Anda di halaman 1dari 11

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


[AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS]

[Anatomi dan Fisiologi Ternak Unggas]

[Endang Sujana, S.Pt., MP.]

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
a. Kompetensi Inti :
Menguasai struktur, materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran/paket keahlian Agribisnis Ternak Unggas yang diampu

b. Kompetensi Dasar (KD)/ Kelompok Kompetensi Dasar (KKD) :


Menerapkan anatomi dan fisiologi ternak unggas

c. Materi Pembelajaran :
IV. Anatomi dan Fisiologi Ternak Unggas
4.1. Sistem Rangka
 Kerangka unggas kompak, ringan dan sangat kuat
 Tulang punggung, leher dan ekor dapat bergerak
 Kerangka tubuh ayam cukup kuat untuk mendukung sayap
 Tulang-tulang ternak unggas terlihat pada Ilustrasi 4.

Ilustrasi 4. Sistem Rangka Ternak Unggas


 Kerangka Ayam ini dibagi kedalam dua bagian yaitu :
(1) kerangka axial, terdiri atas :
- tulang kepala (tengkorak)
- tulang belakang (columna vertebralis)
- tulang rusuk
- tulang dada (sternum)
(2) kerangka anggota tubuh :
tulang sayap dan tulang kaki

 Unggas dibedakan dengan memiliki banyak tulang mengandung udara (pneumatic),


berlubang dan berkaitan dengan sistem pernafasan. Tulang-tulang tengkorak, tulang
pangkal lengan (humerus), tulang selangka (clavicle), lunas (keel), pinggang (lumbar) dan
kerangka tulang kelangkang (sacral) bergabung dengan sistem pernafasan. Pertalian
tulang-tulang tersebut membuat unggas mudah bernafas.

 Banyak tulang mengandung suatu tipe unik disebut medullary (mengandung sumsum),
ditemukan di tulang betis (tibia), tulang paha (femur), tulang panggul (pubic), tulang dada
(sternum), tulang rusuk (ribs), tulang hasta (ulna), tulang jari-jari kaki (toes) dan tulang
belikat (scapula).

 Tulang medullary pada ayam betina dewasa mengandung 12% dari total tulang. Dalam
tulang rusuk sekitar 30%. Tulang tersebut tidak normal ditemukan dalam unggas jantan.
Pullet, sewaktu dewasa mulai mendepositkan tulang medullary, kurang lebih 10 hari
sebelum formasi telur pertama.

 Ketersediaan kalsium untuk formasi kulit telur tersedia cukup pada unggas liar,
kendatipun pengambilam kalsium selama masa bertelur rendah, mengingat
kepentingannya untuk telur-telur yang relative sedikit.

 Kurang lebih 40% dari total tulang kehilangan kalsium setelah ayam menelurkan 6 butir
ketika ternak bersangkutan menerima ransum mengandung kalsium terlalu rendah.
4.2. Kulit dan Bulu
 Unggas memiliki kulit tipis hamper di sebagian besar tubuhnya dengan bebas dari adanya
kelenjar “secretory”. Suatu pengecualian adalah UROPYGIAL atau kelenjar minyak (OIL
GLAND = PREEN GLAND), yang ditemukan pada bagian lebih atas dari ekor (TAIL).
 Beberapa struktur khusus atau spesial digabungkan dengan kulit, di antaranya jengger
(Comb). Pial (Wattles), lubang telinga (Ear lobes), “Scales of the legs and toes” (kaki-kaki
dan jari-jari), spurs (taji), cakar (claws) dan paruh (beak).
 Ukuran dan warna jengger serta pial terutama bergabung dengan perkembangan GONAD
(kelenjar kelamin) dan sekresi hormone-hormon seks.
 Warna kulit tergantung pada kombinasi-kombinasi pigmen dalam selaput atas dan
selaput bawah kulit.
 Warna kuning kulit dan SHANKS berkaitan dengan pigmen-pigmen caratenoid dari
ransum pada epidermis, sehubungan dengan ketidak hadiran pigmen MELANIC.
 Warna hitam dan variasinya tergantung kehadiran pigmen melanic pada epidermis.
 Shank yang lebih gelap terjadi ketika pigmen melanic hadir baik pada dermis maupun
epidermis.
 Warna kuning pada dermis tidak dikenal oleh warna hitam pada epidermis.
 Warna biru atau “slaty blue” pada shanks terjadi ketika hanya pigmen hitam hadir di
bagian bawah dermis. Dengan warna hitam pada bagian dermis dan kuning menutupi
epidermis, muncul pada shanks warna “willow green in colour”.
 Shanks warna putih hasil dari ketidak-hadiran kedua tipe pigmen (caratenoid dan melanic
pigmen)
 Strain-strain ayam broiler modern biasanya diseleksi untuk shanks dan kulitnya berwarna
kuning, sejak masyarakat konsumen lebih menyenanginya.
 Warna kuning diharapkan oleh banyak pasar, yang kehadirannya diperoleh melalui
ransum.
 Unggas memiliki suatu keunikan tentang bulu-bulu yang menyelimuti tubuhnya. Bulu-
bulu berfungsi sebagai bahan proteksi bagi unggas, menjaga agar tubuh tetap hangat dan
penting untuk terbang.
 Bulu menempati besaran 4-9 persen dari Berat Hidup Kosong (Empty Live Weight),
tergantung dari umur dan seks dari individual.
 Kendati pun umumnya permukaan tubuh unggas selalu tertutup bulu-bulu, hanya ada
sangat sedikit secara aktual bulu-bulu tumbuh dari permukaan kulit. Pada umumnya
spesies, termasuk unggas, bulu-bulu disusun dalam area jelas atau luasnya daerah bulu.
 Beberapa dari luasnya daerah atau pterylae, adalah berpasangan dan hal tersebut dapat
terlihat jelas setelah adanya pencabutan bulu karkas ayam.

4.3. Sistem Otot


 Jaringan otot adalah organ penting yang dapat berkerut dari tubuh dan penting bagi
pergerakan hewan.
Terdapat 3 macam otot penting, yaitu:
1) Otot halus (smooth muscle), ditemukan dalam pembuluh darah, intestine dan
organ-organ lain tanpa di bawah “voluntary control”; otot cardiac jantung; dan
otot kerangka.
2) Kerangka bertanggung jawab untuk pergerakan dan membuat bagian yang dapat
dimakan dari karkas ayam. Dada, paha dan otot-otot kaki adalah sistem-sistem
perototan yang terkenal dalam tubuh unggas. Mengingat unggas beradaptasi
dengan terbang, otot-otot dada merupakan porsi besar dalam tata susunan otot
badan.
3) Ayam dan kalkun mengandung otot merah dan putih, dan keduanya berhubungan
dengan selera konsumen.
4) Otot merah mengandung myoglobin lebih banyak, berkandungan zat besi,
“oxygen-carrying compound” dibandingkan otot putih.
5) Myoglobin adalah sama dalam kaitannya dengan hemoglobin, oksigen pembawa
pigmen merah (the oxygen carrying red pigment of blood)
4.4. Sistem Respirasi
 Sistem pernafasan terdiri dari paru-paru, jalur lintasan paru-paru, dan kantung-kantung
udara (air sacks).
 Paru-paru dilindungi oleh tulang-tulang rusuk (ribs) pada bagian atas dari rongga dada
(thoracic cavity).
 Paru-paru, strukturnya agak kaku (rigid) meluas dan berkontraksi relatif kecil selama
bernafas. Hal ini berubah terutama dalam tekanan kantung-kantung udara yang
menyebabkan udara lewat masuk dan keluar dari pari-paru.
 Kontraksi aktif dari otot-otot paru-paru terjadi baik di waktu inspirasi (inspiration)
maupun ekspirasi (ekspiration).
 Unggas memiliki 4 pasang kantung-kantung udara, menjelajahi dalam posisi sejak dari
leher sampai ke rongga perut (abdomen), dengan kantung udara tunggal berlokasi dalam
rongga dada (thorax).
 Kantung-kantung udara tersebut terbuka ke dalam paru-paru dan bersambungan dengan
tulang-tulang yang mengandung udara pada tubuh unggas. Kantung-kantung udara
mudah pecah (delicate), struktur dindingnya tipis dan sukar untuk dikenal ketika unggas
mengalami pingsan (collapse) sewaktu unggas di-autopsi.
 Suara unggas hasil dari dalam syrinx, atau syrinx lebih bawah, di mana trakea atau batang
tenggorokan terbagi ke dalam 2 saluran pernafasan (bronchi).
 Syrinx adalah bagian dari saluran pernafasan uang mampu menghasilkan suara; pangkal
tenggorokan (larynx) bagian lebih atas hanya membantu untuk mengatur tinggi rendah
suara.
 Syrinx penting baik untuk unggas jantan maupun betina. Dalam kondisi normal, ayam
betina tidak berkokok sebab ayam betina kekurangan (lacks) semangat secara
psikologikal (she lacks the phsyological incentive to do so). Bila diberikan hormone seks
jantan, maka ayam betina akan dapat berkokok.
4.5. Respiration and Temperature Regulation in Chicken
(Pernafasan dan Pengaturan Temperatur pada Ayam)
 Sejak hewan-hewan berdarah hangat secara konstan menghasilkan dan membuang
panas, mekanisme yang kompleks harus digunakan untuk mempertahankan suatu
temperature tubuh ayam konstan. Panas yang keluar dari dalam tubuh mungkin sebagai
panas yang dapat dimengerti dan dapat dihitung dalam suatu calorimeter dan sebagai
panas terpendam/tersembunyi (latent heat).
 Panas laten adalah panas yang digunakan untuk evaporasi air atau pengeluaran air dari
tubuh, yang umumnya terjadi terutama dalam waktu pernafasan.
 Diperlukan energy 577 kalori untuk mengubah 1 gram air dari suatu cairan menguap pada
temperature 27,2oC atau 91oF dengan tanpa mengubah temperature.Pada temperature
lingkungan di bawah 26,7oC (80oF), panas yang terbuang (sensible heat losses) terjadi
melalui: KONVEKSI, KONDUKSI dan RADIASI pada permukaan tubuh. Temperatur
lingkungan di atas 80oF, panas yang terbuang melalui EVAPORASI AIR dari saluran
pernafasan meningkat (become an increasingly important means of heat dissipation).
Terjadi PANTING ketika unggas dipiara pada temperature lingkungan tinggi.
 Sejak unggas tidak memiliki kelenjar-kelanjar (no sweat glands), paru-paru dan kantung-
kantung udara disadari sangat penting sebagai alat pendingin evaporative pada ternak
unggas.
 Hasil penelitian dari Michigan State University menunjukkan bahwa transfer panas dan
lembab terjadi terutama selama INSPIRASI. Mucosa nasal membuka pada trachea
termasuk sangat penting dalam transfer “heat-moisture”).
 Transfer panas melalui paru-paru dan kantung udara disadari kecil sejak “INSPIRED AIR”
mendekati temperature tubuh dan “was saturated with water before entering the lungs”.
 Hasil penelitian dari Michigan State University, bahwa jengger dan pial punya peranan
besar dalam pelepasan panas tubuh (sensible heat loss). Sebanyak 40% dari total
produksi “sensible heat” pada ternak unggas terbuang melalui bagian kepala (head
region).
 Semenjak “DUBBING” atau pembuangan sebagian besar jengger ayam White Leghorn
betina petelur adalah suatu cara praktis, ada spekulasi terdapat beberapa pengaruh
terhadap pembuangan panas yang terjadi dalam ternak unggas, terutama pada
temperatur rendah.

4.6. Darah dan Sistem Peredaran Darah


 Berbeda dengan nenek moyang binatang melata (reptilian), ayam memiliki 4 ruang pada
jantung, 2 atria dan 2 ventricles yang memungkinkan sirkulasi darah ke paru-paru untuk
menyediakan perubahan O2 dan CO2 secara cukup dalam rangka mendukung laju
metabolism. Darah ayam ± 8% dari berat tubuh ternak pada umur 1-2 minggu, dan ± 6%
pada ayam betina dewasa.
 Kecepatan jantung unggas kecil dewasa, seperti pada White Leghorn kurang lebih 350
denyutan tiap menitnya. Bangsa unggas besar seperti Rhode Island Red mempunyai
kecepatan denyut jantung lebih rendah, yaitu 250 denyutan tiap menitnya. Anak ayam
umur 1 hari atau Day Old Chick (DOC), kecepatan denyut jantungnya antara 300-560 per
menit. Temperatur tubuh terdalam pada ayam dewasa ± 41,9 oC (107,4oF).
 Fungsi darah:
1. Mengangkut O2 dan CO2
2. Mengangkut nutrien untuk sel-sel tubuh
3. Regulati temperature tubuh
4. Transport atau menyangkut metabolik-metabolik yang penting
5. Mengangkut hormon-hormon
6. Produk-produk buangan terangkut juga oleh darah.
 Darah ayam mengandung kurang lebih 2,5 – 3,5 juta sel-sel darah merah per milimeter
kubik, tergantung umur dan seks. Darah ayam jantan dewasa mengandung lebih banyak
500.000 sel-sel darah merah dibandingkan ayam betina.
 Sel-sel darah merah pada Avian (burung-burung) mengandung suatu NUCLEUS (inti),
berbeda dengan sel darah merah pada mamalia. Sel-sel darah merah mengandung
HEMOGLOBIN, pigmen darah pembawa oksigen. Kurang lebih 30% dari keseluruhan
volume darah pada ayam muda atau ayam petelur dan 40% ada pada ayam jantan
dewasa.
 Limpa kecil (spleen) adalah organ bergabung dengan sistem yang berkenaan dengan
peredaran darah, ditemukan dekat GIZZARD dalam rongga abdominal, yang mana sel-sel
darah merah dan putih dibentuk, dan bertindak sebagai suatu persediaan untuk sel-sel
darah merah.

4.7. Sistem Pembuangan Kotoran :


 Pembuangan air dan pembuangan metabolik terjadi terutama melalui ginjal (Kidneys).
Ginjal unggas merupakan organ yang agak panjang membesar, berlokasi dengan kencang
(tightly) bertentangan di atas rongga abdominal berhubungan erat dengan tulang
punggung (backbone).
 Tiap ginjal dibagi ke dalam 3 bagian terpisah yang dengan mudah tampak berbentuk
bulat (lobes).
 Ginjal terbuat dari banyak pipa-pipa kecil atau disebut NEPHRONS yang adalah berfungsi
penting dari ginjal. Sel-sel dan protein darah disaring ke luar dari darah menuju pipa
ginjal. Air dan senyawa-senyawa yang mengawetkan tubuh secara berskala besar diserap
kembali, sementara produk-produk buangan (waste products) dieleminasi atau dikurangi,
dikeluarkan dalam urine.
 Ginjal mempunyai peranan kunci dalam menyeimbangkan pengaturan asam-basa dan
mempertahankan keseimbangan osmotic cairan tubuh.
 Urine ayam adalah cairan kekuning-kuningan mengandung adonan zat (substance)
berwarna putih yang sebagian besar adalah asam urat. Hal tersebut memberikan
gambaran bahwa pada ternak unggas penampilan kotorannya berwarna putih adalah
suatu hal yang khas (characteristic white appearance). Asam urat (uric acid) adalah
produk ahir utama dari metabolism nitrogen unggas dan adalah suatu zat tidak larut air
yang ekstrim.
 Urine melewati ginjal melalui ureters atau saluran kencing yang berakhir atau bermuara
di CLOACA. Cloaca adalah suatu ruang atau kamar yang biasa bagi hasil pencernaan, air
seni (urinary), dan material reproduktif liwat yang secara eksternal terbuka pada Vent.
Sebagian urine, setelah mencapai cloaca, memasuki rectum atau usus besar unggas, di
mana sebagian dari airnya diserap kembali.

4.8. Sistem Pencernaan:


 Sistem pencernaan adalah lintasan yang berhubungan dengan lingkungan luar pada dunia
metabolic hewan. Perkembangan dan anatomi saluran makanan atau “alimentary tract”
sebagian besar menentukan tipe makanan yang secara nutrisional digunakan suatu
spesies tertentu.
 Carnivora memiliki saluran pencernaan pendek, dan herbivora saluran pencernaannya
relatif panjang.
 Hubungan antara panjang tubuh dengan panjang saluran pencernaan pada hewan:
o Kucing =1:4
o Domba = 1 : 27
o Anjing =1:6
o Ayam =1:4
 Tipe makanan unggas mirip dengan kucing dan anjing, berlainan dengan sapi (cattle) dan
domba (sheep).
 Ayam memiliki sistem pencernaan yang sederhana, dan sedikit mikroorganisme dalam
saluran pencernaannya untuk memudahkan pencernaan makanan, seperti halnya pada
ternak sapi potong dan domba yang banyak mengandung mikroorganisme.
 Berarti, pada ternak unggas banyak ditentukan oleh kehadiran enzim-enzim yang
disekresikan untuk dapat mencerna makanan bermolekul kompleks untuk menjadi zat-zat
yang lebih sederhana agar mudah diserap nantinya. Bila makanan tidak dapat dicerna
melalui kehadiran enzim pencernaan, makanan bersangkutan tidak berguna bagi ternak
unggas.
Ilustrasi 5. Anatomi Morfologi Ternak Unggas

Anda mungkin juga menyukai