Anda di halaman 1dari 4

Bensin (http://id.wikipedia.

org/wiki/Bensin)
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor
roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai
dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya
terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk rantai.

Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2,
H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan
biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam
minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang
panjangnya yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan
memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin “berat”. Empat molekul
pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan
kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18
derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas
berwujud padat.

Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga
pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di
pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.

Bilangan oktan

Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut
komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.

Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana
yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran
30 n-heptana dan 70 isooktana akan mempunyai bilangan oktan :

=(30/100x0) + (70/100x10) = 70

Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk
memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik
yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan
untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Angka oktan beberapa bahan bakar:


 Senyawa Angka Senyawa Angka oktan
 n-heptana 0 metilsikloheksana 104
 2-metil hekasna 41 benzena 108
 3-metil heksana 56 metilbenzena 124
 2,2-dimetil pentana 89 1-heptena 68
 2,3-dimetil pentana 87 5-metil-1-heksena 96
 2,4-dimetil pentana 77 2-metil-2-heksana 129
 3,3-dimetil pentana 95 2,4-dimetil-1-pentena 142
 3-etil pentana 64 4,4-dimetil-1-1pentena 144
 2,2,3-trimetil butana 113 2,3-dimetil-2-pentena 165
 n-heksana 26 2,4-dimetil-2-pentena 135
 sikloheksana 77 2,2,3-trimetil-1-butena 145

Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai
dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.
Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan
sebelum percikan api dari busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi
tentang seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara
spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan
api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak.

Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang
memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat
terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran setara dengan
campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka
tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan
yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

Analisis kimia dan produksi

Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak mentah lewat
distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini
nantinya akan menjadi campuran hasil akhir. Setiap barel minyak bumi umumnya menghasilkan
74 liter bensin (46% basis volume), namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi
dan kualitas bensin yang akan dihasilkan.[1]

Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri dari hidrokarbon, dengan atom
karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).[2][3]

Karakteristik

 Mudah menguap pada temperatur normal.


 Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
 Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).
 Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).[4]
 Dapat melarutkan oli dan karet.
 Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).
 Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.

Cara kerja bensin dalam mesin

Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin
pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin
pembakaran:

 Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada
mesin modern, peran karburator digantikan oleh sistem injeksi. Sebuah sistem
pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang kendaraan.
 Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.
 Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh piston
hingga mencapai volume yang sangat kecil.
 Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.
 Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.

Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Salah
satu masalah yang sering muncul adalah “ketukan di dalam mesin”, atau disebut sebagai "mesin
ngelitik" atau knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.
Knocking terjadi karena campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena
tekanan tinggi di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi.

Penyebab knocking ada beberapa macam, yaitu:

 Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.


 Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.
 Penyetelan pengapian yang kurang tepat.

Zat aditif dalam bensin

Jenis aditif

Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar, dulu digunakan senyawa Pb seperti TEL (Tetra
Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat racun, maka
penggunaanya sudah diganti dengan senyawa organik seperti etanol.

Antioksidan digunakan untuk menghambat pembentukkan kerak yang dapat menyumbang


saringan dan saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa olefin yang mudah bereaksi
dengan oksigen membentuk kerak yang disebut gum. Jadi, bensin perlu ditambahkan
antioksidan, seperti alkil fenol.
Pewarna untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning untuk bensin
premium. Pewarna sebaiknya tidak mempengaruhi kualitas bensin.

Antikorosi untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin, seperti logam
tangki dan saluran bensin. Contoh antikorosi adalah asam karboksilat.

Deterjen karburator untuk mencegah/membersihkan kerak dalam karburator. Endapan kerak


berasal dari partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya kerak dapat menurunkan kinerja
mesin sehingga kendaraan boros bahan bakar dan mesin cendrung tersandat. Deterjen karburator
mengandung berbagai senyawa, seperti amina dan amida.

Antikerak PFI (Port Fuel Injection) Untuk membersihkan kerak pada system PFI kendaraan.
Kerak dapat menghambat pengambilan bensin sehingga kendaraan sulit dinyalakan dan kurang
tenaga. Pembentukan kerak berawal sewaktu mesin dimatikan. Panas yang ada menyebabkan
penguapan sisa bahan bakar, yang meninggalkan senyawa berat seperti olefin. Olefin bereaksi
dengan oksigen membentuk kerak gum. Contoh antikerak PFI adalah dispersan polimer yang
mengandung senyawa, seperti polibutena amina dan polieter amina.

Zat pencemaran hasil pembakaran BBM

Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat
mengakibatkan pencemran udara.

 CO2
 CO dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, bersifat racun.
 NOx (NO, NO2). Pembakaran bahan bakar dalam suhu yang tinggi di mana nitrogen
dalam udara ikut teroksidasi. NOx dapat menyebabkan hujan asam dan smog fotokimia
 Pb pada penggunaan bensin yang mengandung aditif senyawa timbal bersifat racun

Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama
adalah asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.

Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan menghasilkan CO2 dan H2O
saja. Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran
bensin, dihasilkan juga:

 Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.


 Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah
kendaraannya sangat banyak.
 Hidrokarbon yang tidak terbakar.

Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti
bahan bakar bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2
ini direaksikan dengan O2 hanya akan menghasilkan uap air.

Anda mungkin juga menyukai