Anda di halaman 1dari 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan Data


Dalam menentukan profil muka aliran dan panjang arus balik air di saluran drainase
Ngestiharjo dan Karangwuni, peneliti menggunakan metode tahapan langsung yang
dirasa sederhana dan lebih aplikatif untuk saluran prismatik. Penelitian ini
menekankan penggunaan data sekunder yaitu berupa data curah hujan, data
Automatic Water Level Recorder (AWLR) sungai, detail gambar penampang
saluran drainase, peta lokasi dan situasi saluran drainase. Data curah hujan yang
diperoleh dari Badan Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak merupakan data hujan 10
tahun terakhir (2004-2013). Data hujan yang diperoleh mencakup data hujan di tiga
stasiun hujan diantaranya Stasiun Borowarea, Stasiun Hargorejo/Kokap, dan
Stasiun Plaosan. Dari analisis data hujan pada DAS Sungai Serang maka hasil yang
diperoleh adalah besarnya debit puncak pada saluran drainase Ngestiharjo dan
Karangwuni. Tabel 4.1 adalah contoh data hujan bulanan tahun 2004 yang
melibatkan tiga stasiun hujan pada DAS Sungai Serang.
Tabel 4.1 Data Hujan Bulanan Tahun 2004
Curah Hujan
Bulanan Tahun Borowarea (mm) Hargorejo (mm) Plaosan (mm)
2004
Januari 111,7 61 92,5
Februari 51,6 50 59,5
Maret 71,9 47 85
April 44,8 20 59,5
Mei 58,2 43 39,6
Juni 18,9 0 2,4
Juli 9 0 5
Agustus 0,2 0 0
September 14,5 0 11,3
Oktober 2,7 0 4,4
November 53,1 66 65
Desember 68,8 81 86,5
Total 505,4 368 510,7
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, 2014
commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

4.2 Uji Kepanggahan Data Hujan


Data hujan yang digunakan dalam suatu analisis harus bersifat panggah. Oleh
karena itu, untuk menghasilkan keakuratan data atau kepanggahan data, data hujan
tersebut harus diuji konsistensinya. Pengujian akan menghasilkan dua
kemungkinan yaitu panggah atau tidak panggah. Jika hasil uji dinyatakan panggah
maka data hujan tersebut bisa langsung diolah namun jika data hujan dinyatakan
tidak panggah maka perlu dilakukan pengalian terhadap faktor koreksi.
Penelitian ini menggunakan metode kurva massa ganda untuk uji kepanggahan data
hujan. Dalam penelitian ini terdapat 3 stasiun hujan yang akan diuji
kepanggahannya. Setiap stasiun hujan akan dihitung jumlah kumulatifnya,
kemudian hasil kumulatif satu stasiun tersebut akan dibandingkan dengan kumulatif
rerata dua stasiun lainnya. Hasil perhitungan data hujan bulanan dengan metode
kurva massa ganda tercantum dalam tabel 4.2 sampai tabel tabel 4.4. Sedangkan
untuk grafik kurva massa ganda tercantum dalam Gambar 4.1.

Tabel 4.2 Data kurva massa ganda stasiun hujan Borowarea dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun Hargorejo dan stasiun Plaosan (tahun 2004-2013)

Stasiun Borrow Area Stasiun Hargorejo Stasiun Plaosan


Rerata
Hargorejo Kum.
Tahun Hujan Kumulatif Hujan Hujan
Kumulatif Kumulatif & Rerata
Tahunan Borow Tahunan Tahunan Plaosan
Hargorejo Plaosan
(mm) Area (mm) (mm)

2004 1902,8 1902,8 1643,8 1643,8 2067,1 2067,1 1855,45 1855,4


2005 2502,2 4405 2282,6 3926,4 3217,2 5284,3 2749,9 4605,3
2006 1547,8 5952,8 1536,8 5463,2 1972,2 7256,5 1754,5 6359,8
2007 1908,1 7860,9 2159,6 7622,8 2526,3 9782,8 2342,95 8702,8
2008 2130,1 9991 2091,5 9714,3 2655,4 12438,2 2373,45 11076,2
2009 1435,9 11426,9 1362,3 11076,6 1819,7 14257,9 1591 12667,2
2010 2778,4 14205,3 2583,5 13660,1 1762 16019,9 2172,75 14840
2011 2060,9 16266,2 2153 15813,1 1003 17022,9 1578 16418
2012 1591,5 17857,7 1754,4 17567,5 981,04 18003,94 1367,72 17785,7
2013 2130,7 19988,4 2035,4 19602,9 1263,4 19267,34 1649,4 19435,1
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, 2014

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 Data kurva massa ganda stasiun hujan Hargorejo dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun hujan Borowarea dan Plaosan (tahun 2004-2013)

Stasiun Borrow Area Stasiun Hargorejo Stasiun Plaosan


Rerata Sta.
Hujan Kumulatif Hujan Kumulatif Hujan Kumulatif Kum.
Tahun Borowarea
Tahunan Sta. Borow Tahunan Sta. Tahunan Sta. Rerata
& Plaosan
(mm) Area (mm) Hargorejo (mm) Plaosan

2004 1902,8 1902,8 1643,8 1643,8 2067,1 2067,1 1984,95 1984,95


2005 2502,2 4405 2282,6 3926,4 3217,2 5284,3 2859,70 4844,65
2006 1547,8 5952,8 1536,8 5463,2 1972,2 7256,5 1760,00 6604,65
2007 1908,1 7860,9 2159,6 7622,8 2526,3 9782,8 2217,20 8821,85
2008 2130,1 9991 2091,5 9714,3 2655,4 12438,2 2392,75 11214,60
2009 1435,9 11426,9 1362,3 11076,6 1819,7 14257,9 1627,80 12842,40
2010 2778,4 14205,3 2583,5 13660,1 1762 16019,9 2270,20 15112,60
2011 2060,9 16266,2 2153 15813,1 1003 17022,9 1531,95 16644,55
2012 1591,5 17857,7 1754,4 17567,5 981,04 18003,94 1286,27 17930,82
2013 2130,7 19988,4 2035,4 19602,9 1263,4 19267,34 1697,05 19627,87
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, 2014

Tabel 4.4 Data kurva massa ganda stasiun hujan Plaosan dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun hujan Borowarea dan Hargorejo (tahun 2004-2013)

Stasiun Borrow Area Stasiun Hargorejo Stasiun Plaosan


Rerata Sta.
Hujan Kumulatif Hujan Kumulatif Hujan Kumulatif Borowarea Kum.
Tahun
Tahunan Sta. Borow Tahunan Sta. Tahunan Sta. & Rerata
(mm) Area (mm) Hargorejo (mm) Plaosan Hargorejo

2004 1902,8 1902,8 1643,8 1643,8 2067,1 2067,1 1773,30 1773,30


2005 2502,2 4405 2282,6 3926,4 3217,2 5284,3 2392,40 4165,70
2006 1547,8 5952,8 1536,8 5463,2 1972,2 7256,5 1542,30 5708,00
2007 1908,1 7860,9 2159,6 7622,8 2526,3 9782,8 2033,85 7741,85
2008 2130,1 9991 2091,5 9714,3 2655,4 12438,2 2110,80 9852,65
2009 1435,9 11426,9 1362,3 11076,6 1819,7 14257,9 1399,10 11251,75
2010 2778,4 14205,3 2583,5 13660,1 1762 16019,9 2680,95 13932,70
2011 2060,9 16266,2 2153 15813,1 1003 17022,9 2106,95 16039,65
2012 1591,5 17857,7 1754,4 17567,5 981,04 18003,94 1672,95 17712,60
2013 2130,7 19988,4 2035,4 19602,9 1263,4 19267,34 2083,05 19795,65

commit
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai to user
Serayu-Opak, 2014
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

22000
R² = 0.9658
20000
R² = 0.9916
18000
R² = 0.9913
KUMULATIF STASIUN HUJAN

16000

14000
Sta Borrowarea
12000 Sta Hargorejo

10000 Sta Plaosan


Linear (Sta Borrowarea)
8000
Linear (Sta Hargorejo)
6000 Linear (Sta Plaosan)

4000

2000

0
0 5000 10000 15000 20000 25000

KUMULATIF RERATA

Gambar 4.1 Kurva Massa Ganda tiga stasiun hujan tahun 2004-2013

Dari hasil kurva massa ganda diketahui bahwa nilai R2 pada masing-masing stasiun
hujan tercantum pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Nilai R2 masing-masing stasiun


Nama Stasiun Nilai R2 (determinasi)
Borowarea 0,9916
Hargorejo 0,9913
Plaosan 0,9658

4.3 Hujan Wilayah

Perhitungan hujan wilayah pada DAS Serang dihitung dengan menggunakan data
yang diperoleh dari 3 stasiun penakar hujan yang telah diuji kepanggahannya.
Peneliti menggunakan metode Poligon Thiessen untuk menghitung hujan wilayah
yang berada pada DAS Serang, khususnya untuk daerah saluran drainase
Ngestiharjo dan Karangwuni.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Koefisien Thiessen untuk setiap stasiun diperoleh dengan pembagian luasan DAS
berdasarkan Poligon Thiessen seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.2 dan nilai
koefisien Thiessen (Ct) ditampilkan pada tabel 4.6

Gambar 4.2 Poligon Thiessen DAS Serang

Tabel 4.6 Nilai koefisien Thiessen (Ct)


Koefisien
Luas DAS
No Nama Stasiun Thiessen
(Ai) (km2) (Ct) (%)

1 Borrow Area 32,65 14,44


2 Plaosan 69,59 30,79
3 Hargorejo 123,79 54,77
Jumlah 226,03 100

Hasil perhitungan hujan wilayah maksimum bulanan untuk DAS Serang antara
tahun 2004-2013 berdasarkan luasan Poligon Thiessen dan hujan maksimum
bulanan pada setiap stasiun hujan commit to user
ditunjukan pada Tabel 4.7
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7 Hujan Wilayah Maksimum DAS Serang bulanan antara tahun
2004-2013
Sta Borrow Area Sta Hargorejo Sta Plaosan
Hujan
Ct 0,1444 Ct 0,5477 Ct 0,3079
No Bulan Wilayah
P P.C P P.C P P.C
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Januari 111,7 16,13 96,0 52,58 133,20 41,01 109,72
2 Februari 96 13,86 157,5 86,26 84,00 25,86 125,99
3 Maret 136,8 19,75 125,0 68,46 127,50 39,26 127,47
4 April 121 17,47 73,5 40,26 129,50 39,87 97,60
5 Mei 118,3 17,08 72,0 39,43 97,00 29,87 86,38
6 Juni 80 11,55 83,0 45,46 111,50 34,33 91,34
7 Juli 30 4,33 27,0 14,79 72,00 22,17 41,29
8 Agustus 12 1,73 20,0 10,95 6,10 1,88 14,56
9 September 41,8 6,04 83,5 45,73 54,40 16,75 68,52
10 Oktober 101 14,58 77,0 42,17 121,00 37,26 94,01
11 November 122,4 17,67 165,0 90,37 136,00 41,87 149,92
12 Desember 184,3 26,61 151,0 82,70 137,00 42,18 151,50
Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 2014.

4.4 Analisis Debit

Terdapat beberapa metode untuk memperkirakan laju aliran puncak (debit). Metode
yang umum digunakan adalah metode rasional dan metode hidrograf banjir. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode rasional dengan parameternya
antara lain koefisien aliran permukaan untuk berbagai tipe tanah dan penggunaan
lahan, serta intensitas hujan dengan menggunakan metode mononobe, dimana data
yang diturunkan diperoleh dari data curah hujan bulanan wilayah tahun 2004-2013.
Contoh perhitungan debit pada bulan Januari di saluran drainase Ngestiharjo
diuraikan sebagai berikut :

1. Menghitung Intensitas Hujan


Perhitungan intensitas hujan pada bulan Januari berdasarkan persamaan (2.2)
disajikan pada tabel 4.8, dengan data curah hujan sebagai berikut :

0,87 .𝐿2 0,87 .2,3752


Rt = 109,72 mm Tc = (1000 .𝑆𝑜)0,385 = (1000 .0,0011)0,385 = 1,77 ≈ 2

𝑅𝑡 𝑇𝑐 2/3 109,72 2 2/3


𝐼= ( ) = ( ) = 87,09 mm/jam
𝑇𝑐 𝑡 2 1

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.8 Intensitas Hujan jam-jaman Mononobe

Modified Mononobe
𝑅𝑡 𝑇𝑐 2/3
𝐼= ( ) Akumulasi
𝑇𝑐 𝑡
t I Kedalaman Curah Hujan Kenaikan Curah Hujan
jam mm/jam mm mm
1 87,09 87,09 87,09
2 54,86 109,72 22,63
Jumlah 109,72

Tabel 4.8 merupakan hasil perhitungan intensitas hujan pada bulan Januari. Dengan
nilai hujan wilayah maksimum (Rt) = 109,72 mm dan waktu konsentrasi (Tc)
selama 3 jam, maka didapat nilai intensitas hujan pada 1 jam pertama sebesar 87,09
mm/jam. Pada 1 jam berikutnya mengalami kenaikan curah hujan sebesar 22,63
mm. Sehingga di total keseluruhan intensitas hujan pada bulan Januari dengan
waktu konsentrasi selama 2 jam sebesar 109,72 mm.

Hasil perhitungan intensitas hujan pada bulan Januari - Desember dapat dilihat pada
Tabel 4.9

Tabel 4.9 Perhitungan intensitas dan kedalaman curah hujan pada bulan
Januari - Desember

Hujan
Kedalaman Curah Kenaikan Curah
Harian Intensitas (I) (mm)
No Bulan Hujan Hujan (mm) Jumlah
Wilayah
(R) (mm) 1 (jam) 2 (jam) 1 (jam) 2 (jam) 1 (jam) 2 (jam)
1 Januari 109,72 87,09 54,86 87,09 109,72 87,09 22,64 109,72
2 Februari 125,99 100,00 62,99 100,00 125,99 100,00 25,99 125,99
3 Maret 127,47 101,18 63,74 101,18 127,47 101,18 26,30 127,47
4 April 97,60 77,47 48,80 77,47 97,60 77,47 20,14 97,60
5 Mei 86,38 68,56 43,19 68,56 86,38 68,56 17,82 86,38
6 Juni 91,34 72,50 45,67 72,50 91,34 72,50 18,84 91,34
7 Juli 41,29 32,77 20,64 32,77 41,29 32,77 8,52 41,29
8 Agustus 14,56 11,56 7,28 11,56 14,56 11,56 3,00 14,56
9 September 68,52 54,38 34,26 54,38 68,52 54,38 14,14 68,52
10 Oktober 94,01 74,62 47,01 74,62 94,01 74,62 19,39 94,01
11 November 149,92 118,99 74,96 118,99 149,92 118,99 30,93 149,92
12 Desember 151,50 commit75,75
120,24 to user 120,24 151,50 120,24 31,25 151,50
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

2. Menentukan koefisien aliran permukaan (C)

Faktor utama yang mempengarhi nilai koefisien aliran permukaan adalah laju
infiltrasi tanah, kemiringan lahan, intensitas hujan dan permukaan kedap air seperti
perkerasan aspal dan atap bangunan. Kawasan di sekitar saluran drainase
Ngestiharjo dikelilingi oleh perumputan dengan jenis tanah gemuk dengan
permukaan yang datar. Berdasarkan pada Tabel 2.1, nilai koefisien aliran
permukaan adalah 0,18.

3. Menghitung debit

Debit yang digunakan untuk perhitungan merupakan debit maksimum. Perhitungan


besarnya debit yang terjadi pada saluran drainase Ngestiharjo bulan Januari
diuraikan sebagai berikut :

Luas Daerah Aliran (A) = 3,434 km2


(sumber : Kemenpu Direktorat Cipta Karya PPLP, 2014)

C = 0,18

I = 109,72 mm

Berdasarkan persamaan (2.1), didapat nilai debit :

Q = 0,2778 x C x I x A = 0,2778 x 0,18 x 109,72 x 3,434 = 18,85 m3/detik

Hasil perhitungan debit di saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni pada bulan
Januari - Desember dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11

Tabel 4.10 Debit saluran drainase Ngestiharjo pada bulan Januari – Desember

Intensitas (I) Koefisien Luas Daerah Debit (Q)


No Bulan
(mm/jam) Aliran (C) Aliran (km2) (m3/dtk)
1 Januari 109,72 0,18 3,434 18,85
2 Februari 125,99 0,18 3,434 21,65
3 Maret 127,47 0,18 3,434 21,90
4 April 97,60 0,18 3,434 16,77
5 Mei 86,38 0,18 3,434 14,84
6 Juni 91,34 0,18 3,434 15,70
7 Juli 41,29 commit to 0,18
user 3,434 7,09
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.10 Lanjutan


Intensitas (I) Koefisien Luas Daerah Debit (Q)
No Bulan
(mm/jam) Aliran (C) Aliran (km2) (m3/dtk)
8 Agustus 14,56 0,18 3,434 2,50
9 September 68,52 0,18 3,434 11,77
10 Oktober 94,01 0,18 3,434 16,15
11 November 149,92 0,18 3,434 25,76
12 Desember 151,50 0,18 3,434 26,03

Tabel 4.11 Debit saluran drainase Karangwuni pada bulan Januari – Desember

Intensitas (I) Koefisien Luas Daerah Debit (Q)


No Bulan
(mm/jam) Aliran (C) Aliran (ha) (m3/dtk)
1 Januari 109,72 0,18 4,263 23,41
2 Februari 125,99 0,18 4,263 26,88
3 Maret 127,47 0,18 4,263 27,19
4 April 97,60 0,18 4,263 20,82
5 Mei 86,38 0,18 4,263 18,43
6 Juni 91,34 0,18 4,263 19,49
7 Juli 41,29 0,18 4,263 8,81
8 Agustus 14,56 0,18 4,263 3,11
9 September 68,52 0,18 4,263 14,62
10 Oktober 94,01 0,18 4,263 20,05
11 November 149,92 0,18 4,263 31,98
12 Desember 151,50 0,18 4,263 32,32

4.5 Analisis Arus Balik Air

4.5.1 Menghitung Kedalaman Air Kritis

Analisis hidrolika dilakukan di sepanjang saluran drainase Ngestiharjo dan


Karangwuni. Titik control (titik 0+000) merupakan titik pertemuan antara saluran
drainase yang diteliti dengan Sungai Serang.
Titik control terletak pada hilir saluran drainase Ngestiharjo dengan elevasi +9,694,
sedangkan titik hulu saluran drainase Ngestiharjo berada pada elevasi +12,306.
Elevasi dasar saluran dipakai untuk mengetahui kemiringan dasar saluran rata-rata
(So), dengan uraian sebagai berikut :

∆𝐻 12,306−9,694
So = = = 0,0011
𝑋 2375
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Jenis kemiringan sungai dapat diketahui dengan membandingkan kemiringan dasar


saluran rata-rata dengan kemiringan kritis. Kemiringan kritis dapat dihitung dengan
persamaan Manning dengan memasukan persamaan (2.16) kedalaman kritis (yc)
yang diperoleh. Contoh perhitungan kemiringan dan kedalaman kritis saluran
drainase Ngestiharjo pada bulan Januari diuraikan sebagai berikut :
Q = 18,85 m3/detik B = 2,5 m m = 2,5

g = 9,81 m/detik2 n = 0,025

ditentukan nilai yc = 1,22 m, dengan menggunakan cara coba-coba


Ac = (B + m x yc ) yc = (2,5 + 2,5 x 1,22) 1,22 = 6,771 m2
Tc = B + (2 x m x yc) = 2,5 + (2 x 2,5 x 1,22) = 8,6 m2

Pc = B + 2(𝑦𝑐√1 + 𝑚2 = 2,5 + 2(1,22√1 + 2,52 ) = 9,07 m


𝐴𝑐 6,771
Rc = = = 0,747
𝑃𝑐 9,07

B + (m x yc) = 2,5 + (2 x 1,22) = 5,55 m


Berdasarkan persamaan (2.18), didapat :

3 𝑄2 .𝑇𝑐 3 18,852 𝑥 8,6


yc = √ 3
=√ = 1,22 m
𝑔(𝐵+𝑚.𝑦𝑐) 9,81 𝑥 5,553

𝑄 2 . 𝑛2 18,852 . 0,0252
Sc = 4 = 4 = 0,007715
𝑅 3 . 𝐴2 0,7473 . 6,7712

Rekapitulasi hasil perhitungan kedalaman dan kemiringan kritis saluran drainase


Ngestiharjo dan Karangwuni bulan Januari – Desember dapat dilihat pada Tabel
4.12 dan Tabel 4.13
Tabel 4.12 Hasil perhitungan kedalaman dan kemiringan kritis saluran drainase
Ngestiharjo

Bulan yc (m) Sc So

Januari 1,220 0,007156 0,0011


Februari 1,120 0,007238 0,0011
Maret 1,317 0,006993 0,0011
April 1,151 0,007224 0,0011
Mei 1,065 commit to user
0,007383 0,0011
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.12 Lanjutan

Bulan yc (m) Sc So

Juni 1,112 0,007302 0,0011


Juli 0,731 0,008106 0,0011
Agustus 0,405 0,009460 0,0011
September 0,958 0,007578 0,0011
Oktober 1,128 0,007290 0,0011
November 1,428 0,006850 0,0011
Desember 1,436 0,006829 0,0011

Tabel 4.13 Hasil perhitungan kedalaman dan kemiringan kritis saluran drainase
Karangwuni

Bulan yc (m) Sc So

Januari 1,218 0,006921 0,0015


Februari 1,314 0,006804 0,0015
Maret 1,322 0,006803 0,0015
April 1,140 0,007059 0,0015
Mei 1,065 0,007165 0,0015
Juni 1,099 0,007110 0,0015
Juli 0,695 0,007960 0,0015
Agustus 0,369 0,009335 0,0015
September 0,934 0,007387 0,0015
Oktober 1,118 0,007056 0,0015
November 1,445 0,006643 0,0015
Desember 1,453 0,006638 0,0015

Berdasarkan analisis diatas, kemiringan kritis pada setiap bulan lebih besar
dibandingkan dengan kemiringan dasar sungai (So < Sc). Dengan demikian
kemiringan pada saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni dikatakan sebagai
kemiringan landai (mild slope).

4.5.2 Menghitung Kedalaman Air Normal

Kedalaman air normal dihitung dengan menggunakan persamaan (2.12) dan


kedalaman air kritis dihitung dengan menggunakan persamaan (2.18). Kedalaman
air akan diperoleh dengan cara coba-coba,
commit todengan
user memasukan nilai debit (Q), lebar
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

sungai (B), koefisien manning (n), kemiringan talud (m),dan kemiringan dasar
sungai (So). Contoh perhitungan kedalaman normal di saluran drainase Ngestiharjo
pada bulan Januari diuraikan sebagai berikut :
Q = 18,85 m3/detik g = 9,81 m/detik2 m = 2,5

So = 0,0011 B = 2,5 m n = 0,025

ditentukan nilai yn = 1,882 m, dengan menggunakan cara coba-coba

An = (B + m x yn ) yn = (2,5 + 2,5 x 1,882) 1,882 = 13,56 m2

Tn = B + (2 x m x yn) = 2,5 + (2 x 2,5 x 1,882) = 11,91 m2

Pn = B + 2(𝑦𝑛√1 + 𝑚2 = 2,5 + 2(1,882√1 + 2,52 ) = 12,635 m

𝐴𝑛 13,56
Rn = = = 1,073
𝑃𝑛 12,635

B + (m x yn) = 2,5 + (2 x 1,882) = 7,205 m

Berdasarkan persamaan (2.12), didapat :


𝑄. 𝑛 18,85 . 0,025
yn = 1 2 = 1 2 = 1,882 m
𝑆𝑜2 . 𝑅3 . (𝐵+ 𝑚.𝑦) 0,00112 . 1,0733 . 7,205

Rekapitulasi hasil perhitungan kedalaman air normal dan kritis saluran drainase
Ngestiharjo dan Karangwuni pada bulan Januari – Desember dapat dilihat pada
Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Tabel 4.14 Hasil perhitungan kedalaman air saluran drainase Ngestiharjo

Bulan yc (m) yn (m) Q (m3/detik)

Januari 1,220 1,882 18,85


Februari 1,310 2,003 21,65
Maret 1,317 2,013 21,90
April 1,151 1,785 16,77
Mei 1,079 1,689 14,84
Juni 1,112 1,732 15,70
Juli 0,731
commit to1,197
user 7,09
Agustus 0,405 0,715 2,50
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14 Lanjutan

Bulan yc (m) yn (m) Q (m3/detik)

September 0,958 1,518 11,77


Oktober 1,128 1,755 16,15
November 1,428 2,164 25,76
Desember 1,436 2,174 26,03

Tabel 4.15 Hasil perhitungan kedalaman air saluran drainase Karangwuni

Bulan yc (m) yn (m) Q (m3/detik)

Januari 1,218 1,800 23,41


Februari 1,314 1,927 26,88
Maret 1,322 1,938 27,19
April 1,140 1,699 20,82
Mei 1,065 1,598 18,43
Juni 1,099 1,643 19,49
Juli 0,695 1,093 8,81
Agustus 0,369 0,622 3,11
September 0,934 1,422 14,62
Oktober 1,118 1,667 20,05
November 1,445 2,097 31,98
Desember 1,453 2,107 32,32

Tabel 4.14 merupakan hasil rekapitulasi kedalaman air normal, kedalaman air kritis
, dan debit saluran drainase Ngestiharjo pada bulan Januari sampai Desember.
Dapat dilihat hasil pada tabel 4.14 bahwa nilai yn bulan Januari – Desember lebih
besar dari nilai yc. Dengan kondisi ini maka dipastikan bahwa tipe aliran pada
saluran drainase Ngestiharjo adalah subkritik (yn > yc). Hal yang sama juga berlaku
pada saluran drainase Karangwuni (tabel 4.15).

4.5.3 Analisis dengan Metode Tahapan Langsung

Secara umum metode tahapan langsung dinyatakan dengan membagi saluran


menjadi bagian-bagian saluran yang pendek, kemudian menghitungnya secara
bertahap dari hilir menuju hulu, karena keadaan aliran subkritik (yn > yc). Nilai
kedalaman pada hilir saluran (y) menggunakan nilai kedalaman maksimum yang
terjadi pada sungai Serang pada bulan Januari-Desember antara tahun 2011-2013.
Syarat batas kedalaman muka air adalah dimulai dari elevasi dasar pada stationing
commit to(elevasi
0+000 saluran drainase primer Ngestiharjo user +9,694 m).
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16 Ketinggian muka air dan debit maksimum sungai Serang antara
tahun 2011-2013
Bulan Ketinggian Muka Air (m) Debit (m3/s)
Januari 3,20 303,8
Februari 2,72 235,6
Maret 1,98 149,0
April 1,91 103,9
Mei 2,37 127,8
Juni 1,66 133,6
Juli 1,10 13,4
Agustus 0,70 7,4
September 0,63 103,8
Oktober 1,19 83,5
November 1,68 256,8
Desember 2,90 182,4

Contoh perhitungan profil muka air saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni
pada bulan Januari dapat dilihat pada tabel 4.17 dan tabel 4.18.

commit to user
46

Tabel 4.17 Perhitungan profil muka air saat terjadi arus balik air pada saluran drainase Ngestiharjo di bulan Januari

Q = 18.85 m3/detik g = 9,81 m/detik2 Koefisien Manning (n) = 0.025

α = 1 So = 0.001099789

Kedala
El. El.
man α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
Air 2.g rata Rata -rata
Saluran Air
Normal
9,694 12,910 11,592 3,2 2,5 33,600 19,733 1,703 2,033 0,561 0,016 3,216 0,0000 4,360E-05 0,000E+00 1,100E-03 0,000 0,00
9,796 12,914 11,696 3,1 2,5 31,775 19,194 1,655 1,958 0,593 0,018 3,118 0,0981 5,061E-05 4,711E-05 1,053E-03 93,19 93,19
9,899 12,920 11,802 3,0 2,5 30,000 18,655 1,608 1,884 0,628 0,020 3,020 0,0978 5,902E-05 5,482E-05 1,045E-03 93,60 186,80
10,003 12,926 11,908 2,9 2,5 28,275 18,117 1,561 1,810 0,667 0,023 2,923 0,0975 6,915E-05 6,408E-05 1,036E-03 94,11 280,91
10,107 12,933 12,015 2,8 2,5 26,600 17,578 1,513 1,737 0,709 0,026 2,826 0,0971 8,142E-05 7,528E-05 1,025E-03 94,73 375,64
10,212 12,941 12,123 2,7 2,5 24,975 17,040 1,466 1,665 0,755 0,029 2,729 0,0966 9,637E-05 8,889E-05 1,011E-03 95,52 471,16
10,318 12,951 12,233 2,6 2,5 23,400 16,501 1,418 1,593 0,806 0,033 2,633 0,0960 1,147E-04 1,055E-04 9,942E-04 96,51 567,67
10,426 12,964 12,346 2,5 2,5 21,875 15,963 1,370 1,522 0,862 0,038 2,538 0,0952 1,374E-04 1,261E-04 9,737E-04 97,80 665,47
10,535 12,979 12,461 2,4 2,5 20,400 15,424 1,323 1,452 0,924 0,044 2,444 0,0943 1,656E-04 1,515E-04 9,483E-04 99,47 764,94
10,647 12,997 12,579 2,3 2,5 18,975 14,886 1,275 1,382 0,994 0,050 2,350 0,0932 2,011E-04 1,834E-04 9,164E-04 101,72 866,66
10,762 13,021 12,703 2,2 2,5 17,600 14,347 1,227 1,313 1,071 0,058 2,258 0,0918 2,460E-04 2,236E-04 8,762E-04 104,80 971,46
10,882 13,051 12,833 2,1 2,5 16,275 13,809 1,179 1,245 1,158 0,068 2,168 0,0901 3,035E-04 2,748E-04 8,250E-04 109,19 1080,66
11,010 13,090 12,972 2,0 2,5 15,000 13,270 1,130 1,177 1,257 0,081 2,081 0,0879 3,778E-04 3,406E-04 7,592E-04 115,76 1196,41
11,149 13,144 13,126 1,9 2,5 13,775 12,732 1,082 1,111 1,369 0,095 1,995 0,0850 4,748E-04 4,263E-04 6,735E-04 126,27 1322,68
11,175 13,156 13,156 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0149 4,954E-04 4,851E-04 6,147E-04 24,31 1347,00
47

Tabel 4.17 Lanjutan


Kedala
El. El.
man α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
Air 2.g rata Rata -rata
Saluran Air
Normal
11,234 13,214 13,214 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1400
11,344 13,324 13,324 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1500
11,454 13,434 13,434 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1600
11,564 13,544 13,544 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1700
11,674 13,654 13,654 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1800
11,784 13,764 13,764 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 1900
11,894 13,874 13,874 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 2000
12,004 13,984 13,984 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 2100
12,114 14,094 14,094 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 2200
12,224 14,204 14,204 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 2300
12,306 14,287 14,287 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0000 4,954E-04 4,954E-04 6,044E-04 0,000 2375
48

16

14

12

10
Kedalaman

Panjang

El. Dasar Saluran El. Muka Air Kedalaman Air Normal

Gambar 4.3 Profil muka air pada saluran drainase Ngestiharjo ketika terjadi arus balik air
49

Tabel 4.18 Perhitungan profil muka air saat terjadi arus balik air pada saluran drainase Karangwuni di bulan Januari

Q = 23,41 m3/detik g = 9,81 m/detik2 Koefisien Manning (n) = 0,025

α = 1 So = 0,00148

Kedala
El. El.
man α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
Air 2.g rata Rata -rata
Saluran Air
Normal
8,806 12,030 10,630 3,2 4 34,30 18,89 1,82 2,22 0,68 0,02 3,22 0,0000 5,91E-05 0,00E+00 1,48E-03 0,00 0,00
8,908 12,034 10,734 3,1 4 32,58 18,42 1,77 2,14 0,72 0,03 3,13 0,0974 6,79E-05 6,35E-05 1,42E-03 68,75 68,75
9,010 12,039 10,839 3,0 4 30,90 17,96 1,72 2,06 0,76 0,03 3,03 0,0971 7,83E-05 7,31E-05 1,41E-03 68,96 137,71
9,112 12,045 10,945 2,9 4 29,26 17,49 1,67 1,99 0,80 0,03 2,93 0,0966 9,07E-05 8,45E-05 1,40E-03 69,21 206,92
9,215 12,052 11,052 2,8 4 27,66 17,03 1,62 1,91 0,85 0,04 2,84 0,0961 1,05E-04 9,81E-05 1,38E-03 69,53 276,45
9,319 12,060 11,160 2,7 4 26,11 16,56 1,58 1,84 0,90 0,04 2,74 0,0955 1,23E-04 1,14E-04 1,37E-03 69,92 346,37
9,423 12,069 11,269 2,6 4 24,60 16,09 1,53 1,76 0,95 0,05 2,65 0,0948 1,45E-04 1,34E-04 1,35E-03 70,40 416,77
9,528 12,080 11,380 2,5 4 23,13 15,63 1,48 1,69 1,01 0,05 2,55 0,0939 1,71E-04 1,58E-04 1,32E-03 71,02 487,79
9,635 12,094 11,494 2,4 4 21,70 15,16 1,43 1,61 1,08 0,06 2,46 0,0929 2,03E-04 1,87E-04 1,29E-03 71,82 559,61
9,742 12,110 11,610 2,3 4 20,31 14,70 1,38 1,54 1,15 0,07 2,37 0,0916 2,43E-04 2,23E-04 1,26E-03 72,86 632,47
9,852 12,130 11,730 2,2 4 18,96 14,23 1,33 1,47 1,23 0,08 2,28 0,0901 2,93E-04 2,68E-04 1,21E-03 74,25 706,72
9,965 12,155 11,855 2,1 4 17,66 13,77 1,28 1,39 1,33 0,09 2,19 0,0881 3,55E-04 3,24E-04 1,16E-03 76,17 782,89
10,082 12,186 11,986 2,0 4 16,40 13,30 1,23 1,32 1,43 0,10 2,10 0,0857 4,34E-04 3,94E-04 1,09E-03 78,89 861,78
10,205 12,226 12,126 1,9 4 15,18 12,84 1,18 1,25 1,54 0,12 2,02 0,0827 5,35E-04 4,85E-04 9,96E-04 82,98 944,76
10,337 12,280 12,280 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0,0788 6,67E-04 6,01E-04 8,80E-04 89,56 1034,32
50

Tabel 4.18 Lanjutan


El. El. Kedalam
α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka an Air y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
2.g rata Rata -rata
Saluran Air Normal
10,435 12,377 12,377 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1100
10,583 12,525 12,525 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1200
10,731 12,673 12,673 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1300
10,879 12,821 12,821 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1400
11,027 12,969 12,969 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1500
11,175 13,117 13,117 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1600
11,323 13,265 13,265 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1700
11,471 13,414 13,414 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1800
11,619 13,562 13,562 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 1900
11,767 13,710 13,710 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2000
11,915 13,858 13,858 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2100
12,063 14,006 14,006 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2200
12,211 14,154 14,154 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2300
12,360 14,302 14,302 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2400
12,508 14,450 14,450 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2500
12,656 14,598 14,598 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2600
12,804 14,746 14,746 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2700
12,952 14,894 14,894 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2800
13,100 15,042 15,042 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 2900
13,248 15,190 15,190 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 3000
13,359 15,301 15,301 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0 6,67E-04 6,67E-04 8,14E-04 0,00 3075
51

18

16

14

12
Kedalaman

10

Panjang

El. Dasar Saluran El. Muka Air Kedalaman Air Normal

Gambar 4.4 Profil muka air pada saluran drainase Karangwuni ketika terjadi arus balik air
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

Perhitungan arus balik air dihitung dari ujung batas hilir saluran, dimana
karakteristik hidraulis tersebut diketahui. Perhitungan dimulai dengan trial
kedalaman aliran hilir saluran (y), trial dihentikan jika kedalaman air pada kisaran
1 persen sampai kedalaman normal. Setelahnya akan diperoleh luas basah (A)
sehingga kecepatan rata-rata (v), tingginya kecepatan aliran, dan energi spesifik (E)
dapat dihitung. Dengan diketahuinya nilai energi spesifik (E) pada setiap
kedalaman (y), panjang bagian saluran (Δx) dapat dihitung. Selisih nilai E tampang
yang ditinjau dengan nilai E tampang sebelumnya (ΔE), dibagi dengan selisih
kemiringan saluran rata - rata dengan kemiringan gesek rata - rata antar tampang
(So-𝑆𝑓). Kemudian panjang arus balik air (x) dapat dihitung dengan menjumlahkan
panjang bagian saluran (Δx) dan x sebelumnya.
Dari tabel 4.17, dapat dilihat bahwa besarnya arus balik air yang terjadi di saluran
drainase Ngestiharjo pada bulan Januari sepanjang 1347 m. Sedangkan pada tabel
4.18, besarnya arus balik air yang terjadi di saluran drainase Karangwuni pada
bulan Januari sepanjang 1034,32 m. Perhitungan arus balik air dengan metode
tahapan langsung selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran A dan B.

Rekapitulasi hasil analisis panjang arus balik air yang terjadi selama bulan Januari
sampai Desember dapat dilihat pada tabel 4.19 dan tabel 4.20

Tabel 4.19 Hasil analisis arus balik air pada saluran drainase Ngestiharjo
ymaks
Bulan yn (m) Q (m3/s) Panjang Arus Balik Air (m)
Serang (m)
Januari 3,20 1,882 18,85 1347
Februari 2,72 2,003 21,65 781,45
Maret 1,98 2,013 21,90 tidak terjadi arus balik air
April 1,91 1,785 16,77 159,02
Mei 2,37 1,689 14,84 738,15
Juni 1,66 1,732 15,70 tidak terjadi arus balik air
Juli 1,10 1,197 7,09 tidak terjadi arus balik air
Agustus 0,70 0,715 2,50 tidak terjadi arus balik air
September 0,63 1,518 11,77 tidak terjadi arus balik air
Oktober 1,19 1,755 16,15 tidak terjadi arus balik air
November 1,68 2,164 25,76 tidak terjadi arus balik air
Desember 2,90 2,174 26,03 793,91

