek Jarak Perpindahan
 Kelompok Kegiatan Kerja Setempat

Peta kerja kelompok kegiatan kerja setempat terdiri dari peta pekerja dan mesin serta peta tangan kanan dan
tangan kiri. Penjelasan dari kedua peta tersebut sebagai berikut:

A A. Peta Pekerja dan Mesin

Informasi tentang hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang
ditanganinya.

KEGUNAAN PETA PEKERJA - MESIN :


 Mengubah tata letak tempat kerja
 Mengatur kembali gerakan kerja
 Merancang kembali mesin dan peralatan
 Menambah pekerja bagi mesin / menambah mesin bagi pekerja
B

B. Peta tangan kanan - tangan kiri


Penggambaran semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri
dan tangan kanan dan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan kanan
dalam suatu pekerjaan.

KEGUNAAN PETA TANGAN KANAN - TANGAN KIRI


 Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan
 Menghilangkan gerakan yang tidak efektif
 Alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja
 Alat untuk melatih pekerja baru
ELEMEN GERAKAN UNTUK PETA TANGAN KANAN - TANGAN KIRI :
 Re ---> Menjangkau
 G ---> Memegang
 M ---> Membawa
 P ---> Mengarahkan
 U ---> Menggunakan
 RI ---> Melepas
 D ---> Menganggur
 H ---> Memegang untuk memakai

Anda mungkin juga menyukai