Anda di halaman 1dari 13

Nama Dosen : Ikes Dwiastuti, SKM.,M.

Epid

Mata Kuliah : Dasar Epidemiologi

MAKALAH
PENCEGAHAN PENYAKIT

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Mardiatul Jannah (M.17.02.015)

Nurul fitri Khaerani (M.17.02.019)

PROGRAM STUDI S1. KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

MEGA BUANA PALOPO

TAHUN AJARAN

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca yang ingin menambah pengetahuan tentang
“PENCEGAHAN PENYAKIT”.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Palopo , 18 November 2018


Kelompok 6
DAFTAR ISI

Hal.

SAMPUL ........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5

BAB II PEMBAHAHASAN

A. Definis pencegahan penyakit ............................................................ 6


B. Tingkat pencegahan penyakit ............................................................ 7
C. Bentuk program pencegahan..............................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan
terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah
pencegahan, haruslah didasarkan pada data atau keterangan yang
bersumber dari hasil analisis dari epidemiologi. Pencegahan penyakit
berkembang secara terus menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan
pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi, seperti
yang dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan sayur dan buah segar
untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan
dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap
ledakan penduduk dengan keluarga berencana.
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi
pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan.
Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip
tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan
pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,
perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, penanganan dan
pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilisasi
lingkungan.
Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan
penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan
upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan
di masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pencegahan penyakit?
2. Apa saja tingkatan pencegahan penyakit?
3. Bagaimana bentuk program pencegahan penyakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencegahan penyakit
2. Untuk mengetahui apa saja tingkatan pencegahan penyakit
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk program pencegahan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pencegahan Penyakit


Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil
terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data /
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan / penelitian epidemiologi (Nasry, 2006). Pencegahan
merupakan komponen yang paling penting dari berbagai aspek kebijakan
publik (sebagai contoh pencegahan kejahatan, pencegahan
penyalahgunaan anak, keselamatan berkendara), banyak juga yang
berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung untuk kesehatan.
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan
individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire, yang
artinya datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi
sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sbegai
upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganggguan,
kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo
dan Latipun, 2005 : 145).
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi
dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini. Pencegahan penyakit juga merupakan
mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian dengan langkah-
langkah kegiatan berdasarkan data hasil analisis, pengamatan maupun
penelitian epidemiologi.

B. Tingkat Pencegahan
Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit
adalah untuk dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya
pencegahan. Artinya, dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu
ke waktu serta perubahan yang terjadi di setiap masa/fase, dapat dipikirkan
upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat dilakukan sehingga
penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak menjadi
lebih berat, bahkan dapat disembuhkan. Upaya pencegahan yang dapat
dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari
waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai
tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.

Ada empat tingkat utama dalam pencegahan penyakit, yaitu :

1. Pencegahan tingkat awal (Primordial Prevention)


Pencegahan tingkat awal (primordial prevention) diperkenlkan oleh
WHO (Beaglehole, WHO 1993) sebagai salah satu bentuk upaya
pencegahan yang didapatkan berdasarkan pengalaman epidemiologis
dalam menangani masalah penyakit kardiovaskuler. Ditemukan bahwa
terjadinya penyakit jantung pada masyarakat luas hanya jika terdapat
kausal dasar (basic underlying) yang berupa makanan tinggi lemak
jenuh binatang. Jika bentuk penyebab dasar ini tidak ada, seperti di
China dan Jepang, penyakit jantung jarang ditemukan meskipun
ditemukan banyak faktor risiko lainnya seperti merokok dan tekanan
darah tinggi. Namun demikian kanker paru tinggi karena hipertensi di
China dan Jepang.
Tujuan primodial prevention ini adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup sosial-ekonomi dan kultural yang mendorong
peningkatan risiko penyakit. Upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan
kepada masalah penyakit tidak menular yang dewasa ini cenderung
menunjukkan peningkatannya.
Pada negara sedang berkembang, penyakit jantung-koroner
menjadi penting pada daerah perkotaan untuk kelompok kelas
menengah dan atas. Dengan peningkatan derajat sosial ekonomi maka
akan terjadi penyebar luasan faktor risiko yang selanjutnya akan
menghantar peningkatan besaran masalah penyakit jantung koroner.
Upaya primodial penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan
nasional nutrisi dalam sektor agrikultur, industri makanan, import dan
ekspor makanan, penanganan komprehensif rokok, pencegahan
hipertensi dan promosi aktifitas fisik/olahraga.
Upaya primodial juga diperlukan dalam hal pengendalian
peningkatan polusi udara (greenhouse effect, acid rain, ozone-layyer
depletion) dan pengaruh asap di daerah perkotaan dalam pencegahan
penyakit jantung dan paru. Perhatian dapat ditujukan pada pengendalian
peningkatan konsentrasi sulfur dioxide di atmosfer pada beberapa kota
besar metropolitan(Paris, London, New York, dan Tokyo) yang
melebihi nilai ambang maksimum yang direkomendasikan oleh WHO.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pencegahan awal ini
diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan
masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan
suatu penyakit atau faktor risiko dapat berkembang atau memberikan
efek patologis. Faktor-faktor itu tampaknya banyak bersifat sosial atau
berhubungan dengan hidup dan pola makan. Upaya awal terhadap
tingkat pencegahan primodial ini merupakan upaya mempertahankan
kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari
gangguan kondisi kesehatannya yang sudah baik.

Pencegahan tingkat awal ini berupa: Pemantapan status


kesehatan (Underlying condition). Contohnya yaitu pemakaian
makanan bergizi rendah lemak jenuh dan pengendalian pelarangan
merokok.

2. Pencegahan tingkat pertama ( primary prevention)


Pencegahan tingkat pertama ini dilakukan dengan dua cara yaitu:
menjauhkan agen untuk dapat kontak atau memapar pejamu, dan
menurunkan kepekaan pejamu (host susceptibility). Intervensi ini
dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis).
Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial, maka giliran
pencegahan tingkat pertama ini digalakkan terhadapnya. Kalau lolos
dari upaya maka penyakit itu akan segera dapat timbul yang secara
epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang
lebih berbahaya kalau timbul dalam bentuk KLB.
Pencegahan tingkat pertama(primary prevention) berupa:
a. Promosi kesehatan
Contohnya yaitu pendidikan kesehatan dan penyebaran
informasi kesehatan, konsultasi gizi, penyediaan air bersih, dan
pembersihan lingkungan/sanitasi.
b. Pencegahan khusus.

Contohnya yaitu pemberian imunisasi dasar, pemberian


vitamin A, tablet penambah zat besi dan perlindungan kerja
terhadap bahan berbahaya.

3. Pencegahan tingkat kedua( secondary prevention)


Pencegahan tingkat kedua ini berupa:
a. Diagnosis awal dan pengobatan tepat(early diagnosis and prompt
treatment). Meliputi: screening(penyaringan) , pejajakan kasus,
pemeriksaan khusus (laboratorium dan tes), dan pe,berian obat
yang rational dan efektif.
b. Pembatasan kecacatan (Disability limitation). Meliputi: operasi
plastik pada bagian/organ yang cacat dan pemasangan pin pada
tungkai yang patah.

Pencegahan tingkat kedua ini dilakukan dalam fase patologis


dengan cara mengetahui perubahan klinik atau fisiologis yang terjadi
dalam awal penyakit. Pencegahan ini ditujukan untuk mendeteksi
penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya dapat
menghambat atau memperlambat progresifitas penyakit, mencegah
komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecacatan.

Bentuk utama pencegahan tingkat kedua adalah penyaringan


(skrening). Dengan skrening diharapkan dapat didteksi indikator
fisiologi awal yang ada sebelum orang menunjukkan keluhannya.
Contoh skering adalah hapusan pap (pap smear) untuk kanker serviks,
tes pendengaran untuk kerusakan ketulian, dan skin test untuk
tuberkulin.

4. Pencegahan tingkat ketiga (rehabilitasi)


Upaya rehabilitasi ditujukan untuk membatasi kecacatan sehingga
tidak menjadi tambah cacat, dan melakukan rehabilitasi dari mereka
yang punya cacat atau kelainan akibat penyakit. Upaya-upaya
rehabilitasi yang dapat dilakukan misalnya: terapi latihan untuk
mempertahankan kondisi otot, pergerakan, mencegah kontraktur bagi
para penderita paralise akibat strok.

C. Bentuk program pencegahan


Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
berbagai bentuk upaya pencegahan telah di programkan dan dilakukan.
Beberapa contoh yang dapat di lakukan di sini adalah :
1. Program imunisasi dasar ( universal child imunication )
2. Program pemberantasan penyakit menular melalui binatang
3. Penyuluhan kersehatan masyarakat rumah sakit ( PMKMS )
4. Pemberian makanan tambahan anak sekolah
5. Pemberian konseling AIDS
6. Pemeriksaan screening AIDS
7. Penyuluhan kesehatan lingkungan
Setiap bentuk upaya ini memerlukan identifikasi masalah. Perencanaan,
kegiatan dan evalusi di mana penekanannya di arahkan kepada
pencegahan terjadinya penyakit. Pencegahan secara terbatas di sini
biasanya di maksudkan sebagai upaya penting preventif tingkat
pertama. Salah satu landasan penekanan penting dan utamannya upaya
pencegahan ini mengingat aspek biaya (cost benefit), yang dalam
pribahasa umum di nyatakan dengan lebih baik, mudah dan murah
untuk mencegah dari pada mengobati. Biaya pengobatan memang
cukup tinggi dan sulit terjangkau. Tidak ada istilah kaya bagi penyakit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil
terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data /
keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan / penelitian epidemiologi (Nasry, 2006). Pencegahan
merupakan komponen yang paling penting dari berbagai aspek kebijakan
publik (sebagai contoh pencegahan kejahatan, pencegahan
penyalahgunaan anak, keselamatan berkendara), banyak juga yang
berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung untuk kesehatan.
Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit
adalah untuk dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya
pencegahan. Artinya, dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu
ke waktu serta perubahan yang terjadi di setiap masa/fase, dapat dipikirkan
upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat dilakukan sehingga
penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak menjadi
lebih berat, bahkan dapat disembuhkan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami sadar masih banyak
kekurangan maka dari itu kami senantiasa mengharapkan masukan dan
kritikan rekan-rekan pembaca, dan mudah-mudahan rekan-rekan semua
dapat menggali terus materi pencegahan penyakit agar kita dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang hal tersebut. Mudah-
mudahan dengan terciptanya makalah ini khususnya bagi penyusun,
umumya untuk para pembaca bisa mengembangkan atau membuat
sebelum Pencegahan Penyakit yang baik berdasarkan kriteria yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai