2
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama
3 bulan. Selanjutnya, ayat (5) menyatakan bahwa kegiatan pendidikan
dan pelatihan diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui pencapaian
kompetensi calon kepala sekolah/madrasah.
Pasal 7 ayat (2) dan (5) di atas telah mengatur jenis kegiatan yang
harus dilakukan dan porsi waktu minimal untuk mendapatkan calon
kepala sekolah/madrasah yang kompeten. Namun, bagaimana
kegiatan itu dikemas sehingga bisa dilaksanakan dengan prosedur
yang sama belum diatur dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010.
Oleh sebab itu, untuk menstandarkan proses diklat calon kepala
sekolah/madrasah diperlukan adanya petunjuk pelaksanaan (juklak)
yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap penyelenggara diklat.
Dengan adanya juklak ini diharapkan semua kegiatan diklat calon
kepala sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh berbagai
lembaga diklat dapat distandardisasikan baik dari segi masukan,
proses maupun hasilnya.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah/madrasah adalah:
2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah.
C. Tujuan
Petunjuk pelaksanaan diklat calon kepala sekolah/madrasah ini
disusun dengan tujuan sebagai berikut.
3
2. Menjadi acuan bagi LPPKS dan/atau instansi terkait lainnya
dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah/madrasah.
D. Sasaran
Petunjuk pelaksanaan diklat calon kepala sekolah/madrasah ini
disusun untuk bisa digunakan oleh instansi yang terlibat dalam proses
penyiapan calon kepala sekolah/madrasah baik langsung maupun
tidak langsung sesuai dengan peran masing-masing, yaitu:
1. Dinas pendidikan provinsi;
2. Dinas pendidikan kabupaten/kota;
3. Kantor wilayah kementerian agama;
4. Kantor kementerian agama kabupaten/ kota;
5. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LPPKS);
6. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK);
7. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP); dan
8. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
4
BAB II
5
materi penunjang. Pada akhir kegiatan In-Service Learning 1 peserta
menyusun rencana tindakan yang akan diimplementasikan pada saat
On-the-Job Learning. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil
analisis EDS masing-masing sekolah dan hasil analisis evaluasi diri
yang dicerminkan pada hasil AKPK.
6
Tahap ke tiga, In-Service Learning 2, dilaksanakan dalam durasi 30
(tiga puluh) jam pelajaran. Dalam kegiatan ini dilakukan penilaian
terhadap portofolio calon kepala sekolah/madrasah. Portofolio adalah
sejumlah tagihan terhadap pelaksanaan OJL yang dikumpulkan oleh
calon kepala sekolah/madrasah dalam satu folder. Penilaian juga
dilakukan melalui presentasi hasil OJL dan refleksi terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut dalam konteks peningkatan
kompetensi calon kepala sekolah/madrasah. Petunjuk teknis
pelaksanaan In-Service Learning 2 dapat dilihat pada Lampiran 4.
7
B. Struktur dan Deskripsi Kurikulum Diklat
Struktur dan deskripsi kurikulum diklat calon kepala sekolah/madrasah
adalah sebagai berikut:
1. In-Service Learning 1
Tabel 1
Struktur Kurikulum In-Service Learning 1
Tabel 2
Deskripsi Kurikulum In service learning 1
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
I PROGRAM UMUM
1 Kebijakan Memahami arah kebijakan Kebijakan tentang
Kementerian berkaitan dengan program penugasan guru sebagai
Pendidikan penyiapan, kepala sekolah
Nasional pengembangan dan Permendiknas Nomor 28
pemberdayaan kepala Tahun 2010
sekolah
8
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
II INTI
1 Latihan Membentuk jiwa Dinamika Kelompok
Kepemimpinan kepemimpinan, Spiritual Leadership
kepribadian, sosial, dan Kepemimpinan
jiwa wirausaha calon Pembelajaran
kepala sekolah dengan Kewirausahaan
meningkatkan potensi
kepemimpinan, mengubah
pola pikir, sikap, perilaku
dan tindakan calon kepala
sekolah yang difokuskan
pada peningkatan
kemampuan berdasarkan
hasil pemetaan
9
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
tentang struktur program, Model Pelatihan
strategi pembelajaran, Penilaian
model pelatihan, kelulusan
penilaian, dan kelulusan.
2. On-the-Job Learning
Tabel 3
Struktur Kurikulum On-the-Job Learning
10
Tabel 3.1
Kegiatan dan Jenis Tagihan pada OJL
Alokasi waktu
N0 Kegiatan dan Jenis Tagihan pada OJL
Sekolah Sekolah Jum
Sendiri lain lah
4 Tugas mandiri/Kajian
6 Penyusunan portofolio 10 10 20
11
Tabel 4
Deskripsi Kurikulum On-the-Job Learning
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
1 Pelaksanaan Memperoleh pengalaman Format Rencana
rencana kepemimpinan dan Tindak Lanjut
tindak lanjut mempraktikkan
Flexible learning
di sekolah pengetahuan yang
sendiri & diperoleh pada saat In-
sekolah Service Learning 1
magang
3. In-Service Learning 2
Tabel 5
Struktur Kurikulum In-Service Learning 2
Tabel 6
Deskripsi Kurikulum In-Service Learning 2
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
1 Penjelasan Memberikan informasi Lembar penilaian
kriteria tentang indikator kelulusan presentasi
kelulusan diklat Lembar penilaian portofolio
2 Presentasi Memberikan kesempatan Bahan presentasi
hasil On the peserta memaparkan dan Laporan OJL
Job Learning saling-bertukar informasi Lembar penilaian
tentang hasil OJL presentasi
3 Penilaian Menilai kualitas Lembar penilaian portofolio
portofolio pelaksanaan OJL peserta
12
MATA INSTRUMEN/MATERI
NO TUJUAN
DIKLAT DIKLAT
4 Refleksi Memberi kesempatan Lembar refleksi diklat
Pelatihan peserta untuk merefleksi
diri atas pencapain
peningkatan pengetahuan,
pengalaman selama
mengikuti diklat
5 Evaluasi Mengetahui kualitas Instrumen evaluasi
program dan layanan diklat program dan evaluasi
In-Service Learning 2 layanan diklat In-Service
calon kepala Learning 2
sekolah/madrasah
6 Penutupan Menutup penyelenggaraan Acara seremonial yang
diklat berisikan sambutan-
sambutan dan informasi
kediklatan
C. Penyiapan Diklat
Penyiapan diklat dilakukan oleh lembaga diklat yang ditunjuk. Dalam
kegiatan penyiapan diklat ini lembaga diklat menyusun program diklat
calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil analisis kebutuhan
pengembangan keprofesian (AKPK) calon kepala sekolah/madarasah,
sebagaimana dijelaskan pada juklak AKPK. Dari hasil analisis AKPK
ditentukan kebutuhan umum peserta diklat dan kebutuhan khusus
masing-masing peserta diklat. Kebutuhan umum adalah agregat dari
kebutuhan diklat seluruh calon kepala sekolah/madrasah yang ada
pada suatu kabupaten/kota, sedangkan kebutuhan khusus adalah
kebutuhan diklat dari masing-masing calon kepala sekolah/madrasah
yang secara signifikan berbeda satu dengan lainnya. Kebutuhan umum
akan dikembangkan menjadi program diklat pada In-Service Learning
1, dan kebutuhan khusus akan menjadi fokus rencana tindak lanjut
masing-masing calon kepala sekolah/madrasah pada kegiatan On-the-
Job Learning.
13
alur kegiatan diklat disajikan dalam skema di bawah ini. Namun,
karena pelaksanaannya mencakup kegiatan penyiapan dan pelaporan,
maka skema juga akan memasukkan kedua kegiatan tersebut.
Diagram 1
Prosedur Pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah
HASIL AKPK
CALON KS/M
LAPORAN KE
DINAS
14
BAB III
A. Penyelenggara
Penyelenggara pendidikan dan pelatihan (diklat) calon kepala
sekolah/madrasah adalah LPPKS, LPMP, PPPPTK, Badan Diklat
Daerah, dan lembaga diklat lain yang terakreditasi.
B. Narasumber/fasilitator
Nara sumber atau fasilitator diklat calon kepala sekolah/madrasah
adalah widyaiswara LPPKS/LPMP/PPPPTK, pengawas, kepala
sekolah, dan dosen perguruan tinggi, yang memiliki sertifikat master
trainer.
C. Peserta
Peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah adalah calon kepala
sekolah/madrasah yang telah lulus seleksi administratif dan seleksi
akademik.
D. Waktu
Pelaksanaan diklat calon kepala sekolah/madrasah dengan durasi
waktu sebagai berikut:
1. In-Service Learning 1 : 70 jpl / 7 hari
2. On-the-Job Learning : 200 jpl/ 3 bulan
3. In-Service Learning 2 : 30 jpl / 3 hari
15
Kabupaten/Kota yang menunjuk lembaga diklat tersebut sebagai
pelaksana diklat.
E. Tempat
Tempat pelaksanaan diklat ditentukan oleh lembaga diklat setelah
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor
Wilayah Kementerian Agama atau Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota yang menunjuk lembaga diklat tersebut sebagai
pelaksana diklat.
F. Fasilitas Diklat
Fasilitas ruang belajar dalam pelaksanaan In-Service Learning 1 dan 2
antara lain:
1. Ruang belajar yang memadai untuk 24 orang
2. Media pembelajaran, antara lain LCD projector, laptop, whiteboard,
flipchart, papan flanel dan sebagainya.
G. Metode Diklat
Diklat calon kepala sekolah/madrasah menggunakan metode
experiential learning. Adapun jenisnya antara lain curah pendapat,
studi kasus, kunjungan, refleksi diri, praktik, magang, bekerja, diskusi
kelompok dan kelas, simulasi, penugasan individual dan kelompok,
bermain peran, dan sebagainya.
16
Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Keuangan Sekolah
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Supervisi Akademik
Kepemimpinan Terpadu
Pengembangan Kegiatan Produksi dan Jasa Sekolah
I. Kegiatan belajar
Kegiatan belajar peserta selama diklat berlangsung melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
1. In-Service Learning 1
Langkah-langkah kegiatan pada tahap In-Service Learning 1
disajikan dalam diagram 3 di bawah ini.
Diagram 2
Langkah-langkah In-Service Learning 1
PELAKSANAAN
REGISTRASI PEMBUKAAN DIKLAT
Langkah V Langkah IV
EVALUASI DIKLAT
PENUTUPAN
17
Kegiatan dalam setiap langkah pada diagram di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut.
18
Diagram 3
Langkah-langkah On-the-Job Learning
PENYUSUNAN
EVALUASI LAPORAN
19
Langkah IV 1. Finalisasi Penyusunan laporan sesuai dengan
Penyusunan tagihan-tagihan pelatihan In-Service Learning 1
Laporan untuk disajikan di depan fasilitator pada In-Service
Learning 2 dan mendapatkan penilaian.
Rekomendasi pelaksanaan program.
2. Menulis laporan best practice yang didapatkan (jika
ada).
Langkah V Penilaian para peserta oleh pembimbing On-the-Job
Evaluasi Learning
Diagram 4
Langkah-langkah In-Service Learning 2
Langkah IV
PENUTUPAN
20
Kegiatan dalam setiap langkah pada diagram di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut
21
1. Tahap-tahap Kegiatan Belajar In-Service Learning 1
Skema III.1.
Tahap-tahap Kegiatan Belajar In-Service Learning 1
Elaborasi: Elaborasi:
Fasilitator memberikan informasi tentang konsep
dasar berakaitan dengan masalah utama.
Melakukan tanya jawab terkait materi.
Menemukan berbagai solusi alternatif dalam
pemecahan masalah.
Mendiskusikan hasil identifikasi solusi alternatif
pemecahan masalah.
Refleksi: Refleksi:
Berdasarkan hasil-hasil diskusi peserta.
Meminta 2 orang peserta untuk menyampaikan
kesan tentang pembahasan materi.
22
2. Tahap-tahap Kegiatan Belajar On-the-Job Learning
Skema III.2.
Tahap-tahap Kegiatan Belajar On-the-Job Learning
Elaborasi:
Elaborasi: Pembimbing memberikan informasi tentang
konsep dasar berakaitan dengan masalah
utama.
Menemukan berbagai solusi alternatif dalam
pemecahan masalah.
Mendiskusikan hasil identifikasi solusi
alternatif pemecahan masalah.
Refleksi: Refleksi:
Penyelesaian tugas-tugas
Best practice kepala sekolah (jika ada)
23
3. Tahap-tahap Kegiatan Belajar In-Service Learning 2
Skema III.3
Tahap-tahap Kegiatan Belajar In-Service Learning 2
Elaborasi: Elaborasi:
Pembimbing memberikan evaluasi terhadap
portofolio dan hasil presentasi hasil On-the-
Job Learning
Refleksi: Refleksi:
Menyimpulkan semua hasil kegiatan
Perwakilan peserta memberikan evaluasi
penyelenggaraan diklat
Penutupan diklat
Penutup Pemberian keterangan lulus
Pengusulan untuk mendapatkan sertifikat
dan NUKS
J. Penilaian Peserta
Penilaian dilakukan terhadap peserta mencakup aspek knowledge,
attitude dan skill.
Impelementasi penilaian knowledge dilakukan pada In-Service
Learning 1, dengan menggunakan instrumen pre test dan post test.
Implementasi penilaian attitude dilakukan secara menyeluruh baik
pada saat In-Service Learning 1, on the job Learning, dan In-Service
Learning 2.
Implementasi penilaian skill dilakukan terhadap portofolio dan
presentasi hasil yang dilakukan pada On-the-Job Learning.
24
Secara rinci penilaian dilakukan berdasarkan petunjuk teknis pada
lampiran petunjuk pelaksanaan ini.
K. Sumber Pembiayaan
Sumber dana pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah/madrasah berasal dari APBD/APBN. Anggaran tersebut
digunakan untuk biaya: (1) penyelenggaraan In-Service Learning 1,
In-Service Learning 2; dan (2) biaya kegiatan dan pemantauan
kegiatan On-the-Job Learning peserta.
25
BAB IV
Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi dan
pelaporan diklat yang meliputi a) evaluasi proses; b) pelaporan diklat; dan
c) sertifikat dan NUKS.
A. Evaluasi Proses
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan diklat calon
kepala sekolah/madrasah, maka dilakukan evaluasi. Adapun evaluasi
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Penguasaan materi;
Sistematika penyajian;
Kemampuan menyajikan
Relevansi materi dengan tujuan
Penggunaan metode dan media pembelajaran
Penggunaan bahasa
Ketepatan menjawab pertanyaan peserta;
Kemampuan memotivasi peserta
Kualitas bahan ajar
Gaya, sikap, dan perilaku
Kerapian dalam berbusana/penampilan;
Ketepatan waktu, kehadiran dan penyajian materi;
Kerjasama antar fasilitator/narasumber.
26
c. Evaluasi Layanan, meliputi :
2. Akomodasi
3. Konsumsi
27
B. Pelaporan
Pada akhir pelaksanaan kegiatan pelatihan penyelenggara pendidikan
dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah diwajibkan membuat
laporan tertulis dan menyampaikannya kepada Kepala Dinas
Pendidikan. Sistematika laporan dapat dilihat pada Petunjuk Teknis
(Juknis) Pelaksanaan In-Service Learning 2 (lampiran 4)
28
BAB V
PENUTUP
Petunjuk pelaksanaan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak dalam
penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah/madrasah yang berkualitas.
Semoga petunjuk pelaksanaan ini dapat memberikan kontribusi bagi
terpilihnya kepala sekolah/madrasah terbaik, demi terwujudnya pendidikan
Indonesia yang lebih baik.
29
LAMPIRAN 1
Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan Program Diklat Calon KSM
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN PROGRAM DIKLAT CALON KEPALA
SEKOLAH
PROGRAM
TAHUN 2012
2011
i
KATA PENGANTAR
Kepala,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan tahapan
yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah. Pada Panduan Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah
tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi-dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Sebagai
konsekuensinya, secara akademik pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima dimensi kompetensi tersebut.
Diklat Calon Kepala Sekolah merupakan salah satu upaya untuk membekali calon
kepala sekolah dengan kompetensi yang relevan. Oleh karena itu, pengembangan
mutu proses pembelajaran diklat difokuskan pada upaya untuk mewujudkan kepala
sekolah yang amanah, profesional dan berjiwa wirausaha.
Untuk menjamin muatan atau isi materi pembelajaran diklat secara terstandar,
diperlukan penyusunan program diklat calon kepala sekolah oleh Master Trainer.
Dalam implementasinya, penyusunan program diklat calon kepala sekolah
dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara diklat. Agar pelaksanaan penyusunan
program diklat calon kepala sekolah berlangsung secara efektif dan efisien, dan
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan pembelajaran secara khusus.
Selain daripada itu, tentang bagaimana proses pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah itu harus dilaksanakan, telah dijelaskan dalam Petunjuk
Pelaksanaan Diklat Calon Kepala Sekolah. Namun, karena proses penyusunan
program diklat calon kepala sekolah itu melibatkan banyak pihak dan membutuhkan
pengetahuan dan pemahaman baru, diperlukan sebuah petunjuk operasional yang
praktis dan rinci agar semua master trainer yang terlibat bisa melaksanakan peran,
tugas, dan fungsinya secara proporsional dan profesional. Untuk itu dibuatkan
Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan program diklat calon kepala sekolah adalah:
1
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya;
C. TUJUAN
Tujuan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah adalah untuk memastikan:
D. SASARAN
Sasaran Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah adalah dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor
wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota,
penyelenggara diklat, dan master trainer yang melaksanakan In-Service
Learning 1, On-the-Job Learning dan In-Service Learning 2 pada diklat calon
kepala sekolah/madrasah.
E. MANFAAT
Manfaat Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah adalah:
1. Pelaksanaan diklat sesuai standar.
2. Kebutuhan peserta diklat terpenuhi.
2
BAB II
PELAKSANAAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah dilaksanakan
sebelum diklat calon kepala sekolah/madrasah selama 3 hari yang setara
dengan 30 JP. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penyusunan program diklat
secara bersama antara dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor
wilayah kementerian agama, atau kantor kementerian agama kabupaten/kota,
penyelenggara diklat dan master trainer. Pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh
lembaga penyelenggara diklat.
A. UMUM
B. INTI
1. Latihan Kepemimpinan 26 JP
C. PENUNJANG
1. Pembukaan/Penutupan 2 JP
2. Orientasi Program 1 JP
4
4. Pre-test dan Post-test 2 JP
5. Evaluasi 1 JP
Jumlah 70 JP
STRUKTUR PROGRAM
Alokasi waktu
N0 Kegiatan dan Jenis Tagihan pada OJL
SEKOLAH SEKOLAH
SENDIRI LAIN Jumlah
4 Tugas mandiri/Kajian
6 Penyusunan portofolio 10 10 20
JUMLAH
NO MATA DIKLAT
JAM
3 Penilaian Portofolio 14 JP
4 Refleksi Pelatihan 3 JP
5 Evaluasi 1 JP
6 Pembukaan/ Penutupan 1 JP
Jumlah 30JP
Pembukaan
Pelaksanaan
7
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
PENYAJIAN PENUGASAN
PERSIAPAN INFORMASI KELOMPOK
Menyanyikan lagu kebangsaan Diklat Calon Kepala Sekolah (IN-ON-IN) Penyusunan Panduan Diklat
Sambutan oleh Dinas Pendidikan Analisis Kebutuhan Pengembangan In-ON-IN oleh kelompok
Pembukaan oleh Kepala LPD Keprofesian Calon Kepala Sekolah Master Trainer
Penjelasan Teknis Workshop (AKPK) Penyusunan Action Plan
oleh Tim LPD Hasil Analisis AKPK Calon Peserta oleh kelompok Dinas dan
Diklat dan Pembahasan LPD
Presentasi Panduan diklat
IN-ON-IN dan Action Plan
Perbaikan
Hari ke 3
PENUTUPAN
H. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah sebagai
contoh terlampir.
I. PENDANAAN
Seluruh kegiatan penyusunan program diklat calon kepala sekolah ini
dibiayai oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah
kementerian agama, atau kantor kementerian agama kabupaten/kota pada
tahun tersebut dan anggarannya disusun bersama dengan lembaga
penyelenggara diklat yang ditunjuk oleh dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, kantor wilayah kementerian agama, dan kantor
kementerian agama kabupaten/ kota tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
9
Lampiran-lampiran (dalam CD):
10
LAMPIRAN 2
Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan In Service
Learning 1
1
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN PELAKSANAAN IN-SERVICE
LEARNING 1
PROGRAM
TAHUN 2012
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan
penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan In-Service Learning 1.
Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan In-Service Learning 1. Petunjuk
Teknis ini disiapkan untuk memperlancar jalannya kegiatan pelaksanaan In-
Service Learning 1. Oleh sebab itu, sangat diharapkan seluruh lembaga
penyelenggara diklat dan master trainer dapat melaksanakan In-Service
Learning 1 sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kepala
BPSDMP dan PMP sehingga penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah
berjalan secara optimal.
Secara khusus, penjaminan mutu penyelenggaran Diklat In-Service
Learning 1 perlu dilakukan agar kualitas isi, proses dan hasil diklat In-Service
Learning 1 dapat dilaksanakan, dipantau dan dikendalikan dengan baik. Oleh
sebab itu, kita berharap agar para Master Trainer memahami dan terampil
melaksanakan In-Service Learning 1 sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Selamat belajar dan berlatih, semoga Allah SWT memberikan
kemudahan kepada kita semua.
Kepala,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
B. DASAR HUKUM .............................................................................. 1
C. TUJUAN .......................................................................................... 1
D. SASARAN ....................................................................................... 1
E. MANFAAT ....................................................................................... 1
BAB II PELAKSANAAN..................................................................................... 3
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ........................................ 3
B. UNSUR YANG TERLIBAT .............................................................. 3
C. RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN IN SERVICE LEARNING 1 ....... 3
D. STRUKTUR PROGRAM DIKLAT IN-SERVICE LEARNING 1 ......... 5
E. DESKRIPSI MATA DIKLAT ............................................................. 6
F. STRATEGI PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 ................ 7
G. KOMPONEN DAN ALUR KEGIATAN.............................................. 8
H. JADWAL KEGIATAN....................................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat
dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah. Pada Panduan Penyiapan Calon Kepala
Sekolah/Madrasah tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala
sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah/madrasah.
Selain daripada itu, tentang bagaimana isi, proses dan prosedur pelaksanaan
diklat In-Service Learning 1, telah dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Diklat
Calon Kepala Sekolah. Namun, karena diklat In-Service Learning 1 itu
melibatkan banyak pihak dan membutuhkan pengetahuan dan pemahaman
baru, diperlukan sebuah petunjuk operasional yang praktis dan rinci agar
penyelenggara diklat dan Master Trainer yang terlibat bisa melaksanakan peran,
tugas, dan fungsinya secara proporsional dan profesional. Untuk itu dibuatkan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan In-Service Learning 1.
1
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan In-Service Learning 1 diklat calon kepala sekolah
adalah:
D. SASARAN
Petunjuk teknis pelaksanaan In-Service Learning 1 calon kepala sekolah harus
dipahami dengan baik oleh penyelenggara diklat dan Master Trainer yang
melaksanakan In-Service Learning 1, pada Diklat calon kepala sekolah.
E. MANFAAT
Manfaat petunjuk teknis ini adalah In-Service Learning 1 diklat calon kepala
sekolah terlaksana sesuai dengan standar.
2
BAB II
PELAKSANAAN
3
sekolah melalui: a) kepemimpinan spiritual; b) kewirausahaan; dan c)
dinamika kelompok, d) kepemimpinan pembelajaran.
6) Pengembangan keterampilan manajerial mencakup a) Penyusunan
Rencana Kerja Sekolah (RKS); b) Pengelolaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan; c) Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah; d)
Pengelolaan Peserta Didik; e) Pengelolaan Kurikulum; f) Pengelolaan
Keuangan Sekolah; g) Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
Pembelajaran; h) Pembinaan tenaga administrasi sekolah; i) Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
7) Supervisi akademik meliputi perencanaan, pelaksanaan dan tindak
lanjut supervisi. Materi supervisi lebih ditekankan pada aspek
pembelajaran guru dengan melakukan kunjungan kelas.
8) Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh kepala BPSDM dan PMP.
9) Pengaturan strategi pembelajaran di kelas oleh Master Trainer
menggunakan hasil analisis individu AKPK calon kepala sekolah
peserta diklat yang telah dianalisis sebelumnya sebagai pertimbangan
metodologis.
10) Diklat calon kepala sekolah/madrasah menggunakan metode
experiential learning. Adapun jenisnya antara lain curah pendapat, studi
kasus, kunjungan, refleksi diri, praktik, magang, bekerja, diskusi
kelompok dan kelas, simulasi, penugasan individual dan kelompok,
bermain peran, dan sebagainya.
11) Pada akhir kegiatan In-Service Learning 1 peserta menyusun rencana
tindak kepemimpinan yang akan diimplementasikan pada saat On-the-
Job Learning. Penyusunan rencana tindak kepemimpinan berdasarkan
hasil analisis EDS masing-masing sekolah dan hasil analisis evaluasi
diri yang dicerminkan pada hasil AKPK.
12) Penilaian dilakukan oleh Master Trainer dengan menggunakan
instrumen penilaian yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis
penilaian.
13) Panduan In-Service Learning 1 ditetapkan dan dikeluarkan oleh
lembaga penyelenggara diklat calon kepala sekolah/madrasah.
Pengaturan jadwal disepakati dengan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama/kantor
kementerian agama kabupaten/kota.
14) Kegiatan In-Service Learning 1 diawali dengan Pembukaan dan diakhiri
dengan pelepasan peserta diklat untuk melaksanakan OJL. Pada saat
pembukaan diklat diwajibkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya oleh peserta dan undangan.
15) Sebelum pelepasan peserta untuk OJL, Penyelenggara diklat harus
membagikan Surat Tugas Melaksanakan On The Job Learning yang
ditetapkan dan dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan. Dalam Surat Tugas
tersebut dijelaskan tentang a) jadwal pelaksanaan OJL dan b) tempat
atau sekolah OJL.
16) Untuk kepentingan pengembangan sistem kediklatan maka lembaga
penyelenggara diklat diwajibkan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi program dan penyelenggaraan program. Metode dan
instrumen monitoring menggunakan instrumen yang telah ditetapkan
dalam petunjuk teknis ini.
17) Materi diklat disiapkan oleh LPPKS dan ditetapkan oleh kepala
BPSDMP dan PMP dalam bentuk CD dan bahan cetak.
4
D. STRUKTUR PROGRAM DIKLAT IN-SERVICE LEARNING 1
Struktur program diklat dan alokasi waktu pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. UMUM
B. INTI
1. Latihan Kepemimpinan 26 JP
C. PENUNJANG
1. Pembukaan/Penutupan 2 JP
2. Orientasi Program 1 JP
5. Evaluasi 1 JP
Jumlah 70 JP
5
E. DESKRIPSI MATA DIKLAT
NO MATA DIKLAT TUJUAN INSTRUMEN/MATERI DIKLAT
I PROGRAM UMUM
1 Kebijakan Memahami arah Kebijakan tentang penugasan guru
Kementerian kebijakan berkaitan sebagai kepala sekolah
Pendidikan Nasional dengan program Permendiknas Nomor 28 Tahun
penyiapan, 2010
pengembangan dan
pemberdayaan kepala
sekolah
II INTI
1 Latihan Kepemimpinan Membentuk jiwa Dinamika Kelompok
kepemimpinan, Spiritual Leadership
kepribadian, sosial, dan Kepemimpinan Pembelajaran
jiwa wirausaha calon Kewirausahaan
kepala sekolah dengan
meningkatkan potensi
kepemimpinan,
mengubah pola pikir,
sikap, perilaku dan
tindakan calon kepala
sekolah yang difokuskan
pada peningkatan
kemampuan berdasarkan
hasil pemetaan
6
NO MATA DIKLAT TUJUAN INSTRUMEN/MATERI DIKLAT
Penutupan penutupan sambutan-sambutan dan informasi
penyelenggaraan diklat. kediklatan
PELAKSANAAN
REGISTRASI PEMBUKAAN DIKLAT
Langkah V Langkah IV
EVALUASI DIKLAT
PENUTUPAN
1. Pembukaan
Acara pertama adalah pembukaan, penyampaian informasi teknis kegiatan
dan informasi yang terkait dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan In-Service Learning 1.
2. Pelaksanaan
Kegiatan In-Service Learning 1 diawali dengan latihan kepemimpinan sesuai
dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Latihan kepemimpinan disajikan
dalam bentuk aktifitas out -door dan in -door. Out -door dilakukan untuk
dinamika kelompok dalam bentuk penugasan-penugasan pasca penyajian
informasi terkait kepemimpinan pembelajaran, kewirausahaan atau
kepemimpinan spiritual. Untuk kepentingan tertentu lembaga penyelenggara
diklat bisa mengundang narasumber yang relevan dengan pengembangan
kompetensi kepribadian, sosial, kewirausahaan, atau kepemimpinan.
Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran tatap muka di kelas untuk
pengembangan keterampilan manajerial dan supervisi akademik.
3. Pelepasan
Acara terakhir adalah pelepasan, penyampaian informasi teknis kegiatan
dan informasi yang terkait dengan OJL.
H. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan In-Service Learning 1 diklat calon kepala sekolah sebagai
contoh terlampir.
8
BAB III
PENUTUP
9
Lampiran-lampiran (dalam CD):
10
LAMPIRAN 3
Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan On Job Learning
1
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN PELAKSANAAN ON JOB
LEARNING
PROGRAM
TAHUN 2012
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan
penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan On The Job Learning Diklat Calon
Kepala Sekolah Tahun 2012.
Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan On The Job Learning. Petunjuk
Teknis ini disiapkan untuk memperlancar jalannya kegiatan pelaksanaan On
The Job Learning. Oleh sebab itu, sangat diharapkan seluruh lembaga
penyelenggara diklat dan master trainer dapat melaksanakan On The Job
Learning sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kepala BPSDMP
dan PMP sehingga penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah berjalan
secara optimal.
Secara khusus, penjaminan mutu penyelenggaran Diklat On The Job
Learning perlu dilakukan agar kualitas isi, proses dan hasil pelaksanaan On
The Job Learning dapat dilaksanakan, dipantau dan dikendalikan dengan
baik. Oleh sebab itu, kita berharap agar para Master Trainer memahami dan
terampil melaksanakan On The Job Learning sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Selamat belajar dan berlatih, semoga Allah SWT
memberikan kemudahan kepada kita semua.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan tahapan
yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah. Pada Panduan Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah
tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Rekrutmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi administratif dan seleksi
akademik. Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah proses pemberian
pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik kepada para calon yang telah
lulus rekrutmen.
On The Job Learning merupakan salah satu upaya untuk memberikan tambahan
bekal berupa pengalaman bekerja sebagai calon kepala sekolah di sekolah sendiri
maupun di sekolah lain yang relevan dengan kebutuhan pengembangan potensi
kompetensi calon kepala sekolah.
Oleh karena itu, pengembangan mutu proses pembelajaran On The Job Learning
difokuskan pada upaya untuk mempraktekan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang telah dipelajari selama diklat In-Service Learning 1. Menerapkan rencana
tindakan kepemimpinan, mensupervisi guru, menyusun perangkat pembelajaran,
mengkaji pengelolaan berbagai aspek manajerial merupakan bentuk-bentuk praktek
lapangan yang harus dilakukan oleh calon kepala sekolah.
Selain daripada itu, tentang bagaimana isi, proses dan prosedur pelaksanaan On
The Job Learning, telah dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Diklat Calon
Kepala Sekolah. Namun, karena On The Job Learning itu melibatkan banyak pihak
dan membutuhkan pengetahuan dan pemahaman baru, diperlukan sebuah petunjuk
1
operasional yang praktis dan rinci agar penyelenggara diklat dan master trainer
yang terlibat bisa melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya secara proporsional
dan profesional. Untuk itu dibuatkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan On The Job
Learning.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan On The Job Learning diklat calon kepala sekolah
adalah:
D. SASARAN
Petunjuk teknis pelaksanaan On The Job Learning harus dipahami dengan baik
oleh penyelenggara diklat, Master Trainer, dan kepala sekolah mentor yang
harus melaksanakan On the Job Learning dan melakukan pendampingan
selama calon kepala sekolah magang di sekolah sendiri maupun di sekolah lain.
E. MANFAAT
Manfaat petunjuk teknis pelaksanaan On The Job Learning diklat calon kepala
sekolah ini terlaksananya OJL sesuai dengan standar.
2
BAB II
PELAKSANAAN
3
(4) Rencana Tindak Kepemimpinan adalah upaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas kinerja calon kepala sekolah/madrasah
Kegiatan tersebut harus relevan dengan hasil analisis AKPK individu
yang terlemah dipadukan dengan hasil EDS mencakup Standar Isi,
Proses, Penilaian untuk mencapai SKL , dalam upaya peningkatan
kualitas kinerja.
4
kesulitan dan kendala tersebut. Strategi pendampingan dilakukan
berupa tatap muka di kelas dengan petugas pendampingan/master
trainer. Pendampingan kedua dilakukan untuk mengidentifikasi
permasalahan, kesulitan dan kendala yang terjadi di lapangan upaya
mendapatkan masukan dari kepala sekolah mentor. Strategi
pendampingan dilakukan berupa tatap muka di kelas dengan
petugas pendampingan/master trainer dan atau jika memungkinkan
dikombinasikan dengan kunjungan ke sekolah tempat magang dan
atau tatap muka dengan kepala sekolah mentor. Pendampingan
ketiga dilakukan untuk mengidentifikasi perkembangan pelaksanaan
OJL melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan OJL dan
pembimbingan dalam penyusunan portofolio dan bahan presentasi.
Strategi pendampingan dilakukan berupa tatap muka di kelas
dengan petugas pendampingan/master trainer. Jumlah petugas
pendampingan ditentukan sesuai dengan kebutuhan jumlah peserta
(15 peserta/petugas) ditambah seorang petugas monev.
Pendampingan dilakukan selama satu hari di lokasi setara dengan
10 JP. Metode pendampingan antara lain pengisian instrumen
monev perkembangan pelaksanaan OJL, konsultasi individu, Focus
Group Discussion, dan umpan balik oleh petugas pendampingan.
(12) Pada akhir kegiatan On-the Job Learning (OJL) kepala
sekolah mentor memberikan penilaian sikap kepada peserta diklat
yang melaksanakan OJL di sekolahnya. Hasil penilaian disampaikan
dalam amplop tertutup dan diserahkan kepada lembaga
penyelenggara diklat pada saat diklat In-Service Learning 2.
(13) Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah mentor dengan
menggunakan instrumen penilaian yang telah ditetapkan dalam
petunjuk teknis penilaian.
(14) Penilaian pelaksanaan program OJL dilakukan oleh master
trainer.
(15) Panduan pendampingan On-the Job Learning (OJL)
ditetapkan dan dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara diklat calon
kepala sekolah. Pengaturan jadwal pendampingan disepakati
dengan Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ kota atau kantor
wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama
kabupaten/kota dan disesuaikan dengan durasi waktu OJL.
(16) Untuk kepentingan pengembangan sistem kediklatan maka
lembaga penyelenggara diklat diwajibkan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi program dan penyelenggaraan OJL. Metode
dan instrumen monitoring menggunakan instrumen yang telah
ditetapkan dalam petunjuk teknis ini. Petugas monitoring evaluasi
adalah staf administrasi atau panitia diklat.
5
D. STRUKTUR PROGRAM ON THE JOB LEARNING
Alokasi waktu
N
Kegiatan dan Jenis Tagihan pada OJL SEKOLA
0
H SEKOLA
SENDIRI H LAIN Jumlah
4 Tugas mandiri/Kajian
6 Penyusunan portofolio 10 10 20
6
E. STRATEGI PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING
PENYUSUNAN
EVALUASI LAPORAN
Kegiatan dalam setiap langkah pada diagram di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut.
7
Laporan disajikan di depan fasilitator pada In-
Service Learning 2 dan mendapatkan
penilaian. rekomendasi pelaksanaan
program.
2. Menulis laporan best practice yang
didapatkan (jika ada).
Langka 1. Penilaian para peserta oleh pembimbing On-
hV the-Job Learning
Evaluasi
8
BAB III
PENUTUP
Pada akhirnya, pengembangan mutu proses On The Job Learning ini diharapkan
mampu manjadi sebuah langkah awal mewujudkan kepala sekolah/madrasah yang
amanah, berjiwa wirausaha dan profesional yang bermanfaat bagi upaya
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
9
Lampiran-lampiran:
10
LAMPIRAN 4
Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan In Service
Learning 2
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN PELAKSANAAN IN SERVICE
LEARNING 2
PROGRAM
TAHUN 2012
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan
penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan In- Service Learning 2.
Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan In- Service Learning 2.
Petunjuk Teknis ini disiapkan untuk memperlancar jalannya kegiatan
pelaksanaan In-Service Learning 2. Oleh sebab itu, sangat diharapkan
seluruh lembaga penyelenggara diklat dan master trainer dapat
melaksanakan In-Service Learning 2 sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh kepala BPSDMP dan PMP sehingga penyelenggaraan diklat
calon kepala sekolah berjalan secara optimal.
Secara khusus, penjaminan mutu penyelenggaran In-Service
Learning 2 perlu dilakukan agar kualitas isi, proses dan hasil In- Service
Learning 2 dapat dilaksanakan, dipantau dan dikendalikan dengan baik.
Oleh sebab itu, kita berharap agar para Master Trainer memahami dan
terampil melaksanakan In-Service Learning 2 sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Selamat belajar dan berlatih, semoga Allah SWT
memberikan kemudahan kepada kita semua.
Kepala
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan tahapan
yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah. Pada Panduan Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah
tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Rekrutmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi administratif dan seleksi
akademik. Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah proses pemberian
pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik kepada para calon yang telah
lulus rekrutmen.
Selain daripada itu, tentang bagaimana isi, proses dan prosedur pelaksanaan In-
Service Learning 2, telah dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Diklat Calon
Kepala Sekolah. Namun, karena In-Service Learning 2 itu melibatkan banyak pihak
dan membutuhkan pengetahuan dan pemahaman baru, diperlukan sebuah petunjuk
operasional yang praktis dan rinci agar lembaga penyelenggara diklat dan master
trainer yang terlibat bisa melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya secara
1
proporsional dan profesional. Untuk itu dibuatkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan
In-Service Learning 2.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan In Service Learning 2 diklat calon kepala sekolah
adalah:
C. TUJUAN
Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan In- Service Learning 2 diklat calon kepala
sekolah Madrasah adalah untuk memberikan panduan dalam melaksanakan
kegiatan In-Service Learning 2 bagi lembaga penyelenggara.
D. SASARAN
Sasaran petunjuk teknis pelaksanaan In-Service Learning 2 calon kepala
sekolah adalah lembaga penyelenggara diklat dan Master Trainer yang
melaksanakan In-Service Learning 1, On-the-Job Learning dan In-Service
Learning 2 pada Diklat calon kepala sekolah.
2
E. MANFAAT
Manfaat petunjuk teknis ini adalah In-Service Learning 2 diklat calon kepala
sekolah terlaksana sesuai dengan standar.
3
BAB II
PELAKSANAAN
4
6. Penilaian portofolio dilakukan oleh master trainer melalui pemeriksaan
semua laporan hasil OJL dalam bentuk bahan cetak dan CD. Penilaian
menggunakan instrumen yang ditetapkan dalam petunjuk teknis ini.
7. Penilaian presentasi dilakukan melalui penyajian lisan dan
menggunakan alat bantu komputer/PC dengan program aplikasi Power
Point. Materi presentasi berupa Power Point dikumpulkan terlebih dulu
dalam satu CD oleh ketua kelompok atau ketua kelas dan diserahkan
kepada panitia diklat sebelum pembukaan In-Service Learning 2.
Presentasi setiap peserta dilakukan selama minimal 30 menit per
peserta. Penilaian menggunakan instrumen yang ditetapkan dalam
petunjuk teknis penilaian.
8. Selama In-Service Learning 2 Master trainer melakukan penilaian sikap
menggunakan instrumen yang ditetapkan dalam petunjuk teknis
penilaian.
9. Pengaturan strategi pelaksanaan In Service Learning 2 ditetapkan oleh
lembaga penyelenggara diklat. Strategi dapat dilakukan dalam bentuk: a)
presentasi peserta satu per satu dihadapan master trainer; b) presentasi
peserta satu per satu di depan master trainer dan peserta diklat lain
dalam kelas besar; c) presentasi peserta satu per satu dihadapan master
trainer dan peserta lain dalam kelompok-kelompok kecil.
10. Panduan In-Service Learning 2 ditetapkan dan dikeluarkan oleh lembaga
penyelenggara diklat calon kepala sekolah. Pengaturan jadwal
disepakati dengan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor
wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota.
11. Kegiatan In-Service Learning 2 diawali dengan pembukaan dan diakhiri
dengan penutupan diklat. Pada saat pembukaan diklat diwajibkan untuk
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh peserta dan
undangan. Dilanjutkan dengan pemberian informasi kepada peserta
tentang strategi pelaksanaan penilaian dan penjelasan tentang
ketentuan penilaian dan kriteria kelulusan.
12. Dalam penutupan, penyelenggara diklat harus menyampaikan laporan
penyelenggaraan diklat calon kepala sekolah secara komprehensif
mencakup In-Service Learning 1, On The Job Learning dan In-Service
Learning 2. Laporan panitia tanpa disertai dengan pengumuman hasil
kelulusan peserta karena kelulusan peserta diklat sebagai bagian dari
hasil diklat akan disampaikan secara tertulis sebagai laporan oleh
lembaga penyelenggara diklat kepada dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama/kantor
kementerian agama kabupaten/kota. Selanjutnya pengumuman hasil
kelulusan akan dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
atau kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama
kabupaten/kota.
13. Untuk kepentingan pengembangan sistem kediklatan maka lembaga
penyelenggara diklat diwajibkan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi program dan penyelenggaraan In- Service Learning 2. Metode
dan instrumen monitoring menggunakan instrumen yang telah ditetapkan
dalam petunjuk teknis ini.
5
14. Setelah selesai melaksanakan In- Service Learning 2, lembaga
penyelenggara diklat wajib melaporkan hasil penyelenggaraan diklat
yang disertai dengan nilai diklat calon kepala sekolah. Laporan
disampaikan kepada kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten /kota
atau kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama
kabupaten/kota terkait dan kepada LPPKS untuk pengusulan nomor unik
kepala sekolah ke kepala BPSDM dan PMP serta untuk data base
sertifikat kepala sekolah nasional.
3 Penilaian Portofolio 14 JP
4 Refleksi Pelatihan 3 JP
5 Evaluasi 1 JP
6 Pembukaan/Penutupan 1 JP
Jumlah 30JP
6
INSTRUMEN/
MATA
NO TUJUAN MATERI
DIKLAT
DIKLAT
portofolio portofolio OJL penilaian
peserta portofolio
4 Refleksi Memberi Lembar
Pelatihan kesempatan refleksi diklat
peserta untuk
merefleksi diri atas
pencapain
peningkatan
pengetahuan,
pengalaman
selama mengikuti
diklat
5 Evaluasi Mengetahui Instrumen
kualitas program evaluasi
dan layanan diklat program dan
In-Service evaluasi
Learning 2 calon layanan diklat
kepala In-Service
sekolah/madrasah Learning 2
6 Penutupan Menutup Acara
penyelenggaraan seremonial
diklat yang
berisikan
sambutan-
sambutan dan
informasi
kediklatan
Langkah IV
PENUTUPAN
7
Kegiatan dalam setiap langkah pada diagram di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan In-Service Learning 2 diklat calon kepala sekolah sebagai
contoh terlampir.
8
BAB III
PENUTUP
Pada akhirnya, pengembangan mutu proses In- Service Learning 2 ini diharapkan
mampu manjadi sebuah langkah awal mewujudkan kepala sekolah yang amanah,
profesional dan berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
9
Lampiran-lampiran (dalam CD):
10
LAMPIRAN 5
Petunjuk Teknis (Juknis) Penilaian Peserta Diklat
1
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN PENILAIAN PESERTA DIKLAT
PROGRAM
TAHUN 2012
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan
penyusunan Petunjuk Teknis Penilaian Peserta Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah Tahun 2012.
Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah Tahun 2012. Petunjuk Teknis ini disiapkan untuk
memperlancar jalannya kegiatan diklat calon kepala sekolah/madrasah. Oleh
sebab itu, sangat diharapkan seluruh Master Trainer memahami petunjuk
teknis ini supaya penilaian terhadap peserta diklat calon kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kepala
BPSDMP dan PMP sehingga diklat calon kepala sekolah/madrasah dapat
diselenggarakan secara optimal.
Penilaian terhadap peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah
perlu dilaksanakan agar kualitas instrumen, proses dan hasil penilaian
peserta diklat dapat dilakukan, dipantau dan dikendalikan. Oleh sebab itu,
kita berharap agar para Master Trainer dapat memahami dan memberikan
penilaian peserta diklat dengan akurat. Selamat belajar dan berlatih, semoga
Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita semua.
Kepala,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan tahapan
yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah. Pada Panduan Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah
dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi
rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Selain itu, tentang bagaimana proses penilaian peserta diklat calon kepala sekolah
diklat itu harus dilaksanakan, telah dijelaskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Diklat
Calon Kepala Sekolah/Madrasah. Namun, karena penilaian peserta diklat calon
kepala sekolah/madrasah itu melibatkan banyak pihak dan membutuhkan
pengetahuan dan pemahaman baru, diperlukan sebuah petunjuk operasional yang
praktis dan rinci agar semua master trainer yang terlibat bisa melaksanakan peran,
tugas, dan fungsinya secara proporsional dan profesional. Untuk itu dibuatkan
Petunjuk Teknis Penilaian Peserta Diklat Calon Kepala Sekolah.
1
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum penilaian peserta diklat calon kepala sekolah adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
C. TUJUAN
Tujuan Petunjuk Teknis (Juknis) Penilaian Peserta Diklat Calon Kepala
Sekolah/Madrasah adalah untuk memastikan:
1. instrumen penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah relevan
dengan perkembangan peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah/madrasah selama mengikuti diklat;
2. proses penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah relevan
dengan materi, tujuan, dan hasil diklat pada setiap tahapan pelaksanaan
diklat; dan
3. penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah dilakukan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
2
D. SASARAN
Sasaran Juknis Penilaian Peserta Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah:
1. master trainer pada tahap In-Service Learning 1, On-the-Job Learning dan
In-Service Learning 2; dan
2. kepala sekolah magang (mentor) pada tahap On-the-Job Learning.
E. MANFAAT
Manfaat Juknis Penilaian Peserta Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah ini adalah
calon kepala sekolah/madrasah memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan.
3
BAB II
PELAKSANAAN
1. Aspek Knowledge
Penilaian aspek knowledge dilakukan pada tahap In-Service Learning 1
melalui Post Test dan tugas-tugas individu maupun kelompok. (format
penilaian terlampir)
2. Aspek Attitude
Penilaian aspek attitude dilakukan pada tahap In-Service Learning 1, On-
the-Job Learning, maupun In-Service Learning 2. (format penilaian
terlampir)
3. Aspek Skills
Penilaian aspek skills dilakukan pada tahap In-Service Learning 1 melalui
tugas-tugas dan diskusi kelompok. (format penilaian terlampir)
Penilaian In-Service Learning 1 dilaksanakan oleh Master Trainer pada saat tahap
kegiatan diklat In-Service Learning 1. Penilaian On-the-Job Learning dilaksanakan
oleh Kepala Sekolah Magang pada saat tahap kegiatan diklat On-the-Job Learning
dan oleh master trainer, (3) Penilaian In-Service Learning 2 dilaksanakan oleh
Master Trainer pada saat tahap kegiatan diklat In-Service Learning 2.
B. PENILAI
Penilai dalam diklat calon kepala sekolah/madrasah adalah:
4
(knowledge), keterampilan (skills) dan sikap (attitude). Pada In-Service
Learning 2 master trainer melakukan penilaian terhadap portofolio dan
presentasi laporan hasil OJL serta sikap calon kepala sekolah/madrasah.
2. Kepala sekolah sendiri (mentor 1), yakni kepala sekolah dimana calon
kepala sekolah bekerja sebagai guru. Kepala sekolah mentor 1 memberikan
nilai sikap dan pelaksanaan program pada On-The Job Learning.
3. Kepala sekolah lain (mentor 2), yakni kepala sekolah dimana guru magang
sebagai calon kepala sekolah. Kepala sekolah mentor 2 memberikan nilai
sikap dan pelaksanaan program pada On-The Job Learning.
5
11) Hasil penilaian peserta diklat selanjutnya diolah oleh lembaga
penyelenggara diklat untuk pengambilan keputusan (kelulusan peserta
diklat).
Mulai
1. Format Standar
Admin
Penilaian Diklat
[F.PD.1.1]
Pembagian Format Penilaian Diklat
Narasumber/
Fasilitator
Pengisian Format Penilaian Diklat
2. Software Penginputan
Penilaian Diklat
Admin
[F.PD.4.1]
3. Format Rekap Hasil Nilai
Diklat [F.PD.4.2]
Selesai
6
1. Rekapitulasi Nilai In-Service Learning 1
Tabel diatas disesuaikan dengan ruang yang tersedia dalam Juknis Penilaian
ini, tanpa mengurangi isi secara umum. Tabel yang sebenarnya ada pada file
excel untuk pengolahan nilai akhir.
a) Keterangan:
S : Kolom Nilai Sikap
7
c) Rumus Perhitungan Nilai In-Service Learning 1
𝑅1 + 𝑅2 … 𝑅15
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑁 − 1 =
15
Dari rumusan tersebut didapat bahwa nilai In-Service Learning 1 terbentuk dari
nilai kepemimpinan, manajerial, supervisi, dan post test. Nilai akhir diperoleh
dengan mencari rerata aspek 1 sampai dengan aspek 15 yang diberikan oleh
master trainer.
a) Keterangan:
S : Kolom Nilai Sikap
8
c) Rumus Perhitungan Nilai On the Job Learning
𝑅𝑇 1 + 𝑅𝑇 2 + 𝑅𝑇 3
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑂𝐽𝐿 =
3
9
𝑆𝑖𝑘𝑎𝑝 + 𝑃𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜 + 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛 − 2 =
3
10
F. KRITERIA KELULUSAN
Sebagai pengambilan keputusan akhir untuk menentukan kelulusan peserta diklat
calon kepala sekolah/madrasah digunakan skala penilaian sebagai berikut:
71-85 B MEMUASKAN
11
BAB III
PENUTUP
Pada akhirnya, penilaian peserta diklat ini diharapkan mampu mewujudkan kepala
sekolah yang amanah, profesional dan berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi
upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
12
Lampiran-lampiran (dalam CD):
13