Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN KINERJA

PEGAWAI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA (STUDI KASUS


DI BAPPEDA KABUPATEN KEDIRI)

DEBBY TRIASMORO

ABSTRAK

Bappeda Kabupaten Kediri sebagai organisasi perangkat daerah yang mempunyai


tugas pokok dan fungsi dalam hal merumuskan perencanaan pembangunan sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mempunyai kedudukan yang sangat
strategis. Oleh karena itu pengelolaan sumberdaya manusia di Bappeda menjadi sangat
penting artinya. Dari kajian teoritis sebagaimana diungkapkan oleh Gibson (1991) bahwa
kemampuan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja yang selanjutnya akan
mempengaruhi produktifitas itu sendiri.
Analisis data dilakukan terhadap 45 responden yaitu semua pegawai di Bappeda
mulai dari pimpinan sampai dengan staf. Teknik analisis menggunakan analisis jalur
dengan bantuan program SPSS. Dari hasil analisis terlihat bahwa variabel kemampuan
dan motivasi pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Analisis
selanjutnya dihasilkan bahwa kemampuan mempunyai pengaruh positif baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada produktifitas kerja, sedangkan motivasi hanya
mempunyai pengaruh positif langsung terhadap kinerja tetapi tidak mempunyai
pengaruh langsung terhadap produktifitas kerja.
Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada pendekatan produktifitas sebagai
suatu sikap dalam diri pegawai untuk selalu meningkatkan kerja lebih baik dari hari
kemarin. Oleh karena itu rekomendasi pada penelitian selanjutnya agar dapat
memperluas dan mengkombinasi pendekatan produktifitas sebagai suatu pendekatan
dalam pengelolaan sumberdaya manusia maupun pendekatan yang menitikberatkan
pada perbandingan antara keluaran dan masukan.

PENDAHULUAN sive, transparan, akuntabel, juga


Latar Belakang dipengaruhi oleh berbagai fenomena dan
Penyelenggaraan pemerintahan daerah desakan kebutuhan seiring dengan
sebagai bagian dalam sistem pemerintahan perkembangan dinamika organisasi publik
dalam konteks Negara Kesatuan Republik dalam upaya mengakomodasikan berbagai
Indonesia, secara historis telah mengalami kebutuhan masyarakat serta upaya
berbagai perubahan pada tatanan mengoptimalkan kinerja penyelenggaraan
manajemen penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan daerah.
daerah yang ditandai dengan adanya Sebagaimana disebutkan dalam
penyempurnaan Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
22 Tahun 1999, yang diteruskan Undang- Pasal 14 bahwa urusan wajib yang menjadi
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang kewenangan pemerintahan daerah untuk
Pemerintahan Daerah. Perubahan tersebut, kabupaten/kota merupakan urusan yang
selain tuntutan reformasi yang berskala kabupaten/kota yang salah satunya
mengharuskan pemerintahan lebih respon- adalah perencanaan dan pengendalian
pembangunan.

49
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

Untuk menjamin agar kegiatan bersifat instan dan menjadi formalitas


pembangunan berjalan efektif, efisien, dan sebuah syarat perencanaan pembangunan
mempunyai sasaran maka diperlukan daerah tanpa kekuatan untuk mengikat
perencanaan pembangunan nasional yang para pelaku pembangunan. Hal ini makin
dijabarkan ke dalam sistem perencanaan menjadi kompleks dimana muatan
pembangunan nasional sebagaimana kepentingan dan politis seringkali
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyertainya. Meskipun proses
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan perencanaan sendiri bersifat fleksibel, tidak
Nasonal. berarti menjadi dasar alasan untuk
Proses perencanaan pembangunan di menyusun program pembangunan tanpa
tingkat Provinsi maupun Pemerintah tolok ukur yang jelas.
Daerah dilaksanakan oleh Badan Dinamika yang terjadi tersebut di atas
Perencanaan Pembangunan Daerah (UU akan semakin bertambah rumit manakala
Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 150 ayat 2) personil di Bappeda kurang memahami
yang secara lanjut dijabarkan dalam Sistem tugas pokok dan fungsi organisasinya
Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagaimana disebutkan dalam peraturan
sehingga peran Bappeda menjadi penting perundang-undangan. Akibatnya
dan strategis. koordinasi penyusunan program kegiatan
Dalam hal ini Bappeda merupakan maupun anggaran kurang optimal sehingga
fasilitator dan koordinator dari para pelaku hasil yang dicapai kurang mendukung
pembangunan dan pemegang kepentingan terhadap target-target dalam visi maupun
melalui suatu mekanisme yang kita sebut misi pembangunan di daerah.
Musyawarah Rencana Pembangunan Selain sebagai koordinator perencanaan
(Musrenbang) baik dari tingkat desa sampai program kegiatan pembangunan, Bappeda
dengan kabupaten. Hasil maupun juga mempunyai tugas dalam
kesepakatan yang dicapai dalam pengendalian, monitoring dan evaluasi
musrenbang tentunya akan menjadi acuan maupun koordinasi kegiatan pembangunan
program kegiatan pembangunan daerah yang bersifat lintas sektoral.
yang akan dilaksanakan. Adanya permasalahan dan tantangan
Merumuskan sebuah perencanaan tersebut di atas tentunya menuntut adanya
pembangunan bukanlah suatu pekerjaan kemampuan sumber daya manusia di
yang cukup mudah, namun sebaliknya Bappeda. Untuk mewujudkan kemampuan
adalah salah satu pekerjaan yang sangat sumber daya manusia yang berkualitas
berat dan sulit. Oleh sebab itu dibutuhkan diperlukan manajerial atau pengelolaan
tenaga dan pikiran yang benar-benar sumber daya manusia agar tujuan
mampu dan sesuai dengan tugas dan organisasi dapat tercapai berdasarkan
wewenang yang menjadi tanggung ukuran-ukuran maupun standar yang telah
jawabnya. Orang-orang yang mempunyai ditetapkan.
kemampuan kerja dan tanggung jawab Kinerja Bappeda dipengaruhi oleh
akan mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan kerja pegawai termasuk juga
pelaksanaan tugas –tugas di Bappeda . adalah pemahaman pegawai terhadap tugas
Salah satu tahapan perencanaan kita pokok dan fungsi Bappeda. Selain
kenal dengan Musyarawah Rencana kemampuan pegawai, kinerja juga
Pembangunan (Musrenbang). Seringkali dipengaruhi oleh faktor motivasi.
kegiatan musrenbang dilaksanakan hanya Selanjutnya kinerja yang optimal tersebut

50
Debby Triasmoro, Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Kinerja Pegawai Terhadap Produktifitas Kerja ...

haruslah dilaksanakan berdasarkan pada Tujuan Penelitian


azas efektif dan efisien juga untuk mencapai Berdasarkan latar belakang dan rumusan
derajat produktifitas kerja khususnya masalah diatas, maka, tujuan yang hendak
produktifitas pegawai Bappeda di dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
Kabupaten Kediri. berikut :
Kemampuan kerja setiap personil 1. Memberi penjelasan deskriptif terhadap
pegawai Bappeda Kabupaten Kediri kondisi sumber daya manusia di
tentunya akan berbeda satu sama lain. Bappeda Kabupaten Kediri;
Adapun faktor-faktor yang dapat 2. Menganalisis korelasi/ hubungan variabel
mempengaruhi kemampuan kerja pegawai kemampuan dan motivasi pegawai;
yaitu: kemampuan intelektual dan 3. Mengetahui pengaruh langsung dan tak
kemampuan fisik yang dipengaruhi oleh langsung faktor kemampuan dan
karakteristik individu, karakteristik motivasi pegawai terhadap kinerja
organisasi dan karakteristik psikologis. pegawai;
Demikian juga motivasi, akan berpengaruh 4. Mengetahui faktor – faktor yang
terhadap kemampuan pelaksanaan tugas dominan pengaruhnya terhadap kinerja
pokok dan fungsi di Bappeda. pegawai;
Terhadap permasalahan dan pentingnya 5. Menganalisis pengaruh kinerja terhadap
kedudukan Bappeda Kabupaten Kediri produktifitas pegawai.
dalam pencapaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Kediri dalam pelaksanaan Manfaat Penelitian
pembangunan di daerah, maka penulis Berdasarkan latar belakang, rumusan
tertarik untuk mengambil penelitian yaitu “ masalah dan tujuan penelitian, maka
Pengaruh Kemampuan Pegawai, diharapkan bahwa hasil dari penelitian dapat
Motivasi dan Kinerja Pegawai terhadap bermanfaat yaitu :
Produktifitas Kerja (studi Kasus di 1. Dapat menambah pengalaman dan
Bappeda Kabupaten Kediri). “ sekaligus juga sebagai sarana untuk
memperdalam pengetahuan di bidang
Perumusan Masalah manajemen sumber daya manusia;
Berdasarkan latar belakang tersebut di 2. Memberikan masukan kepada pimpinan
atas maka dapat dirumuskan beberapa untuk melakukan upaya-upaya dalam
permasalahan sebagai berikut : rangka peningkatan kinerja dan
1. Bagaimana pengaruh kemampuan produktifitas pegawai melalui
pegawai terhadap kinerja pegawai di kemampuan dan motivasi pegawai;
Bappeda Kabupaten Kediri ? 3. Merangsang pegawai untuk
2. Bagaimana pengaruh motivasi pegawai menunjukkan kemampuan yang
terhadap kinerja pegawai di Bappeda dimiliki dan minat/ motivasi untuk
Kabupaten Kediri? menghasilkan kinerja sesuai yang
3. Faktor manakah yang mempunyai diharapkan oleh pimpinan dan organisasi;
pengaruh paling dominan terhadap 4. Dapat dijadikan bahan kajian serta
kinerja pegawai Bappeda Kabupaten sebagai dasar untuk melakukan
Kediri? penelitian lebih lanjut dan lebih
4. Bagaimana hubungan dan pengaruh mendalam.
kinerja terhadap produktifitas kerja
pegawai di Bappeda Kabupaten Kediri?

51
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

METODE PENELITIAN peraturan perundangan tentang disiplin,


Lokasi dan Waktu Penelitian penggajian serta sistem organisasi dan
Penelitian dilakukan di Bappeda mekanisme kerja yang sama.
Kabupaten Kediri dan direncanakan selama
3 (tiga bulan) dimulai pada Bulan Teknik Pengumpulan Data
Nopember 2011 sampai dengan Bulan Pengumpulan data dilakukan dengan
Januari 2012. Adapun pertimbangan penulis menggunakan metode kuesioner.
memilih lokasi tersebut adalah : Berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner)
1. Penulis adalah staf di Bappeda yang telah disiapkan. Kuesioner, yaitu
Kabupaten Kediri sehingga penelitian pengumpulan data dengan menyebarkan
diharapkan dapat berjalan efektif dari daftar pertanyaan kepada responden yang
sisi waktu, biaya dan tenaga serta bersifat pertanyaan tertutup dengan
kemudahan dalam mendapatkan beberapa alternatif pilihan jawaban.
data-data yang diperlukan; Pertanyaan ini digunakan untuk
2. Bappeda sebagaimana penjelasan mendapatkan data tentang dimensi-dimensi
dalam peraturan perundangan variabel apa yang dianggap paling penting
merupakan instansi perencana di oleh responden. Untuk mengukur jawaban
daerah yang otomatis memegang pertanyaan dalam kuisioner ini digunakan
peranan penting baik secara adminis- skala Linkert dengan interval 1 sampai
tratif maupun politis dalam dengan 5. Kuesioner yang telah diisi oleh
pencapaian visi misi pembangunan responden kemudian diperiksa kembali,
suatu daerah. untuk dipergunakan sebagai bahan
penunjang untuk analisis.
Populasi dan Teknik Pengambilan
Sampel Teknik Analisis Data
Keseluruhan dari objek penelitian, baik A) Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
berupa karakteristik nilai-nilai, jumlah, Pada saat akan melakukan analisis jalur,
maupun jenisnya disebut dengan “Populasi” terlebih dahulu menggambarkan secara
sedangkan bagian dari populasi yang diagramatik struktur hubungan kausal
diambil secara representatif disebut dengan antara variabel penyebab dengan
“Sampel”. Jadi Populasi adalah keseluruhan variabel akibat. Diagram ini disebut Dia-
unit pengamatan atau tentang informasi gram Jalur (Path Diagram) yang
yang diinginkan, sedangkan sampel adalah ditentukan oleh proposisi teoritik yang
bagian populasi yang representatif. berasal dari kerangka pikir sebelumnya.
Sampel merupakan bagian dari Pada gambar 1 terdapat 2 buah sub struktur
populasi yang diteliti. Apabila populasi meliputi :
kurang dari 100, lebih baik diambil semua 1) Substruktur pertama, terlihat hubungan
hingga penelitiannya merupakan penelitian variabel eksogen kemampuan
populasi (Arikunto, 1998:120). pegawai yang dipengaruhi oleh sub
Keseluruhan pegawai di Bappeda variabel kecekatan (x1.1), kekuatan fisik
Kabupaten Kediri sejumlah 46 orang dan (x1.2), ketrampilan (x1.3), pendidikan
relatif homogen karena berada pada satu (x1.4), pelatihan (x1.5), pengalaman
bangunan dengan standar ruangan, (x1.6) dan variabel eksogen motivasi
kelengkapan dan penataan yang relatif pegawai yang dipengaruhi oleh sub
sama serta pegawai diatur dengan ketentuan variabel kebutuhan prestasi (x1.8),

52
Debby Triasmoro, Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Kinerja Pegawai Terhadap Produktifitas Kerja ...

kebutuhan kekuasaan (x1.9), dan HASIL PENELITIAN DAN


kebutuhan afiliasi (x1.10) terhadap PEMBAHASAN
variabel endogen kinerja pegawai (Y1) Gambaran Responden Berdasakan
dengan error ε1; Umur
2) Substruktur kedua, terlihat hubungan Tabel 1
variabel eksogen kemampuan Responden berdasarkan Usia
pegawai yang dipengaruhi oleh sub
variabel kecekatan (x1.1), kekuatan fisik
(x1.2), ketrampilan (x1.3), pendidikan
(x1.4), pelatihan (x1.5), pengalaman
(x1.6), variabel eksogen motivasi
pegawai yang dipengaruhi oleh sub
variabel kebutuhan prestasi (x1.8),
kebutuhan kekuasaan (x1.9), dan Sumber: Data Primer yang Diolah, 2012
kebutuhan afiliasi (x1.10) dan variabel Gambaran Responden Berdasakan
eksogen kinerja pegawai terhadap Tingkat Pendidikan
variabel endogen produktifitas (Y2)
dengan error ε2; Tabel 2
Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sehingga dari hubungan kausal tersebut
dapat dibuat persamaan struktural sebagai
berikut :
(1)Y1 = pX1 Y1 + pX2Y1 + ε1
(2)Y2 = pX1Y2 + pX2Y2 + pY1Y2 + ε2
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2012
Gambar 1
Diagram Jalur Analisis Hubungan Kemampuan, Motivasi, dan Kinerja Pegawai terhadap Produktifitas Kerja

Sumber : Hasil Analisis, 2011

53
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

Tabel 3 Uji Validitas dan Reliabilitas


Responden berdasarkan Pengalaman Kerja di luar Uji validitas pertanyaan dilakukan
Bappeda
dengan tujuan untuk mengetahui
kehandalan daftar pertanyaan/ angket yang
disampaikan kepada responden.
Kehandalan angket mempunyai arti bahwa
daftar pertanyaan mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Syarat minimum
yang harus dipenuhi agar daftar pertanyaan
dikatakan valid adalah dengan melihat hasil
korelasi untuk masing-masing item dengan
skor total pada harga Perason Correlation
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2012
lebih besar dari 0,239 dan Nilai Sig (2-tailed)
Tabel 4 tidak lebih besar dari 0,1.
Responden berdasarkan Pengalaman Kerja di Bappeda Uji reliabilitas merupakan uji
kehandalan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur
dapat diandalkan atau dipercaya.
Kehandalan berkaitan dengan estimasi
sejauh mana suatu alat ukur dilihat dari
stabilitas atau konsistensi internal dari
informasi, jawaban atau pernyataan jika
pengukuran dilakukan atau pengamatan
dilakukan berulang. Apabila suatu alat ukur
digunakan berulang dan hasil pengukuran
Tabel 5
Responden berdasarkan Pelatihan yang diikuti
yang diperoleh relatif konsisten maka alat
ukur tersebut dianggap handal (reliabel).
Pengujian reliabilitas terhadap seluruh
item atau pernyataan pada penelitian ini
menggunakan formula Cronbach Alfa
(koefisien Alpha). Suatu alat ukur koefisien
reliabilitas (á ) yang mendekati angka satu
menunjukkan kehandalan yang semakin
tinggi. Sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil
dari 0,5 maupun mendekati nol, maka alat
ukur dianggap kurang handal atau terdapat
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2012 internal inconsistency reliability.
Analisis Data Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas
Setelah perancangan model terhadap alat ukur untuk menjelaskan
berdasarkan konsep dan teori, maka variabel kemampuan pegawai, motivasi
langkah selanjutnya dalam tahap analisis pegawai, kinerja dan produktivitas pegawai
jalur adalah analisis data untuk pengukuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
variabel melalui uji validitas dan reliabilitas,
menghitung koefisien jalur, validitas model
dan interpretasi hasil.

54
Debby Triasmoro, Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Kinerja Pegawai Terhadap Produktifitas Kerja ...

Tabel 6 atau pengaruh variabel bebas terhadap


Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas variabel terikatnya. Pengaruh ini
diwujudkan dalam bentuk persentase.
Besarnya nilai persentase ini berkisar antara
0 sampai dengan 100%.
Tujuan analisis regresi adalah untuk
menghitung nilai koefisien jalur. Untuk
merumuskan besarnya koefisien jalur
melalui pendugaan parameter adalah
dengan Metode OLS dimana dalam soft-
ware SPSS dihitung melalui analisis regresi
yang dilakukan pada persamaan secara
sendiri-sendiri. Untuk dapat dicari koefisien
jalur akan dilakukan analisis regresi
sebanyak dua kali terdiri dari :
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
a) Analisis Regresi Pertama yaitu
Analisis Korelasi Kemampuan Pegawai dan Motivasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang terhadap Kinerja Pegawai. Untuk
termasuk dalam salah satu teknik mengetahui jalur persamaan dapat
pengukuran asosiasi / hubungan (measures diketahui dari nilai Standardized Co-
of association). Pengukuran asosiasi efficients Beta.
merupakan istilah umum yang mengacu b) Analisis Regresi Kedua yaitu
pada sekelompok teknik dalam statistik Kemampuan Pegawai, Motivasi dan
bivariat yang digunakan untuk mengukur Kinerja Pegawai terhadap
kekuatan hubungan antara dua variabel. Produktifitas Kerja. Untuk mengetahui
Pada tabel di bawah terlihat hasil analisis jalur persamaan dapat diketahui dari
korelasi antara Variabel Kemampuan , nilai Standardized Coefficients Beta.
Motivasi, Kinerja dan Produktifitas Pegawai. Adapun rangkuman hasil analisis
Tabel 7 regresi pertama dan kedua sebagaimana
Korelasi Variabel Kemampuan, Motivasi, Kinerja dan pada tabel 8 berikut :
Produktifitas
Tabel 8
Rangkuman Hasil Analisis Regresi

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Analisis Regresi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2012
Analisis regresi merupakan alat analisis
statistik yang berguna untuk mengetahui
pengaruh prediktor terhadap kriteriumnya

55
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

Validitas Model Dari hasil tersebut di atas maka


Dari hasil Tabel 8 terlihat bahwa dihasilkan pendugaan parameter untuk 2
pengaruh variabel Motivasi terhadap persamaan yaitu :
Produktifitas tidak signifikan karena nilai 1) Kinerja = β0 + β1 Z_Kemampuan +β2
Sig > 0,1, sehingga X2 dikeluarkan dari Z_Motivasi + ε1
model dan perlu adanya perhitungan ulang Kinerja = 0,281 Z_Kemampuan + 0,374
dari pemodelan sebelumya. Dari analisis Z_Motivasi + ε1
regresi ulang yang dilakukan tanpa 2) Produktifitas = β0 + β1 Z_Kemampuan
memasukan variabel Motivasi, maka +β3 Z_Kinerja + ε2
dihasilkan nilai seperti pada tabel 9 di bawah Produktifitas = 0,579 Z_Kemampuan
+ 0,337 Z_Kinerja + ε2
Tabel 9
Rangkuman Hasil Analisis Regresi berdasarkan Analisis 3) Adapun pengaruh error ditentukan
Empiris sebagai berikut :

Sehingga dihasilkan persamaan untuk


2 sub struktur yaitu :
Kinerja = 0,281 X1 + 0,374 X2 + 0,837
ε1
Produktifitas = 0,584 X1 + 0,346 X3
+ 0,622 ε2
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012 Dari hasil pengujian hipotetis tersebut
di atas maka digambarkan diagram jalur
empiris sebagai berikut :

Gambar 3
Diagram Jalur Hasil Analisis Empiris

56
Debby Triasmoro, Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Kinerja Pegawai Terhadap Produktifitas Kerja ...

Pengujian Hipotesa Tabel 10


H1 : Kemampuan kerja berpengaruh Kesimpulan Hipotesis
positif terhadap Kinerja pegawai;
Dari tabel Coefficientsa terlihat
bahwa p-value (kolom Sig) = 0,053 <
0,1 sehingga hipotesis H1 dapat
diterima. Besarnya nilai koefisien
jalur pY1X1 = 0,281
H2 : Motivasi berpengaruh positif
terhadap Kinerja pegawai.
Dari tabel Coefficientsa terlihat
bahwa p-value (kolom Sig) = 0,011 <
0,1 sehingga hipotesis H2 dapat
diterima. Besarnya nilai koefisien
jalur pY1X1 = 0,374
H3 : Kemampuan kerja berpengaruh
positif terhadap Produktifitas Sumber : Hasil analisis empiris, 2012
pegawai;
Dari tabel Coefficientsa terlihat Diagram Jalur
bahwa p-value (kolom Sig) = 0,000 < a) Substruktur Ke-Satu
0,1 sehingga hipotesis H3 dapat Secara simultan Kemampuan Pegawai
diterima. Besarnya nilai koefisien dan Motivasi berpengaruh positif dan
jalur pY1X1 = 0,579 signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
H4 : Motivasi berpengaruh positif Besaran pengaruh simultan ditujukkan
terhadap Produktifitas pegawai; oleh nilai RSquare pada Tabel Summaryb
Dari tabel Coefficientsa perhitungan sebesar 0,299 atau dikatakan hanya
pertama terlihat bahwa p-value sebesar 30% (dibulatkan), sedangkan
(kolom Sig) = 0,835 > 0,1 sehingga 70% sisanya dipengaruhi faktor lain di luar
hipotesis H4 tidak dapat diterima. model.
H5 : Kinerja berpengaruh positif terhadap Secara parsial Kemampuan Pegawai
Produktifitas pegawai; berpengaruh positif dan signifikan
Dari tabel Coefficientsa terlihat terhadap Kinerja Pegawai. Besaran
bahwa p-value (kolom Sig) = 0,003 < pengaruh parsial dan pengaruh langsung
0,1 sehingga hipotesis H5 dapat ini sebesar ditunjukan oleh nilai Standard-
diterima. Besarnya nilai koefisien ize Coefficients Beta = 0,281 atau 28%
jalur pY1X1 = 0,337 sedangkan 72% sisanya dijelaskan faktor
lain di luar model.
Secara parsial Motivasi Pegawai
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Pegawai. Besaran
pengaruh parsial dan pengaruh langsung
ini sebesar ditunjukan oleh nilai Standard-
ize Coefficients Beta = 0,374 atau 37%
sedangkan 63% sisanya dijelaskan faktor
lain di luar model.

57
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

b) Substruktur Ke-Dua Sedangkan faktor yang tidak dapat


Secara simultan Kemampuan Pegawai dijelaskan dapat dihitung sebagai berikut :
dan Kinerja berpengaruh positif dan Unexplained = (1- ((0,579 x 0,674) + (0,377
signifikan terhadap Produktifitas Kerja x 0,377))
Pegawai. Besaran pengaruh simultan = 1 – (0,390 + 0,142)
ditunjukkan oleh nilai RSquare pada = 0,468
Tabel Summary b sebesar 0,613 atau
Dari model yang digunakan ini maka
dikatakan hanya sebesar 61%
ada 47% yang tidak dapat dijelaskan dari
(dibulatkan), sedangkan 49% sisanya
variabel yang digunakan.
dipengaruhi faktor lain di luar model.
Secara parsial Kemampuan Pegawai
KESIMPULAN
berpengaruh positif dan signifikan
Pada Bab V ini akan disajikan simpulan
terhadap Produktifitas Kerja Pegawai.
dari hasil analisis dalam penelitian yang
Besaran pengaruh parsial dan pengaruh
berkaitan dengan hipotesis yang disusun
langsung ini ditunjukan oleh nilai Stan-
dan dukungan terhadap penelitian dan
dardize Coefficients Beta = 0,579 atau 58%
penulisan ilmiah terdahulu. Dari simpulan-
, sedangkan 42% sisanya dijelaskan faktor
simpulan yang ada dapat dijadikan saran
lain di luar model.
masukan terhadap pengelolaan sumberdaya
Secara parsial Kinerja Pegawai
manusia khususnya Pegawai Negeri Sipil
berpengaruh positif dan signifikan
(PNS) di lingkungan Bappeda Kabupaten
terhadap Produktifitas Kerja Pegawai.
Kediri. Adapun keterbatasan-keterbatasan
Besaran pengaruh parsial dan pengaruh
yang dimiliki dalam penelitian ini
langsung ini ditunjukan oleh nilai Stan-
diharapkan menjadi acuan bagi peneliti-
dardize Coefficients Beta = 0,337 atau 34%
peneliti berikutnya untuk mengembangkan
sedangkan 66% sisanya dijelaskan faktor
hasil-hasil penelitian ini.
lain di luar model.
Secara ringkas diagram jalur hubungan Kesimpulan Hasil Penelitian
dapat digambarkan pada tabel berikut ini a) Simpulan Hipotesis 1
Tabel 11 Hipotesis pertama menyatakan bahwa
Tabel Jalur Hubungan Kemampuan Pegawai memiliki
pengaruh yang posistif dan signifikan
terhadap Kinerja Pegawai mampu
dibuktikan kebenarannya. Dari analisis
data juga terlihat bahwa kemampuan
pegawai di Bappeda Kabupaten Kediri ini
merupakan faktor yang paling
berpengaruh pada produktifitas pegawai
bila dibandingkan dengan pengaruh
Sumber : Data Primer yang diolah, 2012
motivasi dan kinerja pegawai. Hal ini
Dari tabel tersebut di atas, tampak dapat disimpulkan sebagai berikut:
bahwa Kemampuan Pegawai memiliki efek “Kemampuan pegawai (kecekatan,
yang lebih besar bila dibandingkan dengan pelatihan dan pendidikan) Bappeda
pengaruh motivasi dan kinerja pegawai Kabupaten Kediri merupakan syarat
dalam mempengaruhi produktifitas kerja dalam pencapaian tugas pokok dan
pegawai di Bappeda Kabupaten Kediri. fungsi Bappeda”

