Makalah Hemoroid Lengkap
Makalah Hemoroid Lengkap
HEMOROID
DISUSUN :
MOURISKA
PUTRA ANSONI
KATAPENGANTAR ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2.Tujuan ....................................................................................................................................
1.3.Manfaat ....................................................................................................................................
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang sampai saat ini
masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid dan masalah-masalah kesehatan
yang berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid dikenal dengan banyak istilah. Kata
hemoroid sendiri berasal dari bahasa Yunani yaituhaem : darah danrhoos : mengalir, jadi
semua perdarahan yang ada di anus disebuthemoroid. Sedangkan di Amerika dan Inggris
memakai istilahpiles yang berasal dari bahasa Latin yang berarti bola. Istilah lain yang juga
sering digunakan adalahambeien yang berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia
sendiri istilah yang paling sering digunakan adalah wasir yang pada orang awam mempunyi
arti berak darah. Hemoroid sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih termasuk
salah satu penyakit yang umum ditemukan di mana-mana. Di Amerika Serikat, hemoroid
ditemukan dengan jumlah kasus meliputi 4,4% dari seluruh penduduk.1,2,3 Namun
sayangnya frekuensi pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang menderita hemoroid
mungkin akan dilakukan dokter. Di samping itu, hemoroid memang bukanlah penyakit yang
mematikan. Gejalanya dapat hilang timbul, dan pada sebagian besar kasus gejala hemoroid
sudah lenyap dalam beberapa hari saja.4 Menurut anatomi atau letaknya, hemoroid dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Batas antara
interna dan eksterna adalah suatu garis pada anus yang disebut linea dentata atau pectinate
line. Linea dentata adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisi dalam dan
permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea dentata, maka hemoroidnya
termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah linea dentata,
hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna.4 Gejala hemoroid sangat mirip dengan gejala
karsinoma kolorektal. Oleh karena itu pasien yang datang dengan keluhan hemoroid harus
2 menegakkan diagnosis dan klasifikasi serta derajat hemoroid sehingga penanganan yang
tepat dapat diberikan. Pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama,
1.2.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat serta
2. Tujuan Khusus
penyakit hemoroid.
1.3. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
kepada pembaca
2. Bagi pembaca
Diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan dalam materi
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan yaitu tuba muskular panjang yang
merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva,
hati, kandung empedu dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah area diafragma
Saluran pencernaan merupakan jalur (panjang totalnya 23-26 kaki) yang berjalan dari mulut
Fungsi utama dari saluran gastrointestinal yang berhubungan dengan memberikan kebutuhan
tubuh yaitu :
- Mengabsorbsi hasil pencernaan dalam bentuk molekul kecil ke dalam aliran darah.
- Mengeliminasi makanan yang tidak tercerna dan terabsorbsi dan produk sisa lain dari tubuh.
Susunan saluran pencernaan terdiri dari: oris (mulut), faring (tekak), esofagus
(kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus halus) terdiri dari duodenum
(usus 12 jari), yeyenum dan ileum, intestinum mayor (usus besar) terdiri dari sekum, kolon
asendens, kolon transversum, kolon desendens dan kolon sigmoid, rektum dan anus. (Syaifuddin,
1997 ; 75).
1. Mulut
Mulut adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi
dalam proses awal pencenaan. Rongga vestibulum terletak diantara gigi dan bibir, dan pipi
sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi dibagian depan, palatum lunak
dan keras di bagian atas, lidah dibagian bawah, dan orofaring dibagian belakang.
a. Bibir
Tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi untuk
b. Lidah
Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkan
makanan saat di kunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara. (Sloane,
2004 ; 283)
c. Palatum
Palatum terbagi atas 2 bagian, yaitu: palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-
tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang
palatum dan palatum mole (palatum lunak), terletak di belakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. ( Syaifuddin,
1997 ; 75).
d. Gigi
Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila, setiap lengkung
barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari
bagian bawah sehingga gigi atas secara normal menutup gigi bawah. Manusia mempunyai dua
susunan gigi yaitu gigi primer dan gigi sekunder. gigi berfungsi dalam proses mastikasi atau
pengunyahan. Makanan yang masuk ke dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan
bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan. (Sloane, 2004 ;
284)
e. Kelenjar ludah
Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang
Fungsi saliva yaitu melarutkan makanan secara kimia, untuk pengecapan rasa, melembabkan dan
melumasi makanan sehingga dapat ditelan, mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan
maltosa, mengeksresi zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain, sebagai zat
2. Faring
Faring adalah tabung muscular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang
tengkorak sampai sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring dan
Esofagus adalah tuba muscular, panjangnya sekitar 9-10 inci (25 cm) dan berdiameter 1 inci (
2,54 cm). Esofagus berawal dari area laringofaring, melewati diafragma dan hiatus esofagus
(lubang) pada area sekitar vertebra torak ke sepuluh dan membuka kearah lambung. Fungsi
esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis. (Sloane, 2004
; 285)
4. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen dibawah
diafragma. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian
pilorus. Fungsi lambung yaitu sebagai penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein,
produksi mukus, produksi faktor intrinsik dan absorbsi. (Sloane, 2004 ; 285)
5. Usus halus
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjang
Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai ke katup
Usus halus dibagi menjadi duodenum, yeyenum dan ileum. Pembagian ini agak tidak tepat dan
didasarkan pada sedikit perubahan struktur dan yang relatif lebih penting berdasarkan fungsi.
a. Duodenum :
Disebut juga usus dua belas jari, panjangnya 25 cm mulai dari pilorus sampai yeyenum.
Berbentuk seperti sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas,
bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit disebut papila vateri. Pada papila
vateri bermuara saluran empedu dan saluran pankreas. Dinding duodenum mempunyai lapisan
mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner, berfungsi memproduksi getah intestinum.
b. Yeyenum
Mempunyai panjang 2-3 meter atau 2/5 bagian atas. Yeyenum terletak di regio abdominalis
c. Ileum
Mempunyai panjang 4-5 meter atau 3/5 bagian terminal. Ileum cenderung terletak di regio
Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
lipatan peritonium dan berbentuk kipas dikenal sebagai mesentrium. (Price, 2006 ; 438)
a. Mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini
diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dan hati.
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m yang
terbentang dari sekum sehingga kanalis ani dengan diameter sekitar 6,5 cm.
Usus besar tidak memiliki vili, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkular, dan diameternya lebih
lebar, panjangnya lebih pendek, dan daya regangnya lebih besar dibanding usus halus. (Sloane,
2004 ; 294)
a. Mengabsorbsi 80 % - 90 % air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari
b. Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon
pencernaan.
c. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi
a. Sekum
Pada sekum terdapat katub ileoseikal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati sekitar 2-3 inci pertama dari usus besar. Katub ileoseikal mengendalikan aliran kimus
dan ileum ke sekum dan mencegah terjadinya aliran balik bahan fekal dari usus besar ke dalam
b. Kolon
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki 3 divisi :
1) Kolon Asenden
Kolon asenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati disebelah kanan dan membalik
2) Kolon Tranversum
Kolon tranversum merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ketepi
3) Kolon Desenden.
4) Kolon Sigmoid
Kolon sigmoid mulai setinggi Krista iliaka dan membentuk lekukan berbentuk S. lekukan bagian
Membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh). 1 inci terakhir dari
rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot spingter ani eksternus dan internus.
Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar 15 cm. (Price, 2006 ; 456)
d. Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar. Terletak
Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna. Reflek defekasi terintegrasi pada
medula spinalis segmen sakral kedua dan keempat. Otot sfingter eksterna dan interna berelaksasi
pada waktu anus tertarik keatas melebihi massa feses. Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi
voluntar otot sfingter eksterna dan levator ani. Bila defekasi tidak sempurna, rektum menjadi
relaks dan keinginan defekasi menghilang. Air tetap terus diabsorbsi dari massa feses, sehingga
feses menjadi keras dan menyebabkan lebih sukarnya defekasi. Tekanan pada feses yang
berlebihan menyebabkan timbulnya kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna sehingga
1. Defenisi
Hemoroid adalah pembesaran dan penonjolan vena disekitar rektum. (Potter, 1997 ; 1374).
Hemoroid adalah dilatasi pembuluh darah vena varicose pada anus dan rektum. (Reeves, 1999 ;
162).
3. Hemoroid adalah dilatasi pleksus (anyaman pembuluh darah) vena yang mengitari rektal dan
4. Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena)
around the anus or lower rectum become swollen and inflamed, often as a result of straining
Hemoroid adalah suatu masalah umum pada anus dan rektum. Yang terjadi bila vena-vena
disekitar anus dan rektum mengalami peradangan yang diakibatkan karena mengedan selama
(www.hemorrhoids.emedtv.com, 2001)
6. Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah di bawah selaput lendir anus menjadi semacam
7. Hemoroid adalah perdarahan yang keluar lewat anus berupa darah segar dengan atau tanpa
disertai lendir tidak termasuk perdarahan yang berasal dari bagian-bagian lambung dan usus
halus.
(www.ultinetindonesia.com, 2005)
8. Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar. (www.fkuii.org, 2006).
9. Hemoroid adalah suatu penyakit pelebaran pembuluh darah balik (vena) yang terdapat di
daerah saluran cerna bagian bawah yang berbatasan dengan dubur/anus. (www.balipost.com,
2003).
2. Etiologi
Hemoroid dapat terjadi karena dilatasi (pelebaran), inflamasi (peradangan) atau pembengkakan
- Diare kronik.
- Usia lanjut.
- Pada beberapa individu terjadi hipertrofi sfingter ani (pembengkakan otot/ klep dubur),
obstruksi (sumbatan) fungsional akibat spasme (kejang), dan penyempitan kanal anorektal
(www.suaramerdeka.com, 2005)
3. Patofisiologi
Mengedan selama buang air besar dapat meningkatkan tekanan intra abdominal dan vena
hemoroidal, menimbulkan distensi pada vena hemoroidal. Bila ujung rektum penuh oleh kotoran
obstruksi vena mungkin bisa terjadi. Sebagai salah satu akibat dari pengulangan dan
perpanjangan meningkatkan tekanan dan obstruksi, sehingga dilatasi permanen pada vena
hemoroidal dapat terjadi. Distensi juga dapat mengakibatkan terjadinya trombosis dan
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran darah balik dari
Hemoroid dapat menimbulkan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. (Smeltzer, 2002 ; 1138)
4. Klasifikasi
1) Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis anorektal
dan ditutupi oleh mukosa anus. hemoroid ini tetap berada di dalam anus.
2) Hemoroid eksterna
Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena hemoroidales
inferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. hemoroid ini keluar dari
1) Tingkat 1 : biasanya asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi perdarahan,
2) Tingkat 2 : gejala perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi (buang air
besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus dan dapat kembali dengan spontan.
3) Tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjadi setelah defekasi dan jarang terjadi perdarahan,
(www.fkuii.org, 2006)
Rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari anus
- Perih.
- Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)
- Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.
(www.fkuii.org, 2006)
- Konstipasi.
- Nyeri.
6. Komplikasi
a. Perdarahan.
b. Trombosis.
c. Hemoroidal strangulasi.
Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh
sfingter ani.
(www.suaramerdeka.com, 2005)
8. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Farmakologis
- Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan mengurangi sembelit dan
terlalu mengedan saat defekasi, dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.
kerusakan pada daerah anus. Obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk supositoria
untuk hemoroid interna, dan dalam bentuk krim / salep untuk hemoroid eksterna.
- Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah campuran diosmin (90%)
- Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat
diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar,
selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi
makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang sulit dicerna oleh
usus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-
40 cc/kg BB/hari.
- Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. Jika
terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit
pembuluh darah.
- Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara
merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. Selain itu penderita disarankan
untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak berhasil, tindakan yang dapat
- Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid. Prolaps akan menjadi layu
- Hemoroideolysis
(www.fkuii.org, 2006)
b. Pembedahan
Terapi bedah dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan penyulit prolaps, trombosis,
atau hemoroid yang besar dengan perdarahan berulang. Pilihan pembedahan adalah
hemoroidektomi secara terbuka, secara tertutup, atau secara submukosa. Bila terjadi komplikasi
perdarahan, dapat diberikan obat hemostatik seperti asam traneksamat yang terbukti secara
(www.suaramerdeka.com, 2005)
Terapi medikal hanya digunakan untuk kasus ringan, hemoroid tanpa komplikasi dengan
1) Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal yang
baik.
6) Tirah baring.
7) Tindakan non operatif seperti : fotokoagulasi infra merah, diatermi bipolar dan terapi laser.
10) Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini biasa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan
ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/
keluarga. Dimana proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan:
Proses keperawatan adalah metode sistemik dimana secara langsung perawat bersama
keperawatan, membuat perencanaan dan rencana implementasi, serta mengevaluasi hasil asuhan
seorang perawat untuk mengorganisir dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan
merupakan suatu elemen dari pemikiran kritis yang memperbolehkan perawat untuk membuat
keputusan dan mengambil tindakan yang didasarkan atas pertimbangan. Suatu proses adalah satu
tujuan. Tiga karakteristik dari suatu proses adalah Purpose, Organization dan Creativity (
Bevis,1978). “Purpose” adalah tujuan atau maksud yang spesifik dari proses. Proses keperawatan
digunakan untuk mendiagnosa dan merawat respon manusia pada kondisi sehat dan sakit.
“Creativity” adalah pengembangan lanjut dari proses itu. Proses keperawatan dinamis dan
Asuhan Keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini, profesi
yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem
Dalam melakukan asuhan keperawatan terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh. Adapun
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
Merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan. Pada
tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk
Dalam tahap pengkajian dilakukan pengumpulan data dengan cara komunikasi yang efektif,
observasi dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan terdiri dari data dasar dan data fokus.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan
mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis (terapi) atau profesi
kesehatan lainnya. Sedangkan data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
a. Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar dan nyeri
berserta karakteristiknya
5) Seberapa banyak ?
6) Seberapa sering ?
7) Apakah warnanya ?
2) Jumlah latihan
3) Tingkat aktivitas
g. Anus : Pembesaran pembuluh darah balik (vena) pada anus, terdapat benjolan pada anus,
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. (Nursalam,
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status/ masalah kesehatan aktual
atau potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya masalah aktual berdasarkan respon
klien terhadap masalah atau penyakit, faktor-faktor yang berkontribusi atau penyebab adanya
a. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
b. Interpretasi data.
c. Validasi data.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan hemoroid adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rektal atau anal
selama eliminasi
dan mengoreksi masalah-masalah yang di identifikasi pada diangosa keperawatan. Tahap ini
Tahapan dalam perencanaan ini meliputi : menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil,
penetapan sasaran (goal) dan tujuan (objective), penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan
tindakan dan dokumentasi. Untuk menentukan prioritas ada dua hirarki yang dapat digunakan,
yaitu :
a. Hirarki “Maslow” (1943), membagi kebutuhan dalam lima tahap yaitu : kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri
Misalnya : udara segar (O2), air (H2O), cairan elektrolit, makanan dan sex, bila kebutuhan ini
Misalnya : rasa aman terhindar dari penyakit, gangguan pencurian, perlindungan hukum.
Misalnya : ingin dihargai/ menghargai ; adanya respek dari orang lain. Toleransi dalam hidup
berdampingan.
Misalnya : ingin diakui/ dipuja, ingin berhasil, ingin menonjol/ lebih dari orang lain.
kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup dan stimulasi. (Nursalam,
2001 ; 52)
Adapun perencanaan/ intervensi dari diagnosa yang timbul pada pasien hemoroid adalah:
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rektal atau anal
menghilangkan nyeri.
Rencana tindakan :
Mandiri
Rasional : Membantu menentukan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan
Rasional : Menghindarkan stimulasi yang dapat mengakibatkan peningkatan rasa nyeri, seperti
mengurangi frekuensi dan durasi kontak dengan bagian yang dirasa nyeri
5) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
Rasional : Relaksasi digunakan untuk mengurangi stimulus nyeri, dan mengalihkan perhatian
terhadap nyeri.
kelancaran flatus
Kolaborasi
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan untuk menghilangkan nyeri sedang sampai berat.
selama eliminasi
Kriteria hasil : Membuat kembali pola yang normal dari fungsi usus.
Pasien dapat mengeluarkan feses lunak/ konsistensi agak berbentuk tanpa mengejan
Rencana tindakan :
Mandiri
hilang yang kemungkinan berhubungan dengan kehilangan persarafan parasimpatik usus besar
dengan tiba-tiba
Rasional : Program untuk seumur hidup ini perlu untuk secara rutin mengeluarkan feses dan
biasanya termasuk stimulasi manual, minum jus dan/ atau cairan hangat dan menggunakan
pelunak feses atau supositoria pada interval tertentu. Kemampuan mengontrol pengeluaran feses
4) Anjurkan pasien untuk makan-makanan yang sehat dan yang termasuk makanan yang
berserat.
6) Periksa kembali adanya defekasi, karena feses yang keras atau karena penurunan/ sampai
Rasional : Pengeluaran feses secara manual dengan hati-hati mungkin perlu, yang dilakukan
8) Beri obat pelembek feses, supositoria, laksatif atau enema jika diperlukan.
Tujuan : Pasien dapat menerima secara nyata kondisi penyakit dengan positif.
Kriteria hasil : Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat
ditangani.
Rencana tindakan :
Mandiri
1) Evaluasi tingkat ansietas, catat respon verbal dan non verbal pasien. Dorong ekspresi bebas
akan emosi.
Rasional : Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkatkan perasaan sakit, penting
kebutuhan.
Rasional : Rasa takut akan ketidaktahuan diperkecil dengan informasi atau pengetahuan dan
berkurangnya kelelahan.
menurunkan ansietas.
6) Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misal : tehnik mengatasi stress, keterampilan
organisasi.
Rasional : Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan
Tidak demam
Rencana tindakan :
Mandiri
Rasional : Mengetahui tanda-tanda infeksi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan
keperawatan selanjutnya.
3) Kaji tanda-tanda vital dengan sering, catat tidak membaiknya atau berlanjutnya hipotensi,
Rasional : Tanda adanya syok septik, menyebabkan vasodilatasi, kehilangan cairan dari
4. Pelaksanaan (IMPLEMENTASI)
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
secara nyata untuk membantu klien mencapai tujuan pada rencana tindakan yang telah dibuat.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan inter personal,
intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dan dokumentasi.
b. Fase intervensi:
1) Independen: Tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter
2) Interdependen: Tindakan perawat yang melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain
3) Dependen: Berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan dimana tindakan medis
dilaksanakan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu pencatatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan yang
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi
selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. (Nursalam, 2001 ; 71,
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien. (Nursalam, 2001 ; 71, dikutip dari Griffith dan Christensen, 1986)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan).
tujuan).
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama
a. Proses (Formatif)
Adalah evaluasi yang dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk
b. Hasil (Sumatif)
Adalah evaluasi yang dapat dilihat pada perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal. Hemoroid terdiri dari dua
jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea dentata dan hemoroid eksterna yang
terletak di bawah linea dentata. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur
perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses. Penatalaksanaan
hemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis jaringan, dan terapi operatif. Prognosis
B. SARAN
Hemoroid sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih termasuk salah satu
dengan jumlah kasus meliputi 4,4% dari seluruh penduduk.1,2,3 Namun sayangnya frekuensi
pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang menderita hemoroid cenderung malu
mengutarakan penyakitnya dan takut membayangkan tindakan yang mungkin akan dilakukan
dokter, maka dengan adanya makalah ini di harapkan dapat memberikan penanganan pasien
1. Dr. M.T. Dardjat, 1987. Kumpulan Kuliah ilmu Bedah Khusus. Penerbit Aksara Medisina,
Salemba Jakarta.
2. Syvia Anderson Price, 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penerbit buku
3. Susan Martin Tucker, 1998. Standar Perawatan Pasien, Edisi V Vol 2. Penerbit Buku
4. Dr. Sumitro Arkanda, 1987. Ringkasan Ilmu Bedah, Penerbit Bina Aksara.
5. Purnawan Junadi, 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Penerbit Media Aesculavius,
Jakarta.
6. Doenges Moorhouse Geissle, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3 Penerbit Buku
7. www.scribd.com/doc/24475703/REFERAT-Hemoroid
8. www.scribd.com/doc/38397839/Hemoroid