Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Beton telah digunakan selama berabad-abad yang lalu. Ini terbukti ketika bangsa
Romawi dulu menggunakan semen yang disebut Pozzolam sebagai bahan dasar untuk
membuat bangunan sejak sebelum masehi. Mereka menemukan tambang abu pasir
vulkanik yang besar didekat gunung Vesovius di Italia. Ketika mereka mencampur
bahan ini dengan batu kapur dan air bersama-sama dengan pasir dan kerikil, maka bahan
tersebut mengeras seperti batu dan digunakan sebagai bahan bangunan. Orang mungkin
akan mengira bahwa, mutu beton yang dihasilkannya relatif rendah bila dibandingkan
dengan beton yang ada saat ini, akan tetapi beberapa struktur beton buatan bangsa
Romawi sampai saat ini masih tetap berdiri kokoh walaupun umurnya sudah mencapai
ratusan tahun. Salah satu contoh nyata adalah bangunan Panthoen ( kuil para Dewa )
yang berlokasi di Roma yang pembangunannya selesai sekitar tahun 126 M.
Dalam dunia Teknik Sipil, semua pekerjaan di lapangan dalam hal ini yang
berkaitan dengan pembangunan gedung, jalan, dermaga, bendungan, dinding penahan
tanah daln lain-lain tidak terlepas dengan adanya beton sebagai bahan dasar untuk
membanguan bangunan atau penyempurna berdirinya sebuah bangunan. Oleh karena itu,
untuk lebih memahami tentang seluk beluk tentang beton, maka di lembaga
POLITEKNIK Negeri Ambon dilaksankakan kegiatan praktek kerja beton yang secara
tidak langsung telah memberi masukan yang sangat baik kepada para mahasiswa tentang
beton. Adapun hal-hal yang dipelajari dalam kegiatan praktek ini adalah sebagai berikut :
1) Membuat pondasi telapak
2) Membuat balok
1. 2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah :
Tujuan umum yang dicapai dalam pelaksanaan praktek ini adalah memahami cara dan
langkah-langkah kerja dalam mengerjakan sebuah pondasi telapak dan membuat
balok untuk bangunan
1
Untuk menambah pengetahun penulis dan pembaca tentang cara yang baik
merencanakan suatu bangunan sesuai dengan standar keamanan
Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah konstruksi dasar III kerja
beton
1. 3 Rumusan Masalah
Agar terarah penulisan ini maka beberapa hal yang menyangkut permasalahan
antara lain :
Tidak adanya keterampilan dasar bagi mahasiswa untuk membengkokan besi dengan
ukuran yang sama pada kerja pembuatan pondasi telapak walaupun sudah ada
pembatas ukuran pada media yang telah disediakan.
1. 4 Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalan penulisan laporan ini adalah :
Metode Observasi / Survei Lapangan : mahasiswa langsung telibat dalam kegiatan
praktek, sehingga informasi atau hal-hal yang terdapat dalam kegitatan itu dapat
diketahui dan dapat diangkat sebagai permasalahan yang perlu dibahas melalui
sebuah penulisan.
Metode Kepustakaan : Penulis membaca buku-buku di perpuskaan yang ada
kaitannya dengan Beton
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Terobosan besar dalam beton terjadi pada tahun 1824 ketika seorang pembuat batu bata
yang berasal dari Inggris bernama Joseph Aspdi, setelah melalui percobaan laboratorium yang
memakan waktu lama, ia menemukan campuran yaitu semen yang diberi nama semen “semen
Portland” karena warnanya yang mirip dengan batu yang ditambang di Pulau Portland dilepas
pantai Inggris. Joseph membuat semen tersebut dengan mengambil sejumlah tanah liat dan batu
kapur, lalu ia menghancurkanya, membakarnya, dalam sebuah tungku pembakaran dan kemudian
ia menggiling abu yang dihasilkan menjadi sebuah bubuk yang halus. Semen Portland pertama
kali diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1870-an.
Kegunaan beton bertulang pada awalnya tidak begitu diketahui. Sebagian besar hasil
karya awal beton pada waktu itu dilakukan oleh dua orang berkebangsaan Perancis yaitu Joseph
Lambot dan Joseph Monier. Sekitar tahun 1850, Joseph Lambot membuat perahu beton yang
ditulangi dengan suatu jaringan yang terdiri dari kawat baja atau tulangan yang tersusun paralel.
Meskipun demikian, penghargaan besar diberiakan kepada Joseph Monier, karena ia yang
menemukan beton bertulang.
2. 1 Pengertian Beton
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari agregat kasar, agrekat halus, semen
sebagai bahan pengikat dan air sebagai bahan capmpuran untuk mengolah.
Beton sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Beton bertulang
2. Beton tak bertulang
3
a. Beton Bertulang
Beton Bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja. Dimana, tulangan
baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Tulangan baja juga
juga dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom dan berbagai kondisi
lain misalnya pada bangunan, jembatan, perkerasan jalan, dinding penahan tanah,
terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase serta fasilitas irigasi,
tangki dan sebagainya.
4
Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton megakibatkan beton
bertulang menjadi berat. Ini akan berpengaruh pada struktur-struktur bentang-
panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi
memon lentur.
Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran
dan pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa
ditangani satelit seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain
seperti baja struktur dan kayu lapis.
Beton Tak Bertulang adalah Beton yang tidak memakai baja sebagai bahan
tambah untuk lebih memperkuat bentuknya. Biasanya beton tak bertulang jarang
digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Hanya beberapa perkerjaan yang berskala kecil
saja yang menggunakan beton tak bertulang seperti halnya pekerjaan pembuatan beton
deking (batu tahu).
1) Keunggulan Konstruksi Beton Tak Bertulang
5
2. 2 Peralatan dan Kegunaan
Adapun Peralatan yang dilakukan antara lain :
1. Gunting Bendrat, kegunaannya sebagai alat pemotong bendrat.
2. Kunci besi, kegunaannya untuk membengkokan baja tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan.
3. Meter, kegunaannya untuk mengukur berapa panjang baja tulangan yang ingin
dipotong dan mengukur jarak antara sengkang dalam suatu kolom.
4. Alat pengikat besi (gancu), kegunaannya sebagai alat pengikat atau memperkencang
ikatan batang tulangan dengan sengkang.
5. Gunting pemotong besi, kegunaannya untuk memotong besi.
6. Palu, kegunaannya untuk alat pemukul dalam proses pelurusan besi atau batang
tulangan.
7. Bangku kerja, kegunaannya sebagai alat dalam proses pembengkokan batang
tulangan dan tulangan sengkang atau begel.
8. Kapur, kegunaannya sebagai pembuat tanda jarak antara sengkang.
2. 3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktek antara lain :
1. Baja tulangan, Ø 12 sebgai tulangan pokok
2. Baja tulangan, Ø 8 sebagai tulangan sengkang/begel
3. Kawat ikat (bendrat), sebagai bahan ikatan batang tulangan dan begel.
6
BAB III
PEMBAHASAN HASIL PRAKTEK
7
d. Langkah Kerja
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Potong besi untuk tiang dari kolom 12 dengan panjang 170 cm sebanyak 4
buah, lalu beri tanda sepanjang 15 cm dan 5 cm, lalu bengkokan tanda tesebut
dengan menggunakan kunci besi 12
Contoh Gambar :
150
15
Potong besi dengan 12 sepanjang 90 cm sebanyak 4 buah, beri tanda pada sisi
kiri kanan masing-masing 20 cm, dari 20 cm ini, dibari tanda lagi antara sisi kiri
kanan sepanjang 5 cm.
Kemudian bengkokan besi yang telah diberi tanda tadi (jarak 15 cm dan 5 cm)
dengan meakai kunci besi 12
8
Contoh Gambar :
12
5
15
50
Potong besi dengan 12 sepanjang 60 cm sebanyak 4 buah, beri tanda pada sisi
kiri kanan masing-masing 20 cm, dari 20 cm ini, dibari tanda lagi antara sisi kiri
kanan sepanjang 5 cm.
Kemudian bengkokan besi yang telah diberi tanda tadi (jarak 18 cm dan 5 cm)
dengan meakai kunci besi 12
Contoh Gambar :
12
9
Contoh Gambar : 12
50
50
20
125
12
50
20
50
10
24
15
50
10
e. Keselamatan Kerja
Gunakan pakaian kerja saat kegiatan praktek berjalan
Tanyakan pada instruktur bila ada hal yang urang jelas
Fokuslah pada pekerjaan
Jangan tergesa-gesa dalam menyelesaikan pekerjaan
e. Keselamatan kerja
Tempatkan alat kerja dengan baik (tidak berserakan)
Pada saat pembuatan begel, hendaknya besi dibengkokan secara perlahan-lahan.
Jangan bermain saat kegiatan praktek berlangsung.
Gunakan pakaian praktek selama kegiatan berlangsung
Tanyakan pada instruktur bila ada hal yang belum diketahui
11
Contoh Gambar : 12
20
20
12
f. Gambar Kerja
6
12
20
20
5
20
50
13
3.3 Perhitungan bahan
Penjabaran Volume serta jumlah besi yang dipakai dalam pembuatan Pondasi Telapak tersebut
ialah :
A. Hitung Volume
a. Zona 1
Dik : h = 125 cm = 1,25 m
b1= 20 cm = 0,20 cm
b2 = 20 cm = 0,20 m
V = 0,20 × 0,20 × 1,25
= 0,05 m3
b. Zona 2
Dik : h = 10 cm = 0,10 m
b1= 50 cm = 0,50 cm
b2 = 50 cm = 0,50 m
c. Zona 3
Dik : h = 15 cm = 0,15 m
b1= 50 cm = 0,50 cm
b2 = 50 cm = 0,50 m
V = 0,50 × 0,50 × 0,15
= 0, 0375 m3
Jumlah Volume = V. Zona 1 + V. Zona 2 + V. Zona 3
= 0,05 + 0,074 + 0,0375
= 0,1125 m3
14
B. Hitung Jumlah Besi
Dik : 1 Staf besi = 12 m
Besi 12 untuk bagian-bagian Pondasi
Dik : Panjang besi = 170 cm = 1,70 m
Banyaknya besi = 4 Bh
Jawab : ∑ = 1, 70 m’ × 4
= 6,8 m’
a. Bagian 2
Dik : Panjang besi = 90 cm = 0,9 m
Banyaknya besi = 8 Bh
Jawab : ∑ = 0,9 m’ × 8
= 7,2 m’
b. Bagian 3
Dik : Panjang besi = 66 cm = 0,66 m
Banyaknya besi = 4 Bh
Jawab : ∑ = 0,66 m’ × 4
= 2,64 m’
c. Bagian 4
Dik : Panjang besi = 100 cm = 1 m
Banyaknya besi = 2 Bh
Jawab : ∑ = 1 m’ × 2
= 2 m’
Jadi jumlah besi yang dipakai ialah : 6,8 + 7,2 + 2,64 + 2
= 18,64 m’
= 19 m’ (2 staf)
Besi 6 Untuk Begel / Sekang
Dik : Panjang besi = 86 cm = 0,86 m
Banyaknya besi = 5 Bh
Jawab : ∑ = 0,86 m’ × 5
= 4,3 m’ (1 staf)
= 23 m’ (2 staf)
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Membuat suatu bangunan bukan hanya ditujukan pada kekuatan-kekuatan dan
kestabilan konstruksinya, tetapi hal-hal yang penting ialah yang menyangkut segi pembiyaannya
dan lazim dikatakan, bahwa konstruksinya harus kuat dan menarik. Untuk itu perlu diadakan
perencana yang sungguh, sehingga didalam pemakaian dapat memilih konstruksi yang benar-
benar dapat memenuhi syarat yang dibutuhkan, yakni tentang segi konstruksi dan ekonominya
konstruksi. Selain itu, suatu konstruksi yang cukup kuat dan awet tidak hanya memuaskan secara
teknis dan ekonomis tetapi juga memberikan kesenangan dan ketenangan kepada pemakainya
disamping menjamin nilai bangunannya.
Oleh karena itu, praktek kerja beton ini sangat bermanfaat dalam pembekalan
mahasiswa teknik sipil dan mudah menyesuaikan diri melakukan pekerjan langsung di lapangan.
Dengan ketekunan dan kerja keras dari mahasiswa maka hasil kerja yang didapat akan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Selain itu, ketelitian dan kesabaran dalam mengikuti praktek ini
khususnya praktek kerja beton ini sangat diperlukan selama kegiatan praktek berlangsung.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu penulis utarakan yang kerkaitan dengan
kegiatan praktek yang telah berjalan selama ini diantaranya yaitu :
o Hendaknya para instruktur selalu mendampingi dan mengawasi setiap pekerjaan yang
kerjakan oleh mahasiswa
o Diharapkan kepada para instruktur untuk lebih bersikap tegas kepada mahasiswa yang
tidak aktif selama kegiatan praktek berjalan
o Mengingat minimnya pengetahuan tentang job yang dikerjakan, maka instruktur
jangan selalu menekan mahasiswa yang berbuat salah saat mengerjakan pekerjaan
tersebut.
16
LEMBARAN DOKUMENTASI
Proses Membentuk
17