58
Debby Triasmoro, Pengaruh Kemampuan, Motivasi Dan Kinerja Pegawai Terhadap Produktifitas Kerja ...

b) Simpulan Hipotesis 2 dengan Produktifitas tidak terbukti atau


Hipotesis kedua menyatakan bahwa ditolak. Akan tetapi diketahui motivasi
Motivasi Pegawai memiliki pengaruh dapat berpengaruh secara tidak langsung
yang positif terhadap Kinerja Pegawai, terhadap produktifitas kerja pegawai
terbukti kebenarannya. Dalam penelitian melalui kinerja pegawai sebesar 14%.
ini diketahui bahwa faktor yang paling e) Simpulan Hipotesis 5
berpengaruh dalam menimbulkan Hipotesis kelima menyatakan bahwa
motivasi pegawai di Bappeda Kabupaten kinerja mempunyai pengaruh yang
Kediri adalah kebutuhan untuk positif terhadap produktifitas dapat
berprestasi. Hal ini dapat ditarik suatu dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan
kesimpulan bahwa: beberapa definisi teoritis mengenai
“Motivasi pegawai Bappeda Kabupaten produktivitas, substansinya adalah
Kediri dalam pencapaian kinerja lebih produktivitas merupakan suatu
banyak dipengaruhi oleh keinginan untuk perbandingan antara hasil keluaran dan
berprestasi semata. Keadaan ini masukan (output dan input), yang
memerlukan peran seorang pemimpin dilakukan dengan memperbaiki rasio
untuk dapat mewujudkan suasana kerja produktivitas, baik berupa fisik dan
yang kondusif (saling bekerjasama, saling berupa produktivitas nilai.
empati dan saling menghormati) dan Produktivitas fisik dapat diukur dari
bukan pendekatan kekuasaan dan aspek kuantitas dan kualitas produk yang
jabatan”. dihasilkan, sedangkan produktivitas nilai
c) Simpulan Hipotesis 3 dapat diukur atas dasar nilai-nilai
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kemampuan sikap, perilaku, disiplin,
Kemampuan Pegawai mempunyai motivasi, dan komitmen terhadap
pengaruh yang positif terhadap pekerjaan dengan tujuan untuk
Produktifitas Kerja telah terbukti meningkatkan kualitas keluaran (output).
kebenarannya. Berbeda dengan organisasi privat,
Produktifitas kerja pegawai Bappeda pengukuran kinerja organisasi publik sulit
ditentukan dari kemampuan pegawai dilakukan karena belum menemukan
memberikan saran masukan baik berupa alat ukur kinerja yang sesuai. Kesulitan
penyiapan bahan rapat, membuat telaah dalam pengukuran kinerja organisasi
kepada pimpinan, dan saran masukan publik sebagian muncul karena tujuan
konsep pemikiran dalam penyusunan dan misi organisasi publik seringkali
dokumen perencanaan pembangunan bukan hanya sangat kabur, tetapi juga
(RPJM, RKPD, Renstra SKPD, Renja bersifat multidimensional.
SKPD, Penyusunan Rencana Tata Ruang, Organisasi publik memiliki stakeholders
dan efektifitas dalam koordinasi dengan yang jauh lebih banyak dan kompleks
instansi lainnya sehingga. Semua aspek ketimbang organisasi privat. Stakehold-
inilah yang akan berpengaruh terhadap ers dari organisasi publik seringkali
target dan pencapaian program memiliki kepentingan yang berbenturan
pembangunan daerah. satu sama lain. Akibatnya, ukuran kinerja
d) Simpulan Hipotesis 4 organisasi publik di mata para stakehold-
Hipotesis keempat menyatakan bahwa ers juga berbeda-beda. Para pejabat
Motivasi pegawai berpengaruh langsung birokrasi, misalnya, seringkali
dan mempunyai hubungan positif menempatkan pencapaian target sebagai

