Anda di halaman 1dari 2

Teks Lomba Pidato (CLC Al Alaq)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakahtuh


Salam sejahtera kepada hadirin dan hadirat sekalian

Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang tidak terhingga, sholawat
dan salam untuk insan yang kita sayangi yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW.

Dewan Juri yang saya hormati,

Pada hari ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang bertema “Menumbuhkan Jiwa
Nasionalisme yang Kuat di Kalangan Pelajar”

Saya ingin mengajak kawan-kawan semua untuk menambah pengetahuan kita dari tema pidato
yang saya sampaikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menumbuhkan bermaksud
memperkembangkan, jiwa artinya seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan,
pikiran, angan-angan dan sebagainya) sedangkan nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri serta kuat berarti tidak mudah goyah atau terpengaruh,
teguh (contohnya; iman, pendirian, kemauan dan sebagainya)

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang kuat di kalangan pelajar meliputi
pelajar-pelajar TK sampai tingkat tinggi yaitu melalui pendidikan, bahasa, budaya sejarah
kepahlawanan dan banyak lagi contoh-contoh dalam kehidupan yang lainnya.

Pertama melalui pendidikan, yang diterapkan di sekolah dengan cara penanaman nilai-nilai yang
meliputi seluruh komponen pendidikan seperti warga sekolah, kurikulum dan pembelajaran.
Misalnya; menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya setiap kali upacara bendera dan sebelum
memulai pelajaran serta mengenal dan menghayati isi Pancasila untuk kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kedua melalui bahasa, Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi nasional yang
digunakan sehari-hari di sekolah, masyarakat dan media-media massa tentunya dapat
menumbuhkan jiwa nasionalsme. Dengan demikian, bahasa akan menjadi alat pemersatu bangsa.

Dewan Juri yang terhormat dan teman-teman sekalian,


Selanjutnya yang ketiga adalah adalah budaya. Budaya yang dimaksud adalah tingkah laku sosial
dan norma yang terdapat di dalam masyarakat. Contohnya; seni, musik, tarian, ritual, agama,
tradisi dannjuga teknologi. Kaitan budaya dengan nasionalisme ini begitu luas, seiring
berkembangnya zaman dan era globalisasi yang dahsyat yang melanda negara kita tercinta dapat
merubah pola dan gaya hidup yang negatif dan positif.

Dan yang terakhir adalah sejarah kepahlawanan. Dengan meneladani sosok para pejuang bangsa
yang telah gugur dan sangat berjasa bagi kita seperti Mohammad Hatta, Jendral Sudirman
Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, Ki Hajar Dewantara, Bung Tomo dan
masih banyak pejuang bangsa lainnya. Kisah dan perjuangan mereka ini perlu diceritakan kepada
para pelajar agar tahu betapa besarnya pengorbanan mereka kepada negara tercinta kita ini demi
kedaulatan negara yang senantiasa terpelihara.

Dewan Juri dan teman-teman sekalian,

Jiwa nasionalisme perlu kita tanamkan dalam diri kita. Jiwa nasionalisme harus tertanam kekal dan
subur dalam sanubari kita. Jangan biarkan jiwa ini lenyap begitu saja hingga pada akhirnya bisa
mengganggu kedaulatan kita yang tercinta ini.

Sebelum saya akhiri pidato ini, saya mohon maaf jika dalam menyampaikan kata-kata ada yang
tidak berkenan. D akhir kata, memetik kata-kata Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, “ Orang yang
menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan, tak akan sengaja menyerah kepada musuh”.
Semoga kata-kata bijak belia dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.
Saya akhiri pidato ini dengan lafaz mulia, Wabillahi taufik walhidayah wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh”.

Anda mungkin juga menyukai