Dokumen GCG Code Rev3-2013
Dokumen GCG Code Rev3-2013
PT SEMEN TONASA
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2 Pengertian & Penggunaan Istilah………………………………………….. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 2
1.4 Acuan Panduan ……………………………………………………………… 3
1.5 Ruang Lingkup Panduan……………………………………………………. 3
4.3 Direksi…………………………………………………………………………. 10
4.3.1 Kriteria Keanggotaan Direksi……………………………………….. 11
4.3.2 Fungsi Direksi………………………………………………………... 11
4.3.3 Rapat Direksi………………………………………………………….. 12
4.3.4 Kebijakan Menggunakan Saran Profesional ……………………… 13
4.3.5 Kinerja Direksi………………………………………………………... 13
1.2 Pengertian
Penerapan Praktik GCG berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
01/MBU/2011 diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh Organ
Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi) untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara Dewan Komisaris dengan Direksi serta pelaksanaan RUPS yang dilakukan sebagai alat
pertanggungjawaban masing-masing organ tersebut terhadap stakeholders lainnya.
Pelaksanaan GCG yang baik membutuhkan pengelolaan manajemen Perusahaan yang
mengatur hubungan antara Direksi dengan organ-organ yang ada di bawahnya termasuk
Karyawan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Penggunaan Istilah dan Pengertian
1) Perusahaan, adalah PT SEMEN TONASA untuk selanjutnya disingkat SEMEN TONASA
2) SEMEN TONASA, adalah keseluruhan organ Perusahaan meliputi Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi
3) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah Organ Perusahaan yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris sesuai dengan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
4) Dewan Komisaris, adalah keseluruhan anggota Dewan Komisaris yang berlaku sebagai
suatu kesatuan Dewan (Board)
5) Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang menunjuk pada
individu (bukan Board)
6) Direksi, adalah keseluruhan Direktur yang berlaku sebagai satu kesatuan Dewan (Board)
7) Direktur, adalah Anggota Direksi yang menunjuk pada individu (bukan Board)
8) Jajaran Perusahaan, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan SEMEN TONASA
9) Manajemen, adalah Direksi beserta pejabat satu level di bawah Direksi yang membantu
pengelolaan Perusahaan
10) Stakeholders, adalah setiap pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap operasional Perusahaan
11) Komite Audit, adalah Komite yang dibentuk Dewan Komisaris dalam rangka membantu
pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam mengkaji efektivitas sistem
pengendalian internal, efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal serta
mengkaji dan menyetujui semua informasi yang disiapkan untuk pihak lain.
12) Auditor Eksternal, adalah Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk untuk melakukan audit atas
Laporan Keuangan.
13) Pelanggan, adalah pengguna Produk SEMEN TONASA
14) Karyawan, adalah setiap orang yang bekerja di Perusahaan baik organik maupun non
organik sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama SEMEN TONASA
15) Produk, adalah segala bentuk barang yang telah diproses menjadi barang jadi maupun
barang setengah jadi yang dapat diperjualbelikan, dipakai dan dimanfaatkan.
16) Publik, adalah seluruh pihak di luar SEMEN TONASA
1.3 Tujuan
Implementasi GCG di SEMEN TONASA antara lain bertujuan untuk:
a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar SEMEN TONASA memiliki daya saing yang kuat,
sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk
mencapai visi dan misi SEMEN TONASA.
b. Mendorong dan mendukung pengelolaan sumberdaya dan pengelolaan risiko Perusahaan
secara professional, efisien, dan efektif, serta sejalan dengan prinsip-prinsip GCG.
c. Mendorong agar Manajemen dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial terhadap Stakeholders serta
kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan.
d. Memberikan keyakinan kepada Pemegang Saham, bahwa Perusahaan dikelola secara baik
dan benar dengan tujuan agar memberikan “return” yang wajar dan bernilai tinggi.
e. Meningkatkan kontribusi SEMEN TONASA dalam perekonomian nasional.
f. Menciptakan nilai tambah bagi semua pihak.
g. Menambah pencitraan Perusahaan (image) yang semakin baik.
1.4 Acuan Panduan GCG
Panduan GCG ini mengacu pada:
d. Anggaran Dasar PT Semen Tonasa yang terakhir kali diubah dengan Akte Notaris Ny.
Djumini Setyoadi, SH, MKn. Nomor 35 Tanggal 19 Juli 2011 yang telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum & HAM RI No. AHU-38323.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal
29 Juli 2011.
2.2. Misi:
1. Meningkatkan nilai Perusahaan sesuai keinginan stakeholders
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas dan harga
bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Menggunakan teknologi yang lebih efisien, aman dan ramah lingkungan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi Karyawan untuk
bekerja secara professional.
2.3. Filosofi
Setiap orang di dalam Perusahaan senantiasa memiliki keyakinan dan pemikiran untuk
dapat menciptakan peningkatan kinerja Perusahaan dengan motto :
Uraian Dewan Komisaris dalam Panduan GCG (GCG Code) ini bersifat global dan dimaksudkan
untuk memberi gambaran Dewan Komisaris secara umum yang sejalan dengan perspektif GCG.
Namun demikian, pelaksanaan tugas Dewan Komisaris secara rinci diuraikan lebih lanjut dalam
Pedoman Tata Kerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual). Board Manual bagi
Dewan Komisaris merupakan uraian tentang tugas dan kewajiban, hak dan wewenang Dewan
Komisaris, fungsi, persyaratan, keanggotaan, masa jabatan, etika jabatan, serta rapat Dewan
Komisaris yang sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
4.2.1. Kriteria Keanggotaan, Program Orientasi dan Peningkatan Kapabilitas bagi Dewan
Komisaris
Perusahaan menyadari bahwa Pemegang Saham memiliki kewenangan penuh untuk
mengangkat Dewan Komisaris. Agar Dewan Komisaris dapat menjalankan fungsinya dengan
baik, maka Perusahaan menetapkan kebijakan tentang kriteria Anggota Dewan Komisaris yang
sesuai kebutuhan. Kriteria tersebut meliputi kriteria yang bersifat umum maupun khusus, yang
diantaranya adalah memiliki pengalaman di bidang industri semen, pemahaman terhadap bisnis
dan kemampuan mempertimbangkan suatu masalah secara memadai.
4.3. Direksi
Direksi dengan itikad baik dan demi kepentingan Perusahaan dan Pemegang Saham akan
mengelola bisnis Perusahaan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh
Stakeholders Perusahaan.
Direksi akan bertindak secara cermat, berhati-hati dan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek penting yang relevan dalam pelaksanaan tugasnya. Direksi akan menggunakan
wewenang yang dimiliki untuk kepentingan perusahaan semata-mata.
Direktur akan menghindari kondisi di mana tugas dan kepentingan Perusahaan berbenturan atau
mempunyai potensi benturan dengan kepentingan pribadi. Apabila hal demikian terjadi atau
mungkin terjadi, maka Direktur yang bersangkutan akan mengungkapkan benturan atau potensi
benturan kepentingan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi, dan selanjutnya Dewan
Komisaris yang akan menentukan langkah berikutnya untuk ditindaklanjuti.
Direksi akan menghindari kondisi di mana kepentingan Perusahaan akan berbenturan dengan
kepentingan Anak Perusahaan dan atau afiliasi Perusahaan. Jika benturan kepentingan ini
terjadi, maka Direksi akan membuat keputusan yang terbaik bagi Perusahaan, dengan
memperhatikan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku.
Direksi akan secara tepat waktu dan teratur melaporkan kepada Pemegang Saham secara
lengkap dan jujur semua fakta material berkenaan dengan urusan Perusahaan, maka
pengungkapan informasi yang material kepada publik harus memperhatikan ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Uraian Direksi dalam Panduan GCG (GCG Code) ini bersifat global dan dimaksudkan untuk
memberi gambaran Direksi secara umum dalam perspektif GCG. Namun demikian, pelaksanaan
tugas Direksi secara rinci diuraikan lebih lanjut dalam Pedoman Tata Kerja bagi Dewan
Komisaris dan Direksi (Board Manual). Board Manual bagi Direksi merupakan uraian tentang
tugas dan kewajiban, hak dan wewenang Direksi, fungsi, persyaratan, keanggotaan, masa
jabatan, etika jabatan, serta rapat Direksi yang sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku serta prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
8 Peraturan Menteri BUMN Nomor 01/MBU/2011 tentang Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, Pasal 26
e. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik yang sama dibatasi untuk maksimum 5 (lima) tahun
buku berturut-turut, sedangkan untuk Auditor Eksternalnya sendiri paling lama 3 (tiga) tahun
berturut-turut.9 Auditor dimaksud adalah pelaksana audit.
9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik, Pasal 6 a yat 4.
Direksi memastikan segala aspek lingkungan dan potensi bahaya yang muncul akibat dari
aktivitas di setiap fungsi organisasi diidentifikasi. Hasil identifikasi akan dievaluasi guna
menetapkan dampak lingkungan maupun tingkat risiko bahaya yang diakibatkannya. Penetapan
perencanaan sistem manajemen lingkungan berupa sasaran, rencana pencapaian sasaran
maupun program-program lingkungan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Sehubungan dengan hal diatas, PT Semen Tonasa telah menetapkan Kebijakan Pengendalian
Gratifikasi dalam suatu Keputusan Direksi No: 53/Kpts/ HK.00.02/12.00/05-2013 dalam rangka
mewujudkan pengelolaan bisnis Perusahaan yang amanah, transparan dan akuntabel.
Sehubungan dengan hal diatas, maka PT Semen Tonasa telah menetapkan Kebijakan Whistle
Blowing System dalam suatu Keputusan direksi No: 54/Kpts/HK.00.02/12.00/05-2013 dalam
rangka mendukung pelaksanaan penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran.
Oleh karena itu, PT Semen Tonasa telah mentapkan Kewajiban Melaporkan Harta Kekayaan
Bagi Pejabat Negara dalam suatu Keputusan Direksi No: 48/Kpts/HK.00.02/12.00/04-2013 dalam
rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi
dipandang perlu untuk menetapkan dan menginstruksikan pejabat struktural di bawah Direksi
untuk mengisi LHKPN.
BAB VI
GCG merupakan suatu sistem yang menjamin pengelolaan yang baik dalam penentuan dan
pencapaian tujuan Perusahaan sehingga wajib diterapkan secara konsisten.
Dengan melaksanakan tata kelola Perusahaan Yang Baik, diharapkan semen Tonasa dapat
bersaing secara efisien dan sehat serta selalu dapat meraih dan mempertahankan posisi
terdepan dalam iklim persaingan yang semakin ketat.
Ditetapkan di : Tonasa
Pada Tanggal : 08 April 2013