Anda di halaman 1dari 15

TRANSISI

EPIDEMIOLOGI
TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

KELOMPOK 1

1. NELLY YUANA (1928021001)


2. SUYATNO (1928021004)
3. FIBRINA MANDA NINGTYAS R (1928021007)
4. BAHREN NORTAJULU (1928021011)

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Epidemiologi ini
yang Alhamdulilah tepat pada waktunya yang berjudul “ Transisi Epidemiologi “.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaka kita. Amin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, September 2019

Penulis

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


3

DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Transisi Epidemiologi 6
2.2 Penyebab Transisi Epidemiologi 9
2.3 Akibat dari Transisi Epidemiologi 11
2.4 Hubungan Transisi Demografi, Epidemiologi, dan Kesehatan 12

BAB III PETUTUP


3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kesehatan Masyarakat sebagai salah satu disiplin ilmu yang relative
masih baru, telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pada akhir abad
ke 19 dan terutama pada pertengahan abad ke 20. Pada mulanya kegiatan kesehatan
pada masyarakat dilakukan berdasarkan pengamatan dan terutama pengalaman para
ahli, di mana kesehatan masyarakat belum merupakan suatu ilmu tersendiri, tetapi
masih merupakan sekumpulan keterangan yang didasarkan pada pengalaman belaka.
Epidemiologi sebagai salah satu jurusan pokok dalam bidang kesehatan
masyarakat telah berkembang sedemikian rupa sehingga dengan kemampuannya
dalam analisis permasalahannya. Bila kita melihat keadaan kesehatan masyarakat di
Indonesia dewasa ini dan membandingkannya dengan masa sebelumnya maka jelas
tampak adanya kemajuan dan peningkatan pada berbagai bidang. dan bila kita melihat
ke depan, timbul tanda Tanya bagaimana bentuk keadaan kesehatan masyarakat di
Indonesia pada masa yang akan dating. Masalah kesehatan masyarakat tidak hanya
terkait dengan berbagai factor yang berhubungan langsung dengan penyakit, tetapi
jauh lebih luas dan hamper berkaitan erat dengan semua aspek kehidupan manusia.
Dengan adanya kemajuan pembangunan diberbagai bidang yang cukup berpengaruh
dalam kehidupan perorangan dan masyarakat yang disertai dengan timbulnya
perubahan-perubahan pada berbagai sector sebagai akibat dari hasil pembangunan
telah memberikan pula pengaruh bagi masalah kesehatan masyarakat.
Adanya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat,
dapat memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sifat-sifat
epidemiologi penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya yang pada dasarnya
memberikan bentuk masalah kesehatan masyarakat pada masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Seperti apa Teori Transisi Epidemiologi ?
1.2.2 Apa saja penyebab Transisi Epidemiologi ?
1.2.3 Apa akibat dari Transisi Epidemiologi ?
1.2.4 Bagaimana Hubungan Demografi, Epidemiologi, dan Kesehatan

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


5
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu memahami Teori Transisi Epidemiologi
1.3.2 Mengetahui penyebab Transisi Epidemiologi
1.3.3 Mampu memehami akibat dari Transisi Epidemiologi
1.3.4 Mengtahui hubungan Demografi, Epidemiologi, dan Kesehatan.

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Transisi Epidemiologi


Bustan (2012) menggambarkan transisi epidemiologi adalah terjadinya
perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah
epidemiologi baru yang ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit. Table
berikut menggambarkan estimasi penyebab penyakit pada tahun 2020.
Tabel 2.1. Estimasi 12 Besar Penyebab Kematian Dunia pada Tahun 2020
(Bustan, 2012)
No Kausa tahun 1990 Kausa tahun 2020
1 Penyakit jantung iskemik Penyakit jantung iskemik
2 Penyakit cerebrovascular Penyakit cerebrovascular
3 Lower respiratory infection Obstruksi pulmonal kronik
4 Diare Lower respiratory infection
5 Kelainan perinatal Kaker trachea, bronchus, paru
6 Obstruksi pulmonal kronik Kecelakaan lalu lintas
7 Tuberculosis Tuberculosis
8 Measles Kanker Lambung
9 Kecelakaan lalu lintas HIV
10 Kaker trachea, bronchus, paru Trauma
11 Malaria Diare
12 Siroris hati Siroris hati

Sementara menurut Noor (2008) pada transisi epidemiologi akan terjadi


pergeseran pola penyakit dan pola penyebab penyakit dalam masyarakat yang ditandai
dengan menurunnya angka kematian penyakit menular tertentu dan meningkatnya
angka penyakit tidak menular.
Paparan yang cukup lengkap tentang transisi epidemiologi disanpaikan oleh
Omran (2005) dalam publikasi berjudul “The Epidemiologic Transition : A Theory of
the Epidemiologyif Population Change”. Menurut Omran, teori transisi epidemiologi
memusatkan kajian pada perubahan yang kompleks pada pola kesehatan dan penyakit,
serta pada interaksi antara pola sehat/sakit dengan demografi. Determinan social

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


7
ekonomi dan konsekuensinya. Transisi epidemiologi berjalan secara
pararel/bersamaan dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Negara-negara
berkembang.
Dalam paparannya, Omran (2005) menyebutkan setidaknya 5 dalil yang perlu
di pahami dalam transisi epidemiologi :
a. Angka kematian merupakan faktor penentu dalam dinamika kependudukan. Hasil
studi demografi membuktikan bahwa angka kematian menentukan perkembangan
populasi suatu Negara;
b. Selama transisi epidemiologi berlangsung, perubahan panjang terjadi pada angka
kematian dan pola penyakit, dimana penyakit menular secara berangsur-angsur
digantikan oleh penyakit degenerative dan penyakit akibat manusia sebagai
penyakit yang memiliki angka kesakitan tinggi dan penyebab utama kematian.
Pola perubahan angka kematian penyakit dibedakan dalam 3 tahap :
1. Masa wabah sampar dan kelaparan (the age of pestilence and famine), yang
ditandai dengan :
 Angka kematian tinggi dan berfluktuasi, yang akhirnya
menghambat kelangsungan pertumbuhan penduduk; dan
 Angka harapan hidup rendah dan bervariasi, berkisar antara 20-40
tahun.
2. Masa penyusunan pandemic (the age of receding pandemics), yang
ditandai dengan :
 Angka kematian berangsur turun, dan terjadi tingkat penurunan
epidemic;
 Pertumbuhan penduduk terus berlangsung dan mulai terjadi pola
eksponensial; dan
 Angka harapan hidup meningkat dan stabil pada usia 30-50 tahun
3. Masa penyakit degenerative dan penyakit akibat ulah manusia (the age of
degenerative and man-made disease), yang ditandai dengan :
 Angka kematian berlangsung turun dan terkadang stabil mendekati
level rendah;
 Angka harapan hidup meningkat secara bertahap hingga usia 50
tahun; dan
 Angka kesuburan (fertility) turut menjadi factor krusial pada
pertumbuhan penduduk.

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


8
Penyebab utama terjadinya transisi penyakit menular kepada penyakit
degenerative antara lain :
- Faktor ekologi, yang memperlihatkan adanya keseimbangan yang
rumit antara agen penyakit, tingkat kerusakan lingkungan, dan
resistensi host.
- Factor sosioekonomi, politik, dan budaya, antara lain standar
hidup, perilaku sehat, dan hygiene & nutrisi.
- Medis dan kesehatan masyarakat, yakni ukuran upaya preventif
dan kuratif tertentu yang digunakan untuk memerangi penyakit,
meliputi peningkatan sanitarian secara umum, dan imunisasi.
c. Selama berlangsung transisi epidemiologi, perubahan pola kesehatan dan penyakit
yang paling mendalam terjadi pada anak-anak dan wanita usia muda. Hal ini
kemungkinan disebabkan tingkat kerentanan kelompok ini paling tinggi terhadap
penyakit infeksi dan penyakit defisiensi.
d. Perubahan pola sehat dan penyakit yang terjadi selama transisi epidemiologi
berhubungan erat dengan transisi demografi dan transisi social-ekonomi, yang
menggambarkan kompleksitas dalam era modern. Interaksi antara transisi
epidemiologi dengan transisi demografi turut berkontribusi pada pertumbuhan
penduduk. Penurunan angka kematian selama transisi epidemiologi, memperlebar
demographic gap (jarak demografis) antara tingkat kelahiran dan tingkat kematian.
e. Variasi yang khas pada pola, kecepatan, dan determinan penyakit, serta perubahan
populasi, menghasilkan tiga model dasar transisi epidemiologi yaitu : model
klasik, model akselerasi, dan model kontemporer.
1. Model klasik (transisi kalsik)
Disebut juga mode transisi epidemiologi western/barat, terjadi ni Negara-
negara Eropa Barat. Karakteristik model ini adalah :
 Terjadi penurunan yang bertahap dan progresif pada angka
kematian dan angka kesuburan. Angka kematian turun dari 30
per 1000 populasi menjadi kurang dari 20 per 1000. Sementara
angka kesuburan turun dari 40 per 1000 menjadi kurang dari 20
per 1000 populasi.
 Dipengaruhi oleh transisi sosio-ekonomik, yang ditandai
dengan revolusi sanitasi (pada akhir abad 19) serta
perkembangan medis dan kesehatan masyarakat (pada abad 20).

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


9
 Pada fase terakhir transisi klasik, penyakit degenerative dan
penyakit akibat ulah manusia mendominasi penyebab kematian
dan kesakitan, dibidang penyakit menular.
2. Model akselerasi (transisi dipercepat)
Disebut juga model transisi epidemiologi yang dipercepat, terjadi di Negara
Jepang, Eropa Timur, dan Uni Sovyet. Karakteristik model ini antara lain :
 Terjadinya penurunan angka kematian sangat cepat, mencapai
angka 10 per 1000 populasi. Jangka waktu penurunanya lebih
cepat dibanding transisi klasik.
 Penurunan angka kesuburan (fertilitas) yang tinggi namun tidak
cepat. Penurunan ini disebabkan oleh aspirasi masyarakat
untuk menurunkan kesuburan. Tindakan aborsi memegang
peranan penting dalam penurunan angka kesuburan, terutama di
jepang.
3. Model kontemporer (transisi tertunda / deleyd)
Disebut juga model transisi epidemiologi yang tertunda, umumnya terjadi
di Negara-negara Amerika Latin, Afrika, Asia, Karakteristik model ini :
 Terjadi penurunan angka kematian nyata
 Penurunan fasilitas yang lamban.

2.2 Penyebab Transisi Epidemiologi


Beberapa literature dan buku menerangkan babrapa penyebab terjadinya
transisi epidemiologi. Noor (2008) menyatakan transisi epidemiologi dipengaruhi oleh
transisi demografi, transisi social dan ekonomi, serta transisi lingkungan.
Dikaitkan dengan konsep Trias Epidemiologi, maka kejadian transisi
epidemiologi disebabkan oleh perubahan gaktor host dan environment dibandingkan
oleh agen. Perubahan tersebut antara lain :
a. Perubahan pada Host
1. Perubahan struktur masyarakat
Telah terjadi perubahan struktur dalam masyarakat, dari yang
sebelumnya bersifat agraris kemasyarakat industry. Perubahan ini
menyebabkan penurunan penularan penyakit menular akibat sanitasi yang
baik. Namun pada saat yang sama menimbulkan resiko penyakit baru yaitu
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Umumnya masyarakt industry

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


10
identic dengan peningkatan penghasilan yang menyebabkan perubahan gaya
hidup tidak sehat (merokok, alcohol, kurang gerak, narkoba) perubahan
lainnya adalah masyarakat lebih konsumerisme, sehingga kebutuhan hidup
tidak merasa terpenuhi. Akibatnya masyarakat lebih disibukkan dengan
mencari tambahan penghasilan, yang secara tidak langsung menyebabkan
peningkatan stress.
2. Perubahan struktur demografis
Perubahan ini disebut juga transisi demografi. Perubahan tersebut
ditandai dengan terjadinya penurunan proporsi usia anak muda dan
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut. Keberhasilan program keluarga
berencana (family planning) ikut menyumbang perubahan ini. Namun Noor
(2008) menyatakan berdasarkan hasil Trend assessment study yang dilakukan
Balitbangkes, akan terjadi penurunan proporsi baita, dan terjadi peningkatan
proporsi usia remaja, produktif dan usia lanjut.
3. Perubahan status pekerjaan
Penyebab utama perubahan ini adalah terjadinya pergeseran status
pekerjaan pada wanita akibat emansipasi dan kesearaan gender. Pergeseran ini
akan menyebabkan perubahan pada pola asuh anak yang lebih dipercaya
kepada baby sitter disbanding kepada keluarga.
4. Perubahan pola piker tentang kesehatan
Perubahan ini sejalan dengan arus perkembangan globalisasi,
teknologi, komunikasi, dan segala bentuk modernisasi, yang menandai
dimulainya era baru dalam kesehatan masyarakat (new era of public healt).
5. Perubahan mobilitas penduduk
Dengan semakin majunya komunikasi dan informasi maka mobilitas
penduduk meningkat yang berdampak pada penularan penyakit tertentu atau
penyakit baru pada masyarakat. Myang beresiko pada peyakit
degenerasi.obilitas juga ditandai dengan makin berkurangnya aktifitas
penduduk karena pengaruh teknologi dan otomatis,
6. Perubahan nilai social dalam masyarakat
Antara lain perubahan dalam menilai lembaga perkawinan yang lebih
dilandasi oleh keinginan berteman dan bersosial disbanding untuk kesehatan
reproduktif. Perubahan menjadi masyarakat yang individualistis menyebabkan

