Anda di halaman 1dari 20

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan
laporan dengan judul AKUISISI DATA, PENGOLAHAN DATA DAN
INTERPRETASI DATA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK. Laporan
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Metode
Geolistrik.

Atas bimbingan bapak dan saran dari teman-teman maka disusunlah Laporan
ini. Semoga dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Laporan ini
diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun laporan ini, kami banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun laporan ini kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
laporan ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini
bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar laporan dan kami berharap semoga laporan ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Banda Aceh, 5 Desember 2019


Penyusun

Praktikan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II .................................................................................Error! Bookmark not defined.
KAJIAN PUSTAKA ..........................................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Dasar Teori.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III .............................................................................................................................7
METODOLOGI PERCOBAAN .....................................................................................7
3.1 Waktu Dan Tempat ............................................................................................7
3.2 Alat Percobaan ...................................................................................................8
3.3 Diagram Alir ............................................................................................................9
3.4 Prosedur Kerja..........................................................................................................9
3.4.1 Pemasangan Alat Resistivitymeter ....................................................................9
3.4.2 Pengambilan data ............................................................................................10
3.4.3 Pengolahan data ..............................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................11
4.1 Interpretasi Data dengan Earth Imager .............................................................11
BAB V .............................................................................................................................13
PENUTUP ......................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................13
5.2 Saran ......................................................................................................................13
LAMPIRAN ...................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik pada batuan penyusun bumi dan bagaimana cara mengukur response
di permukaan bumi untuk mendapatkan formasi bantuan bawah permukaan,
terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik. Dengan
adanya metode ini kita dapat memperkirakan sifat kelistrikan bantuan bawah
permukaan tanah. Untuk dapat menerapkan metode geolistrik dengan sempurna,
maka kita harus dapat mengetahui tata cara penggunaan metode geolistrik.
Penggunan metode geolistrik ini dengan menginjeksikan arus listrik di bawah
permukaan tanah melalui dua buah elektroda arus listrik.
Salah satu metode pendugaan yang sering digunakan adalah metode
geolistrik VES (Vertical Electrical Sounding). Metode tersebut umum digunakan
karena hasilnya lebih akurat, biaya operasional yang murah, dan akuisisi data
yang cepat. Metode VES digunakan untuk menduga lapisan-lapisan material di
bawah permukaan bumi berdasarkan sifat resistivitasnya. Nilai resistivitas (ρ)
dihitung berdasarkan data arus listrik (I) dan beda potensial (V) yang diperoleh di
lapangan. Data arus listrik dan beda potensial diperoleh dari injeksi arus listrik ke
bawah permukaan bumi melalui pasangan elektroda arus (C1,C2) dan elektroda
potensial (P1,P2). Ada beberapa macam metode geolistrik antara lain: metode
potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan sebagainya.
Dengan kita mengetahui metode-metode geolistrik ini, maka kita sebagai
mahasiswa teknik geofisika dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari untuk
mengetahui adanya karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sehingga dapat
mengetahui kemungkinan adanya lapisan akuifer yaitu lapisan batuan yang
merupakan lapisan pembawa air.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan metode geolistrik ?
2. Bagaimanakah cara kerja dan aplikasi dari metode geolistrik ?
3. Bagaimanakah konfigurasi metode geolistrik ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Memberikan pemahaman tentang metode geolistrik
2. Memberikan informasi tentang cara kerja dan kegunaan geolistrik
3. Memberikan pemahaman tentang konfigurasi metode geolistrik
5. Untuk dapat mengetahui alat dari Geolistrik serta Gangguan (noise) dalam
pengukuran Geolistrik

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Pada dasarnya metode geofisika adalah metode yang digunakan untuk


mengamati gejala-gejala gangguan yang terjadi pada keadaan normal.gangguan
ini dapat bersifat statistic maupun dinamis.
Geolistrik adalah ilmu yang memperlajari kondisi bawah permukaan bumi
yang didasarkan pada parameter fisikanya yaitu sifat kelistrikan bumi. sedangkan
metode yang menggunakan sifat fisis bumi berupa kelistrikan untuk
menginterpretasikan kondisi bawah permukaan bumi pada jarak tertentu disebut
sebagi metode geolistrik. Sifat fisis kelistrikan pada bumi adalah salah satu sifat
yang mencerminkan material penyusun batuan bumi, formasi batuan dan
bagiannya. Data yang diperoleh pada metode geolistrik berupa nilai resistivitas
semu, yang secara matematis dituliskan sebagai berikut:

Dengan : adalah nilai resistivitas semu (Ωm)


K adalah factor geometri konfigurasi elektroda
V adalah nilai beda tegangan potensial (V)
I adalah kuat arus (A)

Metode geolistrik juga diartikan sebagai metode geofiska yang dapat


menginterpretasi jenis batuan atau mineral di bawah permukaan berdasarkan sifat
kelistrikan dari batuan penyusunnya.
(Yulianto dan Widodo, 2008)

Pengukuran geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke


bumi, lalu dilakukan pengamatan terhadap response dari bumi. pengukuran
geolistrik dilakukan dengan menggunakan resistivitas , dimana arus yang masuk

3
dapat diasumsikan bahwa bumi homogeny isotropis. Asumsi ini dapat
memberikan gambaran bahwa pada saat melakukan pengukuran, besaran
resistivitas yang tidak bergantung pada jarak elektroda potensial yang dipakai.
Pengukuran ini tidak berlaku pada kondisi bumi sesungguhnya, pada kondisi bumi
yang sesungguhnya bumi terdiri dari lapisan lapisan dengan resistivitas yang
berbeda-beda. Perbedaan lapisan bumi tersebut menyebabkan resistivitas yang
terukur bergantung pada jarak elektroda potensial. Besar resistivitas yang terukur
merupakan resistivitas semu atau apparent resistivity.
(Todd, D.K, 1980)

Dalam teknik pengukuran geolistrik dikenal dua teknik pengukuran yaitu


metode geolistrik resistivitas mapping dan sounding (drilling). Metode geolistrik
resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara horizontal.
Metode geolistrik sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas
batuan dibawah permukaan secara vertical. Pada metode geolistrik sounding
dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektroda. Perubahan jarak elektroda
dilakukan dari jarak elektroda kecil kemudian semakin meningkat secara gradual.

(Menke, W,., 1984)

4
Gambar 2.1.1 Dua pasang elektroda arus dan elektroda potensial pada permukaan
medium homogen isotropis dengan resistivitas. Sumber: Jurnal sain dan seni ITS.
Vol. 6. No.2.

Jarak elektroda sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi.


Semakin besar jarak elektroda maka semakin dalam lapisan batuan yang
terdeteksi. Pengukuran dilapangan, meningkatnya jarak elektroda dilakukan jika
menggunakan alat geolistrik yang memadai. Dalam hal ini, alat yang digunakan
harus mampu memberikan arus yang cukup sensitive dalam mendeteksi beda
potensial yang kecil di dalam bumi.

(Santoso, D., 2002)

Pengukuran dengan metode geolistrik konfigurasi schlumberger dilakukan dengan


menancapkan empat elektroda, yaitu elektroda potensial (M/N) dan elektroda arus
(A/B) ke dalam tanah. Arus listrik dalam satuan mA dari power supply dialirkan
ke dalam melalui eelktroda arus A dan B. Hasil dari perbedaan tegangan/ beda
potensial (M/N) yang dihasilkan, dibaca pada alat resistivity meter. Jika jarak
antara dua elektroda arus terbatas, potensial pada titik data (datum point) akan
dipengaruhi oleh kedua elektroda arus tersebut.

5
Gambar.2.1.2 Prinsip Schlumberger sumber: Dintek Vol.12. No.2

Pendugaan geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran


mengenai lapisan tanah di bawah permukaan dan kemungkinan Pendugaan
geolistrik ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai lapisan tanah
di bawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya air tanah dan mineral pada
kedalaman tertentu. Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada kenyataan bahwa
material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang berbeda apabila dialiri
arus listrik. Air tanah mempunyai tahanan jenis yang lebih rendah daripada batuan
mineral. Beberapa penelitian yang terkait dengan pendugaan geolistrikini
diantaranya : penyelidikan untuk mengetahui sebaran mineral batu bara (Azhar,
dkk., 2003) penyelidikan eksplorasi air bawah tanah (Ali M.N, dkk., 2003).
Menurut Bisri (1991) Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan
bawah permukaan tanah dengan geolistrik ini, antara lain : aturan Wenner, aturan
Schlumberger, aturan ½ Wenner, aturan ½ Schlumberger, dipole-dipole dan lain
sebagainya. Prosedur pengukuran untuk masing-masing konfigurasi bergantung
pada variasi resistivitas terhadap kedalaman yaitu pada arah vertical (sounding)
atau arah lateral (mapping) (Derana, 1981). Metode resistivitas dengan
konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara mengkondisikan spasi antar
elektrode potensialadalah tetap sedangkan spasi antar elektrode arus berubah
secara bertahap (Sheriff, 2002).Pengukuran resistivitas pada arah vertikal atau
Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap
kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah
permukaan bumisecara vertikal (Telford, et al., 1990).

6
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum metode Geolistrik 1D dilaksanakan pada:


Hari dan tanggal : Senin, 25 November 2019
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : Di Stadion Mini Unsyiah.

Lokasi Pengambilan data praktikum

Gambar 3.1 Lokasi pengambilan data praktikum metode Geolistrik 1D


(Google earth)

Praktikum metode Geolistrik 1D dilakukan dengan menarik lintasan


sepanjang 40 m ke kanan dan kekiri, dengan 2 elektroda potensial dan 2 elektroda
arus yang di letakkan sesuai dengan tabel pengukuran yang telah disediakan. Titik
yang diukur ada 12 titik. Lintasan dibuat secara horizontal sepanjang lebar
lapangan.

7
3.2 Alat Percobaan
Berikut ini alat-alat yang digunakan pada praktikum metode Geolistrik 1D :
NO Alat yang digunakan Jumlah
1 Alat Resistivitimeter 1 buah
2 Meteran 2 buah
3 Elektroda 5 buah
4 Kabel Potensial (Kuning) 2 buah
5 Kabel Arus (merah) 2 buah
6 Kabel Power 1 buah
7 Baterai 1 buah
8 Payung 1 buah
9 Matrass 1 buah
10 Palu 2 buah
10 Alat tulis Secukupnya

Tabel 3.1 Alat yang digunakan Pada Pengukuran.

Gambar 3.2 Alat Praktikum Metode Geolistrik 1D

8
3.3 Diagram Alir

Mulai

Studi Pendahuluan
Setting Alat

Desain Survey
Penentuan Lintasan

Pengambilan Data
Akuisisi Data

Pengolahan Data Perhitungan Data

Microsoft Excell
Laporan

Pemodelan dengan earth imager

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir.

3.4 Prosedur Kerja


Prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan praktikum dilapangan
yaitu menentukan design lapangan, memasang alat dan bahan dan menentukan
setiap titik yang akan dilakukan pengukuran. Ketika dilapangan ada tahapan yang
harus dilakukan antara lain:

3.4.1 Pemasangan Alat Resistivitymeter


Tahapan awal yang harus dilakukan adalah menghubungkan alat
resistivitymeter dengan kabel power ke baterai dan dari alat dipasangkan kabel
potensial dan arus dengan caranya sebagai berikut:

9
1. Pada Resistivity meter disambungkan 2 kabel. Kabel merah (Arus) dan
kabel kuning (potensial)
2. Hubungkan Kabel Power dengan Baterai, yang pertama dihubungkan
adalah Kabel Power dengan nilai positif (kabel power merah) selanjutnya
diikuti kabel power negatif (kabel power hitam)
3. Nyalakan Resistivitymeter dan atur waktu dan tanggal, Metode yang
digunakan, stacking, power dan error max
4. Masukkan nilai jarak antara Current, dan potensial. Resistivitas akan
terukur dan lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

3.4.2 Pengambilan data


Setelah semua konektor terhubung tahap selanjutnya adalah mengambil
data lapangan dengan memanjang sepanjang lintasan sesuai dengan survei
yang telah dilakukan. Pada pengambilan data lapangan menggunakan 1 unit
alat resistivitymeter yang diletakkan di base untuk mengamati perubahan
resistansi yang terukur dengan menganggap lintasan sebelah kiri bernilai
negatif dan sebelah kanan bernilai positif, setelah di dapat hasil pengukuran
lalu dilakukan lagi 3 kali pengulangan. Setelah melakukan pengambilan data
untuk jarak pertama selanjutnya, kabel elektroda dan arus di ubah-ubah lagi
sesuai dengan jarak pada tabel yang disediakan. Pada saat pengukuran
berlangsung praktikan tidak boleh berdiri di sekitaran kabel, karena cukup
berbahaya jika terkena arus listrik.

3.4.3 Pengolahan data


Data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan akan diolah
dengan menggunakan software Earth Imager 1D. Data yang dihasilkan berupa
grafik VES. Berikut langkah – langkah pengolahan data :
1. Hasil data yang kita dapatkan dilapangan di pindahkan kedalam microsoft
Excel.
2. Lalu plot data ke dalam software Earth Imager

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Interpretasi Data dengan Earth Imager


Berdasarkan hasil pengolaham data nilai resistivitas yang telah
didapatkan dari hasil pengukuran di stadion mini unsyiah dengan
menggunakan software Earth Imager maka didapatkan hasil processing
seperti berikut.

Gambar. 4.1.1. Grafik nilai resistivitas (Earth Imager)

Pada pengolahan data hasil pengukuran dengan software earth


imager kesesuaian model dengan kondisi dilapangan yang sebenarnya
dicerminkan melalui nilai RMS (Root Mean Square). Nilai RMS yang
kecil menunjukkan kesesuaian model yang paling baik, untuk
mendapatkan nilai RMS yang kecil maka antara titik-titik data dengan
titik-titik data dari model diupayakan harus berhimpit. Dari hasil
pengukuran RMS yang didapatkan adalah 4.70%.

Dari model hasil pengolahan dengan software earth imager


didapatkan interpretasi subsurface yang ditunjukkan oleh nilai resistivitas.
Perlu diketahui bahwa nilai resistivitas berbanding terbalik dengan nilai
konduktivitas. Dimana nilai konduktivitas menunjukkan besarnya

11
akumulasi fluida air pada lapisan batuan. Dari layer model resistivitas pada
gambar 4.1.1 diketahui bahwa nilai resistivitas batuan bervariasi.

Pada kedalaman 0 sampai 5.36 m didapatkan nilai resistivitas yang


tinggi yaitu 25.0 (digambarkan dengan warna hijau), 15,7 (digambarkan
dengan warna biru muda) dan 18.3 (digambarkan dengan warna tosca) hal
ini menunjukkan bahwa lapisan ini didominasi oleh lanau atau pasiran.
Kemudian nilai resistivitas tampak menurun pada kedalaman 5.36 m
sampai 15.70 m. dimana lapisan ini diwakili dengan nilai resistivitas
rendah (bar skala berwarna biru tua) bervariasi yaitu 0.9 , 2.6 , dan 4.8.
nilai ini menunjukkan bahwa lapisan ini memiliki nilai konduktivitas yang
tinggi mengartikan bahwa lapisan mengandung banyak fluida air.
Kemudian pada kedalaman 15.70 nilai resistivitas mencapai angka
11164.9 dengan bar skala berwarna merah. Ini menandakan bahwa lapisan
pada kedalaman ini didapatkan nilai resistivitas yang tinggi dengan jenis
batuan dolomite atau limestone.

Gambar. 4.1.2 Kurva Sounding (Septiana, M. 2014)

Gambar diatas memperlihatkan enam tipe kurva sounding yang


digunakan pada konfigurasi schlumberger. Sesuai dengan variasi
resistivitas terhadap kedalaman. Dari data yang dihasilkan type kurva
sounding pada praktikum ini adalah type Q dimana > > .

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil akuisisi, pengolahan, dan iterpretasi data diatas, didapatkan hasil
kesesuaian model dengan kondisi dilapangan yang sebenarnya dicerminkan
melalui nilai RMS (Root Mean Square). Nilai RMS yang kecil menunjukkan
kesesuaian model yang paling baik, untuk mendapatkan nilai RMS yang kecil
maka antara titik-titik data dengan titik-titik data dari model diupayakan harus
berhimpit.

Dari nilai resistivitas yang tercatat pada alat di dapat harga resistivitas
tertinggi pada kedalaman 15.70 dengan nilai resistivitas mencapai angka 11164.9
dengan bar skala berwarna merah. Ini menandakan bahwa lapisan pada kedalaman
ini didapatkan nilai resistivitas yang tinggi dengan jenis batuan dolomite atau
limestone. Dan nilai resistivitas terendah didapat dengan harga 0.9 pada
kedalaman 5.36 m sampai 15.70 m yang mengindikasikan batuan tersebut adalah
batuan yang memiliki konduktivitas tinggi mengartikan bahwa lapisan tersebut
mengandung banyak fluida air. Nilai konduktivitas berbanding terbalik dengan
nilai resistivitas, semakin tinggi nilai resistivitas suatu batuan maka semakin kecil
konduktivitas yang terkandung dalam batuan tersebut, begitupun sebaliknya.

Dari hasil interpretasi menggunakan Software Earth Imager akan didapat


grafik, sesuai teori grafik VES ada 6 Tipe dan grafik VES yang didapat pada
penelitian ini adalah grafik VES dengan tipe Q dimana > > .

5.2 Saran
Pada Praktikum Metode Geolistrik ini diharapkan Kerja sama tim yang
lebih baik agar hasil yang didapatkan lebih maksimal. Dan untuk interpretasi data
diharapkan asisten ikut mendampingi praktikkan karena praktikkan belum
memahi proses tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.N., Za’ari, Supoyo, 2003. “Eksplorasi, eksploitasi Sumber Daya


Mineral Air Bawah Tanah : Studi Kasus Di Kawasan Industri Pasuruan Jawa
Timur”. Proceedings of Joint The 32 nd IAGI dan The 28 th HAGI Annual
Convention and Exhibition.

Azhar, Handayani G., 2004. “Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi


Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara“. Jurnal Natur
Indonesia 6(2) hal 122-126, ISSN1410-9379.

Conoras, A.K. Wawan., Julhija Rasai., Husaen Salahu. 2019. Interpretasi


Tahanan Jenis Bawah Permukaan Daerah Morotai Menggunakan
Geolistrik Schlumberger Configuration Vertical Electrical Sounding 1D.
Dintek.Vol.12.No.2. (28-37).

Febriana, Kusuma Nur Romandah., dkk. 2017. Identifikasi Sebaran


Aliran Air Bawah Tanah (Groundwater) dengan Metode Vertical
Electrical Sounding (VES) Konfigurasi Schlumberger di Wilayah Cepu,
Blora Jawa Tengah. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol.6. No.2.

Menke, W. 1984. Geophysical Data Analysis : Discrete Inverse Theory.


Orlando-Florida: Academic Press.Inc .

Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: ITB.

Telford, W. M., Geldart, L. P. and Sheriff, R. E., 1990, “Applied Geophysics, Second
Edition“,
Cambridge University Press, United State of America.

Todd, D.K. 1980. Groundwater Hydrology Second Edition. New York:


John Wiley and Sons, Inc.

14
Yulianto, Toni dan Widodo, Sugeng. 2008. Identifikasi Penyebaran dan
Ketebalan Batu Bara Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas.
Berkala Fisika. Vol.11.No.2. (59-66).

15
LAMPIRAN

16
FORM AKUISISI GEOLISTRIK 1D KONFIGURASI SCHLUMBERGER

KODE 1D-01
LOKASI Stadion Mini Unsyiah
Senin, 25 November
WAKTU 2019
OPERATOR Cut Husna

NO AB/2(m) MN/2 (m) K(m) Data


Rho
I (Ma) V (mV) (ohm.m)
1 1,6 0,5 7,2534 92,47 280,25 21,98
2 2,5 0,5 18,84 73,24 79,4 20,43
3 4 0,5 49,455 96,14 40.05.00 20,6
4 6,2 0,5 119,9166 230,23 109,85 19,07
5 10 0,5 313,215 699,4 32,2 14,42
6 6,2 2 27,0354 60,5 42,58 19,04
7 10 2 75,36 217,23 39,5 13,7
8 16 2 197,82 524,36 21,98 8,29
9 25 2 487,485 1338,41 9,15 3,35
10 40 2 1252,86 1134.76 5,38 5,94
11 25 8 110,09625 1234,36 60,17 5,36
12 40 8 301,44 1043,49 14,6 4,21

17

Anda mungkin juga menyukai