Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Asy-Syifa Ramadhana

20190420064
Kelas B

International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah seperangkat standar


akuntansi yang dikembangkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) yang
menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. IFRS didirikan
untuk menciptakan bahasa akuntansi yang umum, sehingga bisnis dan laporan keuangannya dapat
konsisten dari perusahaan ke perusahaan atau negara ke negara. IASB senddiri adalah badan
pengaturan standar akuntansi independen, yang berbasis di London. Lembaga ini terdiri dari 15
anggota dari sembilan negara, termasuk Amerika Serikat. IASB mulai beroperasi pada tahun 2001
ketika berhasil di Komite Standar Akuntansi Internasional. IASB didanai oleh kontribusi dari
perusahaan akuntansi utama, lembaga keuangan swasta dan perusahaan industri, bank sentral,
pendanaan nasional, dan organisasi internasional dan lembaga profesional lainnya di seluruh
dunia.

Sama seperti GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang umumnya


digunakan di Amerika serikat, IFRS dirancang untuk membawa konsistensi pada bahasa akuntansi,
praktik dan pernyataan, dan untuk membantu bisnis dan investor membuat analisis dan keputusan
keuangan yang terdidik. IFRS Foundation menetapkan standar untuk “membawa transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi ke pasar keuangan di seluruh dunia, menumbuhkan kepercayaan,
pertumbuhan, dan stabilitas keuangan jangka panjang dalam ekonomi global.” Perusahaan
mendapat manfaat dari IFRS karena investor lebih cenderung memberikan modal ke perusahaan
jika praktik bisnis perusahaan transparan.

Dengan mengadopsi IFRS, sebuah bisnis dapat menyajikan laporan keuangannya dengan
dasar yang sama dengan pesaing asingnya, membuat perbandingan menjadi lebih mudah.
Selanjutnya, perusahaan dengan anak perusahaan di negara-negara yang memerlukan atau
mengizinkan IFRS mungkin dapat menggunakan satu bahasa akuntansi (kerangka akuntansi) di
seluruh perusahaan. Perusahaan juga mungkin perlu beralih ke IFRS jika mereka adalah anak
perusahaan dari perusahaan asing yang menggunakan IFRS, atau jika mereka memiliki investor
asing yang menggunakan IFRS. Perusahaan juga dapat memperoleh manfaat dengan
menggunakan IFRS jika mereka ingin mengumpulkan modal di luar negeri.

IFRS (International Financial Reporting Standards)

Standar-standar IFRS

Standar IFRS mencakup berbagai kegiatan akuntansi. Ada aspek-aspek tertentu


dari praktik bisnis yang merupakan aturan wajib IFRS yaitu:

 Pernyataan Posisi Keuangan: Ini juga dikenal sebagai neraca. IFRS mempengaruhi cara
di mana komponen neraca dilaporkan.
 Pernyataan Penghasilan Komprehensif: Ini dapat berbentuk satu pernyataan, atau dapat
dipisahkan menjadi laporan laba rugi dan laporan penghasilan lain, termasuk properti
dan peralatan.
 Pernyataan Perubahan Ekuitas: Juga dikenal sebagai laporan laba yang ditahan, ini
mendokumentasikan perubahan laba atau laba perusahaan untuk periode keuangan
tertentu.
 Laporan Arus Kas: Laporan ini merangkum transaksi keuangan perusahaan pada
periode tertentu, memisahkan aliran kas ke dalam Operasi, Investasi, dan Pembiayaan.

Selain laporan dasar ini, perusahaan juga harus memberikan ringkasan kebijakan
akuntansinya. Laporan lengkap sering terlihat berdampingan dengan laporan sebelumnya,
untuk menunjukkan perubahan dalam untung dan rugi. Perusahaan induk harus membuat
laporan terpisah untuk masing-masing anak perusahaannya.

Tujuan IFRS (International Financial Reporting Standards)

Tujuan IFRS adalah membuat perbandingan internasional semudah mungkin. Tujuan itu
belum sepenuhnya tercapai karena, selain karena Amerika Serikat menggunakan GAAP, beberapa
negara menggunakan standar lain. Dan GAAP Amerika serikat berbeda dari GAAP Kanada.
Menyinkronkan standar akuntansi di seluruh dunia adalah proses yang berkelanjutan di komunitas
akuntansi internasional. secara umum tujuan IFRS adalah sebagai berikut:

1. IFRS didirikan untuk menciptakan bahasa akuntansi yang umum, sehingga bisnis dan akun
dapat dipahami dari perusahaan ke perusahaan dan negara ke negara.
2. Baik perusahaan dan investor mendapat manfaat dari IFRS karena orang lebih percaya diri
berinvestasi di perusahaan jika praktik bisnisnya transparan dan dapat diandalkan.

IFRS ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional yaitu International Financial
Reporting Standards (IASB), sebuah badan independen dari IFRS Foundation, yang menyediakan
pembaruan, wawasan, dan panduan tentang standar-standar tersebut.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat
standar akuntansi di indonesia telah melakukan langkah-langkah penyeragaman standar akuntansi
keuangan. Sejak tahun 1994 IAI telah melaksanakan program harmonisasi dan adaptasi standar
akuntansi internasional dalam rangka pengembangan standard akuntansinya (SAK [2009]).
Berdasarkan data perbandingan yang dilakukan oleh Osman Ramli Satrio dan Rekan terhadap
PSAK per 1 Januari 2007 dan standar akuntansi internasional (IFRS dan US GAAP) diperoleh
data bahwa dari 57 PSAK yang ada sebanyak 28 PSAK dikembangkan dari IFRS dan 20 PSAK
dikembangkan dari US. GAAP sementara 8 PSAK dikembangkan sendiri oleh IAI. Lebih lanjut 1
PSAK mengenai syariah dikembangkan dari standard akuntansi yang dibuat oleh Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan regulasi lokal yang relevan
(Deloitte, 2007).

IAI pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi
lokalnya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial
Reporting Standards (IFRSs) yang merupakan produk dari IASB. Rencana pengkonvergensian ini
direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012. Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum
menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International
Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini
mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada
beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan
Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan
menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-
item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula,
manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan
keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan
keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva,
hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski, 2005).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mencanangkan bahwa Standar akuntansi internasional


(IFRS) akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan atau full adoption
(sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Pada tahun 2012 tersebut diharapkan Indonesia sudah
mengadopsi keseluruhan IFRS, sedangkan khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010.
Baskerville (2010) dalam Utami, et al. (2012) mengungkapkan bahwa konvergensi dapat berarti
harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai
suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat
keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses
menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS. Lembaga profesi akuntansi
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada
1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus
meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah
digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.

Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan pada
gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara –
negara berkembang seperti Indonesia. Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di
Indonesia, yaitu:

1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa
PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara
bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai