Bab Iv PDF
Bab Iv PDF
id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Data kurva massa ganda stasiun hujan Borowarea dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun Hargorejo dan stasiun Plaosan (tahun 2004-2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Data kurva massa ganda stasiun hujan Hargorejo dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun hujan Borowarea dan Plaosan (tahun 2004-2013)
Tabel 4.4 Data kurva massa ganda stasiun hujan Plaosan dibandingkan dengan
kumulatif rerata stasiun hujan Borowarea dan Hargorejo (tahun 2004-2013)
commit
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai to user
Serayu-Opak, 2014
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
22000
R² = 0.9658
20000
R² = 0.9916
18000
R² = 0.9913
KUMULATIF STASIUN HUJAN
16000
14000
Sta Borrowarea
12000 Sta Hargorejo
4000
2000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000
KUMULATIF RERATA
Gambar 4.1 Kurva Massa Ganda tiga stasiun hujan tahun 2004-2013
Dari hasil kurva massa ganda diketahui bahwa nilai R2 pada masing-masing stasiun
hujan tercantum pada tabel 4.5.
Perhitungan hujan wilayah pada DAS Serang dihitung dengan menggunakan data
yang diperoleh dari 3 stasiun penakar hujan yang telah diuji kepanggahannya.
Peneliti menggunakan metode Poligon Thiessen untuk menghitung hujan wilayah
yang berada pada DAS Serang, khususnya untuk daerah saluran drainase
Ngestiharjo dan Karangwuni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Koefisien Thiessen untuk setiap stasiun diperoleh dengan pembagian luasan DAS
berdasarkan Poligon Thiessen seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.2 dan nilai
koefisien Thiessen (Ct) ditampilkan pada tabel 4.6
Hasil perhitungan hujan wilayah maksimum bulanan untuk DAS Serang antara
tahun 2004-2013 berdasarkan luasan Poligon Thiessen dan hujan maksimum
bulanan pada setiap stasiun hujan commit to user
ditunjukan pada Tabel 4.7
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Hujan Wilayah Maksimum DAS Serang bulanan antara tahun
2004-2013
Sta Borrow Area Sta Hargorejo Sta Plaosan
Hujan
Ct 0,1444 Ct 0,5477 Ct 0,3079
No Bulan Wilayah
P P.C P P.C P P.C
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Januari 111,7 16,13 96,0 52,58 133,20 41,01 109,72
2 Februari 96 13,86 157,5 86,26 84,00 25,86 125,99
3 Maret 136,8 19,75 125,0 68,46 127,50 39,26 127,47
4 April 121 17,47 73,5 40,26 129,50 39,87 97,60
5 Mei 118,3 17,08 72,0 39,43 97,00 29,87 86,38
6 Juni 80 11,55 83,0 45,46 111,50 34,33 91,34
7 Juli 30 4,33 27,0 14,79 72,00 22,17 41,29
8 Agustus 12 1,73 20,0 10,95 6,10 1,88 14,56
9 September 41,8 6,04 83,5 45,73 54,40 16,75 68,52
10 Oktober 101 14,58 77,0 42,17 121,00 37,26 94,01
11 November 122,4 17,67 165,0 90,37 136,00 41,87 149,92
12 Desember 184,3 26,61 151,0 82,70 137,00 42,18 151,50
Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 2014.
Terdapat beberapa metode untuk memperkirakan laju aliran puncak (debit). Metode
yang umum digunakan adalah metode rasional dan metode hidrograf banjir. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode rasional dengan parameternya
antara lain koefisien aliran permukaan untuk berbagai tipe tanah dan penggunaan
lahan, serta intensitas hujan dengan menggunakan metode mononobe, dimana data
yang diturunkan diperoleh dari data curah hujan bulanan wilayah tahun 2004-2013.
Contoh perhitungan debit pada bulan Januari di saluran drainase Ngestiharjo
diuraikan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Modified Mononobe
𝑅𝑡 𝑇𝑐 2/3
𝐼= ( ) Akumulasi
𝑇𝑐 𝑡
t I Kedalaman Curah Hujan Kenaikan Curah Hujan
jam mm/jam mm mm
1 87,09 87,09 87,09
2 54,86 109,72 22,63
Jumlah 109,72
Tabel 4.8 merupakan hasil perhitungan intensitas hujan pada bulan Januari. Dengan
nilai hujan wilayah maksimum (Rt) = 109,72 mm dan waktu konsentrasi (Tc)
selama 3 jam, maka didapat nilai intensitas hujan pada 1 jam pertama sebesar 87,09
mm/jam. Pada 1 jam berikutnya mengalami kenaikan curah hujan sebesar 22,63
mm. Sehingga di total keseluruhan intensitas hujan pada bulan Januari dengan
waktu konsentrasi selama 2 jam sebesar 109,72 mm.
Hasil perhitungan intensitas hujan pada bulan Januari - Desember dapat dilihat pada
Tabel 4.9
Tabel 4.9 Perhitungan intensitas dan kedalaman curah hujan pada bulan
Januari - Desember
Hujan
Kedalaman Curah Kenaikan Curah
Harian Intensitas (I) (mm)
No Bulan Hujan Hujan (mm) Jumlah
Wilayah
(R) (mm) 1 (jam) 2 (jam) 1 (jam) 2 (jam) 1 (jam) 2 (jam)
1 Januari 109,72 87,09 54,86 87,09 109,72 87,09 22,64 109,72
2 Februari 125,99 100,00 62,99 100,00 125,99 100,00 25,99 125,99
3 Maret 127,47 101,18 63,74 101,18 127,47 101,18 26,30 127,47
4 April 97,60 77,47 48,80 77,47 97,60 77,47 20,14 97,60
5 Mei 86,38 68,56 43,19 68,56 86,38 68,56 17,82 86,38
6 Juni 91,34 72,50 45,67 72,50 91,34 72,50 18,84 91,34
7 Juli 41,29 32,77 20,64 32,77 41,29 32,77 8,52 41,29
8 Agustus 14,56 11,56 7,28 11,56 14,56 11,56 3,00 14,56
9 September 68,52 54,38 34,26 54,38 68,52 54,38 14,14 68,52
10 Oktober 94,01 74,62 47,01 74,62 94,01 74,62 19,39 94,01
11 November 149,92 118,99 74,96 118,99 149,92 118,99 30,93 149,92
12 Desember 151,50 commit75,75
120,24 to user 120,24 151,50 120,24 31,25 151,50
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Faktor utama yang mempengarhi nilai koefisien aliran permukaan adalah laju
infiltrasi tanah, kemiringan lahan, intensitas hujan dan permukaan kedap air seperti
perkerasan aspal dan atap bangunan. Kawasan di sekitar saluran drainase
Ngestiharjo dikelilingi oleh perumputan dengan jenis tanah gemuk dengan
permukaan yang datar. Berdasarkan pada Tabel 2.1, nilai koefisien aliran
permukaan adalah 0,18.
3. Menghitung debit
C = 0,18
I = 109,72 mm
Hasil perhitungan debit di saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni pada bulan
Januari - Desember dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11
Tabel 4.10 Debit saluran drainase Ngestiharjo pada bulan Januari – Desember
Tabel 4.11 Debit saluran drainase Karangwuni pada bulan Januari – Desember
∆𝐻 12,306−9,694
So = = = 0,0011
𝑋 2375
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
𝑄 2 . 𝑛2 18,852 . 0,0252
Sc = 4 = 4 = 0,007715
𝑅 3 . 𝐴2 0,7473 . 6,7712
Bulan yc (m) Sc So
Bulan yc (m) Sc So
Tabel 4.13 Hasil perhitungan kedalaman dan kemiringan kritis saluran drainase
Karangwuni
Bulan yc (m) Sc So
Berdasarkan analisis diatas, kemiringan kritis pada setiap bulan lebih besar
dibandingkan dengan kemiringan dasar sungai (So < Sc). Dengan demikian
kemiringan pada saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni dikatakan sebagai
kemiringan landai (mild slope).
sungai (B), koefisien manning (n), kemiringan talud (m),dan kemiringan dasar
sungai (So). Contoh perhitungan kedalaman normal di saluran drainase Ngestiharjo
pada bulan Januari diuraikan sebagai berikut :
Q = 18,85 m3/detik g = 9,81 m/detik2 m = 2,5
𝐴𝑛 13,56
Rn = = = 1,073
𝑃𝑛 12,635
Rekapitulasi hasil perhitungan kedalaman air normal dan kritis saluran drainase
Ngestiharjo dan Karangwuni pada bulan Januari – Desember dapat dilihat pada
Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.
Tabel 4.14 merupakan hasil rekapitulasi kedalaman air normal, kedalaman air kritis
, dan debit saluran drainase Ngestiharjo pada bulan Januari sampai Desember.
Dapat dilihat hasil pada tabel 4.14 bahwa nilai yn bulan Januari – Desember lebih
besar dari nilai yc. Dengan kondisi ini maka dipastikan bahwa tipe aliran pada
saluran drainase Ngestiharjo adalah subkritik (yn > yc). Hal yang sama juga berlaku
pada saluran drainase Karangwuni (tabel 4.15).
Tabel 4.16 Ketinggian muka air dan debit maksimum sungai Serang antara
tahun 2011-2013
Bulan Ketinggian Muka Air (m) Debit (m3/s)
Januari 3,20 303,8
Februari 2,72 235,6
Maret 1,98 149,0
April 1,91 103,9
Mei 2,37 127,8
Juni 1,66 133,6
Juli 1,10 13,4
Agustus 0,70 7,4
September 0,63 103,8
Oktober 1,19 83,5
November 1,68 256,8
Desember 2,90 182,4
Contoh perhitungan profil muka air saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni
pada bulan Januari dapat dilihat pada tabel 4.17 dan tabel 4.18.
commit to user
46
Tabel 4.17 Perhitungan profil muka air saat terjadi arus balik air pada saluran drainase Ngestiharjo di bulan Januari
α = 1 So = 0.001099789
Kedala
El. El.
man α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
Air 2.g rata Rata -rata
Saluran Air
Normal
9,694 12,910 11,592 3,2 2,5 33,600 19,733 1,703 2,033 0,561 0,016 3,216 0,0000 4,360E-05 0,000E+00 1,100E-03 0,000 0,00
9,796 12,914 11,696 3,1 2,5 31,775 19,194 1,655 1,958 0,593 0,018 3,118 0,0981 5,061E-05 4,711E-05 1,053E-03 93,19 93,19
9,899 12,920 11,802 3,0 2,5 30,000 18,655 1,608 1,884 0,628 0,020 3,020 0,0978 5,902E-05 5,482E-05 1,045E-03 93,60 186,80
10,003 12,926 11,908 2,9 2,5 28,275 18,117 1,561 1,810 0,667 0,023 2,923 0,0975 6,915E-05 6,408E-05 1,036E-03 94,11 280,91
10,107 12,933 12,015 2,8 2,5 26,600 17,578 1,513 1,737 0,709 0,026 2,826 0,0971 8,142E-05 7,528E-05 1,025E-03 94,73 375,64
10,212 12,941 12,123 2,7 2,5 24,975 17,040 1,466 1,665 0,755 0,029 2,729 0,0966 9,637E-05 8,889E-05 1,011E-03 95,52 471,16
10,318 12,951 12,233 2,6 2,5 23,400 16,501 1,418 1,593 0,806 0,033 2,633 0,0960 1,147E-04 1,055E-04 9,942E-04 96,51 567,67
10,426 12,964 12,346 2,5 2,5 21,875 15,963 1,370 1,522 0,862 0,038 2,538 0,0952 1,374E-04 1,261E-04 9,737E-04 97,80 665,47
10,535 12,979 12,461 2,4 2,5 20,400 15,424 1,323 1,452 0,924 0,044 2,444 0,0943 1,656E-04 1,515E-04 9,483E-04 99,47 764,94
10,647 12,997 12,579 2,3 2,5 18,975 14,886 1,275 1,382 0,994 0,050 2,350 0,0932 2,011E-04 1,834E-04 9,164E-04 101,72 866,66
10,762 13,021 12,703 2,2 2,5 17,600 14,347 1,227 1,313 1,071 0,058 2,258 0,0918 2,460E-04 2,236E-04 8,762E-04 104,80 971,46
10,882 13,051 12,833 2,1 2,5 16,275 13,809 1,179 1,245 1,158 0,068 2,168 0,0901 3,035E-04 2,748E-04 8,250E-04 109,19 1080,66
11,010 13,090 12,972 2,0 2,5 15,000 13,270 1,130 1,177 1,257 0,081 2,081 0,0879 3,778E-04 3,406E-04 7,592E-04 115,76 1196,41
11,149 13,144 13,126 1,9 2,5 13,775 12,732 1,082 1,111 1,369 0,095 1,995 0,0850 4,748E-04 4,263E-04 6,735E-04 126,27 1322,68
11,175 13,156 13,156 1,882 2,5 13,560 12,635 1,073 1,099 1,390 0,099 1,981 0,0149 4,954E-04 4,851E-04 6,147E-04 24,31 1347,00
47
16
14
12
10
Kedalaman
Panjang
Gambar 4.3 Profil muka air pada saluran drainase Ngestiharjo ketika terjadi arus balik air
49
Tabel 4.18 Perhitungan profil muka air saat terjadi arus balik air pada saluran drainase Karangwuni di bulan Januari
α = 1 So = 0,00148
Kedala
El. El.
man α.V2 / Sf rata - So - Sf
Dasar Muka y B An Pn Rn R4/3 V E ΔE Sf Δx x
Air 2.g rata Rata -rata
Saluran Air
Normal
8,806 12,030 10,630 3,2 4 34,30 18,89 1,82 2,22 0,68 0,02 3,22 0,0000 5,91E-05 0,00E+00 1,48E-03 0,00 0,00
8,908 12,034 10,734 3,1 4 32,58 18,42 1,77 2,14 0,72 0,03 3,13 0,0974 6,79E-05 6,35E-05 1,42E-03 68,75 68,75
9,010 12,039 10,839 3,0 4 30,90 17,96 1,72 2,06 0,76 0,03 3,03 0,0971 7,83E-05 7,31E-05 1,41E-03 68,96 137,71
9,112 12,045 10,945 2,9 4 29,26 17,49 1,67 1,99 0,80 0,03 2,93 0,0966 9,07E-05 8,45E-05 1,40E-03 69,21 206,92
9,215 12,052 11,052 2,8 4 27,66 17,03 1,62 1,91 0,85 0,04 2,84 0,0961 1,05E-04 9,81E-05 1,38E-03 69,53 276,45
9,319 12,060 11,160 2,7 4 26,11 16,56 1,58 1,84 0,90 0,04 2,74 0,0955 1,23E-04 1,14E-04 1,37E-03 69,92 346,37
9,423 12,069 11,269 2,6 4 24,60 16,09 1,53 1,76 0,95 0,05 2,65 0,0948 1,45E-04 1,34E-04 1,35E-03 70,40 416,77
9,528 12,080 11,380 2,5 4 23,13 15,63 1,48 1,69 1,01 0,05 2,55 0,0939 1,71E-04 1,58E-04 1,32E-03 71,02 487,79
9,635 12,094 11,494 2,4 4 21,70 15,16 1,43 1,61 1,08 0,06 2,46 0,0929 2,03E-04 1,87E-04 1,29E-03 71,82 559,61
9,742 12,110 11,610 2,3 4 20,31 14,70 1,38 1,54 1,15 0,07 2,37 0,0916 2,43E-04 2,23E-04 1,26E-03 72,86 632,47
9,852 12,130 11,730 2,2 4 18,96 14,23 1,33 1,47 1,23 0,08 2,28 0,0901 2,93E-04 2,68E-04 1,21E-03 74,25 706,72
9,965 12,155 11,855 2,1 4 17,66 13,77 1,28 1,39 1,33 0,09 2,19 0,0881 3,55E-04 3,24E-04 1,16E-03 76,17 782,89
10,082 12,186 11,986 2,0 4 16,40 13,30 1,23 1,32 1,43 0,10 2,10 0,0857 4,34E-04 3,94E-04 1,09E-03 78,89 861,78
10,205 12,226 12,126 1,9 4 15,18 12,84 1,18 1,25 1,54 0,12 2,02 0,0827 5,35E-04 4,85E-04 9,96E-04 82,98 944,76
10,337 12,280 12,280 1,8 4 14,00 12,37 1,13 1,18 1,67 0,14 1,94 0,0788 6,67E-04 6,01E-04 8,80E-04 89,56 1034,32
50
18
16
14
12
Kedalaman
10
Panjang
Gambar 4.4 Profil muka air pada saluran drainase Karangwuni ketika terjadi arus balik air
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Perhitungan arus balik air dihitung dari ujung batas hilir saluran, dimana
karakteristik hidraulis tersebut diketahui. Perhitungan dimulai dengan trial
kedalaman aliran hilir saluran (y), trial dihentikan jika kedalaman air pada kisaran
1 persen sampai kedalaman normal. Setelahnya akan diperoleh luas basah (A)
sehingga kecepatan rata-rata (v), tingginya kecepatan aliran, dan energi spesifik (E)
dapat dihitung. Dengan diketahuinya nilai energi spesifik (E) pada setiap
kedalaman (y), panjang bagian saluran (Δx) dapat dihitung. Selisih nilai E tampang
yang ditinjau dengan nilai E tampang sebelumnya (ΔE), dibagi dengan selisih
kemiringan saluran rata - rata dengan kemiringan gesek rata - rata antar tampang
(So-𝑆𝑓). Kemudian panjang arus balik air (x) dapat dihitung dengan menjumlahkan
panjang bagian saluran (Δx) dan x sebelumnya.
Dari tabel 4.17, dapat dilihat bahwa besarnya arus balik air yang terjadi di saluran
drainase Ngestiharjo pada bulan Januari sepanjang 1347 m. Sedangkan pada tabel
4.18, besarnya arus balik air yang terjadi di saluran drainase Karangwuni pada
bulan Januari sepanjang 1034,32 m. Perhitungan arus balik air dengan metode
tahapan langsung selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran A dan B.
Rekapitulasi hasil analisis panjang arus balik air yang terjadi selama bulan Januari
sampai Desember dapat dilihat pada tabel 4.19 dan tabel 4.20
Tabel 4.19 Hasil analisis arus balik air pada saluran drainase Ngestiharjo
ymaks
Bulan yn (m) Q (m3/s) Panjang Arus Balik Air (m)
Serang (m)
Januari 3,20 1,882 18,85 1347
Februari 2,72 2,003 21,65 781,45
Maret 1,98 2,013 21,90 tidak terjadi arus balik air
April 1,91 1,785 16,77 159,02
Mei 2,37 1,689 14,84 738,15
Juni 1,66 1,732 15,70 tidak terjadi arus balik air
Juli 1,10 1,197 7,09 tidak terjadi arus balik air
Agustus 0,70 0,715 2,50 tidak terjadi arus balik air
September 0,63 1,518 11,77 tidak terjadi arus balik air
Oktober 1,19 1,755 16,15 tidak terjadi arus balik air
November 1,68 2,164 25,76 tidak terjadi arus balik air
Desember 2,90 2,174 26,03 793,91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.20 Hasil analisis arus balik air pada saluran drainase Karangwuni
ymaks
Bulan yn (m) Q (m3/s) Panjang Arus Balik Air (m)
Serang (m)
Januari 3,20 1,800 23,41 1034,32
Februari 2,72 1,927 26,88 614,02
Maret 1,98 1,938 27,19 36,54
April 1,91 1,699 20,82 266,21
Mei 2,37 1,598 18,43 595,17
Juni 1,66 1,643 19,49 18,77
Juli 1,10 1,093 8,81 9,7
Agustus 0,70 0,622 3,11 tidak terjadi arus balik air
September 0,63 1,422 14,62 tidak terjadi arus balik air
Oktober 1,19 1,667 20,05 tidak terjadi arus balik air
November 1,68 2,097 31,98 tidak terjadi arus balik air
Desember 2,90 2,107 32,32 622,24
Dari Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa arus balik air terpanjang di saluran drainase
Ngestiharjo terjadi pada bulan Januari, yaitu 1347 m. Sedangkan pada pertengahan
tahun antara bulan Maret, Juni sampai November tidak terjadi arus balik air, hal ini
dikarenakan kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan – bulan tersebut
tidak lebih tinggi dari kedalaman air pada hilir saluran drainase Ngestiharjo.
Tabel 4.21 menunjukan kondisi arus balik air pada saluran drainase Karangwuni.
Arus balik air terpanjang juga terjadi pada bulan Januari, yaitu sepanjang 1034,32
m. Pada bulan Agustus sampai bulan November tidak terjadi arus balik air
dikarenakan hal yang sama seperti di saluran drainase Ngestiharjo. Dimana
kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan – bulan tersebut tidak lebih
tinggi dari kedalaman air pada hilir saluran drainase Karangwuni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Data yang digunakan untuk analisis profil muka air dengan software HEC-RAS
4.10 adalah data debit, cross section, elevasi muka air hilir sungai utama dan saluran
drainase yang diperoleh dari metode tahapan langsung. Berikut langkah analisis
profil muka air dengan software HEC-RAS pada saluran drainase Ngestiharjo di
bulan Januari :
1. File Project
Langkah pertama adalah pembuatan file project dengan menentukan judul dan
tempat dimana file tersebut disimpan. Setelah file project selesai disimpan, atur
sistem satuan yang akan digunakan. Sistem satuan yang digunakan yaitu System
International (Metric System). Pembuatan file project dan pengaturan sistem satuan
dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
commit
Gambar 4.6 to userFile Project
Pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Setelah skema sungai yang dikehendaki sudah jadi, langkah berikutnya adalah input
data cross section saluran. Langkah input data cross section dapat dilihat pada
Gambar 4.8 dengan contoh sta 0+000 (hilir saluran). Masukan data cross section
sesuai dengan kondisi existing saluran pada kolom Cross Section Coordinates.
Masukkan jarak antara satu stationing ke stationing selanjutnya pada kolom
Downstream Reach Lenghts. Pada titik sta 0+000 dimasukan jarak 25 m menuju
titik pertemuan muara saluran dengan sungai utama. Pada kolom Manning’s n
Values, masukan nilai manning sesuai dengan kondisi existing saluran. Saluran
drainase primer Ngestiharjo menggunakan pasangan batu di semen di sepanjang
salurannya, maka nilai manning yang digunakan adalah 0,025 (Tabel 2.2). Nilai
bank station di sisi kiri dan kanan saluran merupakan titik elevasi tanggul terdekat
dari saluran. Selanjutnya, besarnya koefisien kontraksi dan ekspansi dipengaruhi
oleh bagaimana sifat peralihan luas tampang, baik penyempitan maupun perluasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini di ambil nilai kontraksi sebesar 0,1 dan nilai koefisien ekspansi
sebesar 0,3 di sepanjang saluran.
Langkah untuk input data hidrolika yaitu dengan memilih menu Edit pada main
window HEC-RAS, kemudian pilih Steady Flow Data. Masukan data debit saluran
drainase primer Ngestiharjo dan sungai Serang bulan Januari pada kolom PF1
(Profile 1). Tekan tombol Reach Boundary Conditions lalu pilih Known W.S untuk
memasukan nilai elevasi muka air pada saluran. Buat dua kondisi dengan
ketinggian muka air yang berbeda. Masukan nilai ketinggian muka air maksimum
pada sungai Serang pada kolom Upstream sungai. Masukan nilai ketinggian muka
air saat aliran dalam keadaan normal pada kolom Upstream Ngestiharjo.
Selanjutnya, nilai debit dan elevasi muka air yang telah dimasukan, disimpan
dengan memilih menu File pada main window Steady Flow Data, pilih Save Flow
Data As, simpan sebagai plan pertama kondisi aliran saluran drainase saat terjadi
arus balik air. Langkah input data hidrolika untuk plan pertama dapat dilihat pada
Gambar 4.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya membuat plan kedua, dengan kondisi elevasi muka air normal pada
saluran drainase dan sungai utama. Langkahnya sama dengan langkah memasukan
data pada plan pertama, hanya saja pada plan kedua, Known W.S pada sungai
Serang diganti dengan elevasi muka air pada kondisi normal. Setelah elevasi
dimasukkan, simpan Steady Flow Data sebagai plan kedua. Langkah untuk input
data hidrolika untuk plan kedua dapat dilihat pada Gambar 4.10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
4. Running (analisis)
Langkah analisis aliran steady dimulai dengan memilih Run pada main window
HEC-RAS, kemudian pilih Steady Flow Analysis. Pada Steady Flow File, pilih
Steady Flow Data plan pertama dan plan kedua yang sebelumnya telah disimpan.
Analisis pada penelitian ini dilakukan dua kali yaitu dengan membuat dua plan
Steady Flow Data. Plan pertama digunakan untuk mengetahui profil muka air saat
terjadi arus balik air pada saluran drainase primer Ngestiharjo, sedangkan plan
kedua untuk mengetahui profil muka air saluran drainase primer Ngestiharjo saat
keadaan muka air normal. Karena profil muka air saluran adalah subkritis, maka
pilih kondisi Subcritical pada form Flow Regime. Lalu tekan tombol Compute untuk
melakukan analisis. Analisis steady flow dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan
Gambar 4.12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.11 Plan pertama (profil muka air saat terjadi arus balik air dengan
elevasi muka air maksimum)
Gambar 4.12 Plan kedua (profil muka air saluran drainase Ngestiharjo dalam
keadaan normal)
5. Hasil Analisis
Hasil analisis program berupa gambar dan tabel pada cross section dan long profile.
Hasil cross section dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
m, dengan elevasi saluran pada ketinggian 9,69 m. Kedalaman air dapat dilihat pada
kolom Max Chl Dpth (m), kedalaman air pada sta 0+000 adalah 3,18 m yang
merupakan kedalaman air maksimum sungai Serang pada bulan Januari.
Gambar profil muka air memanjang dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan keterangan
nilainya pada Gambar 4.16.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
4.6 Pembahasan
Analisis profil muka air dimulai dengan menganalisis data hujan antara tahun 2004-
2013 dari tiga stasiun yang berada di wilayah DAS Serang. Setelah diuji
kepanggahannya, data hujan dapat digunakan untuk menganalisis debit pada
saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni dengan menggunakan metode
rasional. Dari analisis perhitungan debit, debit terbesar di saluran drainase
Ngestiharjo terjadi pada bulan Desember sebesar 26,03 m3/detik dan debit terkecil
commit to user
terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,5 m3/detik. Sedangkan debit terbesar di saluran
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
drainase Karangwuni juga terjadi pada bulan Desember sebesar 32,32 m3/detik dan
debit terkecil juga terjadi pada bulan Agustus sebesar 3,11 m3/detik. Perhitungan
arus balik air dilakukan menggunakan data debit maksimum yang pernah terjadi
pada Sungai Serang setiap bulan antara tahun 2011-2014.
Untuk perhitungan panjang arus balik air, digunakan kedalaman air maksimum
pada Sungai Serang setiap bulan antara tahun 2004-2013. Dari hasil perhitungan,
arus balik air paling besar di saluran drainase Ngestiharjo terjadi pada bulan Januari
dengan panjang 1347 m. Sedangkan di saluran drainase Karangwuni, arus balik air
terbesar terjadi pada bulan Januari dengan panjang 1034,32 m.
Hasil analisis arus balik air tersebut mendukung hasil analisis profil muka air
dengan software HEC-RAS. Pada bulan Januari di saluran drainase Ngestiharjo,
arus balik air yang terjadi berdasarkan perhitungan adalah sepanjang 1347 m. Hal
tersebut kurang sesuai dengan analisis HEC-RAS karena pada hasil running
program, arus balik air yang terjadi dari hilir saluran drainase Ngestiharjo adalah
sepanjang 1375 m. Hal ini menunjukan bahwa perhitungan metode tahapan
langsung dengan analisis menggunakan program Ms. Excel pada saluran drainase
primer Ngestiharjo lebih akurat dengan toleransi kehandalan sebesar 2%.
Berdasarkan hasil analisis program HEC-RAS, dapat dilihat pada Gambar 4.15
bahwa arus balik air yang terjadi lebih tinggi dibandingkan tanggul. Dengan kondisi
seperti ini, harus diadakan perbaikan tanggul di sepanjang saluran drainase
Ngestiharjo sehingga banjir yang terjadi akibat arus balik air dapat dihindari.
Kondisi profil muka air pada saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni bulan
Januari – Desember dapat dilihat pada halaman lampiran C dan D.
commit to user