Anda di halaman 1dari 6

Dari tabel 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa kejadian penderita TB paru BTA (+) terbesar

terdapat di kelurahan A sebesar 20,32 % dari total keseluruhan dan terkecil terdapat di kelurahan
G sebesar 10,64 % dari total keseluruhan sedangkan kejadian perkiraan TB paru BTA (+)
terbesar terdapat di kelurahan C sebesar 38,06 % dari total keseluruhan dan terkecil terdapat di
kelurahan G sebesar 4,19 % dari total keseluruhan.
a. Jelaskankah dan hitunglah proporsi kejadian penyakit TB paru BTA (+) masing masing
kelurahan terhadap kejadian penyakit TB paru (+) kecamatan

∑ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢
rumus proporsi yaitu ∑ × 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

63
Kelurahan A = × 100 % = 0,026%
236.474
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan A sebesar 0,026%
35
Kelurahan B = 236.474 × 100 % = 0,014%
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan B sebesar 0,014%
60
Kelurahan C = 236.474 × 100 % = 0,025 %
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan C sebesar 0,025%
41
Kelurahan D = 236.474 × 100 % = 0,0173%
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan D sebesar 0,0173%
42
Kelurahan E = 236.474 × 100 % = 0,0177%
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan E sebesar 0,0177%
36
Kelurahan F = 236.474 × 100 % = 0,015%
Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan F sebesar 0,015%
33
Kelurahan G = 236.474 × 100 % = 0,013 %

Jadi proporsi kejadian TB paru BTA (+) di kelurahan G sebesar 0,013%

b. Jelaskanlah dan hitunglah cakupan penemuan kasus (CDR/case detection rate) penyakit
TB paru BTA (+) per kelurahan dan kecamatan

CDR merupakan perbandingan banyak nya jumlah penderita dengan banyak nya
jumlah yang masih diperkirakan

∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎
× 100
∑ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛
63
Kelurahan A = 63 × 100 % = 10%
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan A sebesar 10 %
35
Kelurahan B = 55 × 100 % = 6,36 %
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan B sebesar 6,36%
60
Kelurahan C = 118 × 100 % = 5,09 %
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan C sebesar 10 %
41
Kelurahan D = 95 × 100 % = 4,32 %
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan D sebesar 10 %
42
Kelurahan E = 37 × 100 % = 11,4%
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan E sebesar 11,4 %
36
Kelurahan F = 35 × 100 % = 10,3 %
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan F sebesar 10,3%
33
Kelurahan G = 13 × 100 % = 25,4%
Jadi CDR penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan G sebesar 25,4 %

310
Kecamatan sehat = 416 × 100 %

c. Jelaskanlah dan hitunglah insidens rate kejadian penyakit TB paru BTA (+) per kelurahan
dan kecamatan

Insidens rate adalah peristiwa timbul nya kasus baru penyakit di suatu wilayah dalam
1 tahun. Insidens rate dirumuskan dengan :

∑ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ


× 100
∑ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
63
Kelurahan A = 28.928−63 × 100 % = 0,21 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan A sebesar 0,21 %
35
Kelurahan B = 33.026−35 × 100 %= 0,106 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan B sebesar 0,106 %
60
Kelurahan C = 46.097−60 × 100 %= 0,13 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan C sebesar 0,13 %
41
Kelurahan D = 61.899−41 × 100 %= 0,066 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan D sebesar 0,06 %
42
Kelurahan E = 26.246−42 × 100 %= 0,16 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan E sebesar 0,16 %
36
Kelurahan F = 25.867−36 × 100 %= 0,13 %
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan F sebesar 0,13 %
33
Kelurahan G = × 100 %= 0,22%
14.411−33
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di kelurahan G sebesar 0,22 %
310
Kecamatan sehat = 236.474−310 × 100 % = 0,13%
Jadi insidens rate penyakit TB paru BTA (+) di Kecamatan sehat sebesar 0,13 %

2. Kejadian penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)


a. Jelaskan distribusi kejadian penyakit DBD berdasarkan tempat dan waktu
 Berdasarakan Tempat

Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah kasus


A 28.928 112
B 33.026 99
C 46.097 71
D 61.899 206
E 26.246 108
F 25.867 36
G 14.411 37
TOTAL 236.474 669
Kejadian kasus penyakit DBD berdasarkan tempat lebih banyak terdapat pada kelurahan
A dan paling sedikit pada kelurahan F.
 Berdasarkan waktu

Waktu Jumlah Kasus


Januari 40
Februari 85
Maret 135
April 72
Mei 78
Juni 115
Juli 53
Agustus 38
September 18
Oktober 15
November 9
Desember 13
TOTAL 669
Kejadian penyakit kasus penyakit DBD berdasarkan waktu meningkat pada bulan Juni
dan menurun pada bulan November.

b. Jelaskan dan hitunglah proporsi kejadian penyakit DBD masing-masing kelurahan


terhadap kejadian penyakit DBD kecamatan.
∑𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑥 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐴
Rumus proporsi : 𝑥 100%
∑𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡

112
 Kelurahan A = x 100% = 16,74%
669

Jadi, proporsi kejadian DBD di kelurahan A pada kecamatan sehat adalah sebesar 16,74%
99
 Kelurahan B = x 100% = 14,7%
669

Jadi, proporsi kejadian DBD di kelurahan B pada kkecamatan sehat adalah sebesar 14,7%
71
 Kelurahan C = 669 x 100% = 10,6%
Jadi, proporsi kejadian DBD di klurahan C pada kkecamatan sehat adalah sebesar 10,6%
206
 Kelurahan D = 669 x 100% = 30, 07%

Jadi, proporsi kejadian DBD di klurahan D pada kkecamatan sehat adalah sebesar 30, 07%
108
 Kelurahan E = 669 x 100% = 16,1%

Jadi, proporsi kejadian DBD di klurahan E pada kecamatan sehat adalah sebesar 16,1%
36
 Kelurahan F = 669 x 100% = 5,3%

Jadi, proporsi kejadian DBD di klurahan F pada kecamatan sehat adalah sebesar 5,3%
37
 Kelurahan G = x 100% = 5,5%
669

Jadi, proporsi kejadian DBD di klurahan G pada kecamatan sehat adalah sebesar 5,5%

c. Jelaskan dan hitunglah poeriode prevalence kejadian penyakit DBD per kelurahan dan
kecamatan
∑𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 (𝑏𝑎𝑟𝑢+𝑙𝑎𝑚𝑎)𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
Rumus Periode Prevalence : ∑𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎

Konstanta: 1000

Periode Prevalence di kelurahan A-G dalam Jangka waktu setahun (Januari-Desember)


112
 Kelurahan A = 28.928 x 100% = 0,38%

Jadi, periode prevalence kejadian DBD di kelurahan A adalah 0.38%


99
 Kelurahan B = 33026 x 100% = 0,29%

Jadi, periode prevalence kejadian DBD dikelurahan B adalah 0.29%


71
 Kelurahan C = 46097 x 100% = 0.15%

Jadi periode prevalence kejadian DBD dikelurahan C adalah 0.15%


206
 Kelurahan D = 61899 x 100% = 0.33%

Jadi kejadian periode prevalence kejadian DBD dikelurahan D adalah 0.33%


108
 Kelurahan E = 26246 x 100% = 0.41%
Jadi periode prevalence kejadian penyakit DBD dikelurahan E adalah 0.41%
36
 Kelurahan F = 25867 x 100% = 0.13%

Jadi periode prevalence kejadian penyakit DBD di kelurahan F adalah 0.13%


37
 Kelurahan G = 14411 x 100% = 0.25%

Jadi periode prevalence kejadian penyakit DBD di kelurahan G adalah 0.25%


 Periode Prevalence di kecamatan Sehat dalam Jangka waktu setahun (Januari-Desember)
669
Kecamatan Sehat = 236.474 𝑥 100% = 0,28%

Jadi periode prevalence kejadian penyakit DBD di kecamatan Sehat adalah 0,28%

Anda mungkin juga menyukai