Rudiana
e-mail: rudiana1974@gmail.com
ABSTRAK
Hasil kajian menunjukan bahwa Islam adalah sistem sosial, tatanan kehidupan
yang lengkap dan utuh, yang berhubungan dengan urusan-urusan pemerintahan,
politik, ekonomi, sosial, dan seterusnya. Artinya, Islam sebagai agama tidak hanya
mengandung hal-hal yang berdimensi teologis-ritualistik tetapi juga memberikan
pedoman tentang kehidupan sosial pragmatis; Islam mempunyai dimensi
pemerintahan, politik, dan kenegaraan yang mengisyaratkan kedekatan negara
dengan agama.
Kata-kunci: sistem kehidupan bernegara, sistem Islam, dimensi pemerintahan.
ABSTRACT
Generally life system of state is a result of meeting of the minds and formed of
the canges of socio-political and socio-economical happen. This is different of the
system of Islam because of the permanent source from divine revelation.
Result of the study showed that Islam is a social system, a complete and a
whole order of life related to govermental, political, economical, social, and so on,
affairs. That is, Islam as a religion, not only contain a theological-ritualistic but
also give a guidance of a pragmatical social life dimensions. Islam contain
govermental and political dimensions as a signal propinquity between the state and
the religion.
Keywords: life system of state, system of Islam, governmental dimension.
kehidupan umat, dan individu- bentuk yang terlukis dari sana, maupun
individu. Begitu pula Islam telah undang-undang dasar serta perundang-
menunjukkan bahwa negara tidak akan undangan yang diberlakukannya
begitu saja menjalankan roda peme (Zallum, 2002:3-7).
rintahan, melainkan dengan sistem
Hasan Al Banna meyakini bahwa
Islam, sehingga Islam tidak akan
Islam merupakan dakwah, harakah,
pernah terlihat kecuali kalau Islam
dan sistem hidup yang integral. Islam
tersebut hidup dalam sebuah Negara
adalah satu-satunya sistem terakhir
yang menerapkan hukum-hukumnya.
bagi kehidupan dunia ini dan sekaligus
Karena itu, Islam adalah agama
sebagai vonis final bagi setiap peradilan
sekaligus ideologi. Pemerintahan dan
sejarah. Maka pola perjuangan
negara adalah bagian yang tidak dapat
Rasulullah Muhammad merupakan
dipisahkan eksistensinya. Negara
jalan yang harus dituju. Prinsip awal
adalah metode operasional satu-
yang diyakini dan digelorakan dalam
satunya yang secara syar’i dijadikan
jiwa berupa kalimat ‘Allahu
oleh Islam untuk menerapkan dan
Ghayatuna’ (Allah tujuan kami).
memberlakukan hukum–hukumnya
Intisari dari dakwah adalah berorientasi
dalam kehidupan secara menyeluruh.
Rabbaniyah (Assisi, 2006:76). Al
Islam tidak akan tampak hidup jika
Quran Al Karim kitab penyempurna
tidak ada sebuah negara yang mene
dan terakhir dari Allah sebagai aturan
rapkannya dalam segala aspek.
dan undang-undang dasar. Itulah
Sistem pemerintahan Islam adalah penyelamat dalam ujian, musibah, dan
sistem yang menjelaskan bentuk, sifat, bencana yang datang bertubi-tubi.
dasar, pilar, struktur, asas yang menjadi Solusi dari berbagai belenggu ke
landasan, pemikiran, konsep, serta hinaan, kesesatan, dan fitnah serta
standar-standar yang dipergunakan aturan yang paling layak dan terbaik
untuk melayani kepentingan umat, untuk sepanjang masa.
serta undang-undang dasar dan per
Sayid Qutb (1983:117) menjelas
undang-undangan yang diberlakukan.
kan ciri utama sistem masyarakat Islam
Inilah sistem yang khas dan unik itu adalah suatu sistem ketuhanan.
bagi sebuah negara yang berbeda Masyarakat Islam lahir dari sistem
dengan semua sistem pemerintahan yang direncanakan oleh Allah sendiri,
mana pun yang ada di dunia dengan berlandaskan aqidah islamiyah dan
perbedaan yang mendasar; baik dari syariat Islam yang berpangkal dari
segi asas yang dipergunakan sebagai aqidah itu. Dari kedua landasan inilah
landasan sistem tersebut ataupun dari terbitnya masyarakat Islam itu. Itulah
segi pemikiran, konsep, serta standar sebabnya disebut dengan ‘Sistem
yang dipergunakan untuk melayani Ketuhanan’ atau ‘Sistem Rabbani’,
kepentingan umat, atau dari segi yakni karena dia terbit sebagai buah
dari aqidah dan syariat yang bersifat berarti bahwa Islam melarang
ketuhanan. pengambilan manfaat dari hasil-hasil
pengalaman manusia. Selama
Sistem masyarakat Islam itu
pengalaman itu tidak menyinggung
bersumber dari aqidah Islam yang
suatu pokok dari syariat, selama dapat
ditentukan polanya oleh syariat Islam,
pula diterima dan dimanfaatkan. Sebab
maka dalam penyelenggaraan dan
menghadapi persoalan masyarakat
pertumbuhannya sistem itu haruslah
yang selalu berubah diperlukan cara
tunduk kepada sumbernya dan kepada
penelitian modern. Juga tidak ada
syariat Islam yang menentukan
salahnya memanfaatkan eksperimen
bentuknya. Syariat Islam lah yang
itu untuk melaksanakan prinsip-prinsip
menguasai segala perkembangan di
Islam. Sebab prinsip-prinsip Islam itu
dalam sistem masyarakat yang ber
tetap dan tidak akan berubah, tetapi
corak Islam itu. Dalam pengarahannya,
cara pelaksanaannya selalu dapat
sistem itu tidak memberi kelonggaran
diperbaharui. Yang perlu dijaga hanya
untuk menundukkan diri kepada
lah satu, yakni jangan sampai cara-cara
sesuatu konsepsi asing yang menyim
itu bertabrakan dengan prinsip-prinsip
pang dari karakteristiknya, baik yang
Islam dan jangan sampai menyimpang
bersifat menyeluruh maupun parsial.
dari tujuan pokok.
Sistem ini mempunyai perlengkapan
sendiri untuk menampung seluruh Aqidah tauhid merupakan prinsip
keperluan yang senantiasa berubah- Islam dengan segala sesuatu yang
ubah didalam lingkungan batas memancar daripadanya, menguasai
perundang-undangannya sendiri dan dan mempengaruhi sendi-sendi su
selaras dengan pengarahannya yang sunan masyarakat Islam. Mentauhidkan
ditentukan sejak semula. Karakternya Allah adalah untuk menegaskan
akan timpang apabila dimasukkan pendirian bahwa hanya Allah yang
kedalamnya sesuatu yang asing. Sebab wajib disembah tanpa sekutu apapun.
aqidah dan ibadat, kelakuan dan Aqidah itu memancarkan pengertian:
muamalah, masing-masingnya saling (1) Kesatuan iradat Allah dalam
berkaitan, berjalin, dan saling mem mencipta, memelihara, meneliti,
pengaruhi. Semua bersumber dari satu dan memperbuat perhitungan.
aqidah dan mempunyai tujuan-tujuan (2) Kesatuan eksistensi dari segala
tertentu. Aqidah mempengaruhi kehi benda yang ada, yakni sama-sama
dupan sosial menurut susunannya yang ciptaan Allah yang terbit dari
asli. Ia akan rusak apabila dipengaruhi iradat-Nya yang satu.
sistem sosial lain yang terbit dari (3) Kesatuan hidup, sumbernya,
filsafat-filsafat atau teori asing (Qutb, wataknya, dan sendi-sendinya.
1983:178). (4) Kesatuan manusia, sumbernya,
Namun demikian, ini tidaklah asal-usulnya, pertumbuhannya,
jakan politik Umar bin Khattab yang menjadi pemimpin suatu kaum. Dalam
berbeda dengan kebijakan Nabi, masa inilah kemudian, perbedaan ke
semisal dalam persoalan pemba pentingan aqidah dipolitisir lebih jauh
gian harta rampasan perang. Apakah menjadi sebuah kepentingan politik.
ini ijtihad politik Umar sendiri atau
Dinamika politik itulah yang
bukan? Umar bin Khattab juga seorang
kemudian melahirkan mazhab politik
pemimpin yang ingin meletakkan
Islam klasik yang terbagi dalam tiga
politik dalam panggung keadilan. Hal
mazhab besar; yakni Sunni, Syi’ah,
ini tercemin dalam sikapnya ketika
dan Khawarij. Dari tiga maz
dilantik menjadi Khalifah. Ia meng
hab politik ini, di kemudian hari me
angkat pedang tinggi, untuk membela
lahirkan derivasi (baca: turunan atau
Islam, jika ia tidak selaras dengan
perkembangan) pemikiran politik/
Islam, maka ia menyuruh masyarakat
pemerintahan yang sangat kompleks
mengingatkannya dengan pedang
dan berkelanjutan. Dari generasi ke
pula.
em pat Khilafah Rasyidah inilah,
Di masa pemerintahan Syayidina ide pemikiran politik Klasik banyak
Utsman bin Affan ra, pemikiran dibangun.
politik tentang koalisi dan aliansi
tampaknya sangat menonjol. Posisi
Pemikiran Politik/Pemerintahan
usia Utsman yang sudah cukup tua,
Islam Klasik
yang kemudian dimanfaatkan oleh
kerabat dekat Utsman untuk mem
pengaruhi roda pemerintahan, yang Dalam konteks Pemikiran Politik/
kemudian ditandai dengan kondisi ne Pemerintahan Islam Klasik, diwarnai
potisme dalam pemerintahan Utsman. dengan beberapa corak pemikiran
yang khas, seperti:
Situasi yang sangat kondusif 1. Terdapatnya pengaruh yang
memunculkan variasi pemikiran po signifikan dari pemikiran-
litik adalah di masa Syayidina Ali bin pemikiran Yunani Kuno, terutama
Abu Thalib ra diangkat menjadi Plato. Interaksi dengan pemikiran
Khalifah. Konflik politik berkepan Yunani Kuno ini tampak menonjol
jangan berkaitan dengan pembunuhan dalam masa-masa pemerintahan
Utsman, menjadikan sebab timbul kekhilafahan Abbasiyah.
nya perang saudara di antara sesama 2. Pemikiran politik sebagian besar
Muslim. Bahkan isteri Rasulullah memberikan legitimasi terhadap
sendiri, Siti Aisyah ra, ikut memimpin status quo. Baik dalam formulasi
perang melawan Ali dalam perang teoretik yang memberikan du
Jamal (Onta), yang di kemudian hari kungan sampai hanya mem
menjadi diskursus (wacana) panjang berikan saran-saran.
tentang boleh tidak wanita 3. Pemikiran politik Islam lebih
layak digunakan sebagai pembenaran klarifikasi dari Sayyid Abul A’la Al-
sebuah kebijakan masa kini. Banyak Maududi. Al-Maududi melihat bahwa
sekali kebijakan despotis negara organisasi kenegaraan adalah sesuatu
berlangsung dan kebal kritik karena yang integral dengan kekuasaan
didukung ulama atas nama agama. Tuhan. Suatu negara itu ada karena
Usulan yang kontroversial dalam ada kedaulatan Tuhan atas negara,
usaha merespon dan sejajar dengan sehingga aturan-aturan dalam negara
pengelolaan kenegaraan Barat, maka harus mencerminkan kedaulatan
dunia Islam harus meru bah pola Tuhan. Ungkapan ini kemudian diistil
pengelolaan kenegaraan untuk ahi dengan istilah theo-demokrasi,
menjadi seperti Barat. Dengan sebagai bentuk pendefinisian kembali
semboyan, Serahkan Hak Tuhan pada demokrasi menurut pandangan Islam.
Tuhan, dan Serahkan Hak Kaisar pada Sekaligus Al-Maududi memberikan
Kaisar. klarifikasi tentang fenomena kerajaan
di dunia Islam, yang mengatakan
Aliran formalisme berkecen
bahwa Khilafah Bukan Kerajaan.
derungan melihat kesamaan pola
Khilafah dipandu oleh musyawarah
bahwa keberadaan negara tidak bisa
sedangkan kerajaan dipandu oleh
dipisahkan dari agama seperti halnya
kepentingan kaum tertentu, yang
tentangpemikiranpolitik/pemerintahan
akhirnya hanya akan mengembalikan
Islam Klasik. Agama dalam
kekuasaan kedalam batas wilayah, ras,
batas tertentu harus terlibat dalam
dan kepentingan tertentu. Pandangan
urusan kenegaraan, simbol-simbol
formalisme kemudian banyak
agama dimungkinkan tercermin dalam
berdekatan dengan pemikiran funda
aspek kelembagaan negara. Pandangan
mentalisme Islam yang ingin
formalisme ini tercerahkan dengan
meletakkan urusan agama dan negara
semangat Pan-Islamisme (Persatuan
adalah urusan yang satu (din
Islam). Kepeloporan Pan-Islamisme
wadaulah).
dikibarkan baik oleh Al-Afghani
maupun Sayyid Rasyid Ridha. Sebelum
runtuhnya kekhilafahan Utsmani, Al- MANFAAT PEMIKIRAN
Afghani sering diundang ke Turki POLITIK/PEMERINTAHAN
untuk mempertahankan secara teoretis ISLAM BAGI INDONESIA
dan konseptual tentang legitimasi
lembaga kekhilafahan yang sedang Jatuhnya politik dan pemerintahan
mengalami krisis kepercayaan. Pan- Orde Baru membawa harapan
Islamisme dalam batas tertentu adalah munculnya pemerintahan pasca Orde
sebagai terapi terakhir untuk mencoba ini yang demokratis. Hal itu tercermin
menghidupkan kembali semangat dari kebebasan mendirikan partai
kekhilafahan di dunia Islam. Dalam politik (parpol). Tercatat puluhan
pemikiran formalisme ini mendapat parpol (Pemilu 1999, 2004, dan 2009)
landasan bersama, yaitu karena hendak Noer, Deliar, 1980. Gerakan Modern
melaksanakan hukum Allah. Islam di Indonesia 1900-1942.
Inilah perbedaan yang nyata Jakarta: LP3ES.
antara prinsip Islam dengan sistem Pulungan, J. Suyuthi, 1996. Prinsip-
Theokrasi yang dikenal di Eropa. prinsip Pemerintahan dalam
Ketuhanan dalam sistem Islam melekat Piagam Madinah Ditinjau dari
pada Syariat dan Sistem, bukan Pandangan Al-Quran. Jakarta:
Ketuhanan Penguasa dan Pangeran. LSIK.
Syariat itu direncanakan oleh Allah
sendiri dengan ilmu yang sempurna Qutb, Sayid. 1983. Masyarakat Islam.
dan dengan keadilan yang menyeluruh. Bandung: PT Al-Ma’arif.
Dialah yang paling mengetahui tentang Sirajuddin. 2007. Politik
apa yang diciptakan-Nya, dan Dia Ketatanegaraan Islam: Studi
amat halus dan amat teliti. Pemikiran A. Hasjmy. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA Suhelmi, Ahmad, 2007. Pemikiran
Politik Barat: Kajian Sejarah
Abbas, Siradjuddin, 1994. Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara,
dan Keagungan Majhab Syafi’i. Masyarakat, dan Kekuasaan.
Jakarta: Pustaka Tarbiah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Al-Mubarok, Muhammad, 1995. Utama.
Sistem Pemerintahan dalam Thaba, Abdul Azis. 1996. Islam dan
Perspektif Islam. Pustaka Negara dalam Politik Orde Baru.
Mantiq. Jakarta: Gema Insani Pers.
Assisi, Abbas. 2006. Biografi Dakwah
Hasan Al-Banna. Bandung:
Harakatuna Publishing.