Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi didalam zat hidup

(sel, makhluk hidup), baik itu mikroorganisme, tanaman, invertebrata,

avertebrata, hewan menyusui, dan manusia. Dalam hal ini, dapat kita

ketahui bagaimana kumpulan zat hidup bercampur atau bereaksi

menghasilkan zat yang disebut dengan zat hidup. Dan peranan

biokimia ini adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar

kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan lainnya

yang sehubungan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang ini

banyak ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam

mempelajari suatu teori tidaklah cukup jika hanya mengetahui secara

bacaan saja, karena semua belumlah cukup sehingga perlu dilakukan

suatu hal yang disebut dengan praktikum. Adanya praktikum ini kita

dapat mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah, demikian

juga dengan teori enzim yang akan dibahas ini.

Terdapat berbagai macam reaksi kimia dalam proses metabolisme

tubuh. Reaksi kimia ini merupakan bagian dari sistem yang bekerja

spesifik dan menghasilkan senyawa-senyawa kimia. Dalam aktivitas

metabolisme kita mengenal adanya katalisator. Katalisator dalam

reaksi ini disebut enzim.


Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam

sel hidup. Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah

teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator

reaksi kimia dalam system hidup. Sintesis enzim terjadi didalam sel

dan sebagian nesar enzim dapat diperoleh dari ekstraksi dari jaringan

tanpa merusak fungsinya.

Dengan peran enzim pada hampir tiap reaksi biologis, dapat

dikatakan enzim memilki peran sangat penting. Dalam mendukung

perannya sebagai katalisator atau mempercepat reaksi yang terjadi

tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor

tersebut antara lain konsentrasi enzim, konsentrasi ion hydrogen (pH),

suhu dan konsentrasi substrat. Berdasarkan latar belakang diatas

maka dilaksanakanlah praktikum mengenai enzim ini, untuk

mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap kinerja enzim, yaitu

dengan menggunakan variasi suhu yang berbeda-beda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,

dirumuskan suatu masalah mengenai bagaimana pengaruh suhu

terhadap kinerja enzim.

1.3 Tujuan

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab suatu masalah yang telah

dirumuskan yaitu mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap

kinerja enzim.
BAB II

METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Gelas kimia

 Pipet tetes

 Gelas ukur

 Hot plate

 Spektrofotometer

 Thermometer

 Botol semprot

 Kuvet

2.2.2 Bahan

 Larutan pati

 Air liur

 Pereaksi lugol

 Aquadest

2.3 Prosedur Percobaan

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Diambil dua buah tabung reaksi


 Diberi label pada kedua tabung reaksi. Tabung satu diberi tanda B

untuk blanko dan tabung dua diberi tanda U untuk uji.

 Diambil 10 tetes larutan pati dan dimasukkan kedalam setiap

tabung

 Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi batu es, untuk

membuat suhu menjadi 0˚C

 Didiamkan selama lima menit

 Ditambahkan 1ml saliva (air liur) kedalam tabung uji

 Diinkubasi kembali selama satu menit

 Diangkat kedua tabung reaksi, dan diberi 10 tetes pereaksi lugol

 Dikocok dan diamati perubahan warna pada kedua tabung

 Ditambahkan 3ml air suling kedalam tabung uji, dan 4ml kedalam

tabung blanko

 Dikocok kembali, dan diamati perubahan yang terjadi

 Dimasukkan kedua larutan yang ada pada tabung reaksi kedalam

kuvet yang berbeda

 Diukur absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 680nm

 Dicatat absorban yang diperoleh untuk kedua larutan.

 Dilakukan pengulangan pada langkah 1-15 dengan mengganti

kondisi suhu pada langkah 5 menjadi suhu ruang, 37 ˚C, 60 ˚C dan

100 ˚C
BAB III

PEMBAHASAN

Grafik hubungan suhu dan absorbansi


0.7
37, 0.577 Suhu optimum
0.6
0, 0.516
0.5 60, 0.475
25, 0.508 100, 0.355
0.4
∆A

0.3
absorbansi
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120
suhu percobaan
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Percobaan enzim dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh suhu terhadap kinerja enzim. Pada hasil percobaan

diperoleh selisih nilai absorban antara blanko dan uji yang berbeda-

beda pada setiap perlakuan. Selisih absorban paling besar adalah

pada perlakuan dengan menggunakan suhu 37 ˚C. Hal ini

menandakan bahwa suhu optimum yang dibutuhkan enzim untuk

memecah pati menjadi glukosa adalah 37 ˚C. Pada suhu 0 ˚C selisih

absorbannya sangat kecil, hal ini dikarenakan pada suhu tersebut

enzim berjalan sangat lambat. Sedangkan selisih absorban pada suhu

100 ˚C juga sangat kecil, dikarenakan pada suhu tersebut jumlah

enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi.

4.2 Saran
4.2.1 Pada melakukan percobaan enzim, diharapkan praktikan

menyediakan bahan yang akan digunakan sebelum praktikum

dimulai.

4.2.2 Praktikan diharapkan lebih kondusif dalam melakukan

percobaan

Anda mungkin juga menyukai