Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR ILMU EKONOMI

(MAKALAH EKONOMI SYARIAH)

DOSEN PEMBIMBING

Dr. tin yuliani

DISUSUN OLEH KELOMPOK II:


BANU MANDALA PUTRA
MASITA
KAFMIM MANGGINI
KIKI PUSPITA SARI
PUTRI AMALIA KARTIKA
NUR ISNAINI
SULISA
NURATUL ISTIQOMARIAH
RIAN HIDAYAT
YOBI HANDRIAN
YOLA SAFITRI
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas segala nikmat dan karunia-
Nya.Shalawat dan salam yang tak lupa pula kita panjatkan kepada junjungan kita
RasulullahMuhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan/jahiliyah kea lam
terang benderang sekarang ini.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan daya dan upaya yang terbatas maka
makalah ini dapat diselesaikan
.Adapun judul makalah ini adalah “EKONOMI SYARIAH” Akhir kata kami berharap apa
yang kami tulis ini dapat bermamfaat bagi pembaca dan terkhusus bagi kami untuk digunakan
sebagai pembelajaran dalam membuatkan karya-karya baru lainnya.
Semoga Allah Swt senantiasa tetap memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kami
menuju jalan lurus yang penuh dengan Ridha-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Mataram,25 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
a. Latar Belakang ........................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
c. Tujuan dan Kegunaan............................................................................... 2

BAB II SISTEM EKONOMI SYARIAH.......................................................... 3

a. Definisi/Pengertian................................................................................... 3
b. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Syariah............................................................. 3
c. Manfaat Negara-Negara yang Menggunakan Sistem Ekonomi Syariah.. 4
d. Bentuk-Bentuk Sistem Ekonomi Syariah................................................. 5

BAB III PENUTUP............................................................................................ 9

a. Simpulan................................................................................................... 9
b. Saran.......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang bebas, tetapikebebasannya


ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama daripada dalam bentuk kompetisi (persaingan).
Karena kerjasama meupakan tema umum dalamorganisasi sosial Islam. Individualisme dan
kepedulian sosial begitu erat terjalinsehingga bekerja demi kesejahteraan orang lain merupakan
cara yang palingmemberikan harapan bagi pengembangan daya guna seseorang dan dalam
rangkamendapatkan ridha Allah SWT. Jadi Islam mengajarkan kepada para pemeluknyaagar
memperhatikan bahwa perbuatan baik (µamal sâlih) bagi
Masyarakat merupakan ibadah kepada Allah dan menghimbau mereka untuk berbuat sebaik-
baiknya demi kebaikan orang lain.Ajaran ini bisa ditemukan di semua bagian Al-Qur’an dan
ditunjukkansecara nyata dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW sendiri. Prinsip persaudaraan
(ukhuwwah) sering sekali ditekankan dalam Al-Qur’an maupunSunnah, sehingga karena itu
banyak sahabat menganggap harta pribadi merekasebagai hak milik bersama dengan saudara-
saudara mereka dalam Islam.Kesadaran dan rasa belas kasihan kepada sanak keluarga dalam
keluarga besar juga merupakan contoh orientasi sosial Islam yang lain, karena berbuat baik
(beramal salih) kepada sanak keluarga semacam itu tidak hanya dihimbau tetapi juga diwajibkan
dan diatur oleh hukum (Islam).
Kerukunan hidup dengan tetanggasangat sering ditekankan baik dalam Al-Qur‘an maupun
Sunnah; di sini kita jugamelihat penampilan kepedulian sosial lain yang ditanamkan oleh Islam.
Danakhirnya, kesadaran, kepedulian dan kesiapan untuk melayani dan berkorban disaat diperlukan
demi kebaikan masyarakat keseluruhan amat sangat ditekankan.Ajaran-ajaran Islam pada
umumnya dan terutama ayat-ayat Al-Qur’an berulang-ulang menekankan nilai kerjasama dan
kerja kolektif. Kerjasama dengan tujuan beramal saleh merupakan perintah Allah yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an. Baik dalam masalah-masalah spiritual, urusan-urusan ekonomik atau kegiatan
sosial. Nabi SAW menekankan kerjasama diantara umat Muslim sebagai landasan masyarakat
Islam dan merupakan inti penampilannya.

b. Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian sistem ekonomi syariah ?
2. Apa ciri-ciri sistem ekonomi syariah ?
3. Apa manfaat negara-negara yang menggunakan sistem ekonomi syariah?
4. Apa bentuk-bentuk sistem ekonomi syariah ?

c. Tujuan dan Kegunaan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem ekonomi syariah.


2. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem ekonomi syariah.
3. Untuk mengetahui manfaat negara-negara yang menggunakan sistem ekonomi syariah.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sistem ekonomi syariah.
BAB II
SISTEM EKONOMI SYARIAH

a. Definisi/Pengertian Sistem Ekonomi Syariah Menurut Beberapa ekonomIslam

· Muhammad Abdul Mannan

"Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-


masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam".
· M.M Metwally

"Ekonomi Syariah dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari per4ilakumuslim (yang
beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti AlQuran,HaditsNabi,Ijma dan Qiyas".
· Hasanuzzaman

"Ilmu ekonomi Syariah adalah pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan aturansyariah ya
ng mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber daya materialsehingga tercipta kepuasa
n manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintahAllah dan masyarakat"
b. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Syariah
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur’an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar
saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur’an dan Sunnah banyak sekali membahas
tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik
modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan
diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik,
karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat
mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”. Dalam Al Qur’an surat
Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
c. Manfaat Negara-Negara yang Menggunakan Sistem Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi konvensional. Perbedaan yang paling mendasar
adalah konsep yang diberikan oleh kedua sistem ekonomi tersebut. Kalau konsep ekonomi
konvensional lebih mengutamakan bunga sebagai keuntungannya, berbeda dengan konsep
ekonomi syariah yang lebih mengutamakan sistem bagi hasil. Ekonomi islam dapat memberikan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya, memberikan keadilan, kebersamaan, kekeluargaan dan
transparan untuk setiap pelakunya.

Manfaat dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat menumbuhkan rasa
kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan keadilan, tidak
menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi
masyarakat baik muslim maupun non-muslim.

Konsep ekonomi syariah selalu mengedepankan kejujuran, transparasi dan keadilan yang
membuat sistem ini tumbuh pesat. Perekonomian dengan menggunakan sistem ekonomi syariah
ini masih di pandang sebelah mata di Indonesia, sesungguhnya sistem ini bisa menjadikan satu
alternatif untuk keluar dari masalah krisis global. Keunggulan-keunggulan dari sistem ekonomi
syariah tersebut dilirik oleh banyak ahli ekonomi di negara-negara maju seperti negara-negara
Eropa. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Perancis, Jerman bahkan negara adidaya, Amerika
Serikat. Inggris bahkan sudah mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah
(BUS). Inggris tercatat sebagai negara yang memiliki bank syariah terbanyak di antara negara
Barat lainnya. Kini, lebih dari 26 bank di Inggris menawarkan produk keuangan syariah. Saat ini
terdapat lima bank murni syariah di Inggris, sementara 17 bank lainnya seperti Barclays, RBS, dan
Lloyds Banking Group telah memiliki unit usaha syariah.
Aset dari perbankan syariah Inggris telah mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds)
melebihi aset bank syariah seperti di negara-negara Islam seperti, Pakistan, Bangladesh, Turki, dan
Mesir. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara lainnya. Hal tersebut menyebabkan
Inggris menduduki peringkat delapan dalam aset perbankan syariah di seluruh dunia.
Perkembangan sistem keuangan Islam di Inggris tidak terlepas dari dukungan
pemerintahannya. Dukungan tersebut diantaranya adalah keleluasaan pajak untuk kredit rumah
dan kemudahan perdagangan sukuk.
Warga Inggris banyak yang memindahkan kredit rumahnya dari bank konvensional ke bank
Syariah dengan alasan mereka tertarik dengan transparansi dan stabilitas perbankan syariah.
Selain Inggris, Perancis saat ini juga akan mengembangkan ekononomi syariah. Hadirnya
sejumlah investor dari negara-negara Teluk dan Qatar Islamic Bank (QIB) menandai dimulainya
investasi bank syariah di negeri ini. Bank-bank tersebut diantaranya ialah Qatar Islamic Bank,
Kuwait Finance House dan Al Baraka Islamic Bank of Bahrain. Hal ini juga tidak terlepas dari
peran pemerintah Perancis yang sangat menyetujui bahkan bersedia untuk membuat penyesuaian
peraturan hukum untuk perbankan syariah.
Negara adidaya Amerika Serikat pun, setelah mengetahui keunggulan dari Bank Syariah
juga mulai melirik prinsip kerja dari sistem keuangan Islam ini. Penerapan prinsip syariah ini
diterapkan di sebuah bank kecil di Michigan, AS bernama University Islamic Financial. University
Islamic Financial memiliki dua tipe pembiayaan, yaitu penjualan dengan cicilan dan sewa. Upah
yang didapat dari pembiayaan tersebut sebanding dengan pembayaran bunga pada pinjaman
tradisional.
Itulah kebaikan dari sistem keuangan Islam. Suatu sistem yang diberikan dan diridhoi Ilahi,
Allah SWT, yang memberi kemaslahatan bagi umat manusia di Bumi ini. Sistem yang
menyelamatkan masalah keuangan dunia dari krisis global. Inilah jawabannya, dengan
menerapkan sistem keuangan Syariah. Semoga sistem keuangan ini terus berkembang dan menjadi
sistem keuangan dunia.

d. Bentu-Bentuk Sistem Ekonomi Syariah


1. Cara Pemilikan Harta Dalam Islam (Al-Milkiyah)
Sistem Ekonomi Islam berbeza sama sekali dengan sistem ekonomi kufur buatan manusia. Sistem
ekonomi Islam adalah sempurna kerana berasal dari wahyu, dan dari segi pemilikan, ia
menerangkan kepada kita bahawa terdapat tiga jenis pemilikan:-
 Hak Milik Umum: meliputi mineral-mineral dalam bentuk pepejal, cecair dan gas
termasuk petroleum, besi, tembaga, emas dan sebagainya yang didapati sama ada di dalam perut
bumi atau di atasnya, termasuk juga segala bentuk tenaga dan intensif tenaga serta industri-industri
berat. Semua ini merupakan hak milik umum dan wajib diuruskan (dikelola) oleh Daulah
Islamiyah(negara) manakala manfaatnya wajib dikembalikan kepada rakyat
 Hak Milik Negara meliputi segala bentuk bayaran yang dipungut oleh negara secara syar’ie
dari warganegara, bersama dengan perolehan dari pertanian,perdagangan dan aktiviti industri, di
luar dari lingkungan pemilikan umum di atas. Negara membelanjakan perolehan tersebut untuk
kemaslahatan negara dan rakyat
 Hak Milik Individu: selain dari kedua jenis pemilikan di atas, harta-harta lain boleh dimiliki
oleh individu secara syar’ie dan setiap individu itu perlu membelanjakannya secara syar’ie juga.
2. Cara Pengelolaan Kepemilikan (At-Tasharruf Fi Al Milkiyah)
Secara dasarnya, pengelolaan kepemilikan harta kekayaan yang telah dimiliki mencakup dua
kegiatan, iaitu:-.

1) Pembelanjaan Harta (Infaqul Mal)

Pembelanjaan harta (infaqul mal) adalah pemberian harta kekayaan yang telah dimiliki. Dalam
pembelanjaan harta milik individu yang ada, Islam memberikan tuntunan bahawa harta tersebut
haruslah dimanfaatkan untuk nafkah wajib seperti nafkah keluarga, infak fi sabilillah, membayar
zakat, dan lain-lain. Kemudian nafkah sunnahseperti sedekah, hadiah dan lain-lain. Baru kemudian
dimanfaatkan untuk hal-hal yangmubah (harus). Dan hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan
untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-barang yang haram seperti minuman
keras, babi, dan lain-lain.

2) Pengembangan Harta (Tanmiyatul Mal)

Pengembangan harta (tanmiyatul mal) adalah kegiatan memperbanyak jumlah harta yang telah
dimiliki. Seorang muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, wajib terikat
dengan ketentuan Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah
memberikan tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama
syirkah yang Islami dalam bidang pertanian, perindustrian, maupun perdagangan. Selain Islam
juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti dengan jalan aktiviti riba, judi, serta
aktiviti terlarang lainnya.

Pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan umum itu adalah hak negara
(Daulah Islamiyah), kerana negara (Daulah Islamiyah) adalah wakil ummat. Meskipun
menyerahkan kepada negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelolanya, namun Allah SWT telah
melarang negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelola kepemilikan umum tersebut dengan jalan
menyerahkan penguasaannya kepada orang tertentu. Sementara mengelola dengan selain dengan
cara tersebut diperbolehkan, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh
syara'.

Adapun pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan negara (Daulah


Islamiyah) dan kepemilikan individu, nampak jelas dalam hukum-hukum baitul mal serta hukum-
hukum muamalah, seperti jual-beli, gadai (rahn), dan sebagainya. As Syari' juga telah
memperbolehkan negara (Daulah Islamiyah) dan individu untuk mengelola masing-masing
kepemilikannya, dengan cara tukar menukar (mubadalah) atau diberikan untuk orang tertentu
ataupun dengan cara lain, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh
syara’.
3. Cara Edaran Kekayaan Di Tengah Masyarakat (Tauzi'ul Tsarwah Tayna An-Naas)
Kerana edaran harta kekayaan termasuk masalah yang sangat penting, maka Islam memberikan
juga berbagai ketentuan yang berkaitan dengan hal ini. Mekanisme edaran harta kekayaan
terwujud dalam hukum syara’ yang ditetapkan untuk menjamin pemenuhan barang dan
perkhidmatan bagi setiap individu rakyat. Mekanisme ini dilakukan dengan mengikuti ketentuan
sebab-sebab kepemilikan (contohnya, bekerja) serta akad-akad muamalah yang wajar (contohnya
jual-beli dan ijarah).

Namun demikian, perbezaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan pemenuhan
terhadap suatu keperluan, boleh menyebabkan perbezaan edaran harta kekayaan tersebut di antara
mereka. Selain itu perbezaan antara masing-masing individu mungkin saja menyebabkan
terjadinya kesalahan dalam edaran harta kekayaan. Kemudian kesalahan tersebut akan membawa
hanya harta kekayaan teredar kepada segelintir orang saja, sementara yang lain kekurangan,
sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan harta, seperti emas dan perak.

Oleh kerana itu, syara' melarang berputarnya kekayaan hanya di antara orang-orang kaya namun
mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang. Allah SWT berfirman :
"Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu."(QS. Al-
Hasyr : 7)

Di samping itu syara' juga telah mengharamkan penimbunan emas dan perak (harta kekayaan)
meskipun zakatnya tetap dikeluarkan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahawa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS.
At-Taubah : 34)
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Krisis ekonomi global kini mulai mengancam banyak negara di duniaPenerapan ekonomi
syariah ini tidak hanya di terapkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama
islam saja. Tetapi penerapan ekonomi syariah ini juga sudah mulai di lirik oleh beberapa negara
yang mayoritas penduduknya adalan non-muslim. Sebenarnya mereka lebih mengutamakan
manfaat dari penggunaan sistem ekonomi syariahnya dari pada agamanya.

Kelebihan yang dapat diambil dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat
menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan keadilan,
tidak menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan
bagi masyarakat baik muslim maupun non-muslim. Hanya saja kekurangan dari ekonomi syariah
yang ada di Indonesia adalah belum adanya payung hukum untuk perlindungannya.

Konsep ekonomi syariah selalu mengedepankan kejujuran, transparasi dan keadilan yang
membuat sistem ini tumbuh pesat. Perekonomian dengan menggunakan sistem ekonomi syariah
ini masih di pandang sebelah mata di Indonesia, sesungguhnya sistem ini bisa menjadikan satu
alternatif untuk keluar dari masalah krisis global.

b. Saran

Sebaiknya menjadikan Nabi Muhammad SAW teladan dalam melakukan suatu usaha.Tidak
keluar dalam jalur peratutan al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar dari sistem ekonomi islam dalam
menjalankan kegiatan ekonomi.

Dalam melakukan suatu usaha hendaknya menyadari akan kewajiban mengeluarkan zakat
dan selalu berpegang kepada prinsip bahwa segala sesuatu ataupun kekayaan di muka bumi ini
hanyalah milik Allah SWT, sehingga sudah sepantasya manusia tidak bersikap individualistik
dalam mengelola hartanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://riyanapamungkas171.blogspot.co.id/2012/11/katapengantar-assalamualaikum-wr.html

Anda mungkin juga menyukai