Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO

TENTANG
ASURANSI UNTUK TRANSFER RISIKO

DISUSUN OLEH:
 ORYZA SATIVA ( 160301051 )
 RISDA SIPAYUNG ( 160301069 )
 MELDAWATI HUTAGALUNG
 REGINA SYAHNAS
 PUTRI ANNISA
 KHAIRUL AMRI (160301100)
 NUR HIKMAH (160301205)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH RIAU
TP: 2017 / 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMINDAHAN RESIKO TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI

1.1. Latar Belakang


Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung
apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan
risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapai apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi fisik cacat atau meninggal dunia.

1.2. Rumusan Masalah


Terkait dengan pemindahan risiko terhadap perusahaan asuransi dalam makalah ini, maka
masalah yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Asuransi ?
2. Apa saja manfaat Asuransi ?
3. Bagaimana keterbatasan dalam asuransi itu ?
4. penerapan manajemen resiko dalam asuransi ?

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan antara lain, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian asuransi.
2. Mengetahui manfaat apa saja dalam asuransi.
3. Menjelaskan tentang keterbatasan dalam asuransi.
4. Mengetahui pengertian manajemen resiko dalam asuransi

1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca berupa pengetahuan
mengenai seluk beluk asuransi dan pemahaman tentang pemindahan risiko terhadap perusahaan
asuransi
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi


Menurut undang-undang no 40 tahun 2014 tentang peransurasian di katakan bahwa
usaha peransuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertanggungan atau pengelolaan
risiko, pertanggungan ulang resiko, pemasarandan distribusi produk asuransi tau asuransi
syariah, konsultasi dan kepentaraan asuransi,auransi syariah,reasuransi dan reasuransi
syariah,atau penilaian kerugian asuransi.
Definisi asuransi
Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama asuransi sebagai
perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat
penggabunga risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan perusahaan melalui
sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari
sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko dan
kombinasi risiko. Ciri–ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah bahwa ia
memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer menggabungkan risiko-risiko dari
banyak tergantung. Melalui gabungan/kombinasi ini insurer meningkat kemampuannya untuk
meramalkan kerugian–kerugian harapan (expented losses). Walaupun kebanyakan insurer
mengumpulkan premi yang dibayar dimuka yang cukup untuk membayar semugai kerugian–
kerugian harapannya beberapa diantara insurer paling tidak percaya sebagian pembebanan
atas seluruh pihak tertanggung setelah terjadinya kerugian.
Dalam kaitannya terdapat dua jenis usaha peransuransian yang sangat terkait, yaitu :
1. Usaha asuransi umum
Usaha asuransi umum adalah usaha pertanggungan resiko yang memberikan
penggantian kepada tertanggung atau pemegang poolis karena kerugian , kerusakan
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadi suatu
peristiwa yang tidak pasti.
2. Usaha asuransi jiwa
Usaha asuransi jiawa adalah usaha yang menyelenggarakan usaha penanggulagan
resiko yang memberika pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung , atau pihak
kain yang tertanggung meniggal dunia atau tetap hidup atau pembayara pemegang
polis ,tertanggung atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam
perjanjian yang besarnya telah di tetapkan dan didasarkan pada hasil pengelolaan
dana. Perusahan asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha asuransi jiwa
termasuk usaha anuitas, lini usaha asuransi kesehatan ,dan lini usaha kecelakaan diri.

Asuransi bukanlah perjudian


Pembelian asuransi kadang–kadang dikelirukan dengan perjudian. Keduanya
menanggung bersama satu karakteristik. Baik tertanggung maupun penjudi, keduanya
mungkin menerina lebih banyak uang daripada yang mereka bayarkan, hasilnya ditentukan
oleh kejadian berpeluang akan tetapi melalui pembelian asuransi, tertanggung memindahkan
(transfer) risiko murni yang ada sedangkan seorang penjudi menciptakan risiko spekulatif.
Perbedaan asuransi dan bonding
Dari sudut obligee, perlindungan disediakan oleh surety bonds adalah mirip asuransi.
Selanjutnya, surety yang berbadan hukum dianggap sebagai insurer dalam segi hukum.
Sebagian terbesar perusahaan asuransi kerugian yang memiliki bonding departemen
tersendiri. Bagaimanapun kontrak/perjanjian asuransi kerugian property (property insurance)
berbeda dari survey bond. Paling sedikit dalam 5 hal utama :
1. Survey bond memiliki tiga kelompok dalam kontrak yaitu principal, obligee dan
surety, sedang biasanya hanya ada dua pihak yang tersangkut dalam kontrak asuransi
yaitu tertanggung (insured) dan penanggung (insurer).
2. Dalam surety bond, biasanya principal memperoleh surat tanggungan (bond) dan
membayar premi, tapi obligee menerima perlindungan (obligee) menerima
perlindungan (principal). Bagaimanapun, biasanya principal memindahkan biaya
kepada obligee dengan jalan memasukkan ke dalam biaya/harga jasa pelayanan yang
akan dilakukan. Seorang insured biasanya membeli kontrak asuransi untuk
melindungi dirinya sendiri.
3. Kerugian dalam surety bond bisa disebabkan dengan sengaja oleh tertanggung
(principal) sedangkan kerugian asuransi haruslah bersifat kebetulan jika dibanding
dari sudut tertanggung (insured).
4. Secara teoritisnya, dalam surety bond tidak akan ada kerugian bagi penjamin, karena
penjamin (surety) tidak akan menerbitkan surat tanggungan jika terdapat peluang
kerugian (chace of loss) dan penjamin akan mengetahui kerugian poteensial dalam
proses pengusutannya. Penanggung (insurer) mengharapkan akan terjadinya beberapa
kerugian diantara kelompok tertanggung. Dalam teori, premi surenty bond seharusnya
tidak mengandung expented losses allowence. Jadi premi hanya akan menutup biaya
pengusutan dan lainnya dan menyediakan sedikt margin untuk biaya tak terduga dan
profit. Suatu premi asuransi harus menutup kerugian harapan. Dalam prakteknya ,
surety memang bisa menderita kerugian disebabkan pengusutannya yang tidak efektif
tapi kerugian itu bagi proporsi premi surety bond jauh lebih kecil daripada premi
asuransi. Jika kerugian terjadi, surety mempunyai hak menerima penggantian kepada
principal. Seorang insurer tidak mempunyai hak seperti ini terhadap tertanggug.
5. Tidak semu akontrak asuransi kerugian ataupun tidak semua surety bond ikut
menanggung karakteristik yang di muat dala daftar diatas. Beberapa surety bond lebih
menyerupai asuransi daripada yaan lainnya. Meskipun begitu perbedaan antara
kontrak property insurance yang asli dengan surety bond yang asli ini asalah ahih dan
bermanfaat.

2.2 Manfaat dan Biaya Asuransi


Asuransi seperti kebanyakan lembaga lembaga lainnya, menyajikan kepada
masyarakat, manfaat dan biaya.
Manfaat
Idemnification. Manfaat asuransi yang sebenarny aadalah mengganti kerugian bagi
mereka yang menderita kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan.
Mereka – mereka ini dipulihkan atau setidak tidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang
sebelumnya. Keuntungan bagi individu individu ini jelas. Masyarakat juga memperoleh
keuntungan karena orang – orang ini di pulihkan untuk berproduksi kembali, pendapatan
pajak ditingkatkan dan dana kesejahtraan yang harus dibayar pemerintah berkurang.
Mengurangi ketidakpastian (reduction of uncertainty). Manfaat yang lebih berarti tapi
kurang nyata dari asuransi muncul dari kenyataan bahwa asuransi itu dapat :
1. Menghilangkan risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risioko bagi pihak
tertanggun individual.
2. Mengurangi total risio, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam
masyarakat.
Bagaimana hal ini terlaksana adalah sangat penting yakni dengan mengetahui manfaat
sebelum pembelian asuransi. Setiap insured yang potensil mempunyai risiko. Setiap orang
tahu bahwa risiko ini ada ( maka dari itu ketidakpastiannya adalah tinggi), dan setiap orang di
cemaskan tentang apakah ia menderita kerugian finansial. Mengetahui pembelian asuransi,
setiap insured memindahkan risikonya kepada insurer. Dengan demikian ketidakpastian dan
lebih jauh hilang pula kekhawatiran tentang kerugian finansial. Insurer menanggung sejumlah
besar risiko, tetapi iya bergantung terhadap pengalama banyak insurer , kerugian aktual
kemungkinan besar tertutup oleh kerugian yang diharapkan. Insurer memperhatiakan hukum
bilangan besar. Oleh karena itu ketidakpastian insurer adalah kecil pula. Penanggung risiko
yang professional tidak akan banyak diganggu oleh risiko kecil yang masih ada, karenanya
risiko ketidakpastian dan reaksi perlawanan terhadap risiko dala masyarakat pada pokoknya
dapat dikurangi melalui pembelian asuransi.
Dalam prakteknya, ketetidak pastian insurrer, walaupun lebih kecil daripada yang
dialami oleh tertanggung bukan lah sekecil kecilnya sebagaimana yang dinyatakan secara
tidak langsung padaa deduksi yang terdahulu. Kesulitannya bahwa penanggung tidak
mengetahui secara persis kerugian kerugian. Insurer haarus menaksirnya, akibatnya samping
memiliki beberapa ketidakpastian tentang seberapa dekatnya kerugian aktual yang akan
terjadi pada kerugian harapan itu. Taksiran ini penting karena ia menjadi tunjangan kerugian
premi yang di bebankan kepada insurer. Penaksiran dihasilkan khusus dengan meninjau apa
yang terjadi atas sejumlah besar expousure unit di waktu yang lalu. Hukum bilangan besar
mengatakan bahwa semakin besar jumlah exposure unit yang di teliti akan semakin deka
kerugian aktual dengan kerugian kerugian harapan untuk periode yang bersangkutan.

Ada beberapa manfaat pengurangan risiko ini bagi tergantung masyarakat . pertama melalui
hapusnya ketidakpastian yang berhubungan dengan risiko yang dipertanggungkan asuransi
melenyapkan ketegangan mental dan fisikyang diakibatkan oleh kecemasan dan kekuatan
sehubungan dengan risiko itu.
Kedua, karena asuransi mengurangi risiko individu dan risiko sosoal, ia juga mengurangi
risiko ketidakpastian dalam masyarakat, dan juga dalam industri. Akibatnya akan mengurangi
inefficiency dalam pemanfaatan tenaga kerja dan kapital yang ada. Berkurangnya
ketidakpastian, juga mendorong akumulasi modal baru, karena investor potensial berkurang
keraguraguannya,periode perencanaannya diperpanjang, kredit pada umumnya lebih
diperluas, dan lebih sedikit sumber daya yang ditimbun. Oleh karena itu asuransi
menghasilkan produksi tingakat harga di tingkatkan/diperbaiki oleh kenyataan bahwa
taksiran expected losses insurer untuk setiap umumnys lebih besar dari unit individual
Perusahaan asuransi sebagai sumber dana untuk investasi
Perusahaan asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank dapat
mengerahkan dana dana yang tersedia untuk investasi pada bidang lain diluar asuransi, bukan
hanya karena bilangan kecil tetappi juga karena adanya suatu pemasukan yang kontan,
sehinnga jumlah uang yang tersedia selalu melebii cadangan pembayaran klaim. Asuransi
kerugian dan tanggung jawab lebih sedikit perannya dalam pasar modal dibanding asuransi
jiwa, hal ini terutama di sebabkan kontrak asuransi kerugian menupuk daba lebih sedikit dari
hasil pengumoukan premi. Namun demikian, kontribusi asuransi kerugian dan asuransi
tanggung jawab dalam menyediakan dana investasi cukup penting. Asuransi pensiun mandiri
yang ada dalam perusahaan (merupakan asuransi juga, jika dilihat dari sudutpanang
karyawannya) dan juga menananm dananya melalu pasar modal. Begitu juga asuransi
pensiun pegawai negri yang meempar dananya kepasar modal.
Pengendalian kerugian
Meskipun pengawasan kerugian bukan suatu bagian yang terkandung dalam proses
asuransi, perusahaan asuransi merupakan suatu perusahaan pelopor dalam berbagai aktivitas
pengendalian kerugian. Sementara diketahui kontribusi asuransi dalam bidang ini memang
ada tetapi di harapkan akan lebih berperan lagi dalam masa mendatang.
Bantuan Bagi Perusahaan Kecil
Asuransi meningkatkan semangat bersaing, sebab tanpa perusahaan asuransi, perusahaan
kecil akan menghadapi suatu persaingan yang kurang efektif terhadap perusahaan besar.
Perusahaan besar dapat dengan aman mengatasi beberapa risiko, tetapi jika risiko seperti itu
menjelma menjadi kerugian akan dapat menghancurkan perusahaan kecil. Tanpa asuransi,
perusahaan kecil akan menanggung beberapa risiko dan akan kurang menarik menanamkan
tenaga dan modal dalam perusahaan.

Ringkasan Manfaat
Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di tawarkan perusahaan asuransi
adalah:
1. Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan
2. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa
takut dan kekhawatiran.
3. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.
4. Menyediakan dana untuk investasi
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan
asuransi dalam praktek berperan pula dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.

Biaya-biaya
Meskipun manfaat yang ditimbulkanoleh keberadaan perusahaan asuransi cukup
besar, tetapi asuransi juga menimbulkan biaya-biaya.

Biaya Operasi
Asuransi menciftakan biaya seperti biaya pengendalian kerugian biaya penilaian
(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung, pajak
premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya yang di
keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh premi yang
dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya yang mungkin sudah
terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh perusahaan asuransi. Data berikut ini
menggambarkan sebaran biaya tidak termasuk profit dan cadangan. Asuransi jiwa dalam
tahun 1982 menggunakan kira-kira 16% dari jumlah total pendapatan untuk biaya tidak
termasuk pajak. Variasi persentase ini cukup besar di antara kelompok industri dan asuransi-
asuransi biasa, antara asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, di antara perusahaan-perusahaan
asuransi dan menurut beberapa factor lainnya. Diukur dengan pendapatan premi biaya-biaya
itu kira-kira 22%; tetapi income sebagai basis perhitungan lebih representatif pada kasus ini,
sebab income yang bukan berasal dari premi juga cukup besar ( seperti hasil dari investasi ),
maka pendapatan dari investasi secara langsung diketahui dalam perhitungan premi. Asuransi
kerugian dan asuransi tanggung jawab bisa menghabiskan antara 30% dan 40% dari
pendapatan premi untuk mebayar biaya-biaya,termasuk biaya penyesuaian-kerugian
( loss adjustmeng ) tetapi tidak termasuk pajak pendapatan. Persentase ini seperti dalam
asuransi jiwa sangat berbeda-beda karena beberapa factor, begitu juga berbeda
antara asuransi yang satu dengan yang lainnya. Rasio biaya yang lebih besar dalam kasus ini
mewakili perbedaan yang besar dalam sifat proteksi yang dijual. Perbedaan ini telah
dijelaskan pada bab-bab terdahulu.

Bahaya Moral
Biaya yang kedua terdapat dalam industri asuransi adalah terciftanya moral hazard.
Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatnya kans orang pribadi dengan sengaja ,
menyebabkan kerugian atau , peningkatan keparahanya. Orang-orang yang tidak
mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa mendatangkan laba melalui
penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan pembakaran secara sengaja didorong
oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh santunan asuransi. Adapula yang melakukan
penyalahgunaan perlindungan asuransi dengan jalan : membuat klaim yang tidak dibenarkan,
dengan maksud membebankan melalui system asuransi, kerugian seharusnya dipikul sendiri,
pemanfaatan pelayanan secara berlebihan misalnya tetap tinggal di hospital diluar masa
pengobatan, membebankan ongkos yang melebihi biaya pelayanan misalnya pelayanan
dokter atau biaya bengkel, pembebanan ganti rugi yang lebih besar dalam kasus
pertanggungjawaban, Karena merasa terdakwa diasuransikan. Beberapa penyimpangan
tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya menunjukan perbedaan kode etik di mana
asuransi dilibatkan.

Morale Hazard
Biaya lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard
adalah suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati dibandingkan
dengan pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian, tetapi kenyataan karena
mereka telah diasuransikan menyebabkan mendapat lebih banyak peluang untuk
melakukannya.

Pengurangan Biaya
Pengasuransiaan secara tetap mencoba mengurangi biaya melalui inovasi dalam hal-
hal seperti prosedur administrasi dan metode pemasaran.
Contohnya penjualan asuransi kepada kelompok orang kecuali kepada individu. Penciptaan
morale hazard dan moral hazard itu sendiri dapat dicegah dengan aktivitas pengendalian
kerugian. Morale hazard secara khusus dapat ditangani melalui beberapa tindakan seperti jasa
pelaporan misalnya pada kebakaran yang mencurigakan. Morale hazard secara umumnya
lebih efektif ditangani dengan menunjukan hubungan langsung antara premi dan kerugian
dan besarnya kerugian tidak langsung dan ketidaknyamanan yang tidak ditutupi oleh
asuransi.
2.3 Keterbatasan Asuransi

Asuransi jelas merupakan suatu peralatan yang berfaedah untuk menangani risiko,
tetapi beberapa risiko tidak dapat ditangani oleh asuransi. Berikut contoh kasus pada asuransi
swasta dengan beberapa acuan asuransi yang diselenggarakan pemerintah.
Keterbatasan Terhadap Risiko Murni
Asuransi telah diterapkan sebagian besar hanya untuk risiko murni. Jarang risiko
spekulatif telah diasuransikan. Mengasuransikan sebuah risiko spekulatif harus melihatkan
premi yang mengharapkan suatu keuntungan. Tetapi asuransi adalah konsep yang dinamis,
asuransi bisa diperluas dalam masa yang akan datang untuk lebih banyak menanggung risiko
spekulatif itu. Berikut syarat-syarat ideal risiko yang dapat di asuransikan :
1. kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat
perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin (kelayakan ekonomis).
Contoh, anda memang tidak ingin kehilangan pulpen seharga Rp. 2000,00 tetapi anda
tidak akan berniat mengasuransikan risiko ini karena kerugiannya tidak cukup besar.
2. probabilitas kerugian dapat diperhitungkan.
Tingkat premi asuransi itu didasarkan atas ramalan tentang masa depan. Ramalan ini
didasarkan atas taksiran probabilita. Probabilitas ini pada umumnya didasarkan atas
pengalaman masa lampau. Cara inilah yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk
menaksir probabilitas. Tetapi cara ini hanya bermanfaat bila dapat dianggap bahwa faktor-
faktor penentu masa depan itu akan sama dengan faktor-faktor penentu masa lampau tersebut.
Jika tidak demikian pengalaman masa lampau itu tidak bisa dijadikan pedoman untuk masa
depan. Apabila probabilitas kerugian yang hendak diasuransikan itu tidak dapat dihitung,
maka risikonya tidak dapat diasuransikan.
3. terdapat sejumlah besar unit yang terbuka (expose) terhadap risiko yang sama (massal dan
homogen).
Syarat utama untuk dapat diasuransikan adalah massal, artinya harus ada sejumlah
besar unit, misalnya dalam hal asuransi mobil, harus ada sejumlah besar mobil. Dalam
asuransi jiwa, harus ada sejumlah besar orang. Untuk memperoleh tksiran probabilitas yang
akurat diperlukan pengamatan terhadap sejumlah besar kejadian. Setelah probabilitas
kerugian itu diketahui, maka ia dijadikan dasar untuk ramalan, tetapi ramalan ini hanya
berlaku untuk suatu kelompok besar. Perusahaan asuransi tidak lebih mampu meramalkan
kerugian seseorang tertentu daripada orang itu sendiri.
Berapa besar ‘kelompok besar itu?” untuk tujuan asuransi, jumlah unit ini bergantung
pada kesediaan penanggung memikul risiko penyimpangan dari perkiraan (expectations).
Misalnya probabilitas terjadinya kebakaran rumah adalah 1/1000. Suatu perusahaan asuransi
mungkin menanggung risiko untuk 1000 rumah dengan perkiraan akan terjadi satu klaim
untuk tahun itu. Jika tidak ada terjadi kebakaran, maka terdapat penyimpangan 100% dari
perkiraan. Sebaliknya, jika dua buah rumah yang terbakar pada tahun itu, maka klaim yang
harus dibayar menjadi dua kali lipat dariyang diperkirakan. Beban ini terlalu berat bagi
penanggung. Dengan meningkatkan jumlah rumah yang di asuransikan menjadi 10.000 buah,
maka perkiraan kerugian meningkat menjadi sepuluh buah tetapi stabilitas pengalaman
menjadi meningkat, artinya kerugian sesungguhnya mungkin berkisar dari lima sampai lima
belas, tetapi secara persentase penyimpangan ini lebih kecil daripada kelompok yang 1000
rumah. Demikian seterusnya jika kelompok ini ditigkatkan menjadi 100.000 buah rumah,
perbedaan antara realisai kebakaran sesungguhnya dengan yang diperkirakan bertambah
besar dalam angka mutlak, tetapi menurun dalam angka persentase.
Pengertian homogen disini tidaklah berarti 100% sama, karena tidak dua benda atau
orang yang betul-betul sama. Namun demikian, unit-unit dalam suatu kelompok itu haruslah
cukup sama untuk mendapatkan ramalan yang akurat.

4. kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous).


Risiko yang ditanggung oleh penanggung haruslah bersifat kebetulan. Idealnya,
tertanggung tidak boleh memiliki kontrol atau pengaruh terhadap kejadian yang hendak
diasuransikan itu. Dalam kenyataannya, situasi ini hanya berlaku untuk bencana-bencana
seperti gempa bumi dan iklim. Baik bahaya moral maupun bahaya morale mempengaruhi
kemungkinan kerugian. Ramalan kerugian itu didasarkan atas probabilitas yang ditaksir
dengan mengamati pengalaman masa lampau. Jadi, peristiwa yang diamati itu sebagian besar
adalah kejadian kebetulan. Pemakaian taksiran probabilitas untuk meramalkan kerugian masa
depan itu didasarkan atas asumsi bahwa iajuga merupakan kejadian kebetulan. Jika tidak
demikian, maka ramalan itu tidak akurat.
5. kerugian tertentu (definite).
Umumnya perusahaan asuransi berjanji akan membayar kerugian jika terjadi selama
waktu tertentu dan ditempat tertentu. Contoh, perjanjian ini mungkin menutup kerugian
kebakaran pada lokasi tertentu. Untuk berlakunya kontrak ini, haruslah dapat diketahui
“kapan” dan “dimana” kerugian itu terjadi.
6. bukan risiko catastrope (bencana besar dan serentak).
Bila suatu perusahaan asuransi menanggung sekelompok risiko, maka ia
memperkirakan bahwa kelompok itu secara keseluruhan akan mengalami suatu kerugian.
Akan tetapi, teori asuransi menyatakan bahwa hanya sebagian kecil saja dari kelompok itu
yang akan menderita kerugian pada waktu yang sama. Kontribusi yang relatif kecil dari
masing-masing anggota kelompok itu akan sudah cukup untuk membayar semua kerugian
tersebut. Jadi kontribusi dari yang banyak untuk kerugian yang sedikit. Akan tetapi jika
terjadi sebagian besar atau seluruh tertanggung itu serentak menderita kerugian maka
“kontribusi yang relatif kecil” itu tidak akan mencukupi. Jadi suatu syarat pokok untuk dapat
diasuransikan adalah tidak boleh catastrophe (bencana besar). Harus ada limit kerugian yang
penanggung cukup pasti tidak akan terlampaui. Jika limit ini tidak dapat diramalkan dengan
akurat, maka tidak mungkin menentukan besarnya premi asuransi maupun besarnya
surplusyang dibutuhkan.
Kerugian catastrophe mungkin terjadi dalam 2 hal:
1. semua atau sebagian besar kelompok itu menghadapi kejadian yang sama dengan
penyebab kerugian yang sama.
2. bila unit-unit dalam kelompok itu saling berhubungan sedemikian rupa, kerugian pada
satu unit dalam reaksi berantai yang dapat mengakibatkan kerugian seluruhnya.
Misalnya jika suatu perusahaan asuransi menaggung risiko kerusakan kebakaran
untuk semua gedung dalam suatu daerah padat, maka suatu perusahaan asuransi ini
dapat tertimpa kerugian catastrophe karena bila terjadi suatu kebakaran disuatu
gedung, kebakaran itu dapat merambat keseluruh daerah itu. Itulah sebabnya
perusahaan asuransi kebakaran membatasi total commitment-nya dalam suatu kota
atau daerah, dalam rangka menghindarkan diri dari risiko catastrophe.

Risiko yang Dapat Diasuransikan Tidaklah Selalu Memenuhi Syarat Ideal


Risiko-risiko yang dapat diasuransikan seharusnya memenuhi 4 macam persyaratan
tersebut tetapi sedikit sekali risiko yang sekarang diasuransikan oleh satu atau lebih
pengasuranisan yang memiliki syarat tersebut, malahan banyak risiko yang dipandang dapat
diasuransikan karena pengamanan tertentu telah diperkenalkan. Beberapa risiko yang sifatnya
dapat diasuransikan diragukan berdasarkan standar ini, ternyata telah diasuransikan, karena
penting bagi masyarakat tersedianya perlindungan terhadap peril tertentu, karena tekanan-
tekanan masyarakat, karena risiko itu dianggap dapat bersifat dapat diasuransikan dimasa
yang akan datang atau karena alasan-alasan lain, masing-masing perusahaan asuransi bisa
berbeda-beda dalam penilaian mereka terhadap berbagai risiko. Sebagian pengasuransi
menilai suatu risiko sebagai risiko bersifat tak dapat diasuransikan, sedangkan yang lainnya
secara tegas mengatakan risiko tersebut dapat diasuransikan.
Ada pula yang dapat mengasuransikan risiko di mana sedikit unit yang terbuka terhadap
exposure yang sama karena perhitungan dapat diramalkan bagi perusahaan yang
bersangkutan dipandang dari sudut total pertanggungan.
Risiko kerugian karena kebakaran merupakan suatu risiko yang tidak dapat
diasuransikan karena merupakan risiko catastrophe. Sejumlah besar unit yang dimiliki oleh
orang-orang yang berkepentingan untuk perlindungan asuransi terbuka (exposure) terhadap
risiko kebakaran walaupun banyak unit-unit rumah itu berdekatan satu sama lainnya, tetapi
ketidakterkaitan/indepedence dapat dicapai hingga tingkat kepuasan tertentu untuk tujuan
praktis, dengan jalan mengasuransikan unit-unit yang hanya tersebar atau dengan
mengasuransikan unit yang berdekatan kepada pengasuransian lainnya. Dengan jalan
demikian kerugian tertentu dari segi waktu, tempat dan jumlah; kerugian harapan dapat
dihitung; kerugian pihak tertanggung akan merupakan kerugian kebetulan dipandang dari
sudut pihak tertanggung karena perlindungan asuransi itu bukanlah menutup (cover) kerugian
yang disengaja.
Risiko kematian berkenaan dengan jumlah orang-orang terbuka (expose) secara
terpisah untuk tujuan praktis dan berkepentingan atas perlindungan asuransi. Kerugian itu
merupakan kerugian yang tertentu dalam waktu dan tempat dan kabhvbbrena jumlah yang
dapat dibayar ditentukan dalam kontrak, maka berarti tertentu dalam jumlah. Akhir kerugian
harapan dapat dihitung.
Contoh yang lain adalah asuransi sakit. Sakit merupakan risiko tidak tertentu dalam
waktu dan tempat, karena itulah beberapa pengasuransian mempertanyakan apakah risiko
sakit dapat diasuransikan. Tetapi pada sisi lain terlihat bahwa asuransi yang menutup (cover)
biaya penyakit itu makin besar jumlahnya.
Sedikitnya ada 4 hal mengapa itu terjadi:
1. risiko sakit merupakan salah satu risiko yang paling penting dan perlindungan
seharusnya dapat disediakan.
2. pasar luas dan jika pengamanan pertanggungan itu dapat dengan berhasil
diperkenalkan, maka asuransi sakit dapat menyumbang banyak pada pertumbuhan
perusahaan asuransi.
3. suatu perusahaan asuransi mungkin sanggup menjual lebih banyak asuransi jiwa,
karena perusahaan asuransi itu juga menawarkan asuransi kesehatan.
4. apabila perusahaan swasta tidak sanggup menyediakan perlindungan asuransi
terhadap sakit, maka pemerintah akan menyediakannya dan pengasuransian swasta
akan ditantang untuk kegiatan pemerintah pada bidang ini.
Walaupun bidang penerbangan sangat tinggi risikonya, sudah banyak perusahaan asuransi
yang menanggung bidang ini. Kenyataan ini memperkuat contoh-contoh diatas
menggambarkan bahwa beberapa risiko yang dulu tidak dapat diasuransikan, dengan
berkembangnya teknologi pengamanan, telah berubah menjadi risiko yang dapat
diasuransikan.
Dimasa penerbangan masih muda, menampilkan banyak risiko yang ditolak oleh perusahaan
asuransi untuk menanggungnya sebab perusahaan asuransi pada waktu belum mempunyai
basis untuk menetapkan premium. Tetapi pada dewasa ini asuransi kapal terbang dan
penerbangan, walaupun sebuah perusahaan asuransi telah memutuskan bahwa tipe tertentu
dari eksposure dapat diasuransikan secara komersial, perusahaan mungkin tak mampu untuk
menanggung risiko tersebut sebab ada hambatan kelembagaan yang akan diuraikan dibawa
ini :
1. Hambatan yang bersumber dari perundangan/peraturan.
Sebagai contoh, undang undang sebagian negara melarang perusahaan asuransi kerugian
menyelenggarakan asuransi jiwa, sebaliknya juga melarang perusahaan asuransi dan
pertanggungan jiwa yang melaksanakan asuransi kerugian. Hambatan ini dapat diatasi
dengan berbagai cara, sebagai contoh mendirikan anak perusahaan yang khusus menanggung
risikio seperti itu.
Adalagi hambatan yang berupa penetapan tarif premi yang diatur oleh pemerintah dan lain-
lain peraturan yang dirasakan membatasi ruang gerak asuransi.
2. Hambatan lain
a. Kekurangan personil, berkehendak untuk masuk lini tertentu, misalnya sebuah
perusahaan asuransi. Tetapi personilnya yang ada sekrang tidak cukup ahli melaksanakan
service ini dengan menguntungkan. Menyangkut personil yang baru memungkinkan untuk
menerima gaji yang lebih tinggi, bisa menyebabkan masalah-masalah yang serius. Fasilitas-
fasilitas dari reasuransi untuk jalur tertentu yang baru ini yang mungkin dibutuhkan tidak
tersedia.
b. Custom and tradition (kebudayaan dan tradisi) tidak pula dapat diabaikan. Kebanyakan
perusahaan asuransi bimbang memasuki sebagai pelopor dalam suatu daerah yang belum
berhasil dimasuki oleh perusahaan asuransi lain.

Risiko-risiko yang tidak bisa ditanggung oleh asuransi swasta


Contoh-contoh dari risiko murni yang umumnya dipertimbangan tidak bisa menjamin
oleh asuransi swasta melalui saluran-saluran yang normal adalah yang behubungan dengan
kerugian-kerugian yang disebabkan air bah terhadapat riil estate (kecuali untuk keadaan
tertentu), bank insolvencies (tidak mampu membayar), dan pengangguran. Masalah utama
sehubungan dengan asuransi untuk air bah adalah bahwa orang yang tertarik dengan
perlindungan itu tidak akan sanggup membayar harga (premi) yang terlalu tinggi. Selanjutnya
bencana air bah biasanya mengenai banyak orang karena air bah melibatkan banyak keluarga
dan bisnis, tetapi asuransi swasta tidak secara umum tidak tersedia.
Bank insolvencies tidak bisa diramalkan dan menampilkan kemungkinan-kemungkinan
bencana yang besar (catastrophic) begitu juga dengan masalah pengangguran. Kerugian
harapan tidak bisa diperhitungkan dalam jangka pendek.

Risiko yang bisa ditanggung hanya oleh perusahaan asuransi pemerintah


Perusahaan asuransi pemerintah bisa menanggung risiko-risiko yang tidak bisa
ditanggung oleh perusahaan asuransi swasta, karena pemerintah bisa menjadikan asuransi itu
wajib karena itulah pemerintah dapat menyebarkan biaya program itu atas eksposure yang
kualitasnya bervariasi. Dengan asuransi wajib ini, penanggung sanggup mengubah-ngubah
tingkat premi sepanjang waktu, menurut keperluannya, tanpa mersa takut kehilangan
nasabahnya. Dengan cara ini memungkinkan pula untuk menutup kerugian yang diderita
dimasalalu untuk alasan-alasan inilah asuransi-asuransi pemerintah seharusnya tersedia untuk
melindungi deposan bank terhadap kegagalan bank, dan untuk melindungi orang-orang
terhadap kehilangan pekerjaan. Selanjutnya tambahan pula selain menaikan premi, bila ini
dibutuhkan, pemerintah juga bisa dalam berbagai kasus mengurangi manfaat-manfaat dengan
mengeluarkan suatu peraturan. Suatu opsi tidak tersedia untuk tertanggung yang terikat
dengan suatu kontrak yang sah.
Melalui kekuatan perpajakannya, pemerintah mungkin juga mensubsidi program-program
masyarakat atau swasta, bahkan perusahaan asuransi pemerintah, malahan lebih suka opersi
yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko merupakan aproksimasi risiko
ideal yang ditanggung.

Penggunaan asuransi bersama metode penanganan risiko yang lain


Asuransi mungkin diterapkan dengan kombinasi metode lainnya. Pengendalian
kerugian mungkin sudah tentu selalu dipraktekkan dalam kombinasi dengan asuransi, tetapi
keuntungan dan kemungkinan penggabungan asuransi dengan retensi memerlukan penjelasan
lebih lanjut
Deductible dan excess insurance merupakan contoh peralatan asuransi yang membuat
penggunaan kombinasi ini menjadi mungkin. Deductible memungkinkan tertanggung untuk
memikul semua atau tipe tertentu dari kerugian sampai batas suatu jumlah tertentu, sementara
penanggung menanggung semua atau sebagian kerugian diatas batas jumlah yang telah
ditentukan itu. Secara normal tertanggung boleh memilih salah satu dari beberapa jumlah
deductible.
Mengabaikan bentuk deductibe ini, efek yang jelas adalah suatu pengurangan jumlah
premi dari suatu perlindungan tertentu bagi suatu asuransi. Ini khusus bisa dicatet bila
kerugian yang tidak diasuransikan karena deductible ini relatif sangat beragam. Biaya loss-
adjusment juga berkurang bagi insurer jika kerugian yang tidak diasuransikan itu kecil,
pengaruh biaya kerugian yang tidak masuk itu bahkan mungkin melebihi akibat tidak
memasukan kerugian-kerugian itu sendiri. Dua alasan ini menerangkan karena deductible
paling sering bila kerugian kecil relatif lebih penting daripada kerugian yang besar dan
frekuensi kerugian agak tinggi. Alsan lain mengapa premi bisa dikurangi adalah karena orang
yang diasuransikan harus menanggung sebagian dari setiap kerugian, dan sebagai akibatnya
tertanggung akan lebih hati-hati atau memelihara harta yang diasuransikan itu.
Tertanggung mungkin memilih suatu deductible karena kerugian maksimum yang
ditanggung kecil, sehingga mampu dibayar dengan operating income atau dana cadangan.
Sebaliknya orang yang diasuransikan boleh memutuskan bahwa dia bisa selamat dengan
mengasuransikan sendiri kerugian samapai batas jumlah tertentu walaupun jumlah itu besar,
sebab dia bisa meramalkan risiko dengan tingkat ketelitian yang cukup, berap kerugian yang
berada dalam batas tersebut.
Excess insurance adalah salah satu bentuk dari suatu asruansi yang deductible, dua
istilah ini sering digunakan dengan arti yang sama, jika kerugian potensial yang harus diukur
itu oleh tertanggung jumalhnya bisa diukur. Tetapi excess insurance telah mempunyai arti
yang lebih khusus. Jumlah minimum yang harus dipikul oleh tertanggung biasanya ditetapkan
oleh perundingan antara tertanggung dengan penanggung dan biasanya sama dengan
kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Selain dari penempatan jumlah deductible melalui
perundingan-perundingan khusus, insurer tersebut biasanya menawarkan pilihan dari
beberapa jumlah deductible yang spesifik. Perbedaan yang lain antara asuransi deductible
biasanya memberikan service pengendalian kerugian dan claim adjusment services terhadap
seluruh kerugian. Sementara pada asuransi excess orang yang diasuransikan harus mencari
service itu dari pihak luar atau melakukannya sendiri, maka dari itu asuransi excess kurang
populer dari asuransi deductible dan hanya bermanfaat untuk bisnis besar.

2.1 penerapan manajemen resiko dalam asuransi


Asuransi tidak lepas dari manajemen risiko. Mekanisme manajemen risiko melalui risk
transfer/risk sharing. Asuransi berperang menanggung risiko pihak lain (risk transfer) atau
sebagai pengelola risiko yang ditanggung bersama (risk sharing).
Konsep manajemen resiko tidak boleh dicampur adukkan dengan konsep asuransi,
karena keduanya mempunyai ruang lingkup atau cakupan yang berbeda. Namun asuransi
merupakan bagian dari manajemen resiko karena asuransi merupakan salah satu cara
penanggulangan resiko sebagai hasil perumusan strategi penanggulangan resiko dari
manajemen resiko
Manajemen Resiko dalam asuransi adalah peninjauan resiko dari sudut pandangan
seorang manajer asuransi (risk manager). Risiko yang ada dalam masyarakat bisa dilihat dari
dua segi yaitu:
1. pembelian asuransi (pemegang polis)
2. penjual asuransi (perusahaan asuransi)
Tujuan penerapan manajemen risiko di industri asuransi pada dasarnya tidak berbeda
dengan industri lainnya yakni agar dapat meminimalisir dan mengelola risiko yang
berdampak negatif pada tujuan, visi, dan misi perusahaan. Dalam teori dasar manajemen
risiko, tahapan-tahapannya adalah menentukan konteks (ruang lingkup dan tujuan),
identifikasi risiko, analisa risiko, dan mengontrol risiko. Karena risiko bersifat dinamis, maka
harus selalu dilakukan review dan monitoring.
Untuk menerapkannya, maka diperlukan pedoman manajemen risiko yang bisa berisi
kebijakan dan prosedur manajemen risiko. Selain itu harus ada pelaksananya sehingga
diperlukan struktur organisasi manajemen risiko dan siapa saja yang terlibat di dalam
penerapannya.
Untuk tiap jenis perusahaan bisa berbeda-beda bentuknya, baik kebijakan, prosedur, struktur
organisasi, maupun orang-orang yang terlibat. Dalam hal struktur misalnya, untuk perusahaan
besar mungkin memerlukan satu unit khusus untuk menangani menajemen risiko. Namun
bagi perusahaan lain, fungsi-fungsi manajemen risiko bisa ‘ditempelkan’ pada unit-unit
dalam perusahaan.
Survey risiko adalah salah satu aplikasi kontrol risiko dalam manajemen risiko yang
diterapkan di dunia asuransi. Sejatinya, dunia asuransi dilingkari dengan risiko-risiko yang
jika tidak ditangani secara benar, akan menganggu kelangsungan perusahaan. Tentu risiko
utama terletak pada unit operasional.
Pelaksanaan survey adalah bagian dari proses manajemen risiko underwriting. Survey
juga merupakan aplikasi prinsip kehati-hatian (prudent underwriting) yang selalu menjadi
paradigma para underwriter. Upaya lain proses manajemen risiko adalah penempatan
reasuransi secara tepat kepada perusahaan reasuransi yang terpercaya.Namun demikian tidak
hanya itu risiko-risiko dalam perusahaan asuransi. Sama dengan perbankan yang tidak cuma
menghadapi risiko kredit. Risiko pasar juga bisa menjadi ancaman. Ketidakpastian pasar dan
kondisi perekonomian bisa menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan asuransi yang harus
bisa diperhitungkan dan dikendalikan secara cermat.
Dari sisi lain juga kita bisa lihat bahwa asuransi adalah bisnis jasa atau bisnis ‘penuh janji’.
Perusahaan asuransi memasarkan produk intangible atau produk yang tidak bisa dilihat. Yang
dijual adalah janji akan mengganti kerugian tertanggung jika memenuhi syarat dan ketentuan
polis.
Yang paling mudah merontokkan reputasi perusahaan asuransi umumnya disebabkan
kekecewaan nasabah saat mengurus klaim. Dua hal berkaitan klaim, klaim ditolak atau
pengurusan yang rumit. Mitigasi yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan terbaik.
Standar pelayanan minimal tidak dapat diandalkan di tengah persaingan ketat. Harus cepat
tanggap terhadap keluhan dan menyempurnakan pelayanan
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang digunkan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,
kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana
melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman, Drs., 2014. Manajemen Risiko, Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai