Di negara Indonesia sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menteri Kesehatan RI
No.32 tahun 1972, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang
setingkat kemampuannya. Macam rujukan yang berlaku di negara Indonesia telah
ditentukan atas dua macam dalam Sistem Kesehatan Nasional, yaitu:
1) Rujukan kesehatan
2) Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini
terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu:
rujukan penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar 6.3.
Gambar 3.1 rujukan pelayanan kesehatan
Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata, tatkala diketahui pada
saat ini telah banyak dipergunakan berbagai alat kedokteran yang canggih,
ketergantungan yang kemudian muncul terhadap berbagai peralatan tersebut, sehingga
menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan, diantaranya:
1. Makin regangnya hubungan antara petugas kesehatan (tenaga medis, paramedis, dan
klien) telah terjadi tabir pemisah antara dokter juga perawat dengan klien akibat dari
berbagai peralatan kedokteran yang dipergunakan.
2. Makin mahalnya biaya kesehatan. Kondisi seperti ini tentu mudah diperkirakan akan
menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.
Pada dasarnya, ada tiga macam srata pelayanan kesehatan di semua negara, yaitu:
Merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok atau basic health services, yang
sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Umumnya bersifat rawat jalan
(ambulatory/out patient services).
Pelayanan kesehatan lebih lanjut, bersifat rawat inap (in patient services), dan untuk
menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
Hal ini sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan kesadaran konsumen
terhadap peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan upaya pengobatan.
Sebagai masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang masalah kesehatan yang
meningkat, maka mereka mempunyai kesadaran lebih besar yang berdampak pada
gaya hidup terhadap kesehatan. Akibatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan meningkat.
4. Ekonomi
Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan barangkali hanya dapat dirasakan
oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk memperoleh fasilitas
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, namun bagi klien dengan status ekonomi yang
rendah tidak akan mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, karena
tidak mampu menjangkau biaya pelayanan kesehatan. Akibatnya masyarakat enggan
untuk mencari diagnosis dan pengobatan. Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
menurun akibat biaya pelayanan yang tinggi dan tidak adanya jaminan bagi
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan.
5. Politik
2. Contoh kolaborasi tim kesehatan adalah kolaborasi tim kesehatan pada sebuah PUSKESMAS yang
terdiri atas dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan. Suatu ketika saat ada seorang pasien yang
akan melahirkan, terdapat kolaborasi tim kesehatan antara bidan dan perawat dalam menangani
kasus tersebut.
3. A
Persiapan alat :
1 set spill kit yang berisi dari :
Kotak spill kit
Gaun pelindung (celemek)
Masker
Kacamata
Sarung tangan
Kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh
Plastik kuning
Bubuk klorin dalam plastic
Papan tanda peringatan lantai basah
Prosedur
Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda peringatan lantai basah
Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area tumpahan darah atau cairan tubuh
Petugas membuka set spill kit dan memakai APD dengan urutan gaun pelindung, masker,
kacamata dan sarung tangan.
Buka dan siapkan plastic kuning
Taburkan bubuk klorin pada tumpahan darah/cairan tubuh
Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan kain atau bahan yang bisa menyerap cairan
tubuh.
Selesai pembersihan buang kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh kedalam
plastic kuning
Ikat plastic kuning yang berisi alat dan barang yang sudah terkontaminasi.
Bereskan peralatan (kotak spill kit dan kacamata)
Buang plastic kuning ke sampah medis
Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan, kacamata, gaun pelindung dan masker dan
buang di sampah medis
Bersihkan kacamata dan kotak spill kit
Kembalikan kotak spill kit ditempat penyimpanannya
Cuci tangan