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


11
angka kejahatan lebih tinggi akibat masyarakat akan lebih survive dan mencari
jalan selamat sendiri.

b. Perubahan pada Environment (Lingkungan)


1. Perubahan sanitasi lingkungan
Perubahan ini terjadi khusunya disebabkan oleh penyediaan air yang
bersih, sehinga penuaran penyakit melalui air (water born disease) berkurang.
Namun di wilayah lain terjadi pula kesulitan akan air bersih karena peubahan
iklim, yang rawan menimbulkan penyakit menular seperti kolera dan
muntaber. Kepadatan penduduk juga berpengaruh pada sanitasi lingkungan
yang buruk. Beberapa penyakit timbul akibatmasalah-masalah sanitasi dasar
yang rendah seperti : ISPA, infeksi saluran pencernaan, TBS dan berbagai
infeksi parasite.
2. Peningkatan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan ikut berperan dalam pemberantasan penyakit
infeksi dan meningkatkan umur harapan hidup (life expectancy)

2.3 Akibat dari Transisi Epidemiologi


Transisi epidemiologi akan mengakibatkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Gangguan bersamaan pada penyakit menular ,yaitu masih ditemukan penyakit
menular didaerah pedesaan (rural) dan pemukiman kumuh peroktaan, serta msih
ditemukan penyait menular dan timbulnya penyakit menular baru.
b. Masalah gizi ganda yaitu masalah gizi yang berkaitan dengan masalah gizi yang
berkaitan dengan penyakit infeksi dan kemiskinan, serta masalah gizi lebih (over
nutrition).
c. Gangguan kesehatan pada masyarakat jompo akibat meningkatnya umur harapan
hidup
d. Kecendrungan perubahan pola penyakit dari penyakit meular yang mudah
disembuhkan ke kepenyakit tidak menular yang mudah disemuhkan kepenyakit
tidak menular yang kronis dan sulit disembuhkan.
Di Indonesia, transisi epidemiologi mengakibatkan berbagai kejadian yang
tidak terfikirkan sebelumnya, antara lain :
1. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


12
Keadaan ini ditandai dengan munculnya empat besar penyakit tidak
menular penyebab kematian yakni cardiovascular, cancer, diabetes, dan
penyakit paru obstruksi kronis. Di era JKN dan BPJS kesehatan mengalami
deficit disebabkan prevalensi penyakit tidak menular antara lain strouke,
jantung, kanker dan gagal ginjal.
2. Swastanisasi dibidang pelayanan kesehatan
Transisi epidemiologi juga menyebabkan kesadaran akan pentingnya
menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih banyak sehingga terjadi
pemerataan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang semula disediakan
oleh Pemerintah berangsur-angsur dilayani oleh swasta dengan kualitas
pelayanan yang lebih baik. Swastanisasi bukan hanya dalam pelayanan
kesehatan, tetapi juga dalam program kesehatan lainnya, antara lain
pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, dan abatisasi (pencegahan DBD).
3. Upaya promotif dan preventif menjadi prioritas utama
Transisi epidemiologi menghasilkan kesadaran bahwa upaya peningkatan
dan pencegahan kesehatan memberikan keuntungan lebih besar di banding
upaya pengobatan dan pemulihan. Di Indonesia hal ini sudah di canangkan
Pemerintah dengan program-program yang mengarah ke promotif dan
preventif, seperti : alokasi anggaran kesehatan yang lebih besar ditujukan
untuk upaya pencegahan, promosi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
dan sebagainya.

2.4 Hubungan Transisi Demografi, Epidemiologi, dan Kesehatan


Perubahan pola penyakit bukan hanya disebabkan oleh transisi epidemiologi
saja, melainkan juga ada transisi yang terjadi pada kependudukan atau transisi
demografi. Menurut Last (2001), transisi demografi adalah penurunan angka
kesuburan (termasuk angka kematian) pada suatu Negara, yang sebelumnya dianggap
sebagai akibat perubahan teknologi dan industrialisasi, namun kemudian kemungkinan
disebabkan oleh makin banyaknya wanita yang melek huruf dan perubahan status
wanita.
Teori tansisi demografi pada Negara maju dalam NOOR (2008) dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pada awal pembangunan keadaan Negara maju adalah
 Fertilitas dan mirtalitas agak stabil dan angkanya cukup tinggi

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


13
 Pertumbuhan penduduk agak stabil, karena angka kematian tinggi diimbangi
angka kelahiran tingi.
b. Pada perkembangan dan kemajuan status ekonomi, keadaan menjadi :
 Angka kematian mulai turun dan diikuti penurunan fertilitas, yang pada khir
transisi kedua akan menjadi stabil. Keadaan ini menghasilkan Net Reproductive
Rate (NRR) = 1.
 Pada pasca transisi, akhir NRR menjadi < 1
Teori tansisi demografi di Negara maju tidak sesuai dengan keadaan di
Negara berkembang, termasuk diIndonesia, dalam hal :
1. Penurunan angka kematian di Negara berkembang lebih cepat disbanding
Negara maju, karena salah satu penyebabnya neraga berkembang tidak harus
menunggu peningkatan status social ekonomi supaya mengahasilkan teknologi
yang sudah ada di Negara maju (teknologi diimpor dalam bentuk sudah jadi
dari Negara maju) seperti imunisasi, antibiotic dan sebagainya.
2. Penurunan fertilitas cukup cepat dan tidak perlu menunggu kenaikan status
ekonomi, yang disebabkan oleh keberhasilan program Keluarga Berencana
(family planning).
Model lainnya menyebut bahwa tidak hanya transisi epidemiologi dan
transisi demografi saja yang mengelami perubahan, tetapi juga pada status gizi
yang merubah perilaku dan menghasilkan gaya hidup modern.
Gambar 2.1. Transisi Demografi, Epidemiologi, dan Perilaku
(diolah dari : Bustan 2012)

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


14

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Konsep transisi epidemiologi timbul karena adanya perubahan pola kesehatan
dan pola penyakit pada masyarakat yang rumit, salah satunya transisi demografi yang
terjadi melalui proses yang panjang (Bustan, 2012). Konsep ini meyebabkan
pergeseran perhatian masalah kesehatan dari penyakit menular kepada penyakit tidak
menular.
Meningkatnya penyakit tidak menular dalam masyarakat sangat erat
hubungannya dengan perubahan gaya hidup serta tingkah laku masyarakat, berkaitan
pula dengan peningkatan status social ekonomi yabg disertai dengan perubahan pola
hidup yang lebih konsumtif dan perubahan pola makan, disamping ada perubahan
lingkungan hidup serta struktur umur penduduk.

3.1 SARAN
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, transisi epidemiologi pada Negara
berkembang bukanlah terjadi suatu proses yang dapat berlangsung dengan sendirinya
dan juga tidaklah merupakan proses yang berdiri sendiri,
Dari gaya hidup tadisional yang mengalami transisi perilaku sehingga
menyebabkan perubahan menjadi gaya hidup yang lebih modern dan menyebabkan
transisi epidemiologi, transisi demografi, transisi gizi. Menghadapi masalah ini kita
lebih menekankan pada perubahan perilaku, seperti meningkatkan Perilaku Hidup
Bersih (PHB), tidak konsumtif tetapi lebih produktif, menigkatkan gaya hidup menjadi
lebih sehat.

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


15

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, Najib M., Pengantar Epidemiologi, edisi revisi, Jakarta. Rineka Cipta, 2012.

Last, John M. (eds.), A Dictionary of Epidemiology, Fourth Edition, New York, Oxford
University Press, 2001 .

Noor, Nur Narsy, Epidemiologi, edisi revisi, Jakarta, Rineka Cipta, 2008.

Omran, Abdel R., “The Epidemiologic Transition: A Theory of the Epidemiology of


Population Change”, The Milbank Quarterly, Vol.83, No.4, 2005 (reprint)

EPIDEMIOLOGI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai