Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.

1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

INTERACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN


SPEAKING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Dudu Suhandi Saputra


d.suhandi.s@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui efektivitas dari penerapan interactive


learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Inggris
di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 02 kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung. Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri Cileunyi 02 Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara,
catatan lapangan, lembar penilaian proses, dan rekaman poto. Data diperoleh,
dianalisis, dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Dapat
ditarik kesimpulan dalam penerapan pembelajaran interactive learning di kelas V
Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 02 telah berhasil menciptakan suasana belajar yang
dapat meningkatkan minat belajar siswa sekaligus menciptakan suasana belajar
menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan hasil penelitian siklus I, II,
dan III. Pada siklus I kemampuan siswa masih rendah, siswa masih malu-malu, takut,
dan ragu-ragu dalam memperagakan dialog sederhana secara berpasangan didepan
kelas. Nilai rata-rata untuk siklus I adalah 46.97. Pada siklus II kemampuan siswa
mulai mengalami peningkatan, terlihat dari hasil nilai rata-rata pada siklus II adalah
65.15. Pada siklus III kemampuan siswa dalam pembelajaran speaking menggunakan
interactive learning dengan teknik role playing semakin meningkat, terlihat dari hasil
nilai rata-rata pada siklus III adalah 85.23. Hal ini menunjukan bahwa interactive
learning dengan menggunakan teknik role playing dapat meningkatkan proses serta
hasil belajar siswa dalam pembelajaran speaking.

Kata kunci: interactive learning, speaking

64
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

PENDAHULUAN
Bahasa dalam kehidupan manusia mengkomunikasikan ide mereka baik di
sangat memiliki peranan yang sentral. sekolah maupun dengan penutur asing.
Malalui bahasa, manusia bisa melakukan Namun dalam kenyataan,
hubungan sosial dengan optimal, bisa pembelajaran speaking memiliki
mengikuti perkembangan jaman dengan berbagai hambatan. Berdasarkan data di
optimal. Zaman globalisasi seperti lapangan dalam hal ini penulis
sekarang ini, sangat menuntut seluruh mengambil salah satu contoh kasus di
manusia untuk bisa menerima Sekolah Dasar, dimana para siswa sering
perkembangan yang terjadi dengan mengalami kesulitan dalam pembelajaran
sangat cepat. Perkembangan yang terjadi speaking dikarenakan mereka belum
sangat pesat di antaranya dalam bidang begitu menguasai pronounciation dan
ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal vocabulary dalam bahasa Inggris. Selain
tersebut bahasa yang digunakan pun akan itu, siswa juga merasa kurang percaya
semakin bervariasi. Bahasa yang diri untuk mencoba berkomunikasi
digunakan sebagai bahasa internasional dengan menggunakan bahasa Inggris.
adalah bahasa Inggris. Oleh sebab itu, di Berdasarkan data di lapangan, siswa
Indonesia sendiri pembelajaran bahasa kelas V SD Negeri Cileunyi 02 pada
Inggris sudah mulai diterapkan di umumnya sudah bisa berinteraksi dengan
sekolah dasar. lancar antara yang satu dengan yang
Kebijakan dimungkinkannya lainnya. Akan tetapi hanya sebatas
pelajaran bahasa Inggris di Sekolah menggunakan bahasa Indonesia saja,
Dasar secara resmi dilandasi dengan SK mereka belum mampu dan belum bisa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. menggunakan bahasa Inggris. Walaupun
060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 mata pelajaran bahasa Inggris merupakan
(Tuti: 2009 e-refleksi.yk-edu.org) tentang mata pelajaran muatan lokal di SD
„dimungkinkannya program bahasa Negeri Cileunyi 02 yang bersifat wajib
Inggris sebagai mata pelajaran muatan diikuti oleh seluruh siswa, namun
lokal Sekolah Dasar, dan dapat dimulai sebagian dari mereka masih menganggap
pada kelas empat Sekolah Dasar. bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa
Pembelajaran bahasa Inggris terintegrasi asing yang tidak perlu dipelajari.
dalam empat keterampilan berbahasa Berdasarkan data tersebut, penulis
diantaranya listening, speaking, reading berusaha mematahkan pandangan mereka
dan writing. Salah satu keterampilan dan berupaya untuk mencari alternatif
berbahasa yang cukup kompleks adalah sebagai upaya dalam meningkatkan
speaking. Keterampilan berbicara dalam kemampuan berbicara siswa. Salah satu
bahasa Inggris merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat
keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dijadikan sebagai alternatif adalah
dengan baik, karena keterampilan ini metode interactive learning. Konsep ini
merupakan suatu indikator terpenting menekankan pada pandangan bahasa,
bagi keberhasilan siswa dalam belajar tentang pembelajaran, dan orang-orang
bahasa. Melalui penguasaan keterampilan yang terlibat atau dalam arti lain disebut
berbicara yang baik, siswa dapat dengan pola interaksi. Orang dewasa

65
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

dalam hal ini guru, berkewajiban untuk dan pembelajaran selanjutnya. Secara
menyediakan lingkungan yang rinci pelaksanaan tindakan pada setiap
menunjang untuk siswa. siklus dapat diuraikan sebagai berikut.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Penelitian dilaksanakan di kelas V 1. Siklus I
SDN Cileunyi 02 Kecamatan Cileunyi Penelitian Siklus I tindakan 1
Kabupaten Bandung. Metode yang dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret
digunakan dalam penelitian ini yaitu 2011 dan siklus 1 tindakan 2
metode penelitian tindakan kelas. Model dilaksanakan pada tangga 7 April 2011
penelitian tindakan kelas (PTK) yang pukul 07.00 sampai 08.10 WIB di kelas
digunakan dalam penelitian ini adalah V SDN Cileunyi 02 Kecamatan Cileunyi
model penelitian tindakan kelas Kabupaten Bandung dengan tema
berdasarkan teori John Elliot. Model ini “sports”. Jumlah siswa yang hadir pada
pada setiap siklusnya terdiri terdiri dari penelitian Siklus I Tindakan 1 sebanyak
beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai 33 orang. Pada pelaksanaan penelitian
lima aksi (tindakan). Tindakan ini ini, penulis menggunakan pendekatan
diambil berdasarkan pemikiran bahwa interactive, metodeinteractive learning,
dalam suatu mata pelajaran terdapat serta menggunakan teknik role playing.
beberapa pokok bahasan dan setiap Adapun uraian dari pelaksanaan
pokok bahasan terdiri atas beberapa penelitian Siklus I adalah sebagai
materi yang tidak dapat diselesaikan berikut:
dalam satu kali tindakan.” Sementara itu, Berdasarkan pada data serta temuan
setiap tindakan terdiri dari beberapa yang penulis dapatkan di lapangan pada
langkah yang terealisasi dalam bentuk siklus I tindakan 1 dan 2 dalam kegiatan
kegiatan belajar-mengajar. speaking secara berpasangan, yakni pada
Alasan penulis menggunakan desain saat siswa melakukan kegiatan speaking
Penelitian Tindakan Kelas yaitu karena ada beberapa orang siswa yang sangat
adanya kesamaan karakteristik yang antusias dalam mengucapkan bahasa
terdapat dalam PTK dengan masalah Inggris, walaupun masih terdapat
yang ada. Adapun masalah yang akan kekurangan dalam pengucapannya.
diteliti yaitu mengenai kemampuan Namun ada pula beberapa orang siswa
speaking dalam pembelajaran bahasa lainnya yang merasa kurang percaya diri
Inggris di Sekolah Dasar. Metode dan kesulitan dalam mengucapkan kata
pengumpulan data pada penelitian ini dalam bahasa Inggris sehingga
dilakukan dengan observasi proses pengucapannya pun masih kurang baik.
belajar mengajar dan tes. Hasil penelitian Siswa juga masih merasa bingung ketika
dari setiap siklus dan tindakan diminta untuk mempraktekan dialog
dideskripsikan, dianalisis, dan sederhana secara berpasangan, dan ada
direfleksikan untuk mengetahui beberapa siswa lainnya yang masih
kelebihan dan kekurangan dalam belum bersungguh-sungguh dalam
kegiatan pembelajaran yang ditujukan mempraktekan dialog sederhana tersebut.
untuk perbaikan pelaksanaan tindakan

66
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

Pada tahap proses penilaian proses, pesan yang disampaikan dapat dipahami.
masih banyak siswa yang mengalami 22 orang siswa (66.67%) dengan tingkat
kesulitan serta ragu-ragu dalam pronunciation sering terjadi kesalahan
memperagakan dialog berpasangan fonemik, tekanan, dan intonasi yang
didepan kelas. Bahkan ketika guru menyebabkan pesan kadang-kadang tidak
melakukan penilaian proses pada saat tersampaikan. 3 orang siswa (18.18%)
praktek speaking, banyak siswa yang dengan tingkat pronunciation sering
mengganggu konsentrasi siswa lain. terjadi kesalahan fonemik, tekanan, dan
Selain itu masih ada beberapa orang intonasi yang menyebabkan pesan tidak
siswa beberapa orang yang belum tahu tersampaikan.
nama-nama jenis olahraga dalam bahasa Pada tahap penilaian fluency, guru
Inggris. Dalam memperagakan dialog meminta siswa untuk memperagakan
sederahana secara berpasangan, mereka dialog sederhana secara berpasangan
masih harus membaca dengan bantuan didepan kelas. Berdasarkan hasil
tulisan atau teks dialog. penilaian proses pada aspek fluency
Berdasarkan hasil penelitian pada (kelancaran) maka diperoleh nilai sebagai
siklus I tindakan 1 dan 2 ini diperoleh berikut: 5 orang siswa (15.15%) dengan
nilai secara individu pada saat tingkat fluency beberapa perhentian yang
pembelajaran dengan menggunakan tidak seperti penutur asli masih terjadi
interactive learning. Pada siklus I tetapi tidak mengganggu keterpahaman.
tindakan 1 dan 2 ini masih banyak siswa 16 orang siswa (48.48%) dengan tingkat
yang mengalami kesulitan dalam fluency banyak terjadi perhentian yang
mempraktekan speaking dengan bukan seperti pada penutur asli sehingga
penerapan yang baru, karena siswa mengganggu keterpahaman. 12 orang
tersebut masih merasa malu-malu, takut, siswa (36.36%) dengan tingkat fluency
ragu-ragu, dan masih ada juga yang ujaran kadang patah-patah atau aksen
mengganggu temannya yang sedang sangat asing sehingga keterpahaman sulit
melakukan tes proses speaking sehingga terjadi. Jika dilihat dari nilai secara
siswa sulit dalam mengungkapkan dan keseluruahan maka dapat disimpulkan
mengucapkan kalimat sederhana yang nilai rata-rata kelas pada siklus I tindakan
mereka pelajari. Berdasarkan hasil 1 dan 2 adalah 46.97. Nilai rata-rata kelas
penelitian pada siklus I tindakan 1 dan 2, tersebut masih kurang dari KKM untuk
pada tahap pronunciation (pengucapan) mata pelajaran bahasa Inggris di SDN
guru melakukan penilaian proses dengan Cileunyi 02 yaitu 60, Jika dilihat
cara siswa diminta untuk menyebutkan berdasarkan standar mastery learning
nama-nama jenis olahraga dalam bahasa nilai rata-rata tersebut belum dinyatakan
Inggris. tuntas belajar karena belum berada di
Berdasarkan hasil tes kemampuan atas standar mastery learning yang
berbicara maka analisis nilai untuk berkisar pada nilai 75. Sedangkan jika
pronunciation (pengucapan) sebagai dilihat secara perorangan terdapat empat
berikut: 5 orang siswa (15.15%) dengan (12,12%) siswa berada di dalam standar
tingkat pronunciation beberapa mastery learning yaitu 75, 29 (87,88%)
kesalahan fonemik, tekanan dan tetapi

67
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

siswa berada di bawah standar mastery adalah dengan memberikan motivasi


learning. belajar kepada seluruh siswa,
Pada pembelajaran siklus I tindakan 1 membangkitkan rasa percaya diri setiap
dan 2 ini, dirasa masih banyak siswa siswa dengan jalan melakukan
yang mengalami kesulitan, grogi, malu- pendekatan baik itu pendekatan
malu, dan masih takut untuk individual maupun pendekatan secara
mengemukakan pendapatnya. Sehingga menyeluruh, serta memberitahukan
pencapaian hasil belajar masih rendah. materi yang akan dipelajari pada
Maka dari itu penulis mempunyai data pembelajaran selanjutnya dengan tujuan
sementara siswa yang mengalami supaya setiap siswa mempersiapkan atau
kesulitan perlu mendapatkan perhatian, mencari sendiri tentang pokok bahasan
bimbingan dan arahan dari penulis agar yang akan dipelajari pada pembelajaran
hasil yang diperoleh lebih baik dari pada selanjutnya. Berdasarkan beberapa
pembelajaran sebelumnya. rencana tindakan perbaikan tersebut,
Dalam pembelajaran dengan penulis berharap adanya peningkatan
menggunakan interactive learning motivasi serta hasil belajar siswa pada
melalui teknik role playing ini, hasil kegiatan pembelajaran selanjutnya.
penilaian, proses observasi, wawancara,
dan catatan lapangan dijadikan bahan 2. Siklus II
pertimbangan dalam merencanakan dan Penulis melaksanakan penelitian
menentukan tindakan selanjutnya. Pada Siklus II tindakan 1 pada hari Kamis, 7
siklus I tindakan 1 dan 2 ini masih April 2011 sedangkan untuk tindakan 2
banyak siswa yang mengalami kesulitan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April
dalam praktek speaking yang telah 2011 pukul 07.00 sampai 08.10 WIB di
ditentukan karena merasa malu, takut dan kelas V SDN Cileunyi 02 Kecamatan
juga ragu. Pada siklus I ini ada juga Cileunyi Kabupaten Bandung dengan
siswa yang terlihat kurang antusias. tema “on the weekend”. Jumlah siswa
Beberapa siswa masih ada yang kurang yang hadir pada penelitian Siklus II
aktif dalam proses belajar, siswa masih Tindakan 1 sebanyak 33 orang. Pada
mengalami kesulitan, merasa dan belum pelaksanaan penelitian ini, penulis
berani. Dari beberapa faktor tersebut menggunakan pendekatan interactive ,
maka interactive learning belum mampu metode interactive learning, serta
membuat situasi belajar yang menggunakan teknik role playing.
menyenangkan dan bermakna bagi siswa, Adapun uraian dari pelaksanaan
maka dengan melihat kekurangan dari penelitian Siklus II adalah sebagai
pembelajaran siklus I tindakan 1 dan 2 berikut:
tersebut, penulis beranggapan perlu Berdasarkan pada data serta temuan
adanya tindakan perbaikan pada yang penulis dapatkan di lapangan pada
pembelajaran berikutnya (Siklus II siklus II tindakan 1 dan 2 dalam kegiatan
tindakan 1 dan 2). speaking secara berpasangan, yakni
Adapun tindakan yang akan diambil sudah tampak adanya perubahan dari
oleh penulis guna perbaikan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya (pada
pembelajaran selanjutnya diantaranya siklus I tindakan 1 dan 2) perubahan

68
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

tersebut diantaranya siswa sudah mulai kesalahan fonemik, tekanan dan tetapi
merasa percaya diri dalam pesan yang disampaikan dapat dipahami.
memperagakan dialog sederhana tentang 10 orang siswa (30.30%) dengan tingkat
on the weekend. Akan tetapi masih ada pronunciation (pengucapan) sering
Siswa yang merasa bingung ketika terjadi kesalahan fonemik, tekanan, dan
diminta untuk mempraktekan dialog intonasi yang menyebabkan pesan
sederhana secara berpasangan, dan ada kadang-kadang tidak tersampaikan. 0
beberapa siswa lainnya yang masih orang siswa (00.00%) dengan tingkat
belum bersungguh-sungguh dalam pronunciation sering terjadi kesalahan
mempraktekan dialog sederhana tersebut. fonemik, tekanan, dan intonasi yang
Pada tahap proses penilaian proses, menyebabkan pesan tidak tersampaikan.
sudah ada perubahan pada diri siswa itu Penilaian proses pada aspek fluency
sendiri yang diantaranya siswa mulai (kelancaran) maka diperoleh nilai sebagai
merasa apercaya diri untuk memeragakan berikut: 13 orang siswa (39.39%) dengan
dialog didepan kelas, siswa sudah mulai tingkat fluency beberapa perhentian yang
terfokus dalam mempergakan dialog. tidak seperti penutur asli masih terjadi
Akan tetapi masih ada beberapa orang tetapi tidak mengganggu keterpahaman.
siswa yang masih mengalami kesulitan 18 orang siswa (54.55%) dengan tingkat
serta ragu-ragu dalam memperagakan fluancy banyak terjadi perhentian yang
dialog berpasangan didepan kelas bukan seperti pada penutur asli sehingga
tersebut. mengganggu keterpahaman. 2 orang
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa (6.06%) dengan tingkat fluency
siklus II tindakan 1 dan 2 ini diperoleh ujaran kadang patah-patah atau aksen
nilai secara individu pada saat sangat asing sehingga keterpahaman sulit
pembelajaran dengan menggunakan terjadi.
interactive learning. Pada siklus II Nilai rata-rata kelas pada siklus II
tindakan 1 dan 2 ini masih ada beberapa tindakan 1 dan 2 adalah 65.15. Nilai rata-
orang siswa yang mengalami kesulitan rata kelas tersebut sudah lebih dari KKM
dalam mempraktekan speaking dengan untuk mata pelajaran bahasa Inggris di
penerapan yang baru, karena siswa SDN Cileunyi 02 yaitu 60 sehingga pada
tersebut masih merasa malu-malu, takut, pembelajaran siklus II tindakan 1 dan 2
ragu-ragu. Berdasarkan hasil penelitian dirasa adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus II tindakan 1 dan 2, pada siswa, jika dilihat berdasarkan standar
tahap pronunciation (pengucapan) guru mastery learning nilai rata-rata tersebut
melakukan penilaian proses dengan cara belum dinyatakan tuntas belajar karena
siswa diminta untuk menyebutkan nama- belum berada di atas standar mastery
nama jenis olahrag dalam bahasa Inggris. learning yang berkisar pada nilai 75.
Berdasrkan hasil tes proses tersebut, Sedangkan jika dilihat secara perorangan
maka diperoleh nilai sebagai berikut: 6 terdapat enam (18,18%) siswa berada di
orang siswa (18.18%) dengan tingkat atas standar mastery learning, tujuh
pronunciation (pengucapan) yang sangat (21,21%) siswa berada di dalam standar
bagus, 17 orang siswa (51.52%) dengan mastery learning yaitu 75, 20 (60,61%)
tingkat pronunciation terjadi beberapa berada di bawah standar mastery

69
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

learning. Pada pembelajaran siklus II mencari sendiri tentang pokok bahasan


tindakan 1 dan 2 ini, masih ada beberapa yang akan dipelajari pada pembelajaran
orang siswa yang mengalami kesulitan, selanjutnya. Berdasarkan beberapa
grogi, malu-malu, dan masih takut untuk rencana tindakan perbaikan tersebut,
mengemukakan pendapatnya. Sehingga penulis berharap adanya peningkatan
pencapaian hasil belajar individu ada motivasi serta hasil belajar siswa pada
yang masih rendah. Maka dari itu penulis kegiatan pembelajaran selanjutnya.
mempunyai data sementara siswa yang
mengalami kesulitan masih perlu 3. Siklus III
mendapatkan perhatian, bimbingan dan Penulis melaksanakan penelitian
arahan dari penulis agar hasil yang Siklus III tindakan 1 Kamis, 21 April
diperoleh lebih baik dari pada 2011 sedangkan siklus III tindakan 2
pembelajaran sebelumnya. dilakukan Kamis, 28 April 2011 pukul
Pada siklus II tindakan 1 dan 2 ini 07.00 sampai 08.10 WIB di kelas V SDN
masih ada beberapa orang siswa yang Cileunyi 02 Kecamatan Cileunyi
mengalami kesulitan dalam praktek Kabupaten Bandung dengan tema “part
speaking yang telah ditentukan karena of the body”. Jumlah siswa yang hadir
merasa malu, takut dan juga ragu. Pada pada penelitian Siklus III Tindakan 1
siklus II ini ada juga beberapa orang sebanyak 33 orang. Pada pelaksanaan
siswa yang terlihat masih kurang penelitian ini, penulis menggunakan
antusias. Beberapa siswa masih ada yang pendekatan interactive, metode
kurang aktif dalam proses belajar, siswa interactive learning, serta menggunakan
masih mengalami kesulitan, merasa teknik role playing. Adapun uraian dari
malu, takut dan belum berani. Dari pelaksanaan penelitian Siklus III adalah
beberapa faktor tersebut maka interactive sebagai berikut:
learning belum mampu membuat situasi Berdasarkan pada data serta temuan
belajar yang menyenangkan dan yang penulis dapatkan di lapangan pada
bermakna bagi siswa. siklus III tindakan 1 dan 2 dalam
Adapun tindakan yang akan diambil kegiatan speaking secara berpasangan,
oleh penulis guna perbaikan pada yakni pada saat siswa melakukan
pembelajaran selanjutnya diantaranya kegiatan speaking siswa sangat antusias
adalah dengan terus menerus dalam mengucapkan bahasa Inggris,
memberikan motivasi belajar kepada walaupun masih terdapat kekurangan
siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pengucapannya. Namun ada pula
dalam mengikuti pembelajaran speaking, beberapa orang siswa lainnya yang
membangkitkan rasa percaya diri setiap merasa kurang percaya diri dan kesulitan
siswa dengan jalan melakukan dalam mengucapkan kata dalam bahasa
pendekatan baik itu pendekatan Inggris sehingga pengucapannya pun
individual maupun pendekatan secara masih kurang baik. Siswa juga masih
menyeluruh, serta memberitahukan merasa bingung ketika diminta untuk
materi yang akan dipelajari pada mempraktekan dialog sederhana secara
pembelajaran selanjutnya dengan tujuan berpasangan, dan semua siswa
supaya setiap siswa mempersiapkan atau

70
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

bersungguh-sungguh dalam men gganggu keterpahaman. 0 orang


mempraktekan dialog sederhana tersebut. siswa (0.00%) dengan tingkat fluency
Berdasarkan hasil penelitian pada ujaran kadang patah-patah atau aksen
siklus I tindakan 1 dan 2 ini diperoleh sangat asing sehingga keterpahaman sulit
nilai secara individu pada saat terjadi. Pada penilaian proses speaking
pembelajaran dengan menggunakan (berbicara) tersebut, maka diperoleh nilai
interactive learning. Pada siklus III individu secara keseluruhan dan nilai
tindakan 1 dan 2 siswa sudah merasa rata-rata kelas pada pembelajaran siklus
percaya diri dalam mempraktekan III tindakan 1 dan 2 adalah sebagai
speaking, Berdasarkan hasil penelitian berikut: nilai rata-rata kelas pada siklus
pada siklus III tindakan 1 dan 2, pada III tindakan 1 dan 2 adalah 85.23. Nilai
tahap pronunciation (pengucapan) guru rata-rata kelas tersebut sudah lebih dari
melakukan penilaian proses dengan cara KKM untuk mata pelajaran bahasa
siswa diminta untuk menyebutkan nama- Inggris di SDN Cileunyi 02 yaitu 60
nama jenis olahrag dalam bahasa Inggris. sehingga pada pembelajaran siklus III
Berdasrkan hasil tes proses tersebut, tindakan 1 dan 2 dirasa adanya
maka diperoleh nilai sebagai berikut: 20 peningkatan hasil belajar siswa.
orang siswa (60.61%) dengan tingkat Pada tahap proses penilaian proses,
pronunciation yang sangat bagus, 13 siswa sudah merasa percaya diri dalam
orang siswa (39.39%) dengan tingkat memperagakan dialog berpasangan
pronunciation terdapat beberapa didepan kelas. Bahkan ketika guru
kesalahan fonemik, tekanan dan tetapi melakukan penilaian proses pada saat
pesan yang disampaikan dapat dipahami. praktek speaking, siswa sudah terfokus
0 orang siswa (0.00%) dengan tingkat untuk memperagakan dialog sederhana
pronunciation sering terjadi kesalahan tersebut. Dapat disimpulkan Pada
fonemik, tekanan, dan intonasi yang pembelajaran siklus III tindakan 1 dan 2
menyebabkan pesan kadang-kadang tidak ini, dirasa banyak siswa yang mengalami
tersampaikan. 0 orang siswa (0.00%) Peningkatan hasil belajar serta mereka
dengan tingkat pronunciation sering sudah tidak merasa ragu-ragu lagi untuk
terjadi kesalahan fonemik, tekanan, dan mengemukakan pendapatnya. Sehingga
intonasi yang menyebabkan pesan tidak pencapaian hasil belajar meningkat. Hal
tersampaikan. tersebut dapat dilihat dari hasil nilai rata-
Berdasarkan hasil penilaian maka rata kelas pada siklus III tindakan 1 dan 2
analisis nilai untuk fluency (kelancaran) yaitu 85,23. Nilai rata-rata kelas tersebut
sebagai berikut: 8 orang siswa (24.24%) sudah lebih dari KKM untuk mata
dengan tingkat fluency yang sangat pelajaran bahasa Inggris di SDN Cileunyi
bagus, 24 orang siswa (72.73%) dengan 02 yaitu 60, Jika dilihat berdasarkan
tingkat fluency beberapa perhentian yang standar mastery learning nilai rata-rata
tidak seperti penutur asli masih terjadi tersebut sudah dinyatakan memenuhi
tetapi tidak mengganggu keterpahaman. standar mastery learning (belajar tuntas).
1 orang siswa (3.03%) dengan tingkat Akan tetapi jika dilihat secara perorangan
fluency banyak terjadi perhentian yang terdapat 19 (57,58%) siswa berada di
bukan seperti pada penutur asli sehingga dalam standar mastery learning yaitu 75,

71
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

14 (42,42%) siswa berada pada standar dari KKM untuk mata pelajaran bahasa
mastery learning. Inggris di SDN Cileunyi 02. Hasil belajar
Pada siklus III ini siswa terlihat sangat pada pembelajaran siklus I tersebut
antusias. Siswa sudah mulai aktif dalam masih dianggap kurang, keaadaan ini
proses belajar, siswa tidak lagi disebabkan oleh beberapa faktor yang
mengalami kesulitan, merasa lebih mempengaruhi kegiatan pembelajaran
percaya diri dan berani. Dari beberapa yang diantaranya dari segi siswa yang
faktor tersebut maka interactive learning merasa tidak percaya diri dalam
mampu membuat situasi belajar yang memperagakan dialog sederhana secara
menyenangkan dan bermakna bagi siswa, berpasangan di depan kelas, siswa belum
maka dengan melihat peningkatan dari begitu antusias dalam mengikuti
pembelajaran siklus III tindakan 1 dan 2 pembelajaran speaking, siswa merasa
tersebut, penulis beranggapan bahwa kesulitan dalam pengucapan kata dalam
pembelajaran speaking sangat cocok bahasa Inggris.
dengan menggunakan metode interactive Pada hasil pembelajaran siklus II nilai
learning dengan teknik role playing. rata-rata kelas mencapai 65.15, rata-rata
Berdasarkan hasil pengamatan dalam nilai tersebut sudah lebih dari KKM mata
pembelajaran speaking menggunakan pelajaran bahasa Inggris SDN Cileunyi
interactive learning dengan teknik role 02. Hasil belajar pada pembelajaran
playing terdapat peningkatan hasil siklus II tersebut sudah ada peningkatan
pembelajaran siswa maupun kegiatan yang cukup bagus dibanding dengan
pembelajaran itu sendiri. Hal itu juga hasil pembelajaran sebelumnya. Hal ini
dapat dilihat dari tes proses didapat oleh disebabkan oleh beberapa factor yang
siswa yang mengalami peningkatan yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar
cukup baik dari siklus I sampai siklus III siswa itu sendiri yang dianataranya siswa
yang telah penulis paparkan sebelumnya. sudah mulai merasa percaya diri dalam
memperagakan dialog sederhana secara
berpasangan didepan kelas, siswa sudah
mulai focus pda pembelajaran, dan siswa
mulai antusian dalam mengikuti
pembelajaran speaking. Namun
disamping factor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan hasil belajar
siswa tersebut, terdapat pula factor dari
segi guru dan materi pembelajaran yang
dapat mempengaruhi peningkatan hasil
belajar itu sendiri. Pada pembelajaran
Berdasarkan diagram diatas dapat siklus II ini guru telah melakukan
dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar tindakan perbaikan dari pembelajaran
siswa pada setiap siklusnya cendrung sebelumnya. Tindakan-tindakan
meningkat. Pada hasil pembelajaran perbaikan tersebut diantara guru
siklus I nilai rata-rata kelas baru melakukan pendekatan baik secara
mencapai 46.97 nilai tersebut masih jauh individu maupun secara menyeluruh

72
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

terhadap siswa, guru memberikan siswa khususnya pada pembelajaran


motivasi belajar kepada siswa, dan guru speaking (berbicara).
memilih materi yang sesuai dengan Berdasarkan pada temuan-temuan
keadaan kondisi siswa itu sendiri. esensial yang dikemukakan pada bagian
Nilai rata-rata hasil pembelajaran pada pembahasan, maka penulis dapat
siklus III mencapai 85.23, nilai rata-rata melakukan sintesis dan konfirmasi
tersebut sudah diatas KKM pelajaran terhadap hasil temuan esensial tersebut,
bahasa Inggris SDN Cileunyi 02. berkaitan dengan kajian teoritis yang
Berdasarkan peningkatan hasil belajar telah diuraikan pada bab II dan literatur
siswa pada pembelajaran siklus III lain. Pembelajaran speaking yang
tersebut penulis beranggapan bahwa hasil dilaksanakan oleh penulis menerapkan
pembelajaran siklus III sangat interactive learning untuk proses
memuaskan, adapunn factor-faktor yang kegiatan penelitian ini. Adapun tahapan
mendukung terjadinya peningkatan hasil pembelajaran yang dilakukan penulis
belajar tersebut diantaranya dari factor dengan menggunakan interactive
siswa serta dari factor guru itu sendiri learning melalui teknik role playing
disamping terdapat factor lingkungan diantaranya: 1) Pronuntiation (pelafalan),
yang dapat mempengaruhi semua 2) perbaikan, 3) praktek lisan.
peningkatan hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan hasil penilaian proses
yang dilakukan penulis pada saat
pembelajaran siklus I, II, dan III terdiri
dari dua aspek penilaian diantaranya SIMPULAN
aspek pronunciation (pengucapan), dan 1. Penerapan interactive learning
fluency (kelancaran). Dari kedua aspek dengan menggunakan teknik role
penilaian tersebut mengalami playing dapat memberikan hasil
peningkatan hasil pada setiap siklusnya, yang positif dengan memnciptakan
adapun aspek yang peningkatannya suasana belajar yang efektif dan
sangat bagus pada setiap siklusnya kondusif, dan bermakna bagi siswa.
adalah pada aspek pronunciation 2. Penerapan interactive learning
(pengucapan) hal ini diakibatkan oleh dengan menggunakan teknik role
beberapa factor pendunkung yang dapat playing ini dapat meningkatkan hasil
mempengaruhi peningkatan tersebut. belajar siswa pada pembelajaran
Factor–faktor pendukung tersebut speaking. Hal tersebut dapat dilihat
diantaranya dari segi siswa itu sendiri, dari meningkatnya kemampuan
guru, bahan ajar, serta factor lingkungan speaking siswa pada setiap siklus.
itu sendiri. Factor-faktor pendukung Pada siklus I nilai hasil tes proses
tersebut saling berhungan antara satu siswa rata-rata 46.97, nilai rata-rata
sama lain, disamaping itu juga penulis pada siklus II yaitu 65.15, nilai rata-
memilih serta melakukan tindakan rata siklus III yaitu 85.23 ini berarti
perbaikan pada setiap pembelajaran yang nilai rata-rata hasil belajar siswa
bertujuan untuk membuat situasi belajar pada pembelajaran speaking dari
yang menyenangkan dan bermakna bagi

73
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

siklus II hingga siklus III mengalami Ellis, Gail and Brewster, Jean. (2002).
peningkatan sebesar 38.26%. The Primary English Teacher’s
Guide. London: Penguin English
REKOMENDASI Tarigan, H. Guntur. (2009).Metodologi
Berdasarkan kajian teoritis dan Pengajaran Bahasa 1. Bandung:
tamuan hasil penelitian yang diperoleh Angkasa
penulis, maka dapat dikemukakan Halliwell, Susan. (1992). Teaching
beberapa rekomendasi dalam English In The Primary School.
meningkatkan aktivitas dan kemampuan London: Longman
speaking siswa kelas V Sekolah Dasar Herrell, Adriene and Jordan, Michael.
dengan menggunakan interactive (2004). Fifty Strategies For
learning denga teknik role playing, yaitu: Teaching English
Guru kelas harus berani mencoba untuk LanguageLearners. New Jersey:
melaksanakan pembelajaran speaking Pearson Education
khususnya pada mata pelajaran bahasa Izzan, Ahmad. (2010). Metodologi
Inggris dengan menggunakan interactive Pembelajaran Bahasa Inggris.
learning. Selain menambah wawasan Bandung: Humaniora
tentang interactive learning juga dapat Linse. T, Caroline and Nunan David.
meningkatkan motivasi siswa dalam (2005). Practical English Language
belajar bahasa Iggris. Teaching Young Learners. Nort
America: McGraw-Hill.
Moleong, J. Lexy. (2002). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
DAFTAR PUSTAKA Remaja Rosdakarya.
Abidin, Yunus. (2011). Teori Dan Mukarto. (2007). Grow With English an
Implementasi Pembelajaran Bahasa. English Course For Elementary
Hzaa Press School Student Book 5. Jakarta:
Adishara Dwi Arlini. (2010). Penerapan Erlangga
Role Playing dalam Pembelajaran Mulyasa, H. E. (2008). Implementasi
Speaking Kelas IV SD. Skripsi. Kurikulum Tingkat Satuan
Universitas Pendidikan Indonesia Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
kampus Cibiru: Tidak diterbitkan. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian
Basrowi dan Suwandi. (2008). Prosedur Pembelajaran Bahasa Berbasis
Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Kompetensi. Yogyakarta:BPFE-
Ghalia Indonesia Yogyakarta
BNSP. (2006). Standar Isi Bahasa Permadi. Dadi, Suryana. Nanan. (2000).
Indonesia. Jakarta: BNSP Pendekatan Metode, Tehnik Dan
Brown, H. Douglas. (2001). Teaching By Model Pembelajaran Bahasa Inggris
Principles An Interactive Approach Di SD dan MI Sesuai
To Language Pedagogy (second ed.). Penyempurnaan/Penyusuaian
Longman: San Francisco State Kurikulum Mulok Bahasa Inggris.
University. Jawa Barat: PT. Sarana Panca Karya
Nusa

74
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.1 Edisi Januari 2017 ISSN: 2442-7470

Phillips, sarah. (2004). Young Learners. Pengembangan Keprofesionalan


New York: Oxford University Press Guru Dan calon Guru. Malang:
Prendiville, Francis and Toye, Nigel. Bayumedia Publishing
(2007). Speaking And Listening Sutino. (2011). Peningkatan
Through Drama. 7-11[online]. Keterampilan Berbicara Dengan
Tersedia di: Menggunakan Metode Role Playing
http://www.gigapedia.com[16 Maret Pada Siswa kelas V SDN Pandak I
2011] Sidoharjo sragen Tahun Ajaran
Resmini, novi., Djuanda, dkk. (2006). 2010/2011 [online]. Tersedia di:
Pembinaan dan Pengembangan http://digilib.fkip.uns.ac.id/../skripsi.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra php[03 Mei 2011]
Indonesia. Bandung: UPI PRESS Suyanto, K.E. Kasihani. (2010). English
Richards, C. Jack and Rodgers, S. For Young Learners. Jakarta: PT.
Theodore. (2006). Approaches And Bumi Aksara
Method In Language Teaching Teacher Creative Corner. (2010). Metode
(second ed.). New York: Cambridge Pembelajaran Bahasa Inggris
university press (online). Tersedia di:
Sardiman. (2010). Interaksi Motivasi & http://baliteacher.blogspot.com/2010
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja /02/metode-pembelajaran-bahasa-
Grafindo Persada inggris-sd.html[08 Desember 2010]
Silberman, L. Melvin. (2011). Interacive Oxford dictionary. (2005). Oxford
Learning 101 Cara Belajar Siswa learners pocket dictionary. Oxford
Aktif. Bandung: Nusamedia Newyork.
Tuti. (2009). Language teaching [online].
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Tersedia di: e-refleksi.yk-
Proses Belajar Mengajar. Bandung: edu.org/date-list-refleksi[01 Januari
Rosdakarya 2011]
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Waluyo. J, Herman. (2001). Drama:
Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Teori dan Pembelajarannya.
kualitatif, dan R&D). Bandung: Yoggyakarta: PT. Handita graham
Alfabeta widya
Suryanto, dkk. (1997). Pengenalan Zipes, Jack. (2004). Speaking Out Story
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Telling And creative Drama For
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta children [online]. Tersedia di:
Susilo, Herawati. Dkk. (2008). Penelitian http://www.gigapedia.com[16 Maret
Tindakan Kelas sebagai sarana 2011]

75

Anda mungkin juga menyukai