59
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 2, September 2012

ukuran kinerja sementara masyarakat Practical People Oriented Perspktive,


pengguna jasa lebih suka menggunakan McGraw Hill, Singapore.
kualitas pelayanan sebagai ukuran Martoyo, Susilo, 1987. Manajemen Sumber
kinerja. Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil
analisis diagram jalur bahwa pengaruh Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku
kinerja terhadap produktifitas hanya Organisasi, Konsep-Kontroversi-Aplikasi,
sekitar 38% sedangkan sisanya 62% Jilid I dan II, PT. Prehallindo, Jakarta.
dipengaruhi faktor lain. Sutermeister, Robert, A, 1976. People and
Productivity, McGraw Hill Book Co.,
New York.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P, 1991. Manajemen Tenaga
Kerja dan Hubungan Kerja, Pioner Jaya,
As’ad, Moh., 1998. Psikologi Industri, Seri Bandung.
Ilmu Sumber Daya Manusia, Edisi ke-3,
—————————————, (1995).
Liberty, Yogyakarta.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Atmosoeprapto, Kisdarto, 2002. Menuju Bumi Aksara, Jakarta.
Sumber Daya Manusia Berdaya dengan
Thoha, Miftah, 1993. Perilaku Oganisasi,
Kepemimpinan Efektif dan Manajemen
Konsep Dasar dan Aplikasinya, Rajawali
Efesien, Elex Media Komputindo,
Pers, Jakarta.
Jakarta.
Suwatno, 2009. Implementasi Tugas Pokok
Christiananta, Budiman, (1986). Human
dan Fungsi Kantor Kelurahan Perangkat
Resources Development in Indonesia :
Daerah di Kota Bima, Tesis, Universitas
Polices and Practicies in East Jawan
Brawijaya, Malang.
Manufacturing Industry, Thesis,
University Or Edinburg. Judanto, Tunggul, 2002. Faktor-Faktor
Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja
Flippo, Edwin, 1994. Manajemen Personalia,
Terhadap Kinerja Karyawan (studi Kasus
Edisi ke – 6,Jilid I dan II, Erlangga,
di Bank Danamon Pemuda Semarang),
Jakarta.
Tesis, Universitas Diponegoro,
Gomes, Faustino Cardoso, 1995. Manajemen Semarang.
Sumber Daya Manusia, Andi Offset
Muhammad, Supriaty, 2001. Analisis
,Yogyakarta.
Pengaruh Intervensi Kalakarya
Hasibuan, Malayu, S.P, 2004. Organisasi dan Manajemen Mutu terhadap Perilaku
Motivasi Dasar Peningkatan Manajerial pada Proses Pemahaman
Produktivitas, Cetakan Keempat, PT. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Kesehatan
Bumi Aksara, Jakarta. Keluarga pada Dinas Kesehatan
Hersey, Paul, and Ken Blanchard, 1986. Kabupaten Sintang, Tesis, Universitas
Manajemen Perilaku Organisasi : Indonesia, Jakarta.
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Said, Dachirin, 2008. Analisis Kinerja
Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. Pegawai pada Balai Diklat Keagamaan
Kopelman, Richard, E, 1985. Managing Semarang, Tesis, Universitas
Productivity in Organization, A Diponegoro, Semarang.

60

Anda mungkin juga menyukai