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.20 Hasil analisis arus balik air pada saluran drainase Karangwuni
ymaks
Bulan yn (m) Q (m3/s) Panjang Arus Balik Air (m)
Serang (m)
Januari 3,20 1,800 23,41 1034,32
Februari 2,72 1,927 26,88 614,02
Maret 1,98 1,938 27,19 36,54
April 1,91 1,699 20,82 266,21
Mei 2,37 1,598 18,43 595,17
Juni 1,66 1,643 19,49 18,77
Juli 1,10 1,093 8,81 9,7
Agustus 0,70 0,622 3,11 tidak terjadi arus balik air
September 0,63 1,422 14,62 tidak terjadi arus balik air
Oktober 1,19 1,667 20,05 tidak terjadi arus balik air
November 1,68 2,097 31,98 tidak terjadi arus balik air
Desember 2,90 2,107 32,32 622,24

Dari Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa arus balik air terpanjang di saluran drainase
Ngestiharjo terjadi pada bulan Januari, yaitu 1347 m. Sedangkan pada pertengahan
tahun antara bulan Maret, Juni sampai November tidak terjadi arus balik air, hal ini
dikarenakan kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan – bulan tersebut
tidak lebih tinggi dari kedalaman air pada hilir saluran drainase Ngestiharjo.
Tabel 4.21 menunjukan kondisi arus balik air pada saluran drainase Karangwuni.
Arus balik air terpanjang juga terjadi pada bulan Januari, yaitu sepanjang 1034,32
m. Pada bulan Agustus sampai bulan November tidak terjadi arus balik air
dikarenakan hal yang sama seperti di saluran drainase Ngestiharjo. Dimana
kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan – bulan tersebut tidak lebih
tinggi dari kedalaman air pada hilir saluran drainase Karangwuni.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

4.5.4 Analisis dengan HEC-RAS 4.1.0

Data yang digunakan untuk analisis profil muka air dengan software HEC-RAS
4.10 adalah data debit, cross section, elevasi muka air hilir sungai utama dan saluran
drainase yang diperoleh dari metode tahapan langsung. Berikut langkah analisis
profil muka air dengan software HEC-RAS pada saluran drainase Ngestiharjo di
bulan Januari :

1. File Project
Langkah pertama adalah pembuatan file project dengan menentukan judul dan
tempat dimana file tersebut disimpan. Setelah file project selesai disimpan, atur
sistem satuan yang akan digunakan. Sistem satuan yang digunakan yaitu System
International (Metric System). Pembuatan file project dan pengaturan sistem satuan
dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6

Gambar 4.5 Pengaturan sistem satuan

commit
Gambar 4.6 to userFile Project
Pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

2. Input Data Geometrik


Langkah untuk input data geometrik yaitu dengan memilih menu Edit pada main
window HEC-RAS, kemudian pillih Geometric Data. Selanjutnya adalah
pembuatan skema sungai yang dimulai dari hulu ke hilir dengan menggunakan
River Reach Tools. Pembuatan skema sungai dapat dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Pembuatan skema sungai

Setelah skema sungai yang dikehendaki sudah jadi, langkah berikutnya adalah input
data cross section saluran. Langkah input data cross section dapat dilihat pada
Gambar 4.8 dengan contoh sta 0+000 (hilir saluran). Masukan data cross section
sesuai dengan kondisi existing saluran pada kolom Cross Section Coordinates.
Masukkan jarak antara satu stationing ke stationing selanjutnya pada kolom
Downstream Reach Lenghts. Pada titik sta 0+000 dimasukan jarak 25 m menuju
titik pertemuan muara saluran dengan sungai utama. Pada kolom Manning’s n
Values, masukan nilai manning sesuai dengan kondisi existing saluran. Saluran
drainase primer Ngestiharjo menggunakan pasangan batu di semen di sepanjang
salurannya, maka nilai manning yang digunakan adalah 0,025 (Tabel 2.2). Nilai
bank station di sisi kiri dan kanan saluran merupakan titik elevasi tanggul terdekat
dari saluran. Selanjutnya, besarnya koefisien kontraksi dan ekspansi dipengaruhi
oleh bagaimana sifat peralihan luas tampang, baik penyempitan maupun perluasan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini di ambil nilai kontraksi sebesar 0,1 dan nilai koefisien ekspansi
sebesar 0,3 di sepanjang saluran.

Gambar 4.8 Input data cross section

3. Input data hidrolika

Langkah untuk input data hidrolika yaitu dengan memilih menu Edit pada main
window HEC-RAS, kemudian pilih Steady Flow Data. Masukan data debit saluran
drainase primer Ngestiharjo dan sungai Serang bulan Januari pada kolom PF1
(Profile 1). Tekan tombol Reach Boundary Conditions lalu pilih Known W.S untuk
memasukan nilai elevasi muka air pada saluran. Buat dua kondisi dengan
ketinggian muka air yang berbeda. Masukan nilai ketinggian muka air maksimum
pada sungai Serang pada kolom Upstream sungai. Masukan nilai ketinggian muka
air saat aliran dalam keadaan normal pada kolom Upstream Ngestiharjo.
Selanjutnya, nilai debit dan elevasi muka air yang telah dimasukan, disimpan
dengan memilih menu File pada main window Steady Flow Data, pilih Save Flow
Data As, simpan sebagai plan pertama kondisi aliran saluran drainase saat terjadi
arus balik air. Langkah input data hidrolika untuk plan pertama dapat dilihat pada
Gambar 4.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.9 Input data hidrolika plan pertama

Selanjutnya membuat plan kedua, dengan kondisi elevasi muka air normal pada
saluran drainase dan sungai utama. Langkahnya sama dengan langkah memasukan
data pada plan pertama, hanya saja pada plan kedua, Known W.S pada sungai
Serang diganti dengan elevasi muka air pada kondisi normal. Setelah elevasi
dimasukkan, simpan Steady Flow Data sebagai plan kedua. Langkah untuk input
data hidrolika untuk plan kedua dapat dilihat pada Gambar 4.10

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.10 Input data hidrolika plan kedua

4. Running (analisis)

Langkah analisis aliran steady dimulai dengan memilih Run pada main window
HEC-RAS, kemudian pilih Steady Flow Analysis. Pada Steady Flow File, pilih
Steady Flow Data plan pertama dan plan kedua yang sebelumnya telah disimpan.
Analisis pada penelitian ini dilakukan dua kali yaitu dengan membuat dua plan
Steady Flow Data. Plan pertama digunakan untuk mengetahui profil muka air saat
terjadi arus balik air pada saluran drainase primer Ngestiharjo, sedangkan plan
kedua untuk mengetahui profil muka air saluran drainase primer Ngestiharjo saat
keadaan muka air normal. Karena profil muka air saluran adalah subkritis, maka
pilih kondisi Subcritical pada form Flow Regime. Lalu tekan tombol Compute untuk
melakukan analisis. Analisis steady flow dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan
Gambar 4.12

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.11 Plan pertama (profil muka air saat terjadi arus balik air dengan
elevasi muka air maksimum)

Gambar 4.12 Plan kedua (profil muka air saluran drainase Ngestiharjo dalam
keadaan normal)

5. Hasil Analisis

Hasil analisis program berupa gambar dan tabel pada cross section dan long profile.
Hasil cross section dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.13 Hasil cross section

Gambar 4.14 Cross Section Output Table


Gambar 4.13 menunjukkan gambar cross section pada sta 0+000 setelah terjadi arus
balik air. Hasil analisis cross section dapat dilihat lebih lengkap pada Gambar 4.14.
commit to user
Debit saluran sebesar 18,85 m3/s. Ketinggian muka air pada sta 0+000 adalah 12,87
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

m, dengan elevasi saluran pada ketinggian 9,69 m. Kedalaman air dapat dilihat pada
kolom Max Chl Dpth (m), kedalaman air pada sta 0+000 adalah 3,18 m yang
merupakan kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan Januari.
Gambar profil muka air memanjang dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan keterangan
nilainya pada Gambar 4.16.

Gambar 4.15 Profile plot saluran drainase Ngestiharjo


Pada Gambar 4.15, garis biru menunjukan elevasi muka air normal saluran, garis
merah menunjukan elevasi arus balik air, sedangkan garis hijau merupakan tanggul
saluran. Dapat dilihat bahwa elevasi arus balik air yang ada melebihi elevasi muka
air normal saluran. Hal ini menunjukan terjadinya arus balik air dan terjadi
sepanjang 1.375 m hingga air tersebut mencapai kedalaman normal. Elevasi muka
air juga terlihat melebihi tinggi elevasi tanggul sepanjang 2000 m pada saluran
drainase primer Ngestiharjo. Hasil profil muka air memanjang lebih detail dapat
dilihat pada profile output table yang terlampir pada Gambar 4.16.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.16 Profile Output Table


Dari profile output table, dapat dilihat perbandingan muka air pada plan
Ngestiharjo dan plan backwater. Plan Ngestiharjo pada kolom Min Ch El
merupakan elevasi dasar saluran. Kolom W.S Elev merupakan elevasi muka air pada
awal sebelum dan sesudah terjadi arus balik air. Pada sta 0+000, dengan debit
saluran sebesar 18,85 m3/s, elevasi muka air sebelum terjadi arus balik air adalah
setinggi 11,17 m. Setelah terjadi arus balik air, elevasi muka air pada sta 0+000
berubah menjadi setinggi 12,87 m. Hasil profile output table analisis arus balik air
pada saluran drainase primer Ngestiharjo dan Karangwuni selengkapnya dapat
dilihat pada halaman lampiran C dan D.

4.6 Pembahasan

Analisis profil muka air dimulai dengan menganalisis data hujan antara tahun 2004-
2013 dari tiga stasiun yang berada di wilayah DAS Serang. Setelah diuji
kepanggahannya, data hujan dapat digunakan untuk menganalisis debit pada
saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni dengan menggunakan metode
rasional. Dari analisis perhitungan debit, debit terbesar di saluran drainase
Ngestiharjo terjadi pada bulan Desember sebesar 26,03 m3/detik dan debit terkecil
commit to user
terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,5 m3/detik. Sedangkan debit terbesar di saluran
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

drainase Karangwuni juga terjadi pada bulan Desember sebesar 32,32 m3/detik dan
debit terkecil juga terjadi pada bulan Agustus sebesar 3,11 m3/detik. Perhitungan
arus balik air dilakukan menggunakan data debit maksimum yang pernah terjadi
pada Sungai Serang setiap bulan antara tahun 2011-2014.

Saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni termasuk pada penggolongan aliran


permukaan landai atau profil Mild (M) karena kemiringan dasar saluran lebih kecil
dibandingkan kemiringan kritis. Nilai yn juga lebih besar daripada yc pada setiap
bulannya. Nilai yn maksimum pada saluran drainase Ngestiharjo terjadi di bulan
Desember sebesar 2,174 m dengan nilai yc yang lebih kecil sebesar 1,436 m. Nilai
yn maksimum pada saluran drainase Karangwuni juga terjadi di bulan Desember
sebesar 2,107 dengan nilai yc yang juga lebih kecil sebesar 1,453 m.

Untuk perhitungan panjang arus balik air, digunakan kedalaman air maksimum
pada Sungai Serang setiap bulan antara tahun 2004-2013. Dari hasil perhitungan,
arus balik air paling besar di saluran drainase Ngestiharjo terjadi pada bulan Januari
dengan panjang 1347 m. Sedangkan di saluran drainase Karangwuni, arus balik air
terbesar terjadi pada bulan Januari dengan panjang 1034,32 m.

Hasil analisis arus balik air tersebut mendukung hasil analisis profil muka air
dengan software HEC-RAS. Pada bulan Januari di saluran drainase Ngestiharjo,
arus balik air yang terjadi berdasarkan perhitungan adalah sepanjang 1347 m. Hal
tersebut kurang sesuai dengan analisis HEC-RAS karena pada hasil running
program, arus balik air yang terjadi dari hilir saluran drainase Ngestiharjo adalah
sepanjang 1375 m. Hal ini menunjukan bahwa perhitungan metode tahapan
langsung dengan analisis menggunakan program Ms. Excel pada saluran drainase
primer Ngestiharjo lebih akurat dengan toleransi kehandalan sebesar 2%.

Berdasarkan hasil analisis program HEC-RAS, dapat dilihat pada Gambar 4.15
bahwa arus balik air yang terjadi lebih tinggi dibandingkan tanggul. Dengan kondisi
seperti ini, harus diadakan perbaikan tanggul di sepanjang saluran drainase
Ngestiharjo sehingga banjir yang terjadi akibat arus balik air dapat dihindari.
Kondisi profil muka air pada saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni bulan
Januari – Desember dapat dilihat pada halaman lampiran C dan D.
commit to user

Anda mungkin juga menyukai