Anda di halaman 1dari 2

Sensor dalam pemantauan kualitas air

Kualitas air diukur dan dipengaruhi oleh kombiasi dari karakterisasi kimia, fisik dan biologi. Sehigga
pada bab ini dapat diketahui sensor kualitas air yang memenuhi standar untuk memantau kualitas
air dengan sampel yang simpel maupun sampel yang kompleks.

Penilaian dan pengukuran pH

Metode untuk mengukur nilai pH dapat menggunakan berbagai metode seperti, kalorimeter atau
kertas lakmus namun pengukuran yang dihasilkan tidak akurat. Sehingga cara terbaik dalam
pengukuran nilai pH, ialah menggunakan metode pH elektroda sebab memiliki keadalan, keakuratan,
dan kecepatan dalam pengukuran pH dan kekurangan dari penggunaan gel pengisi sehingga
elektroda yang digunakan haruslah kuat.

Pengukuran potensial ORP(potensial oksidasi reduksi)-redoks untuk kualitas air

Oksidasi adalah kehilangan elektron sedangkan reduksi merupakan kebalikannya. Dimana keduanya
salinng terkait. Pada ORP persamaan nerst yang digunakan pada keseluruhan setengah reaksi.
Dipenngaruhi oleh konsetrasi substrat, temperature mempengaruhi suatu reaksi sehigga tidak dapat
di karakteristikkan secara umum. Pengukurannya menggunakan elektroda yang bersifat innert
namun tidak cocok digunakan dalam pengukuran konsentrasi.

Pengukuran oksigen terlarut

Oksigen bebas yang tidak berikatan, yang terdapat atau terlarut dalam suatu larutan. Sebab oksigen
yang membentuk molekul air bukan merupakan DO. DO sangat dibutuhkan oleh tiap makhluk hidup
untuk hidup, termasuk mikroba. Kejenuhan DO dipengaruhi oleh temperatur (berbanding terbalik
dengan kelarutan dan garam) berbanding lurus dengan tekanan. Rumus O2 (mg/mL)=(%DO)x(DO
hasil grafik salinitas dan temperatur). Dapat menggunakan metode DO meter, kalorimeter (terbagi 2
yaitu indigo karmin untuk konsentrasi ppm dan rhodazin d untuk konsentrasi ppb), atau titrasi
winkler (dilakukan dengan cepat sebelum terjadi reaksi, dan sangat bergantung pada manusia). DO
meter terbagi menjadi 2 yaitu: elektrokimia (sensor polarografik yang menggunakan perak dan
logam mulia sebagai katoda dan anoda , polarografik berdenyut yang akan mengurangi
ketergantungan aliran saat pengukuran DO dan galvanik yang menggunakan logam berbeda) dan
optikal. DO optikal akan menghasilkan warna akibat interaksi dari oksigen dengan pewarna
luminesence. Perhitungan menggunakan persamaan stern-volmer pada konsentrasi DO rendah
sedangkan saat konsentrasi tinggi digunakan modifikasi persamaan stern-volmer. Digunakan untuk
pemantauan jangka panjang serta lebih akurat daripada elektrokimia. Namun membutuhkan tenaga
dan waktu yang lebih lama dibanding elektrokimia. DO elektrokimia menggunakan dua polarisasi
anoda dan katoda, berprinsip difusi.

Pengukuran kekeruhan, total padatan tersuspensi dan kejelasan air.

Total padatan tersuspensi (TSS) merupakan partikel yang memiliki ukuran tertentu termasuk partikel
yang melayang. Kekeruhan adalah penentuan optik dari kejelasan air, dimana pengukuran
berdasarkan jumlah partikel didalam kolom air. Pegukuran kekeruhan berbeda dengan pengukuran
TSS, yang mengukur konsentrasi padatan yang terdapat dalam air sehingga lebih dapat dipercaya
adapun TSS merupakan penyebab dari terjadinya kekeruhan . Beda hal dengan kejelasan air yang
sangat relatif terhadap penyerapan sinar matahari dan pengukurannya relatif sama dengan
kekeruhan. Namun kekeruhan sebagai uji kualitatif terkadang membingungkan, dan ketiga
pengukuran ini saling terkait melalui persamaan garis linearnya.
Standar metode pengukuran kekeruhan yang digunakan saat ini adalah metode EPA 180.1(kriteria
standarisasi berupaya memastikan keakuratan dan kompartibititas diantara meter yang sesuai
dengan satuan NTU), ISO 7027(desain standar ini memastikan sensor kekeruhan mempunyai nilai
pengulangan dan kompartibilitas yag baik ), metode GLI 2 (merujuk dari penggunaan fotodioda dan
fotodetektor pada kebanyakan instrumen pengukuran kekeruhan), metode hach
10133(menggunakan teknologi nepelometrik dengan laser sebagai sumber cahaya dan tidak
disarankan pada kekeruhan yang melebihi 5 NTU), metode standar 2130B(sebagai standar primer
kalibrasi dengan dasar teknologi nepelometrik). Adapun berikut adalah standar alternatif untuk air
minum pada tahun 2009 metode mitchel M5271 (menggunakan laser sebagai sumber cahaya dan
bergeser 10 derajat dari metode hach), metode mitchel M5331(menggunakan lampu LED sebagai
sumber cahaya), orion AQ4500(mengembangkan metode EPA dengan terbatasnya jarak), AMI
turbiwell (tidak berhubungan dengan kekeruhan meter). Untuk mengetahui kepastian pengukuran
kekeruhan dengan kekeruhanmeter. Penghambur cahaya dan diabsorbsi oleh partikel yang berada di
air, nepelometri (sumber cahaya dan fotodetektor berada diposisi 90 derajat satu sama lain),
pelemahan(untuk mengurangi intensitas), desain rasio(untuk mengetahui hubungan dengan
perubahan sudut ). Alat untuk mengukur kekeruhan (Sensor kekeruhan) pada kondisi turun langsung
ke lapangan. Sensor kekeruhan nepelometrik(kebanyakan mengikuti metode iso 7027), sensor
kekeruhan hamburan balik (tidak ada sudut standar namun disarankan pada sudut 45 derajat),
sensor kekeruhan pelemahan (untuk menurunkan intensitas cahaya) , kompensasi kekeruhan dan
suhu(meskipun suhu tidak mempengaruhi kekeruhan namun ketidakstabilan suhu dapat mengubah
pembacaan kekeruhan walaupun hasilnya tetap sama).

Metode pengukuran TSS biasanya menggunakan berat. Total padatan terakumulasi dan konsentrasi
sedimen tersuspensi (TSS dan SSC) dianalisis dengan basis filtrasi dan pengeringan sampel, dengan
perbedaan dari jumlah air yang dianalalisis. Total sedimen tersuspensi dengan doppler akustik
menggunakan bunyi pantulan yang dipantulkan oleh partikel terlarut di air.

Dasar pengukuran klorofil

Klorofil merupakan kunci komponen biokimia yang menjadi aparatus molekul yag bertaggug jawab
dalam fotositesis dan terbentuknya energi. Pengukuran kadarnya menjadi penting untuk
mengetahui adanya fitoplakton atau alga yang hidup di air. Sebab fitoplakton menjadi indikator dari
kualitas air dimana menjadi penunjang organisme lain. Pengukurannya dapat dilakukan dengan
mengukur kadar fitoplakton yang tersuspensi dalam air. Pengukurannya dapat dilakukan dengan
spektrofotometer, HPLC, dan fluorometer. Spektrofotometer merupakan metode klasik yang dapat
mengetahui kuantitas dari klorofil pada permukaan air. Dengan cara melihat nilai absorbansinya.
Kemudian ada metode YSI dimana fluoro menjadi salah satu dari karakteristik klorofil yag akan
ditembakkan sinar dengan panjang gelombang tertentu dengan LED sebagai sumber cahaya.
Terdapat efek pengotor pada pembacaan saat pengukuran optik. Sensor alga biru-hijau
(cynobacteria) menggunakan metode IVF yang tidak dapat menentukan kuantitas

Sensor konduktivitas

Menggunakan dua sel elektroda yang kemudian dialiri listrik. Polarisasi eror, kontaminasi dari
permukaan elektroda, resistansi kabel, hubungan geometri eror, dan daya tahan menjadi faktor
penting dalam sensor ini.

Amonia

Salah satu senyawa toxic yang berasal dari air dan alami, akibat dari kehidupan organisme di air.
Pengukuran dilakukan dengan menghitung total amonia di air, menggunakan kalorimeter.

Anda mungkin juga